“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,..” (QS. An-Nisa`: 34)
Nyontek dari sini, maksud ayat tersebut yaitu: (Allah) Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa kaum lelaki itu pemimpin atas kaum wanita, yaitu menjadi penegak atas mereka dalam memerintahkan mereka untuk melaksanakan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar memelihara kewajiban-kewajiban dan mencegah mereka dari berbagai kerusakan. Maka kaum lelaki wajib memerintahkan hal tersebut kepada kaum wanita dan menjadi penegak atas mereka. Juga dalam hal memberi nafkah, pakaian, dan tempat tinggal kepada mereka.
Menurut pendapat saya, konsep pemimpin disini bukan dalam konteks feodal atau penjajah yang segala keinginan, perintah dan perkataannya harus selalu dituruti, yang bebas bersikap sewenang-wenang tanpa batas, bukan tipe kepemimpinan yang obedience without reserve.
Karena pada dasar konsepnya yaitu ‘taat selama bukan untuk urusan maksiat’.
Ketaatan yang mutlak harus diberikan adalah ketaatan atas perintah untuk melaksanakan hak-hak Allah SWT.
Dengan mengkombinasikan konsep kepemimpinan atau leadership modern, berikut hal-hal yang mungkin sepatutnya dilakukan oleh seorang pemimpin rumah tangga yang hebat:
1. Memiliki konsep yang visioner. Mau dibawa kemana rumah tangganya. Dan bukan hanya memperhatikan aspek duniawi saja seperti prestasi anak di sekolah, keuangan keluarga, pencapaian materi, kepemilikan rumah, kendaraan, dll, tapi juga harus bisa jauh meneropong sampai targetan di negeri akhirat. Visi yang besar seperti menjamin seluruh isi keluarganya masuk surga pastinya bukanlah suatu hal yang mudah. Padahal ini merupakan salah satu kewajiban seorang pemimpin rumah tangga,
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api... (QS. At-Tahrim: 6)
2. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menjadi panutan bagi seisi anggota keluarga. Menjadi yang terdepan dalam mengerjakan kebaikan, sehingga bisa menjadi teladan, contoh, dan mampu membangkitkan motivasi bagi anak buahnya. Sebagaimana Rasulullah SAW menjadikan hal ini sebagai salah satu kunci kesuksesan kepemimpinannya,
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik…. (QS. Al-Ahzab: 21)
Hal ini adalah salah satu metode agar seluruh anggota keluarga menaati Allah, beribadah dengan baik kepada-Nya.
3. Menumbuh kembangkan orang-orang yang dipimpinnya. Mampu melihat potensi-minat anak-istri dan mampu mengarahkannya dengan baik. Mendukung dan menjadikan mereka sebagai individu yang berkepribadian/berkarakter baik. Sukses di dunia maupun di akhirat.
4. Mencukupi hak-hak dan menjamin kebutuhan orang yang dipimpinnya. Bukan hanya hak sandang, pangan dan papan. Tapi juga hak pengajaran agama/pendidikan, hak partisipasi, hak kesehatan, perlindungan, dll. (bisa lihat postingan terkait tentang hak-hak anak ini di: http://genkeis.multiply.com/journal/item/683/Hak-Hak_Anak dan link yang disertakan di dalamnya)
Pemimpin dalam rumah tangga bukanlah hal yang sepele. Karena kepemimpinan ini akan dimintai pertanggungjawabannya. Akan ditanyai sampai sejauh mana kesuksesan seorang pria dalam memimpin istri dan anaknya.
Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Segala kegagalan dalam memimpin akan menjadi penyesalan yang berkepanjangan di akhirat nanti, karena bisa jadi ada tuntutan dari anak atau istri akibat salah arahan (atau ketiadaan arahan) yang diberikan selama di dunia. Demikian juga dengan kesuksesannya, yang insya Allah bisa menjadi salah satu pemberat timbangan kebaikan dan penyokong melalui doa-doa yang tidak terputus dari anak-anak yang shaleh/ah walaupun orangtuanya sudah wafat.
Semoga saya dan kita semua bisa menjadi pemimpin yang hebat di dalam rumah tangga, lingkungan, karir dan bidang-bidang lainnya *amin
---000---
Balikpapan, 31 Desember 2010
Syamsul Arifin
Pages
▼
31 December 2010
Sedikit Kutipan
Tidak melihat kepada titik persamaan atau yang dekat, tetapi kepada yang berbeda. Bahkan selamanya, mereka selalu melihat kepada perbedaan. Mereka melihat kepada titik perbedaan tersebut dengan alat pembesar, membesarkan hal kecil dan mengecilkan hal besar.
Mereka pun takjub kepada diri sendiri dan menyucikan pemikiran sendiri. Pemikiran tersebut selamanya adalah yang paling benar dan tidak mungkin keliru. Adapun pemikiran orang lain selamanya keliru dan tidak mungkin benar.
Dengan demikian, mereka tidak toleransi terhadap orang yang berbeda pendapat. Bahkan, mereka senantiasa meluas-luaskannya, baik dengan cara mencela, mengritik dan mengingkari. Padahal, ulama yang dalam ilmunya sepakat untuk tidak mengingkari permasalahan-permasalahan yang menjadi khilafiyah.
(Hal 217, Akidah Salaf & Khalaf, DR Yusuf Qardhawi)
*subtopik: catatan tambahan -mendekatkan Salaf & Khalaf, bab: Kajian komprehensif seputar asma wa sifat
Mereka pun takjub kepada diri sendiri dan menyucikan pemikiran sendiri. Pemikiran tersebut selamanya adalah yang paling benar dan tidak mungkin keliru. Adapun pemikiran orang lain selamanya keliru dan tidak mungkin benar.
Dengan demikian, mereka tidak toleransi terhadap orang yang berbeda pendapat. Bahkan, mereka senantiasa meluas-luaskannya, baik dengan cara mencela, mengritik dan mengingkari. Padahal, ulama yang dalam ilmunya sepakat untuk tidak mengingkari permasalahan-permasalahan yang menjadi khilafiyah.
(Hal 217, Akidah Salaf & Khalaf, DR Yusuf Qardhawi)
*subtopik: catatan tambahan -mendekatkan Salaf & Khalaf, bab: Kajian komprehensif seputar asma wa sifat
29 December 2010
Final AFF Leg 2 Vs Shalat (bukan Malaysia Vs Indonesia, juga bukan Unyil Vs Upin-Ipin)
Yang mau pada nonton final AFF di Senayan, monggo silakan.
Yang ngedukung timnas, bagus!
Tapi jangan sampe pada lupa shalat ya..., terutama shalat magrib yang waktunya mepet.
Di akhirat nanti ngga bakal ditanya berapa skornya final piala AFF Indonesia Vs Malaysia tgl 29 Desember 2010, tapi yang bakal ditanyain pertama kali adalah shalat-shalat yang kamu jalani.
Semoga Indonesia menang, lebih dari 3-0 ^_^
Pesan