28 February 2009

Indikator dari Kinerja Kesehatan

Dulu, Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) lebih menfokuskan diri pada aspek keselamatan dengan hanya sedikit memperhatikan aspek kesehatan. Hari ini, komitmen yang sama harus juga diberikan pada aspek kesehatan agar dapat memberikan manfaat yang signifikan kepada pekerja dan juga perusahaan.

Dalam industri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebuah Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) mengikuti beberapa langkah berikut:

    * Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)
    * Penanganan dan Penilaian Resiko (Risk Assesment and Management)
    * Penilaian Kinerja (Performance Measurement)
    * Audit
    * Tindakan Perbaikan (Corrective Action), dan
    * Tinjauan (Review)

Agar sistem manajemen K3 dapat berhasil, maka diperlukan pengawasan dan pengukuran terhadap tujuan-tujuan yang telah direncanakan. Masukan inilah yang nantinya diharapkan bisa menjadi masukan bagi sebuah sistem manajemen yang memungkinkan terjadinya proses perbaikan berkelanjutan.

Secara konvensional, departemen kesehatan kerja sebuah perusahaan umumnya mengumpulkan dan melaporkan angka statistik berupa data perawatan kesehatan, pengujian darah, tes audiometri atau jumlah medical check-up. Meskipun data-data ini sangat bermanfaat bagi perencanaan perusahaan, namun hal-hal tersebut bukanlah indikator kinerja kesehatan.

Ada dua tipe indikator kinerja kesehatan di tempat kerja, metode proaktif dan metode reaktif.

Metode proaktif bisa berupa pemantauan paparan di tempat kerja atau juga penilaian faktor lain seperti gaya hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan seorang pekerja sebelum mereka menjadi sakit.

Penggunaan metode proaktif ini menjadi sangat penting karena ketiadaan penyakit dalam kurun waktu tertentu belum tentu dapat menjadi jaminan bahwa sebuah bahaya telah teridentifikasi dan resiko yang mungkin muncul akibat bahaya tersebut telah ditangani dengan baik, sehingga tidak akan muncul penyakit di kemudian hari.

Sebagai perumpamaan, paparan terhadap zat-zat karsinogenik (penyebab kanker) di tempat kerja hanya dapat terlihat pengaruhnya dalam kurun waktu yang lama (efek kronis). Karena itulah, menjadi suatu hal yang penting agar pemantauan awal dapat digunakan sebagai umpan balik terhadap kinerja sebelum penyakit itu muncul.

Beberapa contoh indikator proaktif pada pengukuran kinerja kesehatan:

1.    Analisa Resiko Kesehatan (Health Risk Assesment-HRA)

Analisa resiko kesehatan merupakan identifikasi secara sistematis bahaya-bahaya kesehatan di tempat kerja, penilaian besarnya resiko kesehatan, dan rekomendasi untuk menghilangkan atau menurunkan resiko kesehatan sampai pada nilai ambang yang diperbolehkan.

Hal yang diukur adalah jumlah analisa resiko kesehatan, sedang indikatornya tergantung dari persentase kelengkapan penilaian resiko kesehatan dari total populasi yang beresiko. Sumber data bisa didapatkan dari catatan kesehatan kerja dan hygiene perusahaan; audit

2.    Kepatuhan terhadap Nilai Ambang Batas (NAB)

Adalah jumlah keadaan yang bisa mengimplementasikan penggunaan NAB dan jumlah kondisi yang berada di bawah NAB tersebut. Indikatornya berupa persentase jumlah pengukuran yang mematuhi nilai NAB.

3.    Air yang dapat diminum (potable)

Jumlah sampel air yang memenuhi kualitas standar air minum. Hal ini bisa dilakukan dengan dilakukan pengambilan sampel berkala dan pengukuran pada saat perawatan instalasi penyedian air bersih.

4.    Kepatuhan terhadap peraturan imunisasi perusahaan

Adalah jumlah pekerja yang harus diimunisasi dikarenakan potensi penyakit yang mungkin mereka derita akibat jabatan/pekerjaan yang mereka lakukan, sebagaimana dipersyaratkan oleh peraturan perusahaan.

Indikator ini dihitung persentase pekerja yang diimunisasi dari jumlah para pekerja yang memang harus mendapatkan imunisasi sebagaimana tertera pada kebijakan perusahaan. Data bisa diambil dari catatan kesehatan pekerja.

5.    Jumlah pekerja yang mengikuti surveilens kesehatan

Surveilens kesehatan adalah salah satu cara yang dilakukan dengan mempergunakan metodelogi ilmiah dan pengujian, untuk melihat keadaan kesehatan yang sesungguhnya dari para pekerja, atau memiliki potensi terpapar akibat kondisi lingkungan kerja tertentu.

Indikator ini bisa menunjukkan persentase pekerja berisiko yang mengikuti surveilens kesehatan sebagaimana diwajibkan oleh peraturan perusahaan.

6.    Analisa dampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar

Analisa dampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar lingkungan kerja dilakukan untuk menilai besarnya potensi dampak akibat project/kegiatan perusahaan. Hal ini umumnya dilakukan sebagai bagian dari analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

Indikator yang dihitung adalah persentase analisa dampak kesehatan masyarakat pada project/operasi-operasi yang baru dijalankan.

7.    Pelatihan yang terkait dengan kesehatan

Adalah jumlah pekerja berisiko yang mengikuti pelatihan terkait tema kesehatan. Indikatornya adalah jumlah pekerja yang beresiko terkena sakit tertentu, dan mengikuti pelatihan terkait penyakit/kesehatan tersebut.
 

Metode reaktif lebih ditujukan kepada pemantauan akibat dari paparan suatu bahaya kesehatan, seperti kecelakaan, jumlah penyakit akibat kerja, dan temuan dari kurangnya perlindungan kesehatan.

Beberapa contoh indikator yang reaktif pada pengukuran kinerja kesehatan adalah:

1.    Frekuensi Penyakit Akibat Kerja

Jumlah kasus akibat Penyakit Akibat Kerja (PAK). Indikatornya bisa berupa tingkat frekuensi (frequency rate) PAK per satu juta jam paparan kerja.

2.    Kecelakaan akibat PAK atau yang diakibatkan oleh penyakit yang dapat dicegah

Jumlah pekerja yang terkena penyakit infeksi atau penyakit yang dapat dicegah, seperti malaria, keracunan makanan, penyakit lionaires, dll. Indikatornya adalah jumlah penyakit baru yang muncul.

3.    Jumlah kompensasi yang dikarenakan sakit

Jumlah klaim perusahaan yang diakibatkan oleh sakit. Indikatornya adalah persentase jumlah klain sakit dibandingkan dengan jumlah total klaim. Data bisa diambil dari perusahaan asuransi.

4.    Jumlah pekerja yang berhenti akibat PAK

Data ini diambil dari jumlah pekerja yang diberhentikan atau dipensiunkan dini, akibat menderita PAK.

5.    Jumlah evakuasi medis

Yaitu jumlah evakuasi medis yang telah dilakukan. Indikatornya adalah jumlah evakuasi medis yang dilakukan pada pekerja yang beresiko per satu juta jam paparan kerja.

6.    Absensi karena sakit

Absen karena sakit didefinisikan sebagai ketidakhadiran pekerja dikarenakan tidak mampu bekerja dikarenakan sakit. Indikatornya berupa jumlah absensi per persentase jumlah total hari kerja.

7.    Penggunaan fasilitas bantuan kantor karena alasan kesehatan

Beberapa perusahaan mempunyai fasilitas/program bantuan bagi para pekerjanya terkait alasan kesehatan.

8.    Hasil akhir dari surveilens kesehatan

Adalah jumlah pekerja yang mengikuti surveilens kesehatan, yang telah terbukti positif menderita penyakit akibat kerja yang tidak dapat disembuhkan (adverse health effect)
 

Penggunaan indikator bagi kinerja kesehatan merupakan salah satu persyaratan penting bagi suksesnya Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) suatu perusahaan.

Untuk dapat meningkatkan kinerja kesehatan dari sebuah SMK3, perusahaan perlu memilih dan mengukur indikator yang tepat; perusahaan juga harus bisa mempergunakan data internal maupun eksternal dari laporan-laporan K3 yang dapat digunakan untuk meningkatkan komitmen terhadap aspek kesehatan di dalam SMK3.

Sampai saat ini, tingkat frekuensi penyakit akibat kerja sering digunakan sebagai indikator utama kinerja kesehatan, padahal ini adalah indikator yang reaktif.

Di masa mendatang, penggunaan indikator proaktif perlu lebih ditingkatkan, karena indikator-indikator ini lebih bisa meningkatkan dan memperbaiki kinerja kesehatan.


---000---

Beberapa jenis penyakit akibat kerja:

1.    Penyakit pernafasan: asma, silikosis, asbestosis, alveliolitis
2.    Penyakit kulit: kontak dermatitis, alergi atau gatal-gatal
3.    Gangguan pada lengan bagian atas dan leher: yang terkait akibat gerakan berulang (repeated) atau trauma kumulatif
4.    Gangguan pada punggung dan lengan bagian bawah: yang terkait akibat gerakan berulang (repeated) atau trauma kumulatif
5.    Kanker dan penyakit akibat virus pada darah: mesothelioma, leukemia, kanker kandung kemih
6.    Keracunan: keracunan timah, merkuri, arsenik, cadmium, karbon monoksida, hydrogen sulfida
7.    Kerusakan pendengaran akibat kebisingan
8.    Penyakit infeksi dan dapat dicegah: malaria, keracunan makanan, hepatitis yang menular, penyakit legionaire
9.    Penyakit kejiwaan: depresi, stres akibat trauma
10. Penyakit lain-lain: gangguan akibat agen fisik (selain kebisingan dan bahan beracun), panas, hipotermia.



