30 October 2008

[puisi] Sayang, Mari Kita Buat Allah Kagum pada Cinta Kita

Sayang, kamu tahu bahwa aku mencintaimu
Aku pun tahu bahwa kamu mencintaiku
Tak perlu kusangsikan lagi
Cinta yang luar biasa
Karena berada dalam balutan cinta yang mulia
Cinta karena Allah semata

Sayang, dengan bekal cinta ini
Kuharap kita bisa meraih keridhoan dariNya
Aku ingin mengekalkan cinta kita
Berakhir di taman-taman yang berkilaukan permata

Sayang, mari kita buat Allah kagum pada cinta kita
Cinta yang berorientasi hanya kepada kebaikan semata
Cinta yang menyemangati, mengobarkan, dan menjaga nyala iman dalam dada
Cinta yang akan menjadi kebanggan kita berdua

Sayang, aku pernah membaca kisah berikut
Dengarkanlah, dan marilah kita coba menapaki jejak langkahnya
Mari kita buat Allah kagum pada cinta kita
Kekaguman cinta yang semoga bisa mengarah pada surga


Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seorang lelaki datang menemui Rasulullah saw. lalu berkata: Aku sangat menderita. Rasulullah saw. bertanya kepada salah seorang istri beliau, tetapi mendapat jawaban: Demi Zat yang mengutusmu membawa kebenaran, aku hanya mempunyai air. Rasulullah saw. bertanya kepada istri beliau yang lain tetapi mendapat jawaban yang sama. Dan semua istri beliau memberikan jawaban yang sama: Tidak, demi Zat yang mengutusmu membawa kebenaran! Aku tidak mempunyai apapun selain air.

Maka Rasulullah saw. mengumumkan: Siapakah yang mau menjamu orang ini, semoga Allah merahmatinya. Seorang sahabat dari Ansar berdiri dan berkata: Aku wahai Rasulullah! Lalu diajaknya orang itu ke rumah. Sahabat Ansar itu bertanya kepada istrinya: Apakah kamu mempunyai sesuatu? istrinya menjawab: Tidak, kecuali makanan anak-anakku. Sahabat itu berkata: Alihkanlah perhatian mereka dengan sesuatu. Nanti kalau tamu kita masuk, padamkanlah lampu dan perlihatkanlah seolah-olah kita sedang makan. Apabila ia hendak makan, maka hampirilah lampu dan matikanlah. Mereka pun duduk, sementara tamu mereka makan.

Pada keesokan harinya, ketika bertemu Nabi saw., beliau bersabda: Allah benar-benar kagum terhadap perbuatan kalian berdua kepada tamu kalian tadi malam. (Shahih Muslim No.3829)


---000---

Samarinda, 30 Oktober 2008
-ipin4u-

28 October 2008

[puisi] Sayang, Mari Kita Jaga agar Allah Tidak Cemburu pada Cinta Kita

Sayang.., tahukah kamu kalau Allah pencemburu..?
Tahukah kamu bahwa Allah mungkin saja mencemburui kita..?
Tahukah kamu mengapa Allah cemburu..?
Tahukah kamu apa yang membuat Allah cemburu..?


Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra., ia berkata:
Sa`ad bin Ubadah berkata: Seandainya aku mendapati seorang lelaki bersama istriku, maka aku akan menikam orang itu dengan pedang tanpa ampun. Sampailah ucapan Sa`ad tersebut ke telinga Rasulullah saw., lalu beliau bersabda: Apakah kalian kagum dengan kecemburuan Sa`ad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripadanya dan Allah lebih cemburu lagi daripadaku. Demi kecemburuan itulah, maka Allah mengharamkan segala kejahatan baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Tidak ada yang lebih cemburu daripada Allah, dan tidak ada seorang pun yang lebih menyukai pengampunan daripada Allah. Demi itulah Allah mengutus para rasul sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan tidak ada seorang pun yang lebih menyenangi pujian daripada Allah, dan demi itulah Allah menjanjikan surga. (Shahih Muslim No.2755)

Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang pun yang lebih menyukai pujian daripada Allah maka oleh karena itulah Dia memuji Zat-Nya sendiri. Dan tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah maka karena itu Allah mengharamkan perbuatan keji. (Shahih Muslim No.4955)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah itu cemburu dan orang yang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah, yaitu jika orang mukmin melakukan apa yang diharamkan. (Shahih Muslim No.4959)


Sayang..., sekarang kamu tahu bahwa Allah pencemburu
Sekarang kamu paham bahwa Allah mungkin saja cemburu kepada hamba-hambaNya
Sekarang kamu mengerti bagaimana kecemburuan Allah diungkapkan
Maka, maukah engkau menjaga Allah agar tidak mencemburui cinta kita..?

Sayang..., bantu aku mencintai kamu dengan benar
Cintai aku dengan kebaikan
Agar cinta kita ini berkekalan
Di alam dimana hanya ada dua pilihan


Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. At-Taghaabun: 14)

 

Samarinda, 28 Oktober 2008
-ipin4u-

Cinta yang dicemburui adalah cinta yang buruk, yaitu cinta yang menghilangkan kesucian, cinta yang menghambat dan meredam amal kebaikan, cinta yang menyesatkan, yang mengarah kepada kemaksiatan, yang melalaikan diri dari kewajiban, yang mengalihkan kekhusyuan di lumpur kesia-siaan, sebuah cinta yang pasti akan disesali dan berakhiran dengan keburukan yang berkekalan (di akhirat kelak)...

Semoga cinta kita tidak dicemburui Allah (amin) ^_^

26 October 2008

[cerpen + hikmah] Bayangan Pelangi

“Mas, antarkan aku menuju kaki pelangi itu dong”, istriku merengek pelan, kami sedang duduk di beranda rumah menikmati teh hangat, ketika langit senja yang berwarna merah memunculkan goresan garis warna-warni. Perut istriku buncit, Ia sedang hamil empat bulan, mungkin ini salah satu ngidamnya.

 

“Hummm, pelanginya jauh dek”, aku berkilah, mencari alasan. Sore ini lebih nyaman jika dihabiskan dengan bersantai. Malas.

 

“Sepertinya ia tidak terlihat terlalu jauh”, desaknya. Wanita dengan lesung pipit kecil itu meletakkan cangkir tehnya, dia menyilangkan kakinya. Gelagat ngambek nih.

 

Ia merengutkan bibir merah tanpa lipstiknya.

 

“Huff, iya, hayuh kita berangkat”, ujarku lemah.

 

“Asyik”, ia melonjak gembira.

 

Kami menyusuri jalanan kota Samarinda, kota kecil tempat kami tinggal, dengan mempergunakan motor bebek bersahaja yang biasa mengantarkanku ke tempat kerja. Penumpangku tampak sangat antusias, ia terlihat senang, angin senja menerpa muka yang tidak tertutupi helm, sejuk, ia menggoyangkan pula rok panjang istriku. Berkibaran.

 

“Di balik bukit itu mas”, soraknya, sambil menunjuk ke bukit merah.

 

Aku membelokkan motorku. Bukit di ujung kota yang memiliki air terjun. Salah satu tempat pariwisata kota kami.

 

Pelangi masih bertahan, ia belum hilang. Gemericik air deras, suaranya terdengar tak beraturan, merdu dalam keharomian alam.

 

“Ternyata pelangi yang indah ini hanya sekedar bias cahaya rintik air ya mas?”

 

“Ia terlihat lebih indah jika dipandang dari jauh ya?”, aku menyahut.

 

Ia mengangguk.

 

“Kamu kan suka pelangi juga mas?”

 

“Iya, tapi setelah menikah dengan dirimu, aku tidak membutuhkan pelangi lagi”

 

“Hah. Maksudnya?”, ekspresi terkejut nampak jelas di raut wajahnya, ia memalingkah wajahnya kepada diriku, menanti lanjutan perkataanku.

 

Kau yang terindah. Aku tak perlu pelangi kala kau disini* ”, aku tersenyum pada wajahnya yang perlahan merona merah.

 

 

*potongan dialog yang diambil dari cerpen Kivu Bukavu, Helvy Tiana Rosa

 

 

--- end of fiction story ---

 

 

 

Pelangi memang terlihat indah, ada pesona pada susunan warna-warninya yang menakjubkan. Tapi sadarkah kita, bahwa ternyata ia tercipta hanya dari pantulan cahaya yang merobos rintik-rintik air…?

 

Dalam hidup ini, kita pun sering kagum pada keindahan-keindahan yang seharusnya tidak perlu terlalu kita kagumi. Harta, tahta, jabatan, dan perwujudan materi lain-lainnya, pesona-pesona yang sangat rapuh dan tidak berkekalan.

