30 March 2009

Kenikmatan yang Dibalas Lupa dan Durhaka

Dalam limpahan nikmat yang tak terukur, kita sering kali lalai untuk bersyukur. Penyakit pikun langsung mendera, begitu kesulitan sirna, berganti dengan kemudahan dan bahagia.

 

Kita merengek dan menghinakan diri pada saat meminta, namun begitu keinginan dan harapan dikabulkan, kita langsung lupa pernah berdoa, seakan-akan tidak pernah merengek dan menundukkan kepala.

 

Tak jarang, selain lupa mensyukuri berbagai macam kenikmatan yang telah dinikmati, kita pun membalasnya dengan kedurhakaan, kemaksiatan, dan ketidakpatuhan.

 

Allah maha kaya, Ia tidak membutuhkan pengabdian kita, Ia tetap mulia dalam kemaha-sempurnaanNya. Namun sebagai seorang hamba, kita memang benar-benar sungguh kurang ajar, melupakan limpahan kebaikan dan berjuta kenikmatan, bahkan melawanNya, dan menjadi penentang yang nyata.

 

Astagfirullah hal adzim...

 

Ya Rabbi, limpahkanlah hidayahMu kepada hamba, dan golongkanlah hamba ke dalam golongan hamba-hambaMu yang pandai bersyukur (amin).

 

 

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

 

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman: 12)

29 March 2009

Indahnya Keadilan dalam Islam

Suatu ketika, Amirul Mukminin, Ali bin Abi Talib KW, menemukan baju perangnya di tangan seseorang lelaki Nasrani. Ali mengadukan lelaki itu kepada Syuraih, yang ketika itu menjabat sebagai hakim. Ia mendatangi Syuraih lalu berkata, “hai Syuraih, kalaulah lawanku itu seorang muslim niscaya aku akan duduk bersamanya. Akan tetapi ia adalah seorang Nasrani, Rasulullah SAW telah bersabda, “jika kalian berpapasan dengan mereka di tengah jalan, maka desaklah mereka ke pinggir jalan dan rendahkanlah mereka seperti Allah telah merendahkan mereka tanpa bersikap melampaui batas.” Kemudian Ali berkata, “baju perang ini adalah milikku, aku tidak pernah menjual dan tidak pernah pula menghadiahkannya.”

 

Syuraih berkata kepada lelaki Nasrani tadi, “bagaimana tanggapanmu terhadap tuduhan Amirul Mukminin tadi?”

 

Lelaki Nasrani itu berkata, “baju perang ini adalah milikku. Dan dalam pandanganku, Amirul Mukminin bukanlah seorang pendusta.”

 

Syuraih menoleh kepada Ali dan berkata, “wahai Amirul Mukminin, adakah bukti-bukti atas tuduhanmu?”

 

Ali Tertawa sembari berkata, “Syuraih benar, aku tidak punya bukti.”

 

Syuraih memutuskan baju perang itu adalah milik lelaki Nasrani. Lalu lelaki Nasrani itu mengambilnya, ia berjalan beberapa langkah, kemudian kembali dan berkata, “Aku bersaksi bahwa ini adalah hukum para Nabi, Amirul Mukminin mengajukan diriku ke majelis hakim, dan majelis hakim memutuskan hukum atas diriku. Aku bersaksi bahwa tiada Illah yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Demi Allah, baju perang ini adalah milikmu wahai Amirul Mukminin, aku mengikuti pasukan ketika engkau berangkat ke peperangan Shiffin dengan mengendarai untamu yang berwarna abu-abu”

 

Ali berkata, “karena engkau sudah masuk Islam, maka ambillah baju perang itu.” Maka lelaki itupun membawanya dengan kudanya. [Bidayah wa Nihayah, Ibnu Katsir]

 

Hadis riwayat Aisyah RA.: Bahwa orang-orang Quraisy sedang digelisahkan oleh perkara seorang wanita Makhzum yang mencuri. Mereka berkata: Siapakah yang berani membicarakan masalah ini kepada Rasulullah saw.? Mereka menjawab: Siapa lagi yang berani selain Usamah, pemuda kesayangan Rasulullah saw. Maka berbicaralah Usamah kepada Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Apakah kamu meminta syafaat dalam hudud Allah? Kemudian beliau berdiri dan berpidato: Wahai manusia! Sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kamu ialah, manakala seorang yang terhormat di antara mereka mencuri, maka mereka membiarkannya. Namun bila seorang yang lemah di antara mereka mencuri, maka mereka akan melaksanakan hukum hudud atas dirinya. Demi Allah, sekiranya Fatimah putri Muhammad mencuri, niscaya akan aku potong tangannya. (HR Bukhari Muslim)

 

Islam adalah agama yang tidak pernah memandang kedudukan sosial seseorang. Kedudukan seseorang di dalam Islam tidaklah ditentukan oleh darah bangsawan yang dimilikinya, tidak diukur berdasarkan tinggi rendahnya jabatan/kekuasaan yang dipegangnya, tidak dinilai berdasarkan banyak-sedikitnya harta kekayaan yang ia miliki.

 

Tiap orang memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum Islam. Anak Nabi, Amirul Mukminin, bangsawan, pejabat, pedagang, petani, bahkan orang-orang non-muslim seperti Yahudi dan Nasrani, semuanya akan diperlakukan dengan adil, dan bisa mendapatkan jaminan keadilan di dalan naungan pemerintahan Islam.

 

Bagaimana mungkin orang-orang yang beriman tidak mau berbuat adil, padahal Allah SWT telah memerintahkan demikian,

 

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Maaidah: 8)

 

Menempatkan/memberikan sesuatu sesuai dengan proporsinya, tidak berat sebelah dalam memberikan keputusan, bersikap obyektif dan bijak, adalah keluhuran sikap yang pasti memukau setiap anak manusia.

 

Inilah salah satu sisi kemilau cahaya keindahan Islam, menjunjung tinggi keadilan.

 

 

 

---000---

 

Samarinda, 29 Maret 2009

Syamsul Arifin

27 March 2009

Takalluf Politik

Kata `takalluf’ berasal dari akar kata `ka-la-fa’ yang berarti beban. Dari akar kata ini, berkembang menjadi `kallafa’ dan taklif (tugas),selain berkembang menjadi takallafa dan takalluf. Yang terakhir ini dapat diartikan sebagai memaksakan diri untuk memikul kewajiban di luar batas kemampuan. Di dalam Islam, takalluf tergolong sifat yang tercela alias tak terpuji.

Takalluf berbeda dengan taklif yang berarti tugas. Taklif adalah amanah yang dipikulkan oleh pihak yang lebih tinggi untuk dijalankan sesuai dengan batas kemampuan. Biasanya yang menugaskan itu adalah Syari’ (Allah SWT dan rasul-Nya), seperti shalat, shaum dan jihad. Tidak kita dapatkan Syari’ membebankan kewajiban kepada manusia di luar batas kemampuannya. Prinsip ini diterangkan Allah di dalam Al Qur’an (QS. al-Baqarah: 286), dimana Allah tidak membebankan kepada setiap diri kecuali sebatas kemampuannya.

Praktik takalluf tidak hanya tercela dalam soal-soal dunia, tapi juga tercela dalam konteks beragama. Sebab sikap ini tergolong memaksakan diri.Dalam konteks dunia pun demikian keadaannya. Kalau seorang hanya mampu melakukan tiga pekerjaan, maka tidak boleh memaksakan empat ataulima pekerjaan.

Jika persoalan ini kita tarik ke arena politik, maka masalahnya akan lebih kompleks. Misalnya, seseorang atau partai berambisi untuk merebut kekuasaan dalam pilkada, sementara ia tidak memiliki modal yang cukup secara finansial untuk berlaga dalam perlombaan itu.Kemudian orang itu menggaet calon lain yang bisa menutup kekurangannya.