Referensi: Health Performance Indicators. OGP, International Association of Oil & Gas Producers. Report no. 678/290. June 1999

 
Penulis: Syamsul Arifin, SKM

Field SHE Officer, PT. Semberani Persada Oil (Semco), a subsidiary of PT. Energi Mega Persada (EMP)
Alumni Dept K3 FKM UI angkatan 2001
Email: syamsul.arifin@yahoo.com

27 February 2009

Setan Memperindah Keburukan

Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.

 

Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri. (HR. Ath-Thabrani dan Anas)

 

Di majalah Tarbawi edisi 195 edisi 22 Januari 2009, Orang-Orang yang mempermanis Keangkuhan, dijelaskan beberapa cara dan siasat manusia dalam memperindah keangkuhannya, ditampakkan seolah-olah berupa kebaikan dan madu yang terasa manis, padahal ia adalah keburukan dan racun yang pahit lagi mematikan. Namun beruntungnya, Ahmad Zairofi AM memberikan kita juga langkah-langkah penawarnya.

 

Setan Musuh yang Nyata

 

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208)

 

Terkadang, setan yang membuat keburukan-keburukan jadi tampak indah. Perzinahan jadi tampak nikmat; kekayaan dari hasil jalan kejahatan tampak wah dan bergengsi; kedurhakaan dan penentangan kepada syariat-syariatNya jadi tampak hebat; pelanggaran terhadap perintah-perintahnya jadi tampak biasa dan wajar. Naudzubillah.

 

Di dalam berbagai ayat, Al-Quran telah memberikan peringatan ini, agar kita berhati-hati terhadap setan yang menampakkan kebagusan dalam perilaku-perilaku kita yang buruk,

 

Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih. (QS. An-Nahl: 63)

 

Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)? (QS. Fathir: 8)

 

Ketika burung Hud-hud melapor kepada Nabi Sulaiman AS mengenai keadaan suatu bangsa yang menyembah matahari disamping Allah, diapun menjelaskan mengenai peringatan ini,

 

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk, (QS. An-Naml: 24)

 

Perkataan-perkataan yang indah tapi semu, janji-janji yang menipu, dan harapan-harapan yang palsu, menjadi bagian dari usaha tipu-muslihat setan agar keburukan menjadi terlihat indah di hadapan kita,

 

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.  (QS. Al-An'aam: 112)

 

Berlindung Kepada Allah

 

Dikisahkan dari sebagian ulama salaf, ketika ia bertanya kepada muridnya mengenai apa yang akan ia lakukan jika digoda setan. Sang murid menjawab bahwa ia akan melawannya, demikian terus jawabannya kalau setan datang lagi menganggunya. Sang ulama memberikan perumpamaan, kalau kamu melewati sekumpulan domba dan anjing penjaganya mengonggong, apa yang akan kamu lakukan? Sang murid menjawab bahwa ia akan berhenti dan coba mengusir anjing tersebut. Akhirnya sang ulama memberitahu jawabannya, bahwa yang perlu ia lakukan, suatu cara yang mudah, hanyalah minta tolong kepada penggembala domba itu, agar memberikan jalan kepadanya.

 

Demikian pula kita dalam menghadapi godaan setan, mintalah Allah kekuatan agar dapat melihat kebenaran/kebaikan dan minta diberi kekuatan untuk bisa mengikutinya; dan mintalah Allah kekuatan agar dapat melihat keburukan/kejelekan dan minta diberi kekuatan untuk dapat menghindari/menjauhinya.

 

Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Fushshilat: 36)

 

Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku." (QS. Al-Mu'minuun: 97-98)

 

Kami berlindung kepada Allah dari setan yang menampakkan kebaikan dalam keburukan amalan-amalan kami (amin).

 

 

 

---000---

 

Samarinda, 27 Februari 2009

Syamsul Arifin

[flash fiction] SMS Kosong

Seorang lelaki serius menekan-nekan tombol telpon selularnya, memanfaatkan layanan pesan singkat (Short Message Service).

 

Di kota lain, telpon selular milik seorang wanita berdering, bunyi nada yang menandakan ada pesan baru. Ketika dibuka dan dibaca, ternyata, isinya kosong, tanpa teks apapun. Pengirimnya, sang suami tercinta, begitu yang terbaca di layar.


Wanita yang membacanya bingung. Ini merupakan pesan kosong kesekian yang ia terima dari sang suami yang sedang tinggal dan bekerja di kota lain. Tuntutan ekonomi membuat pasangan suami-istri itu harus menjalani pernikahan jarak jauh, long distance relation.

 

Dibalasnya SMS-SMS kosong tersebut dengan singkat, “Kok SMSnya kosong, ngga ada isinya?”.

 

Dirinya penasaran, apakah ini karena telpon sang suami tidak terkunci hingga tak sengaja mengirimkan pesan-pesan kosong itu, ataukan ada hal lain.

 

Tak berapa lama berselang, ada SMS balasan diterimanya.

 

“SMS-SMS tersebut adalah gambaran hatiku saat jauh dari dirimu. Kosong. Aku rindu padamu dek”

 

Emosional, hati sang wanita teraduk-aduk, cinta, bahagia, kangen, benci (dengan keadaan ini)? Ingin rasanya memeluk sang suami yang terpisahkan berkilo-kilo meter jauhnya. Di sudut matanya, ada butiran kristal yang mengalir. Dipeluknya telpon celularnya.

 

“Kau pun pasti tahu, bahwa aku juga sangat rindu kepadamu…”, bisiknya pada angin lalu.

 

 

 

---000---

Kota

tepian, 27 Februari 2009

Syamsul Arifin

22 February 2009

Serial PKS: Apa tuh PKS ?


PKS didirikan oleh para aktivis yang merindukan keadilan dan kesejahteraan di bumi Indonesia dapat di nikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Perjuangan tersebut tidaklah mudah tanpa dukungan anda semua.
Mari kita dukung, untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik...

Partai Keadilan Sejahtera



PKS itu....

Partai Kebal Sogokan
Partai Keluarga Saya
Partai Kalem dan Santun
Partai Keberuntungan Saya
Pasti Koruptor Sebel
Penuh Kasih Sayang
Partai Kiyai lan Santri
Partai Keren Sekali
Peduli Kita Setiap saat
Partai Kita Semua
Palestina Kita Sayangi...

^_^

Apakah Teguran Keras (Musibah) Bisa Menyadarkanmu..?

Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa. (QS. Al-Fushshilat: 51)

 

Seperti yang dilantunkan tim nasyid Hijjaz di lagu Lukisan Alam,

 

Hidup tidak selalu indah

Langit tak selalu cerah

Suram malam tak berbintang

Itulah lukisan alam

 

Dalam kehidupan ini, selain kesenangan dan kegembiraan, pasti ada juga kesulitan dan kedukaan yang akan menimpa. Cobaan dan ujian datang silih berganti.

 

Bisa jadi, cobaan yang kita alami merupakan teguran, peringatan, dan ajakan untuk kembali kepadaNya; sebuah fasilitas untuk bisa lebih mendekat kepadaNya; salah satu caraNya agar kita kembali tersadar dari kelalaian; mengingatkan bahwa kita sudah semakin jauh dari jalan yang seharusnya kita tempuh.

 

Maka beruntunglah orang-orang yang dengan kesulitan tersebut, semakin dicintai Allah, semakin dekat denganNya, semakin mengingat diriNya. Kembali kepadaNya.

 

Tapi tidak jarang, ada segolongan manusia, yang tidak bisa menerima nasehat yang keras, apalagi nasihat yang baik-baik dan mudah.

 

Peringatan-peringatan itu tidak membuat mereka tersadar, bertaubat, apalagi berubah.

 

Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil pengajaran? (QS. At-Taubah: 126)


Beberapa cobaan hidup seperti kematian orang yang dicintai (pasangan hidup, anak, keluarga), kehilangan harta benda (kebakaran, perampokan, kebangkrutan usaha), musibah alam yang menimpa (banjir, gempa bumi, tanah longsor), terkadang tidak membuat kita tersadar, dan kembali kepadaNya. Bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa kehendakNya; bahwa segala sesuatu telah digariskanNya, patuh terhadap takdirNya; bahwa Allah maha berkuasa, dan tempat bergantung segala sesuatunya.


Jika teguran keras (musibah) tidak bisa menyadarkan kita, maka apa lagi yang bisa menjadi alasan untuk sebuah usaha memperbaiki hubungan dengan sang pencipta?

 

Naudzubillah, semoga Allah menyelamatkan kita dari hal yang demikian. Amin.

 

Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS. Al-A'raaf: 168)

 

 

---000---

 

Samarinda, 22 Februari 2009

Syamsul Arifin

21 February 2009

Drive my self (crazy thinking of you...)

This is not about one of the N'sync song :D

I just wanna wrote that for this past two days, I’ve been taking a driving class ^_^

Aren’t you able to drive yet ipin..?