 

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali-'Imraan: 14)

 

Bahkan tak jarang, kita sering kagum kepada orang-orang yang terlihat hidup dalam kegemerlapan dunia. Punya rumah megah, mobil mewah, gaya hidup yang jet-set, pakaian-pakaian yang menawan, dll

 

Semua harta dunia itu memang tidak diharamkan dalam Islam,

 

Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (QS. Al-A'raaf: 32)

 

Namun, kita mesti dapat menjaga diri dari terseret terlalu jauh dalam ketertarikan yang kuat/berlebihan terhadap segala kemewahan dunia yang tidak dibenarkan, semisal kemewahan yang didapat pengusaha-pengusaha yang menjalankan bisnisnya di bidang-bidang usaha yang haram, para selebritis, para pejabat negara yang jelas-jelas mengkorupsi uang rakyat, ataupun kemewahan yang dinikmati oleh para musuh Allah.

 

Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu. (QS. Al-Mu'min: 4)

 

Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. (QS. Ali-'Imraan: 196-197)

 

Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar". (QS. Al-Qashash: 79-80)

 

Kehidupan dunia menjadi bagian dari salah satu kebahagiaan yang kita cari, proporsional dengan kebahagiaan yang utama yang kita kejar, keridhoanNya.

 

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash: 77)

 

Semoga kita selamat dari jebakan dunia, meraih kemenangan dunia, dan dikaruniai kebahagiaan di akhirat kelak… (amin)

 

 

---

 

Samarinda, 26 Oktober 2008

Syamsul Arifin

“hayya allas sholaah, hayya allal falaah..”

25 October 2008

Pemperindah MP Anda dengan Pengaturan Tags Content

Tags, selain digunakan sebagai penanda jenis postingan di blogs Multiply (MP) anda, juga dapat digunakan untuk mengatur pengelompokan postingan-postingan anda, ditampilkan di halaman depannya dalam bentuk kolom agar tampilan blogs menjadi rapi dan cantik ^_^

 

Jika anda ingin mengelompokkan tulisan-tulisan Islami, trus membuat kolom tulisan-tulisan curhat, kolom tentang tulisan-tulisan computer, dll, maka tips berikut mungkin akan sangat berguna dan bermanfaat.

 

Contoh penggunaan tags untuk memperlihatkan pengelompokan jenis postingan bisa dilihat di alamat MP saya (http://genkeis.multiply.com).

 

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

 

  1. Pastikan anda telah memiliki jenis tags yang spesifik untuk tiap postingan blogs. Misalkan, MP saya memiliki tags ‘safety’, ‘lesson’, ‘copas’, ‘personal’, ‘fiksi’, ‘puisi’, dan ‘others’

Catatan: Anda harus telah memiliki postingan dengan tags-tags tertentu agar saat menentukan langkah 4.c sudah ada pilihan tags-nya di bagian bawahnya.

  1. Di halaman muka MP anda, pilih “Customize My Site”
  2. Di bagian paling atas, pilih “Add Tagged Content Box”, nanti akan muncul kotak untuk membuat kolom anda.
  3. Tentukan:
    1. judul kolom yang anda inginkan (Title), muncul di header kolom
    2. bentuk yang akan diperlihatkannya (saya memilih 5 recent),
    3. lalu pilih tags yang ingin anda munculkan di kolom tersebut.
  4. Klik “save”
  5. Tentukan letak penempatan kolom tersebut
  6. Di bagian paling atas, klik tombol “done”

Selesai deh, nanti, setiap tags yang anda buat untuk postingan telah ditentukan tersebut, akan muncul di kolom yang telah anda buat.

 

Selamat mencoba ya ^_^

[flash fiction] Ruang Kosong dalam Hati

Hai sayang,
Tahukan kamu, bahwa engkau telah memenuhi seluruh ingatanku dengan sosok dirimu? Tahukah kamu bahwa engkau tidak menyisakan sedikitpun ruangan bagi yang lainnya di kepalaku? Isinya penuh dengan bayang dirimu.

Hai sayang,
Tahukah kamu, bahwa hanya kamu sosok yang ada di dalam hatiku? Tidak tersisa tempat di sana bagi orang lain selain dirimu. Cintamu dan cintamu telah berpadu di dalamnya, penuh.

Hai sayang,
Tahukah kamu, aku baru sadar, bahwa dirimu merupakan kehidupanku, kebahagiaanmu merupakan tujuan utamaku, obsesiku, dan kebahagiaanku juga. Sebagaimana kamu telah bersikap serupa untukku juga.

Kita telah melalui perjalanan kehidupan ini berdua, kita telah saling berbagi air mata sedih dan bahagia bersama, melewati suka dan duka bersama. Aku tidak pernah menafikan bahwa kita pun telah sama-sama pernah menggores kenangan yang hitam, keras kepalaku, otoritermu, tingginya nada bicaraku, diam dan acuhnya dirimu. Tapi semua itu malah membuktikan cintamu padaku, cintaku untukmu.

Sayang.., kini, ada lubang besar dalam kehidupanku, ada ruang hampa di hatiku, ada kekosongan dalam ingatanku.

Kini, perpisahan tidak akan pernah bisa berakhir dalam perjumpaan yang bisa menghapuskan kerinduan, setidaknya tidak di dunia ini.

Aku berjanji kepadamu, aku akan terus bertahan dengan kesabaranku, dan mengharap perjumpaan yang indah di akhirat nanti.

Sayang.., hari ini aku mendatangi kuburanmu, lagi, entah untuk yang keberapa kali, aku telah membersihkan batu nisanmu, mencabuti rumput liar yang mengganggu tempat peristirahatan terakhirmu. Hari ini, sebagaimana hari-hari biasanya, aku melantunkan doa untuk kebaikanmu, kebaikanku, dan kebaikan kita... tanpa pernah jemu...

 


Samarinda, 25102008
-ipin4u-
"cinta bisa memaksa kesabaran tuk terus bertahan..."

Peringatan: puisi ini hanya fiksi belaka ^_^

24 October 2008

Menahan Amarah

Manusia merupakan mahluk yang kompleks, unik, lengkap dan sempurna penciptaannya.

 

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS. At-Tiin: 4)

 

Perasaan di dalam diri seorang manusia merupakan salah satu hal yang istimewa. Di dalam hatinya bisa terangkum berbagai rasa dengan preferensi sikap yang bisa berbeda-beda. Sedih, bahagia, senang, benci, cinta, gembira, dan lain sebagainya.

 

Ada sebuah rasa yang cukup unik, karena dengannya dia bisa menjadi daya kekuatan yang luar biasa, namun disisi lain, ia juga bisa menjadi penyebab kerugian yang tidak juga sedikit. Amarah.

 

Coba kita tengok kepada diri kita sendiri, sudah seberapa seringkah kita marah? Kapan saja kita marah? Karena apa saja kita marah? Kepada siapa saja kita marah? Dan, sudah marahkan kita hari ini..? ^_^

 

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebelum kita marah.

 

 

Pertama, alasan kemarahan.

 

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seseorang berkata: Wahai Rasulullah, berilah aku nasehat. Beliau bersabda: "Jangan marah." Lalu orang itu mengulangi beberapa kali, dan beliau bersabda: "Jangan marah." (HR. Bukhari)

 

Ketika mengomentari hadits tersebut, Imam Nawawi di buku Riyadhus Shalihin berkata:

 

"Kita dilarang marah ini apabila berhubungan dengan sesuatu yang hanya mengenai hak diri kita sendiri atau hawa nafsu. Tetapi kalau berhubungan dengan hak-hak Allah, maka wajib kita pertahankan sekeras-kerasnya, misalnya agama Allah dihina orang, Al-Quran diinjak-injak atau dikencingi, alim ulama diolok-olok padahal tidak bersalah dan lain-lain sebagainya."

 

Jadi, kita perlu berhati-hati nih dalam meng-ekspresikan amarah. Apakah kita memang marah karena alasan yang tepat? Ataukah kita termasuk orang yang dapat dengan mudah marah karena alasan yang sepele, remeh, atau tidak masuk akal..? Mari kita coba merenungi.

 

 

Kedua, kepada siapa kita marah?

 

Terkadang, memang kita perlu untuk menjadi marah, marah karena alasan yang tepat, pada saat yang tepat, dengan kadar yang tepat, dan pada orang yang tepat.