Di sinilah muncul berbagai persoalan baru. Apakah orang yang digaet ini mempunyai visi dan misi yang sama dengan orang itu atau hanya seorang oportunis.

Dari politik melayani masyarakat, menjadi politik memanfaatkan masyarakat. Pelayanan kepada masyarakat pun dilakukan dengan motivasi untuk mendapatkan dukungan suara. Di sini sudah mulai menyentuh wilayah akidah. Sulit memisahkan antara niat Lillahi Ta’ala dengan niat mencari simpati pemilih. Padahal dalam melakukan suatu amal, Allah tidak menerima niat yang mencampurkan keduanya.

Biasanya setelah terpilih, kedua figur itu tak bertahan lama untuk sejalan. Masing-masing memilih jalannya sendiri-sendiri. Yang terjadi kemudian adalah pecah kongsi. Kalaupun sejalan, maka di sana akan terjadi banyak pergeseran cara berpikir dan menilai. Yang tadinya sangat menjaga batas-batas halal-haram, sekarang sudah tidak mempersoalkan itu lagi. Yang tadinya teriakan “itu haram” begitu keras, maka teriakan itu sekarang sudah sayup-sayup hampir tak kedengaran.

Para anggota dikerahkan menghimpun dana sebanyak-banyaknya, tak peduli dari manapun sumber dana itu didapat: dari koruptorkah, pengusaha judikah, bandar narkobakah. Ambil saja uangnya, lalu konon katanya untuk mendanai dakwah. La hawla wala quwwata illa billah. Kalau pelakunya orang lain, perbuatan itu haram dan kotor. Tapi kalau pelakunya kita, ia menjadi halal. Fiqh apakah ini? Inilah namanya fiqh berdasarkan syahwat. Na’uzubillah.

Belum lagi kehidupan beberapa aktivis yang mendadak berubah menjadi borjuis. Memiliki beberapa mobil mewah, perhiasan mewah, sementara pekerjaan resmi sebagai wakil rakyat bisa dihitung berapa pemasukannyayang halal dan logis. Lalu dari manakah sumbernya?

Perjuangan seperti ini tidak bakal direstui oleh Allah SWT dan mereka ini tidak lagi pantas membawa-bawa nama dakwah.Padahal Nabi saw jelas-jelas melarang sumber dana yang haram bagi setiap aktivitas seorang Muslim, seperti hasil jual-beli anjing, hasil perdukunan, dan upah pelacuran.

Pernahkah Rasul menggunakan dana dari kafir Quraisy dan musyrikin lainnya untuk perjuangan Islam? Tak satu pun sumber yang menyebutkan bahwa Nabi pernah menerima bantuan dari kaum kafir. Bahkan ketika seorang musyrik menawarkan diri untuk ikut dalam sebuah jihad, Nabi saw mengujinya, apakah Anda beriman kepada Allah? Nabi spontan menolaknya dengan mengatakan, “Aku tak akan pernah meminta bantuan kepada musyrik.” Kenapa sensitivitas terhadap halal dan haram ini terus melemah?

Ini semua gara-gara melakukan tindakan takalluf dalam berpolitik.Apa beratnya mengakui jika memang tidak punya dana untuk ikut pilkada? Bersikaplah sebagai pemain pasif, pengontrol dan pemberi nasehat. Tidak akan ada pihak yang menyalahkan sikap ini. Tetapi, jika memaksa maju dengan segala keterbatasan, di ujung ia akan dinilai. Inilah contoh orang-orang yang memaksakan dirinya.

 

Sabili No. 70 TH. XV, 6 Syawal 1428 H, hlm. 88-89

Sumber: http://daudrasyid.com/index.php?option=com_content&task=view&id=53&Itemid=31

Nafsu Ingin Menjadi Pemimpin

Oleh: Dr. Daud Rasyid

“Kalian akan berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal kekuasaan itu adalah penyesalan di hari Kiamat, nikmat di awal dan pahit di ujung. (Riwayat Imam Bukhori).

Perbedaan zaman Salafus-sholeh yang paling kentara dengan zaman sekarang, salah satunya dalam ambisi kepemimpinan. Dulu, khususnya zaman sahabat, mereka saling bertolak-tolakan untuk menjadi pemimpin.

Abu Bakar Shiddiq diriwayatkan, sebelum diminta menjadi Khalifah menggantikan Rasulullah mengusulkan agar Umar yang menjadi Khalifah. Alasan beliau karena Umar adalah seorang yang kuat.

Tetapi Umar menolak, dengan mengatakan, kekuatanku akan berfungsi dengan keutamaan yang ada padamu. Lalu Umar membai’ah Abu Bakar dan diikuti oleh sahabat-sahabat lain dari Muhajirin dan Anshor.

Dari dialog ini dapat kita pahami bahwa generasi awal Islam, yang terbaik itu, memandang jabatan seperti momok yang menakutkan. Mereka berusaha untuk menghindarinya selama masih mungkin. Tapi di zaman ini, keadaannya sudah berubah jauh.

Orang saling berlomba untuk menjadi pemimpin. Jabatan sudah menjadi tujuan hidup orang banyak. Semua tokoh yang sedang bertarung mengatakan, jika diminta oleh rakyat, saya siap maju. Inilah basa basi mereka. Entah rakyat mana yang meminta dia maju jadi pemimpin. Sebuah kedustaan yang dipakai untuk menutupi ambisi menjadi pemimpin.

Keberatan para Sahabat dulu untuk menjadi pemimpin, dikarenakan mereka mengetahui konsekuensi dan resiko menjadi pemimpin. Mereka mendengar hadits-hadits Nabi Saw tentang tanggung jawab pemimpin di dunia dan di akhirat. "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya...".

Dalam hadits yang lain Nabi Muhammad Saw memprediksi hiruk pikuk di akhir zaman soal kekuasaan dan menjelaskan hakikat dari kekuasaan itu. Beliau bersabda seperti dilaporkan oleh Abu Hurairah :

“Kalian akan berebut untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal kekuasaan itu adalah penyesalan di hari Kiamat, nikmat di awal dan pahit di ujung. (Riwayat Imam Bukhori).

Juga Rasulullah Saw memperingatkan mereka yang sedang berkuasa yang lari dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan rakyat dan tidak bekerja untuk kepentingan rakyatnya, dengan sabda beliau : “Siapa yang diberikan Allah kekuasaan mengurus urusan kaum Muslimin, kemudian ia tidak melayani mereka dan keperluan mereka, maka Allah tidak akan memenuhi kebutuhannya.” (Riwayat Abu Daud).

Dan dalam riwayat at-Tirmizi disebutkan : “Tidak ada seorang pemimpin yang menutup pintunya dari orang-orang yang memerlukannya dan orang fakir miskin, melainkan Allah juga akan menutup pintu langit dari kebutuhannya dan kemiskinannya.”

Hadits-hadits yang ada lebih banyak menggambarkan pahitnya menjadi pemimpin ketimbang manisnya. Sedang mereka adalah generasi yang lebih mengutamakan kesenangan ukhrowi daripada kenikmatan duniawi. Itulah yang dapat ditangkap dari keberatan mereka.

Sementara orang yang hidup di zaman ini berfikir terbalik. Yang mereka kejar adalah kesenangan duniawi yang didapat melalui jabatan dan kekuasaan. Mereka lupa dengan pertanggung jawaban di hari Kiamat itu. Mereka tidak segan-segan bermanuver dan merekayasa untuk mendapatkan jabatan dan kekuasaan itu.