As a matter a fact, yes I can drive, but I can only drive women heart go crazy :D wekekeke

*joking mode: off* %peace%

I think that I already have a bit of a driving skill, take a notice, just a little bit, very much a little :D

I’ve being trying the company’s car, but I don’t want to use it at the public road, because I don’t wanna take the risk, and its against the rules, I haven’t got an A SIM –driving license yet :D

So, I’ve started this yesterday, taking an Avansa hit the road, with the instructor beside me of course ^_^

This class is schedule to be done at 12 times of session with one hour per session, its not enough sih, but just a the beginning, quite OK lah :)

Every night at 9 PM, Insya Allah, I’ll gonna learn how to drive professional :D

I’m not hoping to become a great racer like Schumy (ferari racer), but I hope I can be a good and safe driver, a skillful one, after I complete this driving class. So if someday I own an car, I don’t need to hire a driver anymore :D hehehe

Hukum Merayakan Hari Valentine Buat Umat Islam

selasa, 10 Februari 2009 15:00

Pertanyaan

Assalamu'alaikum wr. wb.

Langsung saja pertanyaan saya Ustadz, bagaimana hukum merayakan hari Valentine dalam pandangan syariah Islam? Mohon dijelaskan hakikat dan sejarahnya. Mohon dijelaskan, terima kasih

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Boleh jadi tanggal 14 Pebruari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi lainnya. Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan rasa kasih sayang. Itulah hari valentine, sebuah hari di mana orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk mengungkapkan rasa 'kasih sayang', walau pun pada hakikatnya bukan kasih sayang melainkan hari 'making love'.

Dan seiring dengan masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan remaja ABG. Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya, menyemarakkan suasan valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan remaja muslim sekali pun.

Sejarah Valentine

Valentine’s Day menurut literatur ilmiyah dan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya berasal dari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama Valentine’s Day.

The Encyclopedia Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Encylopedia 1998).

Keterangan seperti ini bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno.

Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis (penyembah berhala) dari Romawi kuno.

Katakanlah, "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kafirun: 1-6)

Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana haramnya pelaksanaan Natal bersama.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam.

Mengingat bahwa masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain.

Valentine Berasal dari Budaya Syirik.

Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”.

Disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid (bayi bersayap dengan panah)” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.

Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini.

Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka, naudzu billahi min zalik.

Semangat valentine adalah Semangat Berzina

Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa.

Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.

Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi parah.

Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks?

Di dalam syair lagu romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini, ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat, berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang.

Bahkan para orang tua pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja, tidak selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS Al-Isra’: 32)

Eramuslim Digest

Karena masalah Valentine ini sangat berat, maka kami terbitkan satu edisi majalah Eramuslim Digest yang khusus membahasnya.

Kami rasa pantas bila majalah ini dijadikan rujukan, sebab selain padat, kita juga diberikan ilustrasi gambar-gambar yang menarik. Kalau berminat hubungi saja pak Tio di nomor 021-999-80-000 atau 0813-999-80-000. Bahkan saat menjawab pertanyaan ini, kami sedang berada di Bandung untuk Road Show Eramuslim Digest edisi koleksi 5 yang berjudul "The Dark Valentine Satanic Ritual Yang Kini di Puja" di MQTV dan MQFM.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ahmad Sarwat, Lc

Sumber: http://warnaislam.com/syariah/kontemporer/2009/2/10/54000/Hukum_Merayakan_Hari_Valentine_Buat_Umat_Islam.htm

19 February 2009

Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.huma.

Ibunya bernama Qutayrah binti Abu Uzza dari Banu Amir bin lu'ai. Dia adalah saudara kandung Abdullah bin Abu Bakar ra. Asma' telah dilahirkan 27 tahun sebelum Hijrah. Usianya lanjut, sehingga dia wafat pada tahun ke-73 sesudah Hijrah. Berarti usianya genap satu abad.


Dari masa jahiliyyah hingga ke masa pemerintahan Bani Umayyah. Semenjak permulaan Islam, Asma' telah banyak membantu perjuangan Nabi SAW beserta ayahnya. Ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra. dikejar-kejar oleh kafir-kafir Quraisy, keduanya bersembunyi di gua Tsur, maka setiap petangnya, Asma' binti Abu Bakar seorang diri telah datang ke tempat persembunyian itu untuk membawa makanan dan minuman untuk Nabi SAW serta ayahnya. Pada malam ketiga, Asma'juga telah datang ke tempat Persembunyian Rasulullah SAW dengan rnembawa Seorang penunjuk jalan, yaitu Abdullah bin Uraiqith. Kemudian Nabi SAW bersama sahabatnya meninggalkan gua itu untuk melanjutkan perjalanan. Sedangkan Asma' membawakan bungkusan makanan bagi mereka. Dan karena dia tidak menemukan tali untuk mengikat makanan itu pada unta, maka ia membuka tali ikat pinggangnya, lalu disobeknya menjadi dua utas tali. Yang satu dijadikan ikat makanan kepada unta, dan yang lain diikatkan pada pinggangnya. Dan sejak itulah dia telah dikenal dengan panggilan 'Wanita yang mempunyai dua ikat pinggang'.


Setelah berkhidmat dan membantu perjuangan Nabi SAW Ketika berhijrah ke Madinah, Asma' segera kembali ke rumahnya. Namun, belum sempat Asma' tiba di rumahnya, beberapa orang kaum Quraisy dengan diketuai oleh Abu jahal, sudah berada di belakangnya. Asma' ditanya dengan berbagai pertanyaan. Tetapi dia tetap menjawab, 'Saya tidak tahu.' Hal itu telah membuat Abu Jahal marah, lalu dia menampar Asma' dengan tangannya yang kasar itu. lantaran tamparan itu terialu kuat, sehingga anting-anting Asma' tercabut dari telinganya. Rasa sakit dari tamparan Abu jahal itu terus terasa oleh Asma' sampai beberapa hari, bahkan dia tidak dapat melupakannya seumur hayatnya.


Asma' telah memeluk Islam bersama-sama orang yang pertama memeluk Islam. Dia adalah orang yang kedelapan belas dalam urutan orang-orang yang mula-mula memeluk Islam. Usia Asma' delapan tahun lebih tua dari 'Aisyah ra. Asma' telah menikah dengan Zubair bin Awwam ra. Dan darinya mempunyai anak: Abdullah, Urwah, Mundzir, Asim, Muhajir, Khadijah, Ummul Hasan dan 'Aisyah. Suaminya, Zubair telah syahid dalam pertempuran jamal. Asma' binti Abu Bakar berkata, 'Ketika aku menikahi Zubair, dia belum mempunyai rumah, juga tidak mempunyai budak. Dia tidak mempunyai apa-apa di muka bumi ini selain kudanya. Akulah yang biasanya menggembalakan kudanya, memberinya makan, dan merawatnya. Selain itu aku juga yang menggiling bibit kurma, menggembalakan unta, memberinya minum, menambal ember, dan membuat roti. Sebenarnya aku tidak begitu pandai membuat roti, maka tetanggaku orang Anshar yang biasanya membuatkan roti untukku. Mereka adalah wanita-wanita yang ramah.'


Asma' sering menjujung bibit kurma di kepalanya dari hasil tanah milik Zubair yang telah dihadiahkan oleh Rasulullah SAW kepadanya. Tanah itu jauhnya sekitar 2 mil. Suatu hari, Asma' sedang membawa bji-biji kurma itu di atas kepalanya, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Rasulullah SAW dan sekelompok sahabat ra. Lalu Beliau SAW memanggil Asma', 'Ayo! lkutiah!' mengajaknya agar ikut di belakang beliau. Asma' merasa malu sekati berjalan bersama para laki-laki. Dan ia teringat akan Zubair dan kecemburuannya. Karena Zubair termasuk orang yang paling pencemburu. Dan ketika Rasulullah SAW melihat bahwa Asma' malu, lalu beliau pergi. Setelah itu, Asma' menemui Zubair dan menceritakan kejadian tadi, 'Tadi Rasulullah SAW bertemu denganku ketika aku sedang menjunjung biji kurma di kepalaku. Ada sekelompok sahabat bersama beliau. Beliau merundukkan untanya supaya aku bisa ikut menunggang unta itu bersama beliau, tetapi aku sangat malu dan aku tahu rasa cemburumu.' Zubair berkata, 'Demi Allah, memikirkanmu menjunjung biji kurma adalah lebih berat bagiku daripada kamu berkendaraan bersama beliau.'


Pada suatu ketika Asma' merasa Zubair berlaku keras terhadapnya. Lalu Asma' menemui ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan mengeluhkan tentangnya. Ayahnya berkata, 'Putriku, Sabarlah. jika seorang wanita mempunyai suami yang shaleh dan dia meninggal, lalu wanita itu tidak menikah setelah itu, mereka akan dipersatukan kembali di surga.'


Asma' binti Abu Bakar pernah datang menemui Rasulullah SAW dan berkata, 'Ya Nabi Allah! tidak ada apa-apa di rumahku kecuali apa yang dibawakan Zubair untukku. Salahkah bila aku menginfakkan sebagian dari yang dibawakannya itu?' Beliau menjawab, infakkanlah yang kamu bisa. Jangan menimbun harta, atau Allah akan menahannya darimu.' Kedermawanannya tidak diragukan lagi. Prinsip hidupnya adalah menyedekahkan apa yang ada, tanpa menyimpannya. la sangat menyakini, bahwa dengan memperbanyak sedekah akan menambah rezeki dan menyelesaikan masalah.