 

Dalam dunia psikologi, ada yang disebut dengan "agresif pasif". Maksudnya kurang lebih adalah, jika kita tidak bisa marah kepada orang yang memang sepatutnya menerima kemarahan kita, lalu kita menyalurkannya kepada orang-orang yang berada dalam lingkup kekuasaan kita, seperti memarahi bawahan kerja, pembantu, anak, pasangan hidup, teman, saudara, maupun orang-orang terdekat kita, yang tidak mengerti apa-apa, dan tidak tahu apa-apa, juga pastinya tidak salah apa-apa, tapi akhirnya harus menerima dampak kemarahan.

 

Tentu hal itu menjadikan kita menjadi orang yang zalim, tidak adil, karena tidak menempatkan kemarahan pada tempatnya.

 

 

Ketiga, kemarahan yang positif dan konstruktif.

 

Sebagai seorang muslim, segala hal seharusnya menjadi hikmah, hal yang konstruktif/membangun, jika kesombongan saja diletakkan pada tempatnya menjadi suatu hal yang dapat dibenarkan, maka bukan tidak mungkin, jika marah bisa menjadi hal yang baik.

 

Marah dengan alasan yang benar dan dengan cara yang baik, tentu bisa membawa kebaikan, karena tujuan dari kemarahan adalah perbaikan, bukan hanya sekedar pelampiasan emosi/hawa nafsu belaka.

 

Caranya bagaimana supaya kemarahan kita tetap bisa menjadi suatu hal yang positif?

 

Ketika kita marah, jangan langsung bertindak, karena dikhawatirkan pilihan dari keputusan yang akan kita ambil nantinya akan disesali.

 

Bila seorang dari kamu sedang marah hendaklah diam. (HR. Ahmad)

Penjelasan: Bicara saat emosi (marah) dapat menyesatkan.

 

Abu Bakrah Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang menghukum antara dua orang dalam keadaan marah." (Muttafaq Alaihi)

 

Untuk itu pula, maka para fuqaha menetapkan bahwa talaq ketika sedang dalam kemarahan tidak diperkenankan.

 

Selesaikan permasalahan ketika hati telah dingin dan pikiran telah jernih.

 

 

Keempat, jika kita berada pada pihak yang dimarahi, ambil sisi positifnya.

 

Tidak ada orang yang seratus persen sempurna dalam penguasaan emosi. Perbedaan pendidikan, pergaulan, kebiasaan, kepribadian, latar belakang budaya, dan lain-lain, menentukan cara seseorang bersikap.

 

Jika kita menjadi "korban" kemarahan, sikapi dengan sebaik mungkin. Jika mampu bersikap asertif, mengutarakan pendapat dengan tanpa menekan pendapat lawan bicara; menjelaskan hal-hal yang rancu yang memicu kemarahan; atau membuat suasana menjadi cair dalam kemarahan, maka lakukanlah, tentunya dengan pertimbangan yang matang, ketika suasana mendukung atau dilakukan pada waktu yang tepat.

 

Namun bagaimanapun juga, ambil saja nilai-nilai yang positif yang bisa diambil dari kemarahan orang lain kepada kita, jadikan sebagai input/masukan yang berharga, dan jangan dimasukkan ke dalam hati hal-hal yang bisa jadi tidak mengenakkan di hati.

 

 

Kelima, jika kita berada dalam pihak yang memarahi, jangan ragu untuk minta maaf.

 

Ketika kita telah khilaf/terlanjur marah-marah pada posisi yang tidak tepat, janganlah ragu untuk meminta maaf jika kita telah tersadar bahwa kita telah berbuat salah dengan marah-marah.

 

Permohonan maaf tidak akan membuat diri kita hina, namun bisa jadi akan membuat kita lebih mulia, karena kita telah bisa berbesar hati mengakui kesalahan dan mencoba memperbaikinya.

 

Ada sebuah doa yang semoga bisa menjaga diri kita dari kemarahan yang berlebihan.

 

Hadis riwayat Sulaiman bin Shurad ra., ia berkata:

Dua orang pemuda saling mencaci di hadapan Rasulullah saw. lalu mulailah mata salah seorang dari mereka memerah dan urat lehernya membesar. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku tahu suatu kalimat yang apabila diucapkan, maka akan hilanglah kemarahan yang didapati yaitu "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk". Lelaki itu berkata: Apakah engkau menyangka aku orang gila? (Shahih Muslim No.4725)

 

Dari Ibu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu ketika ditimpa oleh kesempitan -yakni di waktu hati kesal dan ingin marah-marah, beliau s.a.w. mengucapkan:

"La ilaha illallahu 'azhimul halim; La i/aha Illallahu rabbul 'arsyil 'azhim; La ilaha illallahu rabbus samawati wa rabbul ardhi wa rabbul 'arsyil karim."

Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Agung lagi Penyantun. Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Menguasai 'arasy yang agung. Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Menguasai langit-langit dan Menguasai Bumi dan Menguasai 'arasy yang mulia. (Muttafaq 'alaih)

 

Dan marilah kita hayati keutamaan orang yang dapat mengendalikan amarahnya.

 

Dari dia Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang kuat itu bukanlah orang yang menang bergulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah." (Muttafaq Alaihi)

 

Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang hamba yang lebih afdhol di sisi Allah daripada menelan (menahan) amarah yang ditelannya karena keridhoan Allah Ta'ala. (HR. Ahmad)

 

Maukah kamu menjadi orang yang kuat dan mendapat ridho-Nya..? Semoga iya (amin) :)

 

 

 

---000---

 

Samarinda, 25 Oktober 2008

Syamsul Arifin

“Jadilah dewasa, dan lebih baik dari hari ke hari…”

23 October 2008

Anugerah Lupa

“Lupa adalah salah satu identitas terpenting kemanusiaan kita. Kita manusia maka kita lupa. Kita lupa maka kita manusia.”

 

Membaca Majalah Tarbawi edisi 189 yang bertajuk “Kadang, Selesaikan Masalah dengan Melupakannya”, menjadi penyejuk bagi diri saya, karena memang benar bahwa lupa bisa menjadi salah satu solusi dari masalah-masalah yang kita hadapi, jawaban dari persoalan yang berkutat di pikiran, pilihan terbaik kalau ingin terbebas dari himpitan tekanan yang kita alami.

 

Di halaman dua belas, Sulthan Hadi menuliskan salah satu cara untuk menghilangan masalah dengan melupakan, “melupakan dengan memaafkan kesalahan”, begitu beliau menulisnya.

 

Teringat mengenai sebuah kisah dalam penggalan kehidupan Rasulullah SAW, ketika suatu hari beliau menyebutkan mengenai salah seorang penghuni surga, yang kemudian seorang sahabat sampai bermalam di rumahnya untuk mengetahui kunci kesuksesan orang tersebut, sampai-sampai Rasulullah SAW menunjuk dia sebagai salah seorang penghuni surga. Jawabannya terdengar sangat sederhana, ternyata orang tersebut selalu memaafkan kesalahan saudara-saudaranya sebelum ia terlelap tidur. Menghapus memori luka akibat sikap, perilaku dan perbuatan saudara-saudaranya yang tidak berkenan di hatinya, dengan melupakannya.

 

Lupa memang bisa menghantar kebaikan yang besar jika ditempatkan sebagaimana seharusnya. Jika dikombinasikan dengan “ingat”, tentu hal itu bisa menjadi sebuah hal yang luar biasa.

 

Ada beberapa hal yang perlu kita lupakan, dan ada beberapa hal yang lebih baik jika kita ingat, tentunya itu semua dalam kerangka yang konstruktif.

 

Lupa pada dua hal bisa membawa kebaikan: melupakan kebaikan diri kita kepada orang lain, dan melupakan kesalahan orang lain pada diri kita. Lupa jenis ini merupakan tipe lupa konstruktif atau anugerah sebagaimana ditulis oleh Ahmad Zairofi AM di halaman delapan, hikmahnya adalah menjaga diri dari riya’, sombong, dan berbangga diri berlebihan. Sedang di halaman tiga belas, ditulis bahwa memberi maaf bisa menjadi obat, karena menghilangkan permusuhan dan dendam.

 

Ingat pada dua hal bisa juga membawa kebaikan: ingat pada kesalahan diri kita kepada orang lain, dan mengingat kebaikan orang lain pada diri kita. Mengingat-ingat kesalahan seharusnya bisa membuat kita lebih bersemangat dalam berbuat kebaikan.

 

Di kumpulan hadits Arba’ain Imam Nawawi, Rasulullah SAW bersabda,

 

“Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “ (HR Tirmidzi)

 

Dengan mengingat kesalahan kita kepada orang lain, seharusnya setelah kita meminta maaf, kita iringi perlakuan itu dengan berbuat baik kepada dirinya, untuk menghapus kesalahan yang ada, sebagai kafarat atas dosa.