Kadangkala cara yang dipakai sudah hampir sama dengan cara kaum kuffar atau kaum sekuler, menghancurkan nilai-nilai akhlak Islam yang sangat fundamental; mencari dan mengumpulkan kelemahan lawan politik dan pada waktunya aib-aib itu dibeberkan untuk mengganjal jalan kompetitornya.

Ada pula yang mengumpulkan dana dengan cara-cara yang tak pantas dan tak bermoral. Mendukung calon kepala daerah dalam pilkada dari partai mana saja, asal dengan imbalan materi dengan menyerahkan uang yang besar. Terserah orang itu menang atau kalah nanti, tak begitu penting, yang penting uangnya sudah didapat.

Para pemburu kekuasaan itu beralasan, jika kepemimpinan itu tidak direbut, maka ia akan dipegang oleh orang-orang Fasik dan tangan tak Amanah, yang akan menyebarkan kemungkaran dan maksiat. Tapi jika ia dipegang oleh orang soleh dan beriman, akan dapat mewujudkan kemaslahatan bagi masyarakat luas. Alasan ini memang indah kedengaran.

Namun kenyataannya, semua yang berebut jabatan mengklaim bahwa ia lebih baik dari yang sedang memimpin. Dan tidak ada yang dapat memberi jaminan bahwa jika ia memimpin, keadaan akan menjadi lebih baik.

Bahkan rata-rata orang pandai berteriak sebelum menjadi pemimpin, tetapi setelah masuk ke dalam sistem, mereka tak bisa berbuat banyak. Akhirnya mengikuti gaya orang sekuler. Yang mencoba bertahan dengan idealisme, mendapat serangan dan kecaman dari berbagai pihak, lalu akhirnya menyerah kepada keadaan.

Berapa banyak mantan aktifis mahasiswa yang sebelumnya kritis dan berdemo menentang rezim masa lalu, tetapi sesudah masuk ke dalam sistem, tidak bisa merubah apa-apa, bahkan menggunakan cara-cara yang dipakai oleh rezim sebelumnya, memanfaatkan jabatan untuk menimbun uang dan kekayaan.

Kemudian merekapun menyiapkan alasan-alasan pembelaan; antara lain, merubah sesuatu tak bisa sekejap mata, tetapi harus bertahap, menilai sesuatu tak boleh hitam-putih, apa yang ada sekarang sudah lebih baik dari masa sebelumnya.

Keadaan seperti ini semakin memperkuat keyakinan sebagian orang, bahwa memperbaiki sistem tidak harus masuk terjun ke dalam sistem itu. Bahkan tak mungkin melakukan perubahan selama kita ada di dalam. Sebuah logika terbalik dari slogan yang digembar gemborkan pihak lain, yang kalau mau merubah sistem, harus terjun ke dalam sistem itu. Ternyata kebanyakan yang pernah terjun ke dalam sistem, tidak mampu merubah kerusakan yang ada. Bukan sekedar tak mampu membersihkan, justru ikut terkena kotoran.

Memang ada sebagian yang masuk ke dalam sistem dengan cara yang sah, lalu berjuang di dalamnya dengan penuh resiko, mencoba melakukan perubahan dan bertahan dengan prinsip-prinsip yang dipegangnya. Mereka ini biasanya kalau tak tersingkir, dimusuhi atau makan hati.

Gerakan Islam sebenarnya lebih besar dari sekadar Partai Politik yang dibatasi oleh aturan-aturan formal, aturan main, dan bahkan ideologi kebangsaan. Gerakan Islam berjuang untuk jangka waktu yang tak terbatas, hingga Islam itu tegak berdiri dengan kokoh. Lingkup kerjanya juga tidak hanya menyangkut soal-soal politik.

Ketika gerakan Islam menjadi partai politik, sebenarnya ia sedang dipasung dan dihadapkan pada agenda kacangan yang didiktekan kepadanya yang bukan menjadi agenda utamanya. Bahkan kesibukannya mengurusi soal-soal politik hanyalah pembelokan dari target utama dan juga pemborosan energi yang tak setimpal dengan hasil yang dicapainya. Ibarat membayar dengan harga emas untuk membeli besi.

Betapa sayangnya seorang yang sudah tiga puluh tahun malang melintang dalam gerakan Islam, ujung-ujungnya hanya menjadi tukang lobi kesana-kemari untuk memperjuangkan kursi alias kekuasaan. Sungguh menyedihkan. Yang diperjuangkan oleh gerakan Islam adalah sebuah agenda besar yang mendunia (Ustaziyyatul ‘Alam), bukan agenda lokal dan sektor sempit dan terbatas.

Lalu di sini mungkin pertanyaan akan muncul, apakah urusan lokal yang berujung pada kemaslahtan ummat Islam itu diabaikan? Jawabannya jelas tidak. Akan tetapi biarlah masalah-masalah lokal dan sektoral itu diurusi oleh anak-anak ummat yang mempunyai kualitas lokal.

Adapun gerakan Islam yang sudah mendunia haruslah bekerja sesuai dengan kapasitasnya. Tak pantas pemuda-pemuda gerakan diminta mengurus pilkada, pemilu, menempel-nempel poster, apalagi bertarung dengan orang-orang yang tak sekapasitas dengannya.

Gerakan Islam sekali lagi harusnya mengurusi hal-hal yang lebih besar, lebih strategis, yakni pembinaan ummat, membangun generasi intelek dan beriman, mengarahkan pemikiran ummat kepada cara berpikir yang Islami setelah mengalami degradasi. Anak-anak gerakan yang tak naik kelas bolehlah dipersilahkan terjun ke dunia politik praktis. Karena sampai di situlah mungkin batas kemampuannya.

Ada hikmahnya kenapa Allah swt tidak mengizinkan gerakan Islam di negeri induknya berkecimpung dalam politik praktis secara besar-besaran. Karena hal itu akan membuat mereka lalai dari perjuangan utama. Target utamanya bukan untuk mendapat kursi Perdana Menteri, atau bahkan Presiden sekalipun, tetapi untuk menjadi qiyadah fikriyah bagi pergerakan Islam sedunia.

Andaikan peluang lokal itu terbuka, niscaya mereka akan sibuk dengan masalah-masalah parsial di lapangan sementara tugas mereka jauh lebih kompleks dari membenahi sebuah negara yang masyarakatnya sudah rusak secara ideologis, moral dan perasaan.

Tugas Gerakan Islam lebih besar dari membersihkan korupsi, ketimpangan ekonomi, ketidak merataan pembangunan. Tugas mereka adalah mengembalikan penyembahan kepada Allah setelah mengalami degradasi dengan menuhankan manusia dan Tuhan-tuhan lainnya. (Ikhrojun Naas min Ibadatil Ibad ilaa Ibadatil Robbil Ibaad).


Sumber: http://eramuslim.com/nasihat-ulama/dr-daud-rasyid-nafsu-ingin-jadi-pemimpin.htm

26 March 2009

Bertanyalah

Pepatah mengatakan bahwa “Pertanyaan adalah setengah dari ilmu”.

 

DR Yusuf Qardhawi di halaman 48 buku “Mengapa Fatwa Ulama Digugat?” menjelaskan mengenai beberapa hal yang perlu diperhatikan dari seseorang yang meminta fatwa, salah satu diantaranya yaitu bertanya mengenai hal-hal yang ada manfaatnya.