Diriwayatkan bahwa Asma' binti Abu Bakar jika merasa tidak enak badan, maka dia akan membebaskan semua budak miliknya. jika ia merasa sakit kepala, maka ia akan meletakkan tangannya di kepalanya, seraya berkata, 'Tubuhku, dan yang diampuni Allah sudah cukup!' Asma' pun sering menasehati putra-putri dan ahli keluarganya, 'Berinfaklah dan bersedekahlah dan jangan menanti agar uangmu berlebih. jika engkau mengharapkan uangmu berlebih, engkau tidak akan mendapatkannya. lika engkau bersedekah, enpkau tidak akan menderita kerugian.'


Demikian Islam melekat pada dirinya, sehingga kepada ibu kandungnya pun ia sangat berhati-hati, mengingat ibu kandungnya sendiri belum memeluk Islam. Diriwayatkan bahwa Qutayrah binti Abdul Uzza - yaitu istri Abu Bakar yang telah diceraikan pada zaman jahiliyah karena masih kufur - mengunjungi putrinya Asma' binti Abu Bakar ra.. ia membawa kurma, rnentega cair dan daun mimosa. Tetapi Asma' menolak tidak mau menerima pemberiannya itu, bahkan Asma' telah melarang ibunya itu memasuki rumahnya. Kemudian Asma' menemui Aisyah ra., "Tanyakanlah kepada Rasulullah SAW.' Beliau menjawab, "Sebaiknya kamu izinkan ibumu masuk dan menerima pemberiannya." Kemudian Allah menurunkan wahyu-Nya,


'Allah tidak melarangmu untuk berbuat baik, dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak pula mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil Sesungguhnya Allah hanya melarangmu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama, dan mengusirmu dari negerimu, dan membantu orang lain dari mengusirmu. Dan barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.' (Al-Mumtahanah: 8-9).


Ketika usianya bertambah tua, Allah telah memberinya ujian, yaitu kedua belah matanya menjadi buta. Dan kezuhudan dan kecintaannya kepada akherat, telah banyak menjauhkan dirinya dari tipu daya duniawi. Pernah pada suatu ketika, putranya yaitu Mundzir bin Zubair telah datang dari lrak. Dan ia mengirimi Asma' binti Abu Bakar ra. setelan baju yang terbuat dari kain halus yang sangat lembut. Ketika baju itu sampai, Asma' menyentuh kain itu dengan tangannya, lalu ia berkata, 'Hussh Kembalikan pakaian ini kepadanya!' Terlihat Asma' sangat gusar dengan hadiah itu. Melihat hal ini Mundzir berkata, 'Wahai lbu, (baju) ini tidak tembus pandang!' Asma' menjawab, 'Jika tidak tembus pandang, ia tembus cahaya.' Kemudian Mundzir memberikan kepada Asma' sebuah pakaian biasa dan Asma' menerimanya. Asma' berkata, 'Aku akan memakai pakaian seperti ini.'


Pada suatu ketika, pada masa pemerintahan Banu Umayyah, ketika Asma' telah berusia 100 tahun dan matanya telah menjadi buta, datanglah Abdullah bin Zubair menemui ibunya Asma'. Abdullah berkata, 'Wahai ibuku! Orang-orang telah mengecewakanku. Aku tidak mempunyai pendukung, kecuali beberapa orang saja.' Menanggapi kesedihan anaknya ini, Asma' memberikan nasehat dan dorongan untuk membangkitkan lagi semangat anaknya, ia berkata,


'Wahai anakku, engkau tentu lebih tahu tentang dirimu sendiri. jika engkau yakin, bahwa engkau di atas kebenaran, dan kepada kebenaran engkau menyeru orang, maka teruskaniah! Sahabat-sahabatmu juga telah terbunuh di atas kebenaran ini. jangan engkau jadikan batang lehermu dipermainkan oleh anak-anak bani Umayyah.


Tetapi, jika engkau hanya menginginkan dunia semata, maka seburuk-buruk hamba adalah engkau! Engkau telah membinasakan dirimu sendiri, dan engkau telah membinasakan orang-orang yang telah terbunuh bersama-samamu.


Dan jika engkau berada di atas kebenaran, lalu sahabat-sahabatmu menghadapi kesulitan, apakah engkau akan menjadi lemah?! Demi Allah, ini bukaniah sikap orang-orang yang merdeka dan bukan pula sikap ahli agama. Berapa lama engkau akan tinggal di dunia ini? Mati adalah lebih baik!'


Mendengar nasehat dan dorongan dari Asma' ini, maka Abdullah bin Zubair merasa tenang dan bersemangat. Lalu ia datang kepada Asma' dan mencium kepalanya, sambil berkata, 'Demi Allah, inilah pendapatku! Akan tetapi aku ingin mengambil pikiran darimu, dan kini engkau telah menambahkan kepadaku keteguhan hati di atas keteguhan yang telah ada padaku. lngatiah, wahai ibuku! Anggaplah aku ini sudah mati dari hari ini, dan aku harap engkau tidak terlalu sedih jika mendengar beritaku kelak, dan serahkaniah masalah ini kepada Allah!' Kemudian Abdullah memberikan kata selamat tinggal kepada ibunya.


Dalam riwayat lain disebutkan, pernah Abdullah mengadu kepada ibunya tentang kebimbangan hatinya, jika ia mati, tentu mayatnya akan dipotong-potong oleh Al-Hajjaj. Maka Asma' menentramkannya dengan berkata, 'Apakah orang yang sudah mati, akan merasakan siksa atau aniaya, yang dibuat oleh orang yang hidup? Tentu tidak bukan?!'


Ketika Abdullah telah terbunuh di tangan Al-Hajjai. Hajjai telah meletakkan mayatnya tersalib di atas batu. Dan dia bersumpah tidak akan menurunkannya dari atas salib itu, sehingga ibunya sendiri datang memohon kepadanya untuk menurunkan mayat itu. Akan tetapi, Asma' sangat enggan untuk menundukan kepalanya kepada Al-Hajjaj. Maka rnayat itu terus bergantung di situ, sehingga genap setahun lamanya di atas salib. Dan ketika pada suatu hari Asma' lewat di situ, ia berkata, 'Apakah masih belum sampai masanya bagi sang pahlawan ini untuk menapakkan kakinya di atas bumi!' Mendengar ucapannya tersebut, orang-orang bani Umayyah telah menganggap kata-kata Asma' itu sebagai permintaan belas kasihan kepada anaknya, maka mereka pun menurunkannya dari atas salib.


Al-Hajjaj pernah datang kepada Asma' dengan penuh keangkuhan dan berkata kepadanya, 'Apa pendapatmu tentang apa yang telah kulakukan terhadap anakmu?' Asma' menjawab dengan tegas, 'Aku telah membinasakan dunianya, ketika dia telah berhasil membinasakan akhiratmu.' Sebelumnya Asma' telah berdoa, 'Ya Allah! janganlah Engkau ambil nyawaku sebelum mataku merasa bahagia dengan mayat anak-ku!' Dan seminggu setelah mayat Abdullah diturunkan dari salib itu, barulah Asma' meninggal dunia.


Diriwayatkan bahwa Asma' binti Abu Bakar ra. juga termasuk golongan wanita-wanita pemberani. Dia selalu menyimpan sebuah belati di bawah bantalnya untuk melawan para pencuri yang merajalela di Madinah. Keberanian Asma' bukan sekedar itu, bahkan ia berani berkata hak di hadapan seorang penguasa walaupun terasa pahit. la pernah pergi menemui Hajjai dalam keadaan buta. Dia bertanya, 'Di mana Hajjaj?' Mereka menjawab, 'la tidak di sini.' Dia berkata, 'Katakaniah kepadanya bahwa aku mendengar Rasulullah SAW berkata, 'Ada dua orang laki-laki di Thaif: Yang seorang adalah pendusta dan yang seorang lagi adalah perusak.' Yang dimaksud perusak adalah Hajjaj itu sendiri. Ketika pesan itu disampaikan kepada Hajjaj, Hajjaj berbalik mengunjungi Asma' binti Abu Bakar ra. dan berkata kepadanya, 'Putramu telah menumpang di rumah ini dan Allah telah membuatnya merasakan siksaan yang pedih yang telah dilakukan atasnya.' Asma' menjawab, 'Engkau berdusta. Dia berbakti kepada kedua orang tuanya, berpuasa dan shalat, tetapi demi Allah, Rasulullah SAW memberitahu kami bahwa seorang pendusta akan muncul dari Tsaqif, yang satu lebih buruk dari yang pertama, yaitu ia seorang perusak.' Asma' binti Abu Bakar ra. mewasiatkan sebelum wafatnya, 'Jika aku meninggal dunia, mandikaniah aku dan kafanilah, serta berilah wewangian, tetapi jangan tinggalkan parfum di kain kafanku dan jangan mengikutiku dengan api.' Asma' binti Abu Bakar ra. meninggal dunia beberapa malam setelah putranya Abdullah bin Zubair diturunkan dari salib. Abdullah bin Zubair telah terbunuh pada hari Selasa, 17 jumadil-Ula tahun 73 Hijrah.

 

 

 

http://azharjaafar.blogspot.com/2008/08/asma-binti-abu-bakar-ash-shiddiq-rahuma.html

16 February 2009

Kumpulan Puisi-Puisi (II) Ipin4u ^_^

aku merindukanmu
merindukan senyum yang kuncup dan belum juga terkembang
merindukan tawa yang terkatup dan tersembunyi di balik rahang
merindukan binar mata yang akan berkata,
"aku mencintaimu karena Allah semata"

-ipin4u-
kota tepian, 16022008


aku merindukan cahaya bulan
apakah ia sanggup menembus awan?
mengusir pekatnya malam
menempati sepetak ruangan kosong
yang sengaja kusisakan
jauh di dalam dadaku..?