 

Allah SWT berfirman,

 

“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An-Nisaa': 86)

 

Kebaikan yang orang lain lakukan kepada kita, haruslah bisa diingat, jangan sampai kita menjadi sebagaimana pepatah mengatakan “bagai kacang lupa kulitnya”. Jika memungkinkan bukan hanya dengan mengingat sebatas lisan/ucapan, tapi membalasnya dengan kebaikan yang lebih baik.

 

Yang cukup berkesan dari majalah Tarbawi edisi “Kadang, Selesaikan Masalah dengan Melupakannya” adalah adanya sebuah pengingat agar kita jangan sampai melupakan Allah dalam keseharian kita agar tidak dibalas dengan dilupakannya kita di akhirat nanti.

 

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka; dan Allah melaknati mereka; dan bagi mereka azab yang kekal (QS. At-Taubah: 67-68)

 

Dan dikatakan (kepada mereka): "Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong. Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat. (QS. Al-Jaatsiyah: 34-35)

 

Semoga kita tidak menjadi buta di akhirat nanti, karena ulah kita melupakan Allah SWT di dunia ini. Amin

 

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".  Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan". Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. (QS. Thaahaa: 124-127)

 

 

---

 

Samarinda, 23 Oktober 2008

Syamsul Arifin

“Ya Rabbi, buatlah hamba selalu ingat kepadaMu” (amin)

22 October 2008

[puisi] Cinta yang Bertanggungjawab

Ketika aku mencintai kamu, maka aku akan mempertanggungjawabkan rasa cintaku kepadamu. Aku akan menjadi matahari yang bersinar terang dan hangat untuk kamu; aku akan menjadi udara segar yang kan kau hirup dengan sejuk; aku akan menjadi malam yang tenang, nyaman, sehingga engkau bisa terlelap bersandar kepadaku.

Ketika aku mencintai kamu, maka aku akan mempertanggungjawabkan rasa cintaku kepadamu. Aku akan melindungi kamu dari ancaman mara-bahaya; mencukupi segala kebutuhan yang kau perlu; menjaga nyala bahagia tetap membara dalam dadamu.

Ketika aku mencintai kamu, maka yakinlah, aku akan mempertanggungjawabkan rasa cintaku kepadamu.


22102008
-ipin4u-

 

Sumber inspirasi:

1. Sedikit mengutip dari: http://www.syariahonline.com/new_index.php/id/5/cn/6768
*dengan sedikit modifikasi*

Cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya.

Cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.

Bahkan lebih "keren"nya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang laki-laki yang bertanggung-jawab akan berikrar dan melakukan ikatan untuk menjadikan wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping hidupnya, mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dan menjadi "pelindung" dan "pengayomnya". Bahkan "mengambil alih" kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas bahunya.

2. Buku Serial Cinta, bab "Indahnya Memberi", Anis Matta, sedikit kutipan:

Cinta itu indah. Karena ia bekerja dalam ruang kehidupan yang luas. Dan inti pekerjaannya adalah memberi. Memberi apa saja yang diperlukan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya.

Para pecinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidup mereka: memberi. Terus menerus memberi. Dan selamanya begitu. Menerima? Mungkin, atau bisa juga jadi pasti! Tapi itu efek. Hanya efek. Efek dari apa yang mereka berikan. Seperti cermin kebajikan yang memantulkan kebajikan yang sama. sebab, adalah hakikat di alam kebajikan bahwa setiap satu kebajikan yang kita lakukan selalu mengajak saudara-saudara kebajikan yang lain untuk dilakukan juga.

Itu juga yang membedakan para pecinta sejati dengan para pecinta palsu. Kalau kamu mencintai seseorang dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu.

3. Al-Quran

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6)

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS. Thaahaa: 132)

Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata: "Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan (kehilangan) keluarga mereka pada hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang lalim itu berada dalam azab yang kekal. (QS. Asy-Syura: 45)


Aku akan mempertanggungjawabkan cintaku, memintamu dengan cara yang benar (melamar), mengajakmu melalui jalan yang baik (pernikahan), dan bersama-sama kita menuju kebaikan (surga, buah dari saling mengingatkan atas kemaksiatan dan hasil dari saling mendukung dalam kebaikan)... amin ^_^

Cermin

Betapa senangnya kancil saat mendapati bayangan dirinya di sebuah genangan air nan jernih. Bayangan itu begitu utuh, persis seperti aslinya. Dan, kancil pun tersenyum sambil terus memandangi bayangan dirinya yang juga tersenyum.

"Ternyata, aku cakep!" ujarnya setelah memastikan kalau bayangan itu memang benar-benar diri kancil sendiri. Dan, kancil pun melompat-lompat kegirangan. Tiap kumpulan hewan yang ia lalui seolah tersenyum memandangi dirinya. Bisikan yang selalu ia yakini pun mengatakan, "Kancil cakep, Ya! Kancil cakep!"

Begitu seterusnya hingga hewan periang ini menemukan genangan air yang lain. Warna air itu agak kusam. Beberapa dahan pohon yang mulai membusuk dalam air seperti memberi warna hijau pekat. Dan bayang-bayang yang dipantulkan genangan itu pun akan menjadi kusam.

"Hei, kenapa wajahku seperti ini?" teriak kancil sesaat setelah memandangi bayangan wajahnya dari permukaan genangan air itu. Ia jadi kian penasaran. Terus ia pandangi genangan itu seolah mencari detil-detil kesalahan. Tapi, bayangan itu tak juga berubah. Ia terlihat kusam, kumuh. Bulu-bulu coklatnya yang bersih tak lagi tampak seperti apa adanya. "Ternyata aku salah! Aku tidak cakep!" keluh kancil sambil beranjak meninggalkan genangan air.

Berjalan agak lunglai, kancil membayangkan sesuatu yang tak nyaman. Sapaan manis hewan-hewan yang ia lalui, terasa agak lain. Tiap sapaan seperti sebuah hinaan: "Kancil jelek! Sok cakep!" Itulah kenapa kancil selalu menunduk ketika berpapasan dengan siapa pun yang ia jumpai. Mulai dari kuda, kerbau, rusa, zebra, dan kambing. Ia merasa begitu rendah dibanding yang lain. Keriangannya pun berganti kesedihan. Pelan tapi pasti, bayang-bayang itu pun menjadi sebuah pengakuan. "Aku memang sok cakep!"

***

Hidup dalam sebuah kebersamaan adalah sama dengan memandangi diri dalam seribu satu cermin sosial. Masing-masing cermin punya sudut pandang sendiri. Bayangan yang ditampilkannya pun sangat bergantung pada mutu cermin. Tentu akan beda antara bayangan cermin jernih dengan yang kusam. Terlebih jika cermin itu sudah retak.

Memahami keanekaragaman cermin ini akan membuat seseorang seperti berjalan pada bentangan tambang di sebuah ketinggian. Ia mesti merawat keseimbangan: antara percaya diri yang berlebihan dengan rendah diri yang kebablasan. Percaya diri yang berlebihan, membuat langkah menjadi tidak hati-hati. Dan rendah diri yang kebablasan, membuat langkah tak pernah memulai.

Andai keseimbangan percaya diri ini yang dipahami kancil, tentu ia tak terlalu bangga dengan bayangan yang terasa begitu membuai. Karena di cermin yang lain, bayangan dirinya menjadi buruk. Sangat buruk. Andai keseimbangan ini yang dipegang kancil, insya Allah, ia tak akan jatuh. (mnuh)


Sumber: http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/cermin.htm

19 October 2008

Berpikir dan Berjiwa Besar

Hari ini, minggu, 19 Oktober 2008, di GOR Segiri, Samarinda, ada acara tabligh akbar dan halal-bi halal yang diadakan oleh Partai Keadilan Sejahtera Kalimantan Timur. Beberapa sambutan-sambutan dilayangkan, dari ketua DPW ust Sarwono; dari perwakilan gubernur; dari ketua DPD, ust Hadi, yang juga merupakan calon wakil gubernur Kaltim; dari walikota Samarinda, pa Achmad Amins, yang juga merupakan calon gubernur kaltim; dan tabligh akbar oleh ust Anis Matta Lc.

Dari sekian panjang ceramah ustadz Anis, ada sebuah penggalan dialog yang cukup menarik untuk diperhatikan. Seperti yang pernah saya sering baca, salah satu buku yang sangat mempengaruhi beliau adalah buku “Berpikir dan Berjiwa Besar”nya Dale Carnagie. Dari ceramahnya, terlihat sekali bahwa memang beliau cukup visioner, memiliki pandangan yang jauh dan besar.