 

Pepatah di atas menerangkan bahwa ada keharusan dalam memilih pertanyaan, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, haruslah berupa pertanyaan yang mengandung manfaat. Mengenai masalah yang kita hadapi atau dihadapi orang lain, mengenai kedudukan hukum suatu persoalan, dan bukan pertanyaan-pertanyaan yang hanya akan menimbulkan keruwetan masalah (aghalit al-masail)

 

Abdullah bin Hudzaifah pernah membuat Rasulullah SAW marah karena mengajukan pertanyaan mengenai siapa ayahnya. Ini adalah salah satu contoh pertanyaan yang tidak baik, karena jika yang selama ini diketahui bukan ayahnya, tentu hal itu akan membuat aib bagi ibunya dan akan memalukan dirinya saja.

 

Khalifah Rasulullah, Umar bin Khattab RA, bahkan pernah menghukum orang yang bertanya tentang segala hal tentang ayat-ayat mutasyabihat, yang tidak ada hubungannya dengan hukum amali.

 

Imam Malik ketika ditanya tentang ‘istiwa’ (bersemayamnya Allah di arsy), beliau marah dan berkata, “mengenai istiwa itu ma’lum (sudah diketahui) dan tentang bagaimana (cara istiwa) mahjul (tidak diketahui), sedang mengimaninya adalah wajib, dan mempertanyakan hal tersebut adalah bid’ah.

 

Semua itu adalah contoh-contoh pertanyaan yang menimbulkan keruwetan, bukan pertanyaan yang bisa memberikan banyak manfaat.

 

Di sebuah kitab tafsir, dijelaskan bahwa ada sekelompok kaum yang bertanya kepada Nabi, “bagaimana keadaan bulan sabit yang tampak tipis bagaikan garis, kemudian berlanjut menjadi purnama, lalu menyusut hingga menjadi seperti semula?”

 

Allah SWT memberikan jawabanNya melalui surat Al-Baqarah ayat 189. Di ayat yang berbicara mengenai ibadah haji tersebut, jawaban yang diberikan dibelokkan dari inti pertanyaan mereka, sehingga mereka mendapatkan manfaat mengenai penggunaan bulan dalam urusan agama dan kehidupan.

 

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. (QS. Al-Baqarah: 189)

 

Al-Quran juga memberikan kita contoh-contoh pertanyaan-pertanyaan yang bagus dan bermanfaat. Sebagaimana tertulis berikut,

 

Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya. (QS. Al-Baqarah: 215)

 

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir, (QS. Al-Baqarah: 219)

 

Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu adalah kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. (QS. Al-Baqarah: 222)

 

Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya". Al-Maaidah: 4)

 

Kaum muslimin pada masa kejayaan Islam senantiasa bertanya mengenai perkara yang bermanfaat bagi mereka dalam urusan agama, kehidupan dan masa akhirat.

 

Bila ada yang menyimpang jauh dari jangkauannya, para ulama menjawab pada kebenaran yang lebih baik lagi, sehingga paham bahwa Islam menginginkan jawaban-jawaban yang benar-benar bermutu, serta memalingkan dari hal-hal yang sia-sia, serta berupa menyibukkan diri dan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, baik dalam perkataan, amal, maupun pemikiran.

 

Karena itu, mungkin kita perlu bertanya dahulu sebelum mengeluarkan pertanyaan, apakah pertanyaan yang akan saya lontarkan ini bisa menambah keimanan saya? Apakah pertanyaan ini akan membuat saya lebih bersemangat dalam beribadah..?

 

 

 

---000---

 

Samarinda, 26 Maret 2009

Syamsul Arifin

 

Referensi: halaman 48, buku “Mengapa Fatwa Ulama Digugat? Panduan Lengkap Mengeluarkan Fatwa” oleh DR Yusuf Qardhawi

Hak Orang yang Berilmu dari Penuntut Ilmu

Ali bin Abi Thalib KW berkata, “diantara hak orang yang berilmu (guru) atas dirimu ialah:

  • Hendaklah engkau mengucapkan salam kepada semua yang hadir (dalam majelisnya)
  • Memberi salam hormat secara khusus kepadanya
  • Duduk di hadapannya
  • Tidak menunjuk dengan tangan ke arahnya
  • Tidak memandang secara tajam kepadanya
  • Tidak terlalu banyak mengajukan pertanyaan
  • Tidak membantunya dalam memberikan jawaban
  • Tidak memaksanya jika dia letih
  • Tidak mendebatnya jika dia tidak menginginkannya
  • Tidak memegang bajunya jika hendak bangkit
  • Tidak membocorkan rahasianya
  • Jika ada salah bicara harus dimaklumi
  • Tidak boleh berkata di depannya, “ku dengar fulan berkata begini, yang berbeda dengan pendapatmu”
  • Jangan katakan di hadapannya bahwa dia adalah seorang ulama


Sumber: halaman 18, buku Minhajul Qadhisin, karya Ibnu Qudamah

[flash fiction] Beauty Skin Deep

“Beauty won’t last forever,” Richard berkata sembari berjalan meninggalkanku menuju mobil city car-nya yang berwarna biru.

 

Aku hanya bisa tersenyum dan mengangkat tangan untuk membalas lambaian tangannya.

 

“Emang salah gituh, klo pengen punya pasangan yang cantik..?” batinku bergumam menghela nafas panjang, “huff…”

 

“As time goes by, beauty shall fade away,” perkataan temanku itu masih terngiang di kepala.

 

“Ah, dia mah enak, udah punya istri yang berkulit putih, bertubuh proporsional, tinggi, cukup berisi, berambut pirang dan bermata biru, cantik, khas orang eropa seperti dirinya,” sahutku kini dalam hati.

 

“There are something more than just having sex in a marriage,” pesannya juga ketika kami berbincang di sebuah kafe di pinggir jalan lenggang pada Jum’at sore yang cerah bersinar.

 

Aku masih diam saja tanpa ekspresi, mencoba mencerna obrolan-obrolan kami tadi?

 

“You know..,” dia berhenti sejenak dan menyeruput sedikit dari kopi yang ia pesan, “as you start to live together, spend most of your life time with her, you gonna be starting to ignoring the physical aspect, and you gonna start to spot a lot of her unpleasant world. A beautiful flower is awesome at the first sight, but sooner or later, you going to be feel that it just as same as an ordinary flower.”

 

Kini, tinggal aku yang masih berada di meja ini. Aku mengambil sedikit kentang goreng yang dipotong kecil-kecil dan panjang-panjang, French fries katanya.

 

“One more thing, every person have their own minus part, the important thing when you want to start a family is, accept her wholly, that’s what it call as love.”

 

Mendapat pelajaran tentang cinta dari seorang bule, tentu bukan suatu hal yang umum, bahkan sangat tidak terpikirkan sebelumnya!

 

“Make your own model for your future wife, look for it, don’t be too high in setting the criteria, since there will be a cloud above the mountain,” dia tersenyum padaku, aku paham apa maksudnya, karena akan selalu ada orang lain yang lebih, akan ada langit di atas langit.

 

Ah.., berbicara tentang takdir (jodoh-red) adalah suatu pembahasan yang tak terukur…

 

“I gotta go now, my lady is waiting for me to go to a grocery,” ucapnya setelah membaca pesan singkat di handphonenya, “you often to tell me about pray and being patient as said in your religion, probably those are the best thing you could do now,” dia menghabiskan cangkir kopinya.

 

Aku tersenyum kepadanya.

 

“Thanks Richard,” aku berkata saat ia beranjak dari kursi.

 

“Beauty won’t last forever,” Richard berkata sembari berjalan meninggalkanku menuju mobil city car-nya yang berwarna biru.

 

Aku hanya bisa tersenyum dan mengangkat tangan untuk membalas lambaian tangannya.

 

 

---000---

Samar

inda, 26 Maret 2009

Syamsul Arifin

*this story is 100% fiction J

22 March 2009

Silakan Hambur-hamburkan Uang dan Buanglah Sampah Sembarangan!