-ipin4u-
kota tepian, 14022009


hey butterfly
tahukah kamu kalau AKU mencarimu..?
tahukah kamu kalau aku mengelilingi taman hanya untuk sekedar MENCARIMU..?
tahukah kamu kalau aku mencarimu MENGELILINGI TAMAN..?

hey butterfly
tahukah kamu keindahan DIRIMU..?
tahukah kamu kalau dirimu yang indah telah MEMIKATku..?
tahukah kamu kalau AKU telah terpikat oleh keindahan dirimu..?

hey butterfly
kemanakah perginya DIRIMU..?
kemanakah dirimu PERGI..?
hey butterfly.., dirimu pergi kemana MENINGGALKANKU..?

-ipin4u-
kota tepian, 09022009


aku titipkan padamu sebuah hati
lengkap dengan segenap rasa yang ada di dalamnya
tolong jaga baik-baik
perlakukan dengan lembut
rawatlah dengan penuh suka

aku titipkan padamu sebuah hati
semoga kamu mau menerimanya
semoga kamu bisa menerimanya

-ipin4u-
Kota Tepian, 5 Februari 2009


cinta diseret senja
dan kerinduan datang mencarinya
aku tidak tahu
jangan tanya aku!
coba kau tanyakan dirinya
si senja yang tersenyum malu

-ipin4u-
05 February 2009


percuma kau tanyai si senja
dia tuli dan bisu
dia ngga suka cinta kita
kini...
hanya ada kerinduan ditengah kita
kerinduan yang penuh luka
nikmati saja!

-ipin4u-
05 February 2009


Adakah bahagia
Ketika rindu telah sirna
Kala perjumpaan jadi nyata?
Adakah bahagia..?

04 February 2009


bimbang...
dalam keindahan yang mempesona
ketika hijabnya meliuk diterpa sang bayu
dan wajah tanpa emosi itu menatap lurus berlalu
tak memperhatikanku!

huhuhuhuhuhuhu :mewe:
:D

26 January 2009


berharap akan ada satu waktu
diantara hari-hariku
ketika aku dan kamu
tidak lagi terpisah "jauh"

-ipin4u-
20012009


and so i walk
leaving you behind
walking from the darkness you've create
toward a glimmering sunshine

-ipin4u-
17012009


hai sobat
lihatlah ke langit biru yang luas membentang
lihatlah ke laut biru yang sampai ke ujung pandangan
lihatlah mereka yang tak punya batasan
engkaupun demikian...

-ipin4u-
05012009


aku tidak bisa mengatakan kalau aku mencintaimu
tapi sorot mataku sepertinya sudah cukup berbicara banyak kepadamu
aku ingin kamu tahu kalau aku mencintaimu
namun aku terlalu malu untuk mengatakannya kepadamu
dan kamu sepertinya terlalu tidak mau peduli kepadaku...

28122008
-ipin4u-


sore yang tidak begitu cerah
menjadi sore hari yang sempurna
karena ada kamu
yang meski datang tanpa bunga
tapi membawa sebungkus cinta

dan sebuah kunci mobil mewah :ehm:
*dueh, wanita matre nih :toe: :wataw:

28122008
-ipin4u- :hihi: :D %peace%


kita

aku sedih ketika kamu mulai berbicara mengenai "kita"
karena bukan "aku" yang ada di dalam kata "kita" itu
"kita" yang kau maksud bukanlah terdiri dari kata "aku" dan "kamu"
tapi terbentuk dari kata "kamu" dan "dirinya"
aku benci "kita", namun tidak membenci kamu

27122008
-ipin4u-


sorry, i can not hug you

im sorry
i can not hold you tight
you are far-far away from me

i could only whisper to the dark night
that i (might) miss you so

can i miss you..?
just for a while..?
cause i know, that you are not allowed to miss me

26122008
-ipin4u-


mungkin sudah saatnya,
aku mengendurkan pelukan eratmu
melepaskan diri dari pelukan hangatmu
menjauhkan diri dari tubuhmu

mungkin sudah saatnya,
aku hidup tanpa dekapan yang selama ini membuatku tetap bertahan hidup
tanpa pelukan yang membuatku kuat dalam kelembutan
tanpa kehangatan yang bisa mengalahkan dinginku
tanpa kesejukan yang bisa mendinginkan amarahku

mungkin sudah saatnya,
aku menanggalkan kedekatan kita
meski aku dan kamu tetap saling mencinta

fufufufu ^_^

25122008
-ipin4u-


harum embun pagi

aku suka aroma embun pagi
dingin dan segar
unik, tak terdefinisikan

harum, tapi tidak seperti melati
segar, namun bukan seperti buah jeruk yang baru dipetik
kata-kata tak cukup untuk menuliskan keistimewaannya

aku suka menghirup aroma embun pagi
sejuknya selalu bisa mengaduk-aduk memori
mengembangkan kebahagiaan yang kian kuncup dalam diri

aku mungkin suka embun pagi
senang dengan aroma khasnya
karena itu semua bisa membentuk potret bayanganmu

sebuah potret yang selalu bisa membuatku bertahan dalam gembira
selalu bisa menumbuhkan harapan bahagia
semangat dan cinta

aku suka aroma embun pagi
suka sekali
sangat suka sekali...

24122008
-ipin4u only4u-


puisi kita

puisi di atas kertas kusam
tertulis namaku dan namamu
tapi aneh
tidak ada kata "kita" disana

puisi teronggok di sudut ruangan
lusuh diremas hitamnya malam
puisi untuk kamu, untuk aku
namun bukan untuk kita

ya.., mungkin sudah saatnya
aku menulis judul baru
untuk puisi-puisiku
puisi yang bukan untuk kamu

20122008
-ipin4u-


tiap perjalanan memiliki tujuan
tiap pengembara mengetahui titik akhir perjalanan
seperti air yang disimpan di kantung awan
jauh, diterbangkan tinggi di atap langit
namun akhirnya bertemu dengan tanah jua
di permukaan
jauhnya jarak bukan halangan
lamanya waktu bukan penghalang
tetap semangat dan bersabar
menanti kebahagiaan dalam kebaikan

^_^

20 December 2008


rintik hujan menerpa bumi
rambutku basah oleh tetesan air yang dijatuhkan awan
mungkin ia sengaja menjatuhkannya ke atas kepalaku

bercak-bercak air tergambar bulat dibaju
sedikit berlari aku mencoba berkelit menghindar
bau keringat bercampur dengan air segar

rintik hujan jatuh membasahi bumi
dinginkan hati
segarkan kebekuan

18122008
-ipin4u-


aku bermimpi dalam bangunku
tersadar dalam tidurku
terkadang aku tersesat
antara alam mimpi dan alam nyata dunia kita

^_^

18 December 2008


di penghujung senja
menatap langit biru yang memudar merah
ditemani sebuah harapan yang takkan pernah pudar
harapan akan sebuah kebahagiaan
akhir penantian...

^_^

18122008


di dunia yang penuh anak manusia
setan iblis sudah tidak lagi ada
mereka kehabisan pekerjaan
lalu mati kelaparan
manusia berbondong-bondong merebut setan punya kerjaan
dan menjadi lebih ahli dari sang maharaja kejahatan

15122008
-ipin4u-


bukan aku

iya, aku tahu kok kalau bukan aku yang kamu harapkan
bukan aku yang kamu inginkan
bukan aku yang engkau impikan
bukan aku, dan tidak pernah aku

bukan aku yang bisa menghadirkan senyum di wajahmu
bukan aku yang bisa membuat cerah mata hitammu
bukan aku yang membuat dirimu gugup-tegang dalam penantian
bukan aku, dan sepertinya.., tidak pernah aku

mungkin aku bukan bayangan indah dalam mimpi-mimpimu
bukan harapan yang kamu panjatkan dalam doa-doa malammu
bukan nama yang pernah terselip diantara indah bibirmu
sepertinya bukan aku.., dan tidak pernah aku

T_T

15122008
-ipin4u-


bertemu

di pelataran rindu..
di dalam mimpi indahmu..
di alam khayal yang semu
di tengah ketidakpastian waktu

bertemu denganmu
kebahagiaan yang kudamba selalu

14122008
-ipin4u-


menanti bidadari

aku sedang menunggu
menanti sang bidadari
kamu jangan iri
karena dia tercipta hanya untukku seorang diri

bersabar menjalani hari
bersenandung ketika menanti
aku tidak takut
karena ia tidak akan tersesat sewaktu mencari

akan bertemu sebentar lagi
tetap dalam keadaan yang bersih dan suci
terjaga
menjaga diri

pertemuan yang dinanti
bersabar, pasti kan datang
bertahan, dalam kebaikan
bertemu, dalam kebahagiaan

14122008
-ipin4u-

11 February 2009

Jomblo jadi Makcomblang..???

Ada seorang lelaki jomblo yang mau mencomblangi seorang perempuan dengan temannya (seorang laki-laki juga juga masih jomblo).

Tahukan kamu apa persepsi yang terbentuk di kepalaku...?

Bahwa sang perempuan tersebut tidak cukup pantas untuk jadi istri bagi lelaki yang jadi makcomblang tersebut!