Karena tanggal 23 Oktober 2008 nanti akan ada pemilihan gubernur kaltim putaran kedua, ada sedikit pesan yang yang coba diberikan dan motivasi bagi kedua pasangan. Intinya sih mengenai meraih kemenangan, dan mengadakan perbaikan. Salah satu kalimat yang cukup menarik yaitu ketika beliau berkata (kurang lebih):

“Saya bermimpi, ketika suatu ketika nanti, jika kita mengadakan survei kepada para pemuda yang ada di negara Jerman, Belanda, Perancis, Turki, dll, ketika mereka ditanya, ‘selama hidup, kota manakah yang paling ingin anda kunjungi?’, maka jawaban mereka adalah Samarinda”

Wow, sebuah pemikiran yang sangat luar biasa besar. Jika selama ini kalau kita ditanya, kota mana yang ingin kita kunjungi, tentu jawabannya bisa ditebak, Paris, London, Makkah, maupun tempat-tempat eksotis lainnya. Ketika beliau memberikan kalimat seperti itu, Anis Matta memberikan motivasi super, mengenai perbaikan yang harus dicapai, mengenai perubahan-perubahan yang harus dibentuk, mengenai peningkatan-peningkatan pembangunan yang harus ada, agar jawaban dari survei tersebut menjadi sangat realistis.

Hmmm, tersentak juga sih. Jika selama ini kita selalu hidup dalam tempurung pemikiran, tidak memiliki visi yang besar, maka itu semua akan menjadikan diri kita menjadi kerdil. Tentu saja, sebuah visi besar harus ditunjang dengan misi-misi yang jelas, langkah-langkah yang terukur, agar ia tidak hanya menjadi bayang-bayang mimpi indah di siang bolong, dan itu semua membutuhkan usaha, kerja keras, dan ketekunan.

So, mari kita mencoba mendobrak teralis penjara pikiran kita sendiri, ciptakan visi yang besar, dengan jiwa yang besar, dan langkah-langkah kerja yang jelas, agar ia menjadi realistis. Tentunya semua itu dalam bingkai menuju keridhoan Allah SWT.


---000---

Samarinda, 19 Oktober 2008
Hayya ‘alal falah, hayya ‘alas shalah. Ya Rabbi, berilah kami kemenangan dunia dan kemenangan akhirat. Be great!”

17 October 2008

Kritik Orang

Efek dari kritikan tergantung kepada motif orang yang melontarkan kritik dan sikap orang yang menerimanya.

Ada bermacam-macam kritikan. Kritikan yang paling baik adalah kritikan dari teman dekat yang sudah saling terbuka dan telah menjadi teman curhat yang paling setia.

Kritikan dari teman seperti ini lebih baik dari pada dukungan-dukungan yang diberikannya.

Suatu kritikan bisa mengandung anjuran dan bisa juga mengandung larangan. Kritik dapat mengingatkan hati yang sedang lalai dan memacu semangatnya.

Ia bagikan obat bagi jiwa yang sedang sakit. terlebih jika kritikan itu disampaikan dengan kata-kata yang lembut, ungkapan-ungkapan yang komunikatif, dan tidak menimbulkan kesan menggurui, serta disampaikan pada waktu yang tepat.

Pengkritik yang baik tahu kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan kritik yang melarang dan kapan saat yang baik untuk melontarkan kritik yang menganjurkan atau memerintah, sesuai dengan pengamatannya kapan orang yang akan dikritiknya mau diajak bicara, kapan enggan diajak bicara, kapan mau menerima masukan, dan kapan sulit menerima saran.

Ada juga kritik yang pedas dan frontal, yaitu kritik yang dikemas dengan kata-kata yang jauh dari kesantunan, tidak menimbang rasa, dan tidak memperhitungkan waktu.

Aku mempunyai seorang kawan yang bernama Abu al-Siri 'Ammar ibn Ziyad. Dia adalah kawan yang paling banyak memberikan kritik atas tindakan-tindakan yang aku lakukan. Tetapi dia juga suka membelaku dengan menepis kritik-kritik yang dilontarkan orang lain. Karena begitu kuatnya pertemanan dan sedemikian eratnya persaudaraan kamu, aku sampai pada keyakinan bahwa ia akan selalu bersamaku, baik saat aku salah maupun ketika aku benar.


Dengan sedikit penyuntingan dari buku: Untaian Kalung Merpati, Thuq Al-Hamamah, Ibnu Hazm Al-Andalusi.


Sedikit tambahan dari saya: mungkin, maksud dari "selalu bersama dia saat salah maupun benar" (kalimat terakhir), disesuaikan dengan perkataan dari hadits berikut:

Hadis riwayat Jabir bin Abdullah رضي الله عنه, ia berkata: Dua orang pemuda, yang satu dari golongan Muhajirin dan yang lain dari kaum Ansar, saling berbaku-hantam. Seorang dari kaum Muhajirin berteriak: Wahai kaum Muhajirin! Dan seorang dari Ansar juga berteriak: Wahai orang-orang Ansar! Kemudian keluarlah Rasulullah صلی الله عليه وسلم dan berkata: Ada apa ini? Kenapa harus berteriak dengan seruan jahiliah? Mereka menjawab: Tidak ada apa-apa wahai Rasulullah! Kecuali ada dua pemuda yang berkelahi sehingga seorang dari keduanya memukul tengkuk yang lain. Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: Kalau demikian, tidak apa-apa! Tapi hendaklah seseorang itu menolong saudaranya yang lain baik yang zalim maupun yang dizalimi. Kalau ia berbuat kezaliman hendaklah dicegah karena begitulah cara memberikan pertolongan kepadanya dan apabila dizalimi maka hendaklah ia membelanya. (HR Bukhari-Muslim)

Untaian Kalung Merpati, Ibnu Hazm Al-Andalusi

mereka yang tak mengenal cinta mencelamu
sungguh, cintamu padanya adalah kewajaran
mereka bilang, cinta telah membuatmu hina
padahal kau orang yang paling hapal agama

kukatakan pada mereka, mengapa mencelanya
karena ia mencintai dan dicintai sang kekasih

jangan berlagak suci, menyebut cinta sebagai dosa
bahkan Muhammad pun tak akan mencela pecinta
dia tak pernah menghina umatnya yang jatuh cinta


-hal 100, buku Untaian Kalung Merpati, Thuq Al-Hamamah, Ibnu Hazm Al Andalusi-

hiks... terima kasih karena telah membelaku syeikh :D

ketika "dia" berada dalam barisan"nya"
aku menemukan"mu" berada di samping"ku",
membelaku...

15 October 2008

[flash fiction] The Taste of a Glory

“How does your victory taste?”, a local reporter ask a swimmer after he walk down from the podium, receive a gold medal at an annual swimming competition.

With a bright shining face, that mid age swimmer answers, “it feels delicious”, he laugh

“It do? Can you explain it why?”

“Well you see, we can feel sweetness after taste a bitter, we can see the light after recognizing a dark place, and we enjoy the smile after being tortured in sorrow. I’ve work hard for this competition, practice, train, push my self in rain nor dry. I had drowned in my salty sweat, and now, I can feel those sweat feels so sweet”, he laugh again, this time he laugh hard.

“So, you earn what you plant, right?”

“Yups, it can be said like that. We earn what we deserve. Enjoy the process, since it will be return to us, someday later”, he smiles in grateful.


---000---

Samarinda, October 15, 2008
-Syamsul Arifin-

14 October 2008

[puisi] I've Decided to Love You



Ketika aku memutuskan untuk mencintai kamu, maka aku telah memutuskan untuk mencintai semua yang ada pada dirimu. Tawamu, senyummu, bahagiamu, kelebihanmu, kesukaanmu, bahkan aku juga telah memutuskan untuk mencintai tangismu, air matamu, dukamu, kekuranganmu, dan kebencianmu.

Aku mencintai kamu seutuh, dengan seluruh jiwa yang kau punya, dengan seluruh rasa yang kau cipta, dengan seluruh nilai yang kau percaya.

Aku telah memutuskan untuk mencintai kamu, menanamkan keinginan untuk melewati hari-hariku bersamamu, menancapkan tekad untuk beranjak tua bersamamu, berjanji setia untuk melalui suka-duka berdua kamu.

Aku telah memutuskan untuk mencintai kamu, menggagas diriku untuk selalu memiliki cinta kepadamu, menggagas diriku untuk cinta hanya kepadamu, menggagas diriku untuk menumbuhkan dan mengembangkanmu.