Saat ini, pesta demokrasi sedang mengalami pemanasan, peluit yang menandakan musim kampanye telah ditiup. Di berbagai tempat dan daerah, sama saja, ramai berpawai, ramai memasang media promosi di mana-mana.

 

Tua-muda-lelaki-perempuan, para caleg sibuk menjual dirinya semenarik-menariknya. Pilihlah saya, yang paling kompeten, yang paling aspiratif, yang paling berani menyuarakan suara rakyat, yang paling jujur, dan seterusnya, untungnya ngga ada yang ngaku paling ganteng atau paling cantik :P hehehe

 

 

Musim Buang-Buang Uang

 

Di jalanan, koran, televisi, radio, rumah-rumah, tidak lepas dari jeratan bentuk-bentuk marketing para caleg itu untuk memperkenalkan dirinya. Apalagi semenjak MK (Mahkamah Konstitusi) menyatakan bahwa yang terpilih adalah berdasarkan suara terbanyak dan bukan nomor urut, maka semakin bersemangatlah mereka untuk menjaring suara.

 

Belum lama kemarin, saya menerima email yang mengurutkan mengenai beberapa kejadian yang menghabiskan banyak uang, diantaranya adalah tenggelamnya kapal Titanic, kecelakaan Chernobil, dan seterusnya. Ternyata, dana yang paling besar dihabiskan adalah pada masa pemilu, yaitu sekitar US$ 500 Milyar dalam waktu dua bulan. Saya sendiri kurang begitu tahu apakah datanya valid atau tidak, dan di negara mana kampanyenya, walaupun bisa ditebak bahwa itu dilakukan di Amerika sana.

 

Luar biasa ya, dana sebesar itu menguap begitu saja, demi sebuah kursi kepemimpinan yang nanti di akhirat malah membuat mereka teramat menyesal.

 

Saya juga tidak tahu berapa anggaran yang digelontorkan pemerintahan kita untuk perhelatan demokrasi ini, yang uangnya juga diambil dari kantong kita! Belum lagi jumlah total dana yang dikeluarkan masing-masing partai dan dana pribadi para calon anggota legislatif. Ada berapa partai yang ada, dan ada berapa caleg yang terdaftar? Sepertinya bisa dibayangkan KELUARBIASAAN dana yang harus menguap sia-sia.

 

Kalau saja dana-dana itu bisa dialokasikan untuk pendidikan bangsa, untuk jaminan kesehatan rakyat, pembangunan sarana-prasarana, bukanlah tidak mungkin, dalam waktu dekat, kita bisa menjadi bangsa yang besar. Bahkan kalau mau dibeliin kerupuk, walah, ngga kebayang deh, seberapa banyak kerupuk yang dibeli :D

 

Tidak ada istilah yang sia-sia katanya, karena itu buat sosialisasi. Well, kalau dari kacamata saya pribadi, malah jadi semakin eneg melihat keruwetan spanduk, baliho, billboard, pamflet, dll, juga begitu pendapat beberapa orang yang ada di sekitar saja.

 

Dan katanyanya pula, dengan begini kan berarti berbagi rezeki dengan orang lain, yang membuat media promosi tersebut, yang memasangkannya, dan yang mengambil keuntungan dari membludaknya pesanan slot iklan di tivi, radio dan percetakan-percetakan.

 

Tapi ya, terserah saja, toh itu uang mereka (dan uang yang saya amanati lewat pemerintah), biar nanti mereka yang bertanggungjawab atas itu semua.

 

Seorang anak Adam sebelum menggerakkan kakinya pada hari kiamat akan ditanya tentang lima perkara: (1) Tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya; (2) Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya; (3) Tentang hartanya, dari sumber mana dia peroleh dan (4) dalam hal apa dia membelanjakannya; (5) dan tentang ilmunya, mana yang dia amalkan. (HR. Ahmad)

 

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Israa': 27)

 

 

Buanglah Sampah TIDAK Pada Tempatnya

 

Dari kecil kita sudah diajari slogan “buanglah sampah pada tempatnya”, begitu pula agama kita mengajarkan.

 

Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan senang kepada kedermawanan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan meniru-niru orang-orang Yahudi. (HR. Tirmidzi)

 

Mulai masa-masa ini, kita harus bisa mengurut dada dan bersabar, karena jadi ruwet dan semrawut pemandangan kita, berantakan karena banyaknya “ornament dan hiasan tambahan” yang dipasang secara swadaya oleh para caleg dan partai.

 

Jatuh, robek, rusak, patah, tentu sudah tidak dipedulikan lagi, yang penting sudah pernah terpasang. Dan jadilah sampah media kampanye yang bertaburan di sepanjang jalan.

 

Kita doakan semoga petugas kebersihan tidak lelah dan selalu bersemangat mengerjakan tugasnya dengan tulus iklas. (Amin) Kasihan mereka, gajinya tetap, tapi pekerjaannya bertambah ^_^

 

 

Kita harapkan, suatu saat nanti bisa ada format kampanye yang lebih efektif, efisien, hemat, tidak boros, dan ramah lingkungan. Menuju Indonesia yang lebih baik.

 

 

---000---

 

Samarinda, 22 Maret 2009

Syamsul Arifin

21 March 2009

[flash fiction] Hadiah Terindah

Hujan deras di pagi yang tanpa matahari. Burung-burung susah payah melawan terpaan air, mencoba bertahan, agar tetap dapat melayang di langit yang berlapiskan awan kelabu. Suara gemericik, berisik bersahut-sahutan. Angin meniupkan hawa dingin, menggigit kulit.

*Di meja makan, sedang sarapan, diiringi latar suara hujan yang bergemericik menimpa canopi depan rumah yang terbuat dari fiber berwarna hijau*


Suami: "Dek, hari ini aku ulang tahun, makasih ya atas hadiahnya" *tersenyum* Senyum manis

Istri: "Haduh, ya ampun! Maaf mas, aku benar-benar lupa, kesibukanku ngurus mama yang lagi di rumah sakit, menyita seluruh perhatianku" *merasa tidak enak* Gubraks!

Suami: "Ah, biasa ajalah, kamu kan tahu sendiri, aku ngga sebegitunya kok sama ulangtahun" *masih asyik dengan sarapannya* Ngemil makanan

Istri: *sudah bisa tersenyum tenang* Senyum manis
Istri: "Tapi tadi mas bilang 'terima kasih atas hadiahnya', gimana mau ngasih hadiah, wong ini juga ngga inget kok" *bingung* Huh

Suami: "Kamu ngasih hadiah kok, tiap hari bahkan. Di hari ini, mas cuma mau berterimakasih, buat setiap senyum yang kau berikan di setiap pagi. *berhenti sejenak dari makannya, dan menatap wajah sang istri*
Suami: "Makasih ya dek udah mau menemani mas mengarungi kehidupan ini"

Istri: Tersipu



Versi II


Di negeri Ratu Elizabeth (Inggris), di sebuah apartemen kecil. Dua insan sedang shalat subuh berjamaah. Bekunya udara musim dingin tidak mampu menyurutkan langkah mereka untuk beribadah menyembah Tuhannya. Ternyata, mereka adalah sepasang suami istri. Shalat baru saja selesai dilaksanakan, selepas zikir dan berdoa bersama...


Istri: "Mas, hari ini aku ulangtahun, makasih ya buat hadiahnya" *sembari merapikan mukenah* Senyum manis

Suami: "Walah! Maaf dek, mas ngga inget sama sekali kalo hari ini adalah hari ulangtahunmu. Proyek upgrade gas kompressor di plant sedang ada masalah, mas jadi ngga konsen sama yang lainnya nih" *merasa ngga enak* Gubraks!