Sebab, kalau memang sang perempuan tersebut merupakan perempuan yang baik, shalihah, dan pantas tuk dijadikan istri, maka sudah seharusnya, lelaki single itu meminta dia terlebih dahulu untuk bersedia dinikahi olehnya, daripada "melemparkannya" ke temannya yang lain.


Dalam pandangan saya, NGGA ADA ITSAR dalam urusan pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu bentuk ibadah, maka sudah seharusnya, kaidah yang bermain disana adalah kaidah "berlomba-lomba dalam kebaikan", bahasa kasarnya, dulu-duluan, kompetisi. Rebut-rebutan wanita shalihah.
*jadi inget penjelasan akh Abizechaabizecha mengenai kaidah "fastabiqul khairat" dalam urusan ibadah. Udah lama beliau ngga posting lagi... kangen...*

So, the first impression that i got from "seorang jomblo yang mencomblangi orang lain" adalah bahwa orang yang dia comblangin itu NGGA PANTAS buat dirinya, karena (sekali lagi saya tegaskan), kalau memang dia pantas tuk jadi istri yang baik, kenapa ngga dia duluan yang minta orang tersebut tuk jadi istrinya.

Ada sebuah hadits menarik yang diriwayatkan oleh Anas, suatu ketika beliau menyampaikan hadits nabi, mengenai seorang wanita yang menawarkan dirinya tuk dinikahi nabi, (sebuah hadits yang cukup panjang, yang dikisahkan disana wanita tersebut hanya dilihat dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, kemudian tidak diberikan jawaban oleh Rasulullah saw, salah seorang sahabat kemudian mengambil kesempatan itu, dan minta dinikahkan kalau Rasulullah tidak berminat dengannya, lalu kemudian cerita berlanjut ke tentang maharnya, yang ia merasa kesulitan, dst)

Ketika menceritakan hadist tersebut, anak Anas Ra, mencela wanita tersebut, kurang lebih perkataannya adalah "betapa sedikitnya perasaan malunya, idih… idiih”. Anas berkata, “dia lebih baik dari pada engkau, dia menginginkan Nabi SAW. Lalu menawarkan dirinya kepada beliau"
(baca cerita dan analisa lengkap hadits ini di buku "Kebebasan Wanita", jilid ke 3)

Salah satu hikmah yang bisa saya ambil dari cerita tesebut adalah bahwa wanita yang menawarkan dirinya ke Rasulullah merupakan wanita yang baik, karena dia tahu mengenai kebaikan pada diri Rasulullah, dan coba mengharap sedikit bagian dari kebaikan tersebut. Kalau kita kaitkan dengan cerita saya diawal, maka, seharusnya, kalau sang lelaki single tersebut tahu bahwa wanita yang mau dia combalangi merupakan perempuan baik-baik, seharusnya dia lebih duluan minta dia tuk jadi istrinya. (penekanan alasan ulang).

Kalau di hadits tadi, sang wanita tersebut (yang masih single) malah menjodohkan Rasulullah dengan wanita lain, tentu cerita antara Anas dan putri akan menjadi berbeda. Bahkan kalau kita bayangkan kejadiannya seperti itu, tentu akan sangat aneh sekali.


Sebab itu pula, ada sedikit kaidah (tidak tertulis) yang berlaku dalam dunia per-makcomblang-an berupa "sebaiknya seorang perantara itu adalah orang yang sudah menikah". Dan saya sungguh sangat sepakat sekali dengan kalimat tersebut. Biar lebih obyektif, tidak ada konflik kepentingan, dan lebih terjaga. Kata "sebaiknya" itupun menurut saya merupakan penghalusan dari kata "Harusnya". Dalam kondisi-kondisi tertentu saja, baru kaidah ini bisa disesuaikan.


Pernikahan adalah sebuah urusan yang besar (menurut saya), maka dari itu di Al Quran pernikahan disebutkan dengan kata Mitsaqon Ghalidza, perjanjian yang teguh, sebuah kata yang sama digunakan untuk mengambil perjanjian kepada bani Israel dengan mengangkat bukit Thursina di diatas kepala mereka.

Dengan konsep bahwa menikah adalah separuh agama. Untuk urusan yang sebesar itu, maka mengapa orang yang agamanya belum lengkap, malah mencoba melengkapi agama orang lain?

Entah pemahaman lelaki tersebut yang salah, belum mengerti, sok mengerti, atau dia merasa memiliki "hal-hal" (lebih tampan, lebih mapan, lebih cerdas, dan kelebihan lainnya) yang membuatnya "diatas" orang lain. Entahlah!


Dan terakhir, penutup sarkastik dari saya, "hey, kalau lu aja sendirinya masih jomblo, ngapain ngurusin ke-jomblo-an orang, mine your own jomblo-ness bung. Nikah dulu sanah, baru deh bantuin nikah-nikahin orang!"


Postingan ini terlalu ekstrim, terlalu berlebihan, terlalu lebai, kalo kata beberapa orang. Ya mungkin saja benar, toh ini cuma pemikiran seorang ipin.

 

*untuk contoh kasus, bisa diubah, kalau wanita yang masih jomblo coba2 jadi makcomblang, sama saja!!!

10 February 2009

[cerpen] Mencari Mantu

Deru mesin pabrik masih tetap sama seperti hari-hari sebelumnya, suara yang telah menjadi bagian keseharian pekerjaanku selama bertahun-tahun. Aku hampir-hampir hafal setiap detail dan sudut pabrik otomotif seluas 3 hektar ini, tempat aku mencari nafkah selama hampir lebih dari 8 tahun.

Aku memasuki sebuah ruangan besar, agak terpisah dari tempat produksi. Beberapa sekat-sekat pemisah meja, membagi divisi-divisi yang ada, produksi, personalia, perencanaan, marketing, maintenance, mekanik, support, dan lain-lain. Dari level supervisor ke atas, ada ruangan-ruangan khusus yang disediakan di sekeliling ruangan besar ini.

Seorang pemuda berusia 26 tahun, tinggi, putih, dan cukup tampan, menarik kursi meja kerjanya yang beroda, terlihat beberapa butir keringat meluncur dari dahinya.

"Ali, ke ruangan saya dulu yuk, ada yang mau saya bicarakan", aku menepuk pundaknya.

"Eh, iya pak", ia mengangguk dan mengikuti langkahku, menuju ruanganku, manajer produksi.

Ali, karyawan cerdas dengan tinggi 183 cm itu menutup pintu ruangan, mengambil posisi duduk di sofa kecil berwarna biru, di sebelahku. Aku suka desain sofa ini, aku yang memilihkannya sendiri, simpel dan nyaman. Simplicty is modernity, begitu slogan yang aku suka.

"Gimana kabar keluargamu di Bandung?", aku membuka perbincangan.

"Alhamdulillah baik-baik aja pa", ia menjawab.

"Ibu dan adik-adikmu?", aku meneruskan bertanya. Ali adalah pemuda yang bertanggungjawab, ibu dan adik-adiknya ada di kampung halaman, selama ini, ia yang mensupport mereka semua.

"Iya, baik-baik aja pa", sahutnya.

"Begini, kita ngobrolnya bukan dalam kerangka kerja nih, jadi santai saja", aku menyandarkan tubuh ke sofa, mencoba mencairkan suasana.

Ia mengangguk pelan.

"Kamu kenal anak bapak, si Nisa, kan..?", aku bertanya. Pemuda yang kuajak bicara, Ali, pasti mengenal anak gadisku, Annisa Ramadhani, sebulan yang lalu, aku mengajaknya ikut acara family gathering perusahaan di Pantai Carita.

"Iya, kenal pa, yang kemarin ikut ke Carita kan?", dia mengkonfirmasi.

Aku membenarkannya dengan anggukan.

"Begini, Nisa kan sudah lulus tahun kemarin, dan sekarang juga sudah bekerja", jeda sesaat, "dia sepertinya sudah cukup umur untuk menikah."

Aku mengenal Ali sudah cukup lama, kira-kira hampir setahun ini ia berada dibawah kepemimpinanku. Ia pemuda yang baik, kepribadiannya menarik, ibadahnya rajin, pekerjaannya pun lancar-lancar saja.

Aku ingat perkataan Hasan bin Ali RA ketika ditanya oleh seseorang mengenai suami bagi anak putrinya. Hasan bin Ali RA menjawab, "Seorang laki-laki yang bertakwa kepada Allah. Karena jika ia senang, ia akan menghormatinya dan jika ia sedang marah, ia tidak suka berbuat zalim kepadanya". Pemuda seperti Ali inilah yang tepat untuk jadi suami Nisa, anakku satu-satunya.

"Kamu sudah punya calon istri, pacar..?", aku bertanya.

"Belum pak", ia menjawab pelan. Pertanyaan retorika.

"Ya sudah, begini, saya mau menikahkan kamu sama si Nisa, kamu mau tidak..?", akhirnya, kuungkapkan maksud dan tujuanku berbicara dengan dirinya.

Deugh... ia terlihat terperanjat mendengar perkataanku.

"Maksudnya pa..?", Ali mencoba menenangkan diri, menggaruk-garuk kepalanya, kikuk.

"Nisa, insya Allah adalah anak yang taat pada orangtua, dan bapak tahu persis bahwa dia tidak sedang pacaran atau dekat dengan seseorang. Bapak melihat kamu sebagai anak yang baik, shalat kamu rajin, ngga neko-neko. Makanya bapak mau kamu jadi suaminya Nisa."