Aku mencintaimu, dengan kesederhanaan cinta yang terlalu rumit untuk dijelaskan. Yang kutahu, aku telah siap mencintaimu.

Apakah engkau bersedia untuk menerima keputusan cintaku..?


141008
-ipin4u-

Persiapan Mudik ke Kampung Akhirat - Oase Iman | Eramuslim

http://www.eramuslim.com/oase-iman/persiapan-mudik-ke-kampung-akhirat-yuk.htm
Tulisan ke delapan saya di kolom Oase Iman situs Eramuslim


*cuma pengen naro link aja, biar ngga bingung kalo mau nyari2 lagi* :D

13 October 2008

Terapi Rasulullah dalam Penyembuhan Penyakit Al-Isyq (Cinta)

CINTA DAN JENIS-JENISNYA

Cinta memiliki berbagai macam jenis dan tingkatan, yang tertinggi dan paling mulia adalah mahabbatu fillah wa lillah (cinta karena Allah dan di dalam Agama Allah) yaitu cinta yang mengharuskan mencintai apa-apa yang dicintai Allah, yang dilakukan berlandaskan cinta kepada Allah dan RasulNya.

Cinta berikutnya adalah cinta yang terjalin karena adanya kesamaan dalam cara hidup, agama, mazhab, idiologi, hubungan kekeluargaaan, profesi dan kesamaan dalam hal-hal lainnya.

Diantara jenis cinta lainnya yakni cinta yang motifnya karena ingin mendapatkan sesuatu dari yang dicintainya, baik dalam bentuk kedudukan, harta, pengajaran dan bimbingan, ataupun kebutuhan biologis. Cinta yang didasari hal-hal seperti tadi yaitu al-mahabbah al-'ardiyah-- akan hilang bersama hilangnya apa-apa yang ingin didapatnya dari orang yang dicintai. Yakinlah bahwa orang yang mencintaimu karena sesuatu akan meninggalkanmu ketika dia telah mendapat apa yang diinginkannya darimu.

Adapun cinta lainnya adalah cinta yang berlandaskan adanya kesamaan dan kesesuaian antara yang mencintai dan yang dicinta. Mahabbah al-isyq termasuk cinta jenis ini tidak akan sirna kecuali jika ada sesuatu yang menghilangkannya. cinta jenis ini, yaitu berpadunya ruh dan jiwa, oleh karena itu tidak terdapat pengaruh yang begitu besar baik berupa rasa was-was, hati yang gundah gulana maupun kehancuran kecuali pada cinta jenis ini.

Timbul pertanyaan bahwa cinta ini merupakan bertemunya ikatan batin dan ruh, tetapi mengapa ada cinta yang bertepuk sebelah tangan? Bahkan kebanyakan cinta seperti ini hanya sepihak dari orang yang sedang kasamaran saja, jika cinta ini perpaduan jiwa dan ruh maka tentulah cinta itu akan terjadi antara kedua belah pihak bukan sepihak saja?

Jawabnya yaitu bahwa tidak terpenuhinya hasrat disebabkan kurangnya syarat tertentu, atau adanya penghalang sehingga tidak terealisasinya cinta antara keduanya. Hal ini disebabkan tiga faktor ; Pertama: bahwa cinta ini sebatas cinta karena adanya kepentingan, oleh karena itu tidak mesti keduanya saling mencintai, terkadang yang dicintai malah lari darinya. Kedua: adanya penghalang sehingga dia tidak dapat mencintai orang yang dicintanya, baik karena adanya cela dalam akhlak, bentuk rupa, sikap dan faktor lainnya. Ketiga: adanya penghalang dari pihak orang yang dicintai.

Jika penghalang ini dapat disingkirkan maka akan terjalin benang-benang cinta antara keduanya. Kalau bukan karena kesombongan, hasad, cinta kekuasaan dan permusuhan dari orang-orang kafir, niscaya para rasul-rasul akan menjadi orang yang paling mereka cintai lebih dari cinta mereka kepada diri, keluarga dan harta.

TERAPI PENYAKIT AL-ISYQ

Sebagai salah satu jenis penyakit, tentulah al-isyq dapat disembuhkan dengan terapi-terapi tertentu. Diantara terapi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jika terdapat peluang bagi orang yang sedang kasmaran tersebut untuk meraih cinta orang yang dikasihinya dengan ketentuan syariat dan suratan taqdirnya, maka inilah terapi yang paling utama. Sebagaimana terdapat dalam sahihain dari riwayat Ibn Mas'ud Radhiyallahu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Hai sekalian pemuda, barang siapa yang mampu untuk menikah maka hendaklah dia menikah , barang siap yang belum mampu maka hendaklah berpuasa karena puasa dapat menahan dirinya dari ketergelinciran (kepada perbuatan zina)".

Hadis ini memberikan dua solusi, solusi utama, dan solusi pengganti. Solusi petama adalah menikah, maka jika solusi ini dapat dilakukan maka tidak boleh mencari solusi lain. Ibnu Majah meriwaytkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Artinya : Aku tidak pernah melihat ada dua orang yang saling mengasihi selain melalui jalur pernikahan".

Inilah tujuan dan anjuran Allah untuk menikahi wanita, baik yang merdeka ataupun budak dalam firman-Nya:

"Artinya : Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah".[An-Nisa : 28]

Allah menyebutkan dalam ayat ini keringanan yang diberikannya terhadap hambaNya dan kelemahan manusia untuk menahan syahwatnya dengan membolehkan mereka menikahi para wanita yang baik-baik dua, tiga ataupun empat, sebagaimana Allah membolehkan bagi mereka mendatangi budak-budak wanita mereka. Sampai-sampai Allah membuka bagi mereka pintu untuk menikahi budak-budak wanita jika mereka butuh sebagai peredam syahwat, keringanan dan rahmati-Nya terhadap makluk yang lemah ini.

2. Jika terapi pertama tidak dapat dilakukan karena tertutupnya peluang menuju orang yang dikasihinya karena ketentuan syar'i dan takdir, penyakit ini bisa semakin ganas. Adapun terapinya harus dengan meyakinkan dirinya bahwa apa-apa yang diimpikannya mustahil terjadi, lebih baik baginya untuk segera melupakannya. Jiwa yang berputus asa untuk mendapatkan sesuatu, niscaya akan tenang dan tidak lagi mengingatnya. Jika ternyata belum terlupakan, akan berpengaruh terhadap jiwanya sehingga semangkin menyimpang jauh.

Dalam kondisi seperti ini wajib baginya untuk mencari terapi lain yaitu dengan mengajak akalnya berfikir bahwa menggantungkan hatinya kepada sesuatu yang mustahil dapat dijangkau adalah perbuatan gila, ibarat pungguk merindukan bulan. Bukankah orang-orang akan mengganggapnya termasuk ke dalam kumpulan orang-orang yang tidak waras?

Apabila kemungkinan untuk mendapatkan apa yang dicintainya tertutup karena larangan syariat, terapinya adalah dengan mengangap bahwa yang dicintainya itu bukan ditakdirkan menjadi miliknya. Jalan keselamatan adalah dengan menjauhkan dirinya dari yang dicintainya. Dia harus merasa bahwa pintu kearah yang diingininya tertutup, dan mustahil tercapai.

3. Jika ternyata jiwanya yang selalu menyuruhnya kepada kemungkaran masih tetap menuntut, hendaklah dia mau meninggalkannya karena dua hal, pertama karena takut (kepada Allah) yaitu dengan menumbuhkan perasaan bahwa ada hal yang lebih layak dicintai, lebih bermanfaat, lebih baik dan lebih kekal. Seseorang yang berakal jika menimbang-nimbang antara mencintai sesuatu yang cepat sirna dengan sesuatu yang lebih layak untuk dicintai, lebih bermanfaat, lebih kekal dan lebih nikmat, akan memilih yang lebih tinggi derajatnya. Jangan sampai engkau menggadaikan kenikmatan abadi yang tidak terlintas dalam pikiranmu dengan kenikmatan sesaat yang segera berbalik menjadi sumber penyakit. Ibarat orang yang sedang bermimpi indah, ataupun menghayal terbang melayang jauh, ketika tersadar ternyata hanyalah mimpi dan khayalan, akhirnya sirnalah segala keindahan semu, tinggal keletihan, hilang nafsu dan kebinasaan menunggu.