Istri: "Ah, ngga apa-apa kok mas, mas kan juga tahu, adek ngga sebegitunya banget kok sama yang namanya ulangtahun-ulangtahun-an" *mukenahnya selesai dirapihkan, ia bangkit untuk merapikan sajadahnya*

Suami: *merasa agak tenang* Senyum manis
Suami: "By the way, tadi kamu bilang 'makasih buat hadiahnya', gimana mau ngasih hadiah, klo ngga diingetin kamu aja, aku pasti bakalan lupa" *bingung* Huh

Istri: "Mas adalah hadiah terbaik dalam hidup adek, makasih buat semuanya, buat kasih sayangnya, buat perhatiannya, buat pengajarannya, dan bahkan buat setiap shalat-shalat subuh jamaah kita" *tersipu malu* Tersipu

Suami: *Speachless...*

 

---000---

Samarinda, 20 Maret 2009
Syamsul Arifin

15 March 2009

Bertaubatlah, Selagi Masih Sempat

Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (QS. At-Tahrim: 8)

 

Kita mengetahui bahwa diantara 99 asmaul husna, ada sifat Allah yang bergelar Al-Ghaffar yang berarti Maha Pengampun.

 

Ibnu Qayyim mengatakan bahwa ada empat hal yang harus dilakukan bagi seorang jika ingin bertaubat:

1. Meninggalkan perbuatan dosa tersebut

2. Menyesalinya

3. Tidak mengulangi dosanya lagi

4. Dan berbuat kebaikan untuk menghapus keburukan-keburukan di masa lampau.

 

Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah, segera kembalilah kepadaNya jika khilaf atau bersalah, mohonlah ampunanNya, semoga Allah memberikah ampunan dan menunjuki jalan hidayah dan kebaikan.

 

Sesungguhnya Allah merentangkan tanganNya pada malam hari memberi kesempatan taubat bagi pelaku kesalahan pada siang hari dan merentangkan tanganNya pada siang hari memberi kesempatan taubat bagi pelaku kesalahan pada malam hari, sampai kelak matahari terbit dari Barat (hari kiamat). (HR. Muslim)

 

Sebelum Segalanya Terlambat

 

Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (QS. An-Nisaa': 18)

 

Berhati-hatilah, jangan sampai kita menganggap remeh dosa-dosa, karena umur seseorang itu tidak ada yang tahu di titik mana berhentinya. Jangan sampai ada penyesalan berkepanjangan di alam akhirat nanti, yang sudah tidak berarti lagi.

 

Dan kalau setiap diri yang lalim (musyrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya. (QS. Yunus: 54)

 

Naudzubillahimindzalik, semoga kita dikaruniai akhir kehidupan dan tempat kembali yang baik, husnul khatimah dan tinggal di taman-taman surgaNya.

 

Meneladani Rasulullah

 

Dari Abu Hurairah RA. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya saya itu niscayalah memohonkan pengampunan kepada Allah serta bertaubat kepadaNya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali." (HR. Bukhari)

 

Seorang Rasul yang dijamin ma’sum (terjaga dari dosa) masih sempat memohonkan ampunan bagi dirinya sendiri. Maka -mungkin- seharusnya kita bisa lebih daripada beliau, karena sangatlah mungkin, dosa-dosa kita dalam sehari sudah sangat berlimpah ruah.

 

Sepertinya sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin, semoga kita semua bisa meneladani Rasulullah SAW, memohon ampunanNya, dan mengharap hidayahNya (amin).

 

Astagfirullah hal adzim…

 

 

 

---000---

 

Samarinda, 15 Maret 2009

Syamsul Arifin

14 March 2009

[Sahabat] Cyber Friend

 

*Tulisan ini ku dedikasikan buat semua sahabat-sahabat di dunia maya-ku ^_^

 

Bismillahirrahmanirrahim

 

Baca postingannya bunda Elly tentang lomba menulis tentang sahabat, jadi kepengen ikutan :D hehehe, so, berikut adalah coret-coretannya ^_^

 

Ok, lomba-nya bercerita tentang sahabat, so, pertama-tama yang harus kita definisikan adalah, apa sih pengertian sahabat..? :hmmm:

 

*searching……

*searching complete… definition not found!

 

:toe:

 

Waduh, kok bisa sampai ngga ketemu ya :D hehehe, nyarinya di kepala doang sih, gimana mau ketemu :P

 

OK2x, kita lihat kamus Oxford :ehm:

 

Friend  n. 1 person one likes and chooses to spend time with (usu. without sexual or family bonds). 2 sympathizer, helper. 3 ally or neutral person (friend or foe?). 4 person already mentioned (our friend at the bank). 5 regular supporter of an institution. 6 (Friend) Quaker. [Old English]

 

1. Seseorang yang disukai dan dipilih untuk menghabiskan waktu bersama (biasanya tanpa hubungan keluarga/intim)

2. Simpatisan, yang suka menolong

3. Sekutu atau orang yang netral (teman atau lawan)

4. Seseorang yang telah disebutkan (teman kita di bank)

5. Pendukung tetap sebuah institusi

6. Anggota kelompok/perhimpunan/perkumpulan sosial tertentu

 

 

Untuk tulisan kali ini, saya akan membahas mengenai teman-teman saya di dunia luna maya ^_^

 

Gara-gara si internet, mencari teman kini bukan hanya bisa dilakukan di ruang-ruang publik seperti di kantor, sekolahan, kampus, cafe, mall, ataupun kuburan (lho, yang terakhir ini ngga masuk %peace% ),

 

Mencari orang-orang yang memiliki kesamaan hobi, minat, kesukaan, visi, pandangan hidup, kesukaan, mencari teman tuk berbagi, menjadi lebih mudah dengan perantara si internet. Mungkin juga termasuk mencari jodoh :D *lho* wehehehe, back to topik pliz :P

 

Situs-situs komunitas diskusi seperti myQuran, blogfam, dudung, kakus, koki; jaringan sosial semacam friendster, facebook, plurk; si pengantar pesan seperti YM, skype, msn messenger; dan bahkan blogs-blogs seperti multiply yang bisa saling mengaitkan para membernya, bisa menjembatani hal ini.

 

Bermula dari hal sederhana seperti posting hal-hal kesukaan, pengumuman, saling berkomentar, kunjungan situs, diskusi, ngobrol-ngobrol ngga jelas (asal jangan sampai ngegosip bareng ajah nih :P ), lalu dilanjutkan sampai ada kopdar alias kopi dadar, eh salah, kopi darat atau ketemuan di dunia nyata, dan pertemuan-pertemuan, bisa jadi mengakrabkan sesama teman di dunia maya estianti (lho, ini nama istrinya ahmad dani bukan yaw :D )

 

Sering juga, selain bikin acara kumpul-kumpul, ada juga lho yang sampai buat acara sosial bareng, yang bukan cuma buat have fun and get to know each other, tapi juga buat kegiatan yang bermanfaat juga buat sesama, seperti di kegiatannya Sekolah Kehidupan, Jagabita, Relawan Pelangi, myQuran, dan lain-lain.

 

Tapi bisa juga sih teman-teman maya itu cuma karena sering “mampir” di situsnya, chatting, atau karena merasa “klik” aja dengan orangnya. *klik..? emang staples, merasa klik :D hehehe *ya, kira2 gituh deh, pada ngerti kan maksud gw apa :P

 

Tapi ada beberapa hal yang harus juga kita perhatikan dalam membangun relasi pertemanan di cyber ini.