Ali Imran, dia sudah siap untuk menikah kok, usianya sudah mencukupi, ia pun memiliki pekerjaan. Apalagi yang kurang? Kurang pendamping hidup, itu saja.

"Ok, kamu pikirkan dulu baik-baik. Saya harap bisa ada keputusan yang terbaik dari kamu dalam waktu seminggu ini", aku memberinya cukup waktu untuk berpikir, karena pernikahan memang bukan sebuah hal yang sepele, perlu pertimbangan yang matang.

"Iya pa, akan saya pikirkan dulu satu minggu ini", katanya.

* * *

Jodoh bagi anakku adalah tanggungjawabku, begitulah Imam Al-Ghazali di dalam kitab Ihya' berpesan, agar berhati-hati menjaga hak anak perempuan, karena setelah menikah, ia akan sangat terikat, sedang suaminya bebas menceraikannya kapan saja ia suka.

Annisa Ramadhani, ah.., tidak kusangka, ia sudah dewasa dan harus memulai langkahnya sendiri bersama suaminya. Ah, si cantik yang sangat mirip almarhum ibunya yang lembut bagaikan awan, harus dan akan terpisah dari diriku. Air mataku mengalir, terbayang wajah istriku yang telah meninggal dua tahun yang lalu. Tidak bisa terbayangkan, bahwa suatu saat nanti, aku pun akan berpisah dan berjauhan dengan jelmaannya, Annisa Ramadhani.

Huff...

Besok adalah hari ketujuh semenjak perbincangan itu. Hari terakhir dimana aku akan mendapatkan jawaban dari tawaranku kepada Ali.

Ah... aku menghela nafas panjang.

 


---000---

Samarinda, 10 Februari 2009
Syamsul Arifin
*Sudut pandang ke II dari cerpen "Ditawari jadi Mantu", still "only in my imagination" ^_^

08 February 2009

Jangan Cuma Bilang Siap Doang

Siap menerima pujian, tapi tidak siap menghadapi penghinaan/kritikan. Siap dengan penerimaan, tapi tidak siap dengan penolakan. Siap dengan kesenangan, tapi tidak siap dengan kemuraman.

Betapa banyak orang yang selalu mengharap kebaikan, memimpikan kebahagiaan, membayangkan keindahan, tapi tidak siap dengan kebalikan dari hal-hal tersebut.

Tiap segala sesuatu yang ada di dunia ini selalu berpasangan, ada senang, tentu ada sedih; ada senyum, ada juga air mata; ada suka, berpasangan dengan duka; di samping manis, ada pahitnya rasa; selain cerah, juga ada mendung di langit sana.

Jangan terlalu tinggi menaruh harapan, karena bisa sakit kalau terjatuh, jangan terlalu jauh bermain dengan bayangan keindahan, kalau akan letih kalau tidak kesampaian.

Bersikap realistis, jangan terlalu tinggi dalam menilai diri. Tetap optimis dan semangat!

Ada beberapa hal yang terlihat indah bagi diri kita, padahal ia ngga seindah yang kita duga; dan (mungkin) ada banyak hal yang kita anggap sedih/menderita, padahal ia hanyalah berupa kebaikan-kebaikan yang hikmahnya belum terjangkau akal-pikiran kita.

Tawakal itu (menurut saya) artinya menyelaraskan antara keyakinan dengan amal perbuatan. Sedang syukur itu (menurut saya) adalah bergembira menerima segala hasil usaha.

Berharaplah untuk yang terbaik, namun bersiaplah untuk yang terburuk!


---000---

Samarinda, 8 Februari 2009
Syamsul Arifin

[cerpen] Ditawarin jadi Mantu

Suara mesin pabrik terdengar samar masuk ke dalam ruangan besar ketika pintu kantor terbuka. Beberapa sekat-sekat pemisah meja, membagi divisi-divisi yang ada, produksi, personalia, perencanaan, marketing, maintenance, mekanik, support, dan lain-lain. Dari level supervisor ke atas, ada ruangan-ruangan khusus yang disediakan di sekeliling ruangan besar ini.

Aku menempati salah satu meja diantara sekian banyak meja-meja tersekat yang ada. Menarik kursi yang beroda, dan duduk disitu. Satu-dua keringat turun di dahi, baru dari tempat produksi, monitoring kerjaan.

Sebentar lagi makan siang, jam komputer menunjukkan angka 11.25.

"Ali, ke ruangan saya dulu yuk, ada yang mau saya bicarakan", Pa Syarif menepuk pundakku.

"Eh, iya pak", aku mengangguk dan mengikuti langkahnya, menuju ruangannya. Manajer produksi.

Aku menutup pintu ruangan, mengambil posisi duduk di sofa kecil berwarna biru, di sebelah pa Syarif. Sofanya berdesain simple, sederhana, namun nyaman dan empuk.

Satu meja kayu kecil ada di tengah. Di depan, ada meja kerja lebar dan kursi untuk lawan bicara. Pigura di dinding bergambar harimau dengan sebuah kalimat tertulis di sana, "kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas."

"Gimana kabar keluargamu di Bandung?", pa Syarif memulai perbincangan.

"Alhamdulillah baik-baik aja pa"

"Ibu dan adik-adikmu?", beliau menyambung.

"Iya, baik-baik aja pa"

"Begini, kita ngobrolnya bukan dalam kerangka kerja nih, jadi santai aja", beliau melanjutkan, sambil bersandar ke sofa.

Aku mengangguk-angguk pelan.

"Kamu kenal anak bapak, si Nisa, kan..?", beliau bertanya.

Memoriku melayang ke acara family gathering perusahaan yang berlangsung selama dua hari di Pantai Carita sebulan yang lalu.

Annisa Ramadhani, anak tunggal pa Syarif, wanita dengan tinggi yang semampai, 165 cm, putih, cerdas, supel, dan berjilbab rapi.

"Iya, kenal pa, yang kemarin ikut ke Carita kan?", aku mengkonfirmasi.

Beliau mengangguk.

"Begini, Nisa kan sudah lulus tahun kemarin, dan sekarang juga sudah bekerja", jeda sesaat, "dia sepertinya sudah cukup umur untuk menikah."

Nafasku serasa tertahan, mencoba menerka akan kemana pembicaraan ini mengarah.

"Kamu sudah punya calon istri, pacar..?", beliau bertanya.

"Belum pak", aku menjawab pelan, jujur.

"Ya sudah, begini, saya mau menikahkan kamu sama si Nisa, kamu mau tidak..?"

Deugh... terperanjat mendengar ucapan pa Syarif.

"Maksudnya pa..?", aku coba menenangkan diri, menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. Mungkin aku sedang bermimpi atau berkhayal.

"Nisa, insya Allah adalah anak yang taat pada orangtua, dan bapak tahu persis bahwa dia tidak sedang pacaran atau dekat dengan seseorang. Bapak melihat kamu sebagai anak yang baik, shalat kamu rajin, ngga neko-neko. Makanya bapak mau kamu jadi suaminya Nisa."

Pikiranku langsung bercabang. Menikah memang sudah saatnya, tapi bagaimana dengan ibuku di kampung halaman sana, juga adik-adikku yang masih sekolah, sedang bapak sudah tidak ada. Akulah yang selama ini mensupport mereka.

Sebuah tawaran yang sangat menggiurkan. Nisa terlihat memang sangat baik, kelewat baik bahkan jika untukku. Pa Syarif, ayahnya, juga orang yang cukup baik, sebagaimana saya mengenal beliau dalam keseharian. Namun.., ah, pikiranku berkecamuk.

"Ok, kamu pikirkan dulu baik-baik. Saya harap bisa ada keputusan yang terbaik dari kamu dalam waktu seminggu ini", mungkin pa Syarif sedikit bisa menangkap kebimbangan dalam hatiku.

"Iya pa, akan saya pikirkan dulu satu minggu ini",

* * *

Haduh, inilah keberuntungan besar. Harta karun. Annisa Ramadhani, alumni UGM jurusan manajemen, tiga tahun dibawahku, cantik dan shalihah, ditawari langsung kepadaku, oleh bapaknya sendiri.

Tidak pernah terbayangkan!

Tapi.., kenapa aku malah jadi bimbang begini ya, hati kecilku bersuara.

Aku tahu bahwa keluarga pa Syarif bukanlah keluarga yang suka berfoya-foya, bahkan cukup bersahaja, meskipun beliau memiliki posisi yang cukup tinggi di perusahaan.

Secara perhitungan matematis, kalau mau diajak hidup sederhana, sepertinya cukup saja. Dan akupun sudah cukup siap untuk berkeluarga?

Tapi.., ah... aku menghela nafas panjang, berbaring bimbang di kamar kostanku yang kecil.

Besok adalah hari ketujuh semenjak perbincangan itu. Hari terakhir dimana aku harus memberikan jawaban.

Namun...

Ah...

???


---000---

Samarinda, 8 Februari 2009
Syamsul Arifin

*fiksi, only in my imagination ^_^

Mengomentari Fatwa atau Mengomentari MUI..?

Minggu, 25 Januari 2009, di Aula Diniyyah Puteri Padang Panjang, setelah melakukan serangkaian sidang ijtima' ulama bidang fatwa, Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan beberapa hal, diantaranya terkait dengan hukum merokok, golput dan senam yoga.

Berbagai komentar menyikapi hasil sidang para ulama se-Indonesia tersebut. Ada yang pro/setuju/sepakat dan ada juga yang kontra/tidak setuju/menolak.