Kedua keyakinan bahwa berbagai resiko yang sangat menyakitkan akan ditemuinya jika dia gagal melupakan yang dikasihinya, dia akan mengalami dua hal yang menyakitkan sekaligus, yaitu: gagal dalam mendapatkan kekasih yang diinginkannya, dan bencana menyakitkan dan siksa yang pasti akan menimpanya. Jika yakin bakal mendapati dua hal menyakitkan ini niscaya akan mudah baginya meninggalkan perasaan ingin memiliki yang dicinta.Dia akan bepikir bahwa sabar menahan diri itu lebih baik. Akal, agama, harga diri dan kemanusiaannya akan memerintahkannya untuk bersabar sedikit demi mendapatkan kebahagiaan yang abadi. Sementara kebodohan, hawa nafsu, kezalimannya kan memerintahkannya untuk mengalah mendapatkan apa yang dikasihinya. orang yang terhindar adalah orang-orang yang dipelihara oleh Allah.

4. Jika hawa nafsunya masih tetap ngotot dan tidak terima dengan terapi tadi, maka hendaklah berfikir mengenai dampak negatif dan kerusakan yang akan ditimbulkannya segera, dan kemasalahatan yang akan gagal diraihnya. Sebab mengikuti hawa nafsunya akan menimbulkan kerusakan dunia dan menepis kebaikan yang datang, lebih parah lagi dengan memperturutkan hawa nafsu ini akan menghalanginya untuk mendapat petunjuk yang merupakan kunci keberhasilannya dan kemaslahatannya.

5. Jika terapi ini tidak mempan juga untuknya, hendaklah dia selalu mengingat sisi-sisi kejelekan kekasihnya, dan hal-hal yang membuatnya dampat menjauh darinya, jika dia mau mencari-cari kejelekan yang ada pada kekasihnya niscaya dia akan mendapatkannya lebih dominan dari keindahannya, hendaklah dia banyak bertanya kepada orang-orang yang berada disekeliling kekasihnya tentang berbagai kejelekannya yang tersembunyi baginya. Sebab sebagaiman kecantikan adalah faktor pendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya demikian pula kejelekan adalah pendorong kuat agar dia dapat membencinya dan menjauhinya. Hendaklah dia mempertimbangkan dua sisi ini dan memilih yang terbaik baginya. Jangan sampai terperdaya dengan kecantikan kulit dengan membandingkannya dengan orang yang terkena penyakit sopak dan kusta, tetapi hendaklah dia memalingkan pandangannnya kepada kejelelekan sikap dan prilakunya, hendaklah dia menutup matanya dari kecantikan fisik dan melihat kepada kejekan yang diceritakan mengenainya dan kejelekan hatinya.

6. Jika terapi ini masih saja tidak mempan baginya, maka terapi terakhir adalah mengadu dan memohon dengan jujur kepada Allah yang senantiasa menolong orang-orang yang ditimpa musibah jika memohon kepadaNya, hendaklah dia menyerahkan jiwa sepenuhnya dihadapan kebesaranNya, sambil memohon, merendahkan dan menghinakan diri. Jika dia dapat melaksankan terapi akhir ini, maka sesunguhnya dia telah membuka pintu taufik (pertolongan Allah). Hendaklah dia berbuat iffah (menjaga diri) dan menyembunyikan perasaannya, jangan sampai dia menjelek-jelekkan kekasihanya dan mempermalukannya dihadapan manusia, ataupun menyakitinya, sebab hal tersebut adalah kezaliman dan melampaui batas.

PENUTUP

Demikianlah kiat-kiat khusus untuk menyembuhkan penyakit ini. Namun ibarat kata pepatah: mencegah lebih baik daripada mengobati, maka sebelum terkena lebih baik menghindar. Bagaimana cara menghindarinya? tidak lain dengan tazkiyatun nafs.

Semoga pembahasan ini bermanfaat.

[Diterjemahkan oleh: Ustadz Ahmad Ridwan,Lc (Abu Fairuz Al-Medani), Dari kitab : Zadul Ma'ad Fi Hadyi Khairi Ibad, Juz 4, halaman 265-274, Penulis Ibnu Qayyim Al-Jauziah]
 
 

12 October 2008

Cinta Bersemi di Pelaminan

Oleh Anis Matta

Lupakan! Lupakan semua cinta jiwa yang tidak akan sampai di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisik. Semua cinta dari jenis yang ini yang tidak berujung dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa. Misalnya yang dialami Nashr bin Hajjaj di masa Umar bin Khatttab.

Ia pemuda paling ganteng yang ada di Madinah. Shalih dan kalem. Secara diam-diam gadis-gadis Madinah mengidolakannya. Sampai suatu saat Umar mendengar seorang perempuan menyebut namanya dalam bait-bait puisi yang dilantunkan di malam hari. Umar pun mencari Nashr. Begitu melihatnya, Umar terpana dan mengatakan, ketampanannya telah menjadi fitnah bagi gadis-gadis Madinah. Akhirnya Umar pun memutuskan untuk mengirimnya ke Basra.

Di sana ia bermukim pada keluarga yang hidup bahagia. Celakanya, Nashr justru cinta pada istri tuan rumah. Wanita itu membalas cintanya. Suatu saat mereka duduk bertiga bersama sang suami. Nashr menulis sesuatu dengan tangannya di atas tanah yang lalu dijawab oleh sang istr. Karena buta huruf, suami yangsudah curiga itu pun memanggil sahabatnya untuk membaca tulisan itu. Hasilnya: AKu cinta padamu! Nashr tentu saja malu karena ketahuan. Akhirnya ia meninggalkan keluarga itu dan hidup sendiri. Tapi cintanya tak hilang. Dia menderita karenanya. Suami perempuan itu pun kasihan dan menyuruh istrinya untuk mengobati Nashr. Betapa gembiranya Nashr ketika perempuan itu datang. Tapi cinta tak mungkin tersambung ke pelaminan. Mereka tidak melakukan dosa, memang. Tapi mereka menderita. Dan Nashr meninggal setelah itu.

Itu derita panjang dari sebuah cinta yang tumbuh di lahan yang salah. Tragis memang. Tapi ia tak kuasa menahan cintanya. Dan ia membayarnya dengan penderitaan hingga akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan menjadi penyakit. Sebab cinta yang ini justru menemukan kekuatannya dengan sentuhan fisik. Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa saling tersambung. Maka ketika sentuhan fisik jadi mustahil, cinta yang ini hanya akan berkembang jadi penyakit.

Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju pelaminan. Semua ditata sesederhana mungkin. Mulai dari proses perkenalan, pelamaran, hingga mahar dan pesta pernikahan. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari jenis yang ini untuk sampai ke pelaminan. Tapi mungkin halangannya bukan tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama dengan kasus Nashr. Kadang-kadang misalnya, karena cinta tertolak atau tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk dilanjutkan dalam sebuah hubungan jangka panjang yang kokoh.

Apapun situasinya, begitu peluang menuju pelaminan tertutup, semua cinta yang ini harus diakhiri. Hanya di sana cinta yang ini absah untuk tumbuh bersemi: di singgasana pelaminan.


Disalin oleh ipin4u dari buku Serial Cinta, Anis Matta, Tarbawi Press, hal 144-146

Pekerjaan Orang Kuat

Oleh: Anis Matta

Cinta adalah kata yang mewakili seperangkat kepribadian yang utuh: gagasan, emosi, dan tindakan. Gagasannya adalah tentang bagaimana membuat orang yang kita cintai tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya. Ia juga emosi yang peuh kehangatan dan gelora karena seluruh isinya adalah semata-mata keinginan baik. Tapi ia harus mengejawantah dalam tindakan nyata. Sebab gagasan dan emosi tidak merubah apa pun dalam kehidupan kita kecuali setelah ia menjelma jadi aksi.

Orang-orang seringkali hanya mengambil bagian tengah dari cinta: emosi. Dalam kehidupan mereka, cinta adalah gumpalan perasaan yang romantis dan penuh keindahan. Meraka bahkan mungkin bisa memutuskan untuk mempertahankan suatu penderitaan seringkali karena mereka menikmati romantikanya: hidup di gubug derita, makan sepiring berdua. Mereka melankolik. Karenanya kehidupan mereka tidak berkembang.

Cinta dalam pengertian yang luas inilah yang menjamin bahwa suatu hubungan dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Tidak ada hubungan yang dapat dipertahankan -dalam jangka panjang- jika kita tidak mempunya suatu gagasan tentang bagaimana membuatnya menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Kebosanan dalam hubungan suami istri, misalnya, sering terjadi karena keduanya sama-sama mangalami "penyusutan" kualitas kepribadian bersama perjalanan umur. Karena mereka sama-sama membosankan.