 

Pertama, image tentang seseorang itu terbentuk HANYA dari postingan-postingannya atau interaksi di dunia maya, sehingga harus maklum jika persepsi yang terbentuk menjadi SEMPIT dan SANGAT TERBATAS. Jadi jangan mudah marah kalau salah bersikap karena margin of error-nya bisa jadi lebar, dan sangat dimungkinkan kalau ada miss-perception karena adanya bias informasi.

 

SKSD (Sok Kenal Sok Dekat), padahal orangnya ngga begitu, alias sotoy ayam (sok teu). Sok akrab, ternyata orangnya ngga begitu suka dengan bentuk-bentuk “perhatian” kita. Melakukan hal-hal yang menurut persepsi kita seharusnya menjadi suatu hal yang “ngga aneh”, tapi malah disikapi dengan “berbeda”.

 

So, pelajaran pertama adalah, jangan gunakan “kaca mata” yang anda miliki untuk mengukur kepribadian teman cyber anda, karena bisa jadi sangat berbeda. Tiap orang itu unik, karenanya disebut individu. Bersikap santai, jangan terburu-buru dengan pergaulan dunia maya, toleransi, dan jangan ragu untuk mengoreksi diri, minta maaf, dan mungkin diperlukan juga sikap menjaga jarak, jika dibutuhkan :)

 

Kedua, dunia maya itu tanpa batas, borderless, jadi, jangan menutup diri, coba cari-cari teman yang bagus, bukan cuma yang ganteng seperti saiyah :D *siap2 dilemparin* atau yang cantik doang :D *nah, ini siapa ya :siul: * tapi cari yang bisa menambah kebaikan, ilmu, motivasi, kebijakan, keceriaan, dll

 

Hmmm… apa lagi ya… dua itu ajah deh :D

 

Buat teman-teman cyberku, terima kasih karena telah memberi warna dan menjadi bagian dari kehidupanku. Teman-temanku di myQ, MP, FS, WI, milis-milis yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Ini semua tidak akan mungkin terjadi tanpa kalian *walah, ini kayak pidato buat terima piala oscar* :D

 

Sebagai penutup, dulu pernah dapat sms dengan kata-kata mutiara *suit2x* yang bagus seperti ini,

 

“friends are like stars, you might not see them often, but you know they are there”

 

Take care my stars ^_^

Take care my cyber friends :)

 

 

Sorry for any inconvenient attitude, and it sure glad to have a cyber friend like you ;)

*feel free to comment, give me input, talk to me straight in the face, so I (and we) can be a better person.

 

 

---000---

 

Samarinda, 15 Maret 2009

Syamsul Arifin

 

 

Kunjungi dan ikuti "Lomba Menulis Tentang Sahabat!" di MPnya BundaElly (http://bundaelly.multiply.com) ^_^

11 March 2009

Kumpulan Puisi Religi Ipin4u

Tasbih

Semua mahluk bertasbih kepadaNya
Baik yang bernyawa maupun yang kau kira benda mati
Semua yang di langit maupun yang di darat
Mereka bertasbih mengagungkan nama Allah subhanahu wata 'ala

Hewan yang melata di daratan, terbang di udara dan berenang di lautan
Tumbuhan yang menjalarkan akar-akarnya di permukaan bumi, bahkan yang tumbuh subur di dalam air
Dan semua benda mati seluruhnya
Bertasbih memuji kekuasaanNya, beribadah hanya kepadaNya

Lalu, dimana tasbihmu wahai anak manusia..?


kota tepian, 20022009
-ipin4u-


Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Israa': 44)

Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. An-Nuur: 41)

Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Hadiid: 1)

Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 1)

Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24)

Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Ash-Shaaf: 1)

Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Jumu'ah: 1)

Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi; hanya Allah-lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua puji-pujian; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. At-Taghaabun: 1)

 

Doa

Aku tengadahkan tanganku ke arah langit
Menundukkan seraut wajah
Yang penuh dengan gurat-gurat kesombongan
Melumatkan keangkuhan
Menguburkannya jauh, dalam tanah
Aku berbisik pelan
Mengawalinya dengan pujian
Meminta banyak kebaikan
Berlindung dari banyak keburukan
Dan menutupnya dengan harapan keselamatan
Bagi kaum muslimin keseluruhan


24022009
-ipin4u-

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 186)

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-A'raaf: 55-56)

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina". (QS. Al-Mu'min: 60)

Dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang sangat keras. (QS. Asy-Syura: 26)

 

Hewan Ternak

Hey, kenapa banyak binatang di dalam kota
Berlalu lalang memadati jalan

Di bus
Di pasar
Di perkantoran
Di pasar modal
Di dalam mobil
Di atas motor
Di mana mata memandang, aku melihat binatang

Oh, apakah mataku sudah mulai rusak
Atau jangan-jangan aku hanya sedang bermimpi dalam khayal..?
Ku cubit lenganku, aduh, sakit kok!
Nyata senyata-nyatanya
Realita yang menakutkan...

Aku khawatir
Jangan-jangan, kalau aku bercermin nanti
Aku pun akan melihat sesosok binatang!


kota tepian, 25022009
-ipin4u-


Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A'raaf: 179)

Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). (QS. Al-Furqaan: 43-44)

 

Halilintar

Tidakkah kamu kagum pada percikan listrik yang membelah langit?
Jeda antara kilatan cahaya yang mendahului gemuruhnya,
Menandakan jauhnya jarak dari kita, Alhamdulillah...
Takutkah kamu terhadap akibat yang bisa ia perbuat?

Bercampur aduk dalam ketakutan, sebuah percikan pengharapan
Awan hitam yang sebentar lagi akan menggelontorkan air hujan
Tidakkah kamu kagum pada keajaiban penciptaan?
Pada kemahaperkasaan sang pencipta halilintar


01032009
-ipin4u-


Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya. (QS. Ar-Ra'd: 12-13)
 
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. (QS. Ar-Ruum: 24)

 

Hujan

Air hujan jatuh mengenai pelipis mata
Dingin dan sejuk
Udara basah mengisi rongga paru-paru
Segar terasa saat kuhirup
Rintik hujan menemani malam
Gemericik air memantulkan nada
Memecahkan keheningan malam
Inilah rahmat dari Tuhanku
Dilimpahkannya kepada bumi
Menghidupkan apa yang mati
Sebagai ujian, apakah bersyukur diriku ini..?


kota tepian, 23022009
ipin4u

Dan Allah menurunkan dari langit air (hujan) dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran). (QS. An-Nahl: 65)

Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. An-Nahl: 10-11)

 

Susu

Luar biasa!
Bagaimana kotoran dan suatu hal yang bersih serta menyehatkan bisa terpisahkan dengan baik
Hebat!
Proses pembuatanmu pastinya bisa membuat orang-orang cerdas tersungkur kagum pada keagungan penciptaanNya
Brilian!
Bagaimana rasa yang segar, mengenyangkan dan menyehatkan dibentuk hanya di dalam perut yang terisi tanaman yang terlumatkan
Dikendalikan oleh otak yang tak punya akal pikiran?
Tak mampu mengarahkan dirinya, tak bisa memimpin dan mengambil keputusan?

Hanya ada satu kata yang mampu terucap
Allahu akbar!
Maha suci Engkau ya Rabbi
Sang maha kuasa, sang maha pencipta


samarinda, 28 Februari 2009
-ipin4u-

Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. (QS. An-Nahl: 66)

 

Madu

Manis tanpa gula.
Nikmat tanpa penyedap rasa.
Sehat tanpa obat.

Seekor lebah terbang mengelilingi taman, hinggap pada setangkai bunga berwarna merah muda yang masih segar, cantik dan indah. Samar-samar, terdengar senandungnya yang riang, tralala-lala... dengungannya yang merdu menyatu dengan harmoni pagi. Selaras mengisi keindahan alam.