Selain dukungan dan pujian, komentar-komentar yang aneh, nyeleneh, menghina bahkan kurang ajar pun sampai terlontar. Naudzubillah!

Terlepas dari itu semua, ada beberapa hal yang seharusnya jadi perhatian kita semua.

Pertama, Mereka adalah Ulama

Untuk menjadi bagian dari Majelis Ulama Indonesia, pastinya ada ketentuan, persyaratan dan kompetensi yang wajib dimiliki. Tidak sembarangan orang bisa jadi bagian dari MUI. Ilmu Al-Quran, hapalan Quran, ilmu mengenai hadits dan hapalan haditsnya, mengenai hukum-hukum fiqh, dan bukan hanya mengenai keilmuan syariah saja, tapi juga mengenai keilmuan muamalah, sosial kemasyarakatan, dll menjadi bagian dari keilmuan mereka. Dan pastinya, mereka harus bijaksana, karena fatwa itu tidak mudah, sepele atau ringan, perlu pertimbangan yang matang. Kombinasi antara ilmu dan amal juga menjadi suatu hal yang wajar. Takut kepada Allah dan mengharap hanya kepada ridho-Nya.

Yang cukup unik, bahwa orang-orang yang berkomentar "menyerang" MUI adalah orang-orang yang bahkan perlu dipertanyakan integritasnya. Sudah seberapa banyakkah hapalan Qurannya..? Sudah pernah belajar ilmu syariah dimana saja..? Dan sudah seberapa istiqomah dengan ajaran agamanya..? Bahkan saya pribadi meragukan tilawah mereka, apakah sudah benar tajwidnya atau tidak!

Kedua, Tidak akan Bersatu kecuali dalam Hidayah

Ya, MUI hanyalah sekumpulan manusia biasa yang mungkin saja khilaf atau salah, tapi perlu dicatat, bahwa mereka memutuskan tidak secara sepihak atau sendirian saja, tapi SEKUMPULAN, bersama-sama, setelah didiskusikan, dimusyawarahkan dan dirembukkan oleh sekumpulan orang-orang yang memiliki kompetensi syariah di dalam otak mereka, yang memiliki rasa takut dan keikhlasan kepada Allah dalam hati mereka, yang pikirannya bijaksana jauh melintasi masa depan dan logika.

Dua orang lebih baik dari seorang dan tiga orang lebih baik dari dua orang, dan empat orang lebih baik dari tiga orang. Tetaplah kamu dalam jamaah. Sesungguhnya Allah Azza wajalla tidak akan mempersatukan umatku kecuali dalam petunjuk (hidayah) (HR. Abu Dawud)

Peserta yang mengikuti Ijtima’ selama tiga hari (24-26) itu berjumlah lebih 750 orang ulama yang datang dari berbagai daerah mencakup seluruh propinsi mulai dari Aceh hingga Papua. Sebuah angka yang tidak bisa dianggap sedikit.

Ketiga, MUI dan Legitimasi Pemerintah

Sidang Ijtima' MUI di Padang Panjang dibuka langsung oleh wakil presiden RI, bapak Yusuf Kalla. Hal ini menunjukkan adanya legalitas dari pemerintah, selaku pelaksana negara. Pemerintah dalam hal ini terkesan mengakui MUI sebagai badan resmi yang memiliki kewenangan dalam aspek agama, di samping departemen agama yang telah ada. Kita sering mendengar kutipan ayat berikut,

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa': 59)

Dan kita pun sering mendengar bahwa ulama adalah pewaris-pewaris Nabi, mereka mewarisi ilmu pengetahuan.

Terakhir, Tong Kosong Nyaring Bunyinya

Slogan itu mungkin tepat jika harus disematkan kepada mereka yang dengan sembarangan dan gegabah menjelekkan citra para ulama. Tanpa malu dan mungkin ngga pernah ngaca dengan diri mereka sendiri. Itulah mereka, yang lidahnya lebih panjang dari otaknya, yang omongannya lebih dahulu terlontar dari pada akalnya, ngga dipikir dulu. Bicaranya lantang, keras, dan menantang, sebagaimana sebuah tong yang kosong, selalu nyaring bunyinya!

Naudzubillahimindzalik, semoga saya dan kita semua terhindar dari kejelekan seperti itu (amin).


---000---

Samarinda, 8 Februari 2009
Syamsul Arifin

Maafkanlah dosa orang yang murah hati, kekeliruan seorang ulama dan tindakan seorang penguasa yang adil. Sesungguhnya Allah Ta'ala membimbing mereka apabila ada yang tergelincir. (HR. Bukhari)

07 February 2009

Kewajiban Berbakti Kepada Orang tua

Luar biasa! Itulah ekspresi yang patut kita berikan, ketika mengetahui bagaimana Islam memposisikan bakti kepada orangtua dalam bagian kehidupan kita sebagai seorang muslim.

 

Perintah Allah SWT

 

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. Al-Israa': 23-24)

 

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa setelah Allah SWT memerintahkan kita agar menjaga kemurnian tauhid, maka Ia menggandengkan perintah itu dengan perintah berbakti kepada makhluknya, yaitu kedua orangtua kita. Hal ini menunjukkan keutamaan dan urgensi berbakti kepada kedua orangtua.

 

Masih banyak ayat-ayat lain yang menjelaskan mengenai hal ini, Imam Nawawi di buku Riyadhus Shalihin mengutip ayat-ayat dari surat An-Nisa': 36; Al-Ankabut: 8; Luqman: 14; bahkan beliau membuat bab khusus dengan judul “Berbakti Kepada Kedua Orangtua dan mempererat Keluarga” dan “Keharamannya Berani -Kepada Orangtua- dan Memutuskan Ikatan Kekeluargaan”

 

Perintah Rasulullah SAW

 

Dari Abu Abdirrahman yaitu Abdullah bin Mas'ud RA, katanya: Saya bertanya kepada Nabi SAW: "Manakah amalan yang lebih tercinta disisi Allah?" Beliau menjawab: "Yaitu shalat menurut waktunya." Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Berbakti kepada orang tua." Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu berjihad fisabilillah." (Muttafaq 'alaih)

 

Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa durhaka kepada orangtua termasuk ke dalam salah satu dosa besar!

 

Aku beritahukan yang terbesar dari dosa-dosa besar. (Rasulullah Saw mengulangnya hingga tiga kali). Pertama, mempersekutukan Allah. Kedua, durhaka terhadap orang tua, dan ketiga, bersaksi palsu atau berucap palsu. (Ketika itu beliau sedang berbaring kemudian duduk dan mengulangi ucapannya tiga kali, sedang kami mengharap beliau berhenti mengucapkannya). (Mutafaq'alaih)

 

Kepada orangtua yang non muslim saja, Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk berbakti, apalagi kepada kedua orangtua kita yang muslim.

 

Hadits riwayat Asma RA, ia berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW: ‘Wahai Rasulullah, ibuku (seorang musyrik) datang kepadaku mengharap bakti dariku. Apakah aku harus berbakti kepadanya?” Rasulullah SAW bersabda: “Ya.” (HR Bukhari-Muslim)

 

Keteladanan dari Para Nabi

 

Para Nabi selain Muhammad SAW juga telah menunjukkan bahwa berbakti memiliki tempat yang istimewa bagi orang-orang yang shaleh. Cukuplah kita mengangkat contoh dari Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS, sebagaimana Al-Quran telah mengabadikan mereka sebagai teladan berbakti kepada kedua orangtua.

 

Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. (QS. Maryam: 12-14)

 

Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (QS. Maryam: 30-32)

 

Keteladanan dari Para Sahabat

 

Abu Hurairah RA biasa memberikan salam dan mendoakan ibunya ketika melewati rumahnya, dengan salam dan doa yang terbaik. Bahkan beliau biasa menggendong ibunya untuk ke kamar kecil.

 

Uwais bin Amir dari Yaman, yang karena baktinya kepada ibunya, Rasulullah SAW sampai berpesan kepada sahabat sekaliber Umar bin Khattab RA, agar meminta didoakan pengampunan kepada Allah SAW untuknya jika sempat bertemu dengannya.

 

Keteladanan dari Para Ulama

 

Abu Hanifah, biasa mengantarkan ibunya shalat tarawih, dan bahkan kalau ibunya ingin bertanya mengenai suatu hal kepada seorang ulama, beliau bahkan mengantarkannya, padahal beliaulah orang yang paling faqih, sehingga ulama yang dituju merasa sungkan karena mengetahui kedudukan ilmunya dibandingkan sang Imam, tapi Abu Hanifah menyuruhnya, agar sang ibunya merasa senang.

 

Dan masih banyak lagi contoh-contoh keteladanan lain yang akan sangat banyak dan panjang jika harus dituliskan.

 

Sikap Kita

 

Setelah mengetahui keutamaan berbakti kepada orangtua, ada beberapa hal yang harus kita pahami, bahwa bakti kepada orangtua menjadi sebuah kewajiban bagi kita sebagai seorang muslim, namun tentunya taat kepada mereka tidak harus sampai bermaksiat kepada Allah, mematuhi perintah orangtua, membuat mereka senang atau bahagia dan menjadi anak yang shaleh, agar bisa menjadi kebanggaan mereka di dunia dan akhirat.

 

Yakinlah bahwa ada banyak kebaikan/keberkahan jika kita bisa menjadi anak yang berbakti kepada orangtua. Wa’llahu ‘alam

 

 

---000---

 

Samarinda, 7 Februari 2009

Syamsul Arifin