Jadi cinta adalah sebuah totalitas. Di sana gagasan, emosi dan tindakan bergabung jadi satu kesatuan yang utuh dan bekerja secara bersama-sama bagi kebahagiaan dan kebaikan orang-orang yang kita cintai. Orang-orang dengan kepribadian yang lemah dan lembek tidak dapat mencintai dengan kuat. Para pecinta sejati selalu datang dari orang-orang dengan kepriadian yang kuat dan tangguh.

Mencintai -dengan begitu- adalah pekerjaan yang membutuhkan kemampuan kepribadian. Maka para pecinta sejati selalu mengembangkan kepribadian mereka secara terus menerus. Sebab hanya dengan begitu mereka dapat mengembangkan kemampuan mereka mencintai. Cinta dan kepribadian adalah dua kata yang tumbuh bersama dan sejajar. Makin kuat kepribadian kita makin mampu kita mencintai dengan kuat. Mengandalkan perasaan saja dalam mencintai hanya akan melahirkan para pembual yang menguasai hanya satu keterampilan: menebar janji.

Mereka yang ingin menjadi pecinta sejati harus terlebih dahulu membenahi dan mengembangkan kepribadiannya. Menggagas bagaimana membuat orang yang kita cintai tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik, mempertahankan "keinginan baik" kepada orang yang kita cintai secara konstan, dan terus meneris melakukan pekerjaan-pekerjaan untuk membahagiakan mereka, hanya mempunyai satu makna: itu pekerjaan orang kuat. Cinta adalah pekerjaan orang kuat.


Disalin oleh ipin4u dari buku Serial Cinta, Anis Matta, Tarbawi Press, hal 50-52

Indahnya Memberi

Oleh: Anis Matta

Cinta itu indah. Karena ia bekerja dalam ruang kehidupan yang luas. Dan inti pekerjaannya adalah memberi. Memberi apa saja yang diperlukan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya.

Para pecinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidup mereka: memberi. Terus menerus memberi. Dan selamanya begitu. Menerima? Mungkin, atau bisa juga jadi pasti! Tapi itu efek. Hanya efek. Efek dari apa yang mereka berikan. Seperti cermin kebajikan yang memantulkan kebajikan yang sama. sebab, adalah hakikat di alam kebajikan bahwa setiap satu kebajikan yang kita lakukan selalu mengajak saudara-saudara kebajikan yang lain untuk dilakukan juga.

Itu juga yang membedakan para pecinta sejati dengan para pecinta palsu. Kalau kamu mencintai seseorang dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. Ia tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. ia besar dan berbuah dari sinar cahayamu.

Para pecinta sejati tidak suka berjanji. tapi begitu mereka memutuskan mencintai seseorang, mereka segera membuat rencana memberi. Setelah itu mereka bekerja dalam diam dan sunyi untuk mewujudkan rencana-rencana mereka. setiap satu rencana memberi terrealisasi, setiap itu satu bibit cinta muncul dan bersemi dalam hati orang yang dicintai. Janji menerbitkan harapan. Tapi pemberian melahirkan kepercayaan.

Bukan hanya itu. Rencana memberi yang terus terealisasi menciptakan ketergantungan. Seperti pohon tergantung dari siraman air dan cahaya matahari. Itu ketergantungan produktif. Ketergantungan yang menghidupkan. Di garis hakikat ini, cinta adalah cerita tentang seni menghidupkan hidup. Mereka menciptakan kehidupan bagi orang-orang hidup. Karena itu kehidupan yang mereka bangun seringkali tidak disadari oleh orang-orang yang menikmatinya. Tapi begitu sang pemberi pergi, mereka segera merasakan kehilangan yang menyayat hati. Tiba-tiba ada ruang besar yang kosong tak berpenghuni. Tiba-tiba ada kehidupan yang hilang tak berpenghuni. Tiba-tiba kehidupan yang hilang.

Barangkali suatu saat kamu tergoda untuk menguji dirimu sendiri. Apakah kamu seorang pecinta sejati atau pecinta palsu. Caranya sederhana. Simak dulu pesan Umar bin Khattab ini: hanya ada sat dari dua perasaan yang mungkin dirasakan oleh setiap orang pada saat pasangan hidupnya meninggal wafat: merasa bebas dari beban hidup atau merasa kehilangan tempat bergantung.

Sekarang bertanyalah pada pasangan hidup anda tanpa dia ketahui: jika aku mati sekarang, apakah kamu akan merasa bebas dari sebuah beban atau akan merasa kehilangan tempat bernaung? Kalau dia merasa kehilangan, maka di langit hatinya akan ada mendung pekat yang mungkin menurunkan hukan air mata yang amat deras. Jika tidak, mungkin senyumnya merekah sambil berharap bahwa kepergianmu akan memberinya kesempatan baru untuk membangun kehidupan yang lebih baik.


Disalin oleh ipin4u dari buku Serial Cinta, Anis Matta, Tarbawi Press, hal 54-57

11 October 2008

Alumni Ramadhan

Oleh: Syamsul Arifin

 

Hari ini, 11 oktober 2008 M atau 12 syawal 1429 H, kita masih berada dalam nuansa bulan syawal, masih belum lama aroma Ramadhan meninggalkan kita. Kata banyak orang, Ramadhan merupakan sekolah, tempat latihan, kawah candradimuka, untuk menghadapi sisa-sisa bulan lainnya, dengan semangat yang lebih fresh, dengan tekad yang lebih baik, dengan orientasi hidup yang lebih tertata rapi.

 

Kita telah melatih diri kita dengan shaum di bulan Ramadhan. Kalo kata syariahonline.com: Puasa dalam bahasa arab adalah shaum dan jama`nya adalah shiam. Secara ilmu bahasa, shaum itu berarti al-imsak yang berarti ‘menahan’. Sedang tambahan dari saya: kalau selama di bulan tersebut, kita aja mampu kok menahan diri dari beberapa hal yang diperbolehkan dalam agama kita, maka sudah sepatutnya di bulan-bulan lainnya, kita menjadi pribadi yang jauh lebih mampu menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak diperbolehkan.

 

Kita semua (khususnya para lelaki yang beriman), telah mengisi sebulan penuh hari-hari kita dengan menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual (bagi yang sudah menikah) dan hal-hal lain yang membatalkannya sejak subuh hingga terbenam matahari dengan niat ibadah. (Kalo bagi wanita yang beriman, sepertinya tidak bisa penuh sebulan, pasti ada bolongnya, khususnya bagi yang sudah baligh) :D

 

Hmmm, sepertinya kita sudah jadi alumni Ramadhan nih. Minimal dengan nilai yang memenuhi standar, yaitu penuh puasa selama sebulan. Bagi yang nilainya lebih, seperti ditambah dengan tarawih, tilawah, I’tikaf, dan juga bagi yang bahkan sampai umrah ke tanah suci, tentu memiliki penilaian tambahan tersendiri (Insya Allah).

 

Lalu kita lihat nih kondisi kita sekarang?

Apakah sudah ada perbaikan..?

 

Semoga sih iya, karena katanya sih, dampak ibadah atau kebaikan itu bisa terlihat dari keadaan orang setelah melakukannya. Di risalah puasa yang ditulis oleh Syeik Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim al Jarullah, dikatakan bahwa: sebagian orang bijak berkata: "pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya". Oleh karena itu, barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka, hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama, demikian pula sebaliknya.

 

Well, kalaupun belum, semoga sih ngga ada penurunan dari apa yang telah ada dahulu. Dikatakan bahwa seorang muslim itu hanya mengenal satu kata perubahan dalam dirinya, yaitu selalu menjadi lebih baik dari hari ke hari, dengan semangat motivasi “mereka yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, beruntung; mereka yang hari ini sama seperti hari kemarin, merugi; mereka yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, celaka”, maka perubahan yang ada dalam diri setiap kita haruslah menjadi perubahan diri yang positif berkesinambungan (continuous development).

 

Hayuh makanya, mumpung masih belum lama Ramadhan-nya, dan mumpung masih di bulan syawal, mari kita membuat bangga almamater yang telah meluluskan kita, sekolah Ramadhan, karena kita ini adalah para alumni atau veteran Ramadhan, bulan yang mulia, untuk orang-orang yang mulia, orang-orang yang beriman, agar menjadi insan yang bertakwa (amin).

 

Semangat ! ^_^

 

---000---

 

Samarinda, 11 Oktober 2008

Syamsul Arifin

Coret hari-hari kita dengan warna-warni kebaikan, Insya Allah :)