Di tepi bukit, di pohon kayu, dan di rumah-rumahan buatan manusia, sang lebah membuat sarang, membentuk koloni, membangun kerajaan. Hari-harinya diisi dengan kebaikan, hinggap di tempat yang bersih, memakan makanan yang baik, dan membuat madu yang manis, enak, nikmat, lagi menyehatkan.

Sang lebah beribadah, memuji Tuhannya, dan meninggalkan satu jejak bukti, bagi hamba-hamba Allah yang mau berbakti.


09032009
-ipin4u-


Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An-Nahl: 68-69)

Berbagi Pengalaman Menyunting Naskah: Kesalahan Paling Umum (oleh: thefool)

Sumber: http://forum.blogfam.com/index.php?topic=2333.0 oleh: thefool (user ID) *link tersebut hanya bisa dilihat oleh member blogfam.com makanya, gabung yuks ^_^


Dalam penulisan kreatif, penyuntingan adalah 90% kerja. Saat naskah selesai, kita baru mencapai 10% dari sasaran.

Terdengar berlebihan? Tidak. Coba tanyakan pada teman yang sudah menerbitkan buku, kapan ia selesai menyusun draft pertama naskah. Lalu bandingkan dengan tanggal terbit bukunya. Hitungannya dalam bulan. Minimal setengah dari ini, biasanya melibatkan proses penyuntingan.

Di sini, saya mau berbagi kesalahan penulisan yang umum dibuat oleh para penulis. Dan seharusnya, penulis dapat memperbaiki kesalahan ini sendiri.

(1) Penulisan Tanda Baca dalam Dialog
-------------------------------------------

"Dialog dapat diakhiri dengan koma," ujar si penyunting. "Atau dengan titik."

Seorang penulis tiba-tiba muncul, "Bagaimana dengan kalimat tanya?" Ia melemparkan gulungan kertas toilet di lantai dan mulai menulisinya.


"Kami ingin dialog seperti ini!", seru para pencinta koma, "Kami juga cinta tanda seru!!!!!!! Dan kami suka membuat bingung pembaca dengan jalinan tanda seru serta tanya yang entah bagaimana dibacanya??!!!??!!??? Belum ditam--"


"Cukup!" tahan si penyunting. Ia merebut pena dari tangan si penulis. "Benda ini berbahaya di tanganmu." Napasnya memburu. Tangannya bergetar. Urat-uratnya menonjol. Tak tahan, ia pun merobek-robek kertas toilet itu.

"Jangan!" ratap si penulis. "Apa salah si kertas toilet? Apa pula dosa pena? Mereka hanyalah alat!"

"Betul," desah si penyunting antara engahan napas. "Sebagaimana tanda baca juga alat." Kedua tangan berpangku pada lutut, tarikan napasnya memanjang. "Alat untuk penulis mengomunikasikan cerita." Ia terduduk lemas, "Jadi, gunakanlah agar pembaca menangkap cerita yang sama dengan kamu."

"Memang itu yang kulakukan!" potong si penulis. "Tanda seru banyak menunjukkan volume yang lebih keras. Makin banyak, makin berteriak! Sederhana, kan?"

"Kalau gitu, coba suarakan dialog dengan dua tanda seru serta satu tanda tanya," si penyunting merangkul kedua lututnya. "Lalu coba suarakan dialog dengan empat tanda tanya dan satu tanda seru. Bagaimana bedanya?"

Si penulis membuka mulutnya... lalu menutupnya lagi. "Ya, beda aja."

"Kalau begitu, terserah," si penyunting bangkit disertai lenguhan pelan. "Asal ingat saja, semakin pembaca bingung bagaimana membaca kalimat kamu, semakin jauhlah kemungkinan mereka menangkap ide cerita kamu."

 

Ringkasan Penulisan Berkaitan Dialog
------------------------------------------------

1) Koma, titik, tanda seru, atau tanda baca berada dalam kurungan tanda kutip ("), bukan di luarnya.

Contoh benar: "Kira-kira seperti ini," ujar si Raru.

Contoh salah: "Bukan seperti ini toh.", si Siuk menggaruk-garuk kepala.


2) Jika sudah ada titik, koma, tanda seru, atau tanda baca dalam tanda kutip, jangan diberi tanda koma lagi.

Contoh benar: "Seperti ini?" tanya si penyunting.

Contoh salah: "Ngaco, yang bener itu yang ini!", ujar si pencinta koma.


3) Penulisan dialog terpisah yang dua-duanya menggunakan tanda koma hanya boleh jika dialog tersebut adalah kalimat tunggal.

Contoh benar: "Siapa," si Matupang menoleh, "itu?"
Benar karena "Siapa itu?" adalah kalimat tunggal.

Catatan: dengan sendirinya, "itu" ditulis dengan huruf kecil, karena merupakan bagian kalimat.

Contoh salah: "Siapa," lirik si Sikananjalan, "Bukan aku, kok!"
Salah karena kalimat aslinya adalah "Siapa? Bukan aku, kok!"


4) Untuk penggunaan tanda kutip yang tidak menyangkut dialog, tanda baca diletakkan setelah tanda kutip.  

Contoh: Di halaman depan tertera "Makalah Tanpa Judul".


5) Dialog hanya bisa diakhiri dengan tanda koma jika ada keterangan aksi karakter yang menyambung dialog tersebut.

Contoh: "Singkat aja," angguk si Sikikan.


6) Untuk prosa yang mengikuti dialog berakhir titik, huruf pertama harus ditulis besar.

Contoh: "Sip, lah." Si Rikdanjuwita mengorek lubang hidungnya.


7) Catatan: Secara pembacaan, dialog yang yang diakhiri koma umumnya diucapkan karakter sambil melaksanakan aksi. Sementara akhiran titik pada dialog berarti diucapkan dulu, baru melaksanakan aksi (kalau ada).

Bedakan antara: "Awas kaki," tendangan si Pitung menyapu kaki para serdadu Kumpeni.  

dengan: "Awas kaki." Tendangan si Pitung menyambar tempat kosong.

Terutama dalam cerita laga, pewaktuan sangat penting. Musuh bisa menghindar dengan mudah pada contoh kedua.

Kata kunci di poin tujuh ini adalah "umumnya". Jadi ada aja pendapat yang berbeda.


8) Tidak boleh ada dua karakter berbicara pada paragraf yang sama. Jika A sudah selesai bicara dan diganti dengan B, maka harus menggunakan alinea baru.

Ini adalah konvensi yang berfungsi untuk menjelaskan siapa yang bicara. Jadi dalam beberapa kasus, walaupun penulis tidak memberikan deskripsi, bisa ketahuan.

Contoh:
Toni melempar penghapus pada Felix. Dengan lentur, penghapus karet tersebut membal dari jidat temannya.

"Apaan, sih!" bentak Felix.

"Nggak apa-apa. Kita lagi perlu contoh dialog."

"Pake cara lebih sopan dikit, nape!"

Toni terdiam. Ia mengambil penghapus karet yang terpental balik ke dekat kakinya. "Permisi," ujarnya, sebelum melontarkan penghapus yang sama pada jidat Felix.


9) Tidak ada spasi antara kata terakhir dengan tanda baca (titik, koma, tanda seru, tanda tanya, dll).  

Benar: "Begini, ya?"  

Salah: "Bolehkah saya memberikan contoh salah ?"

 

Sumber: http://forum.blogfam.com/index.php?topic=2333.0 oleh: thefool (user ID) *link tersebut hanya bisa dilihat oleh member blogfam.com makanya, gabung yuks ^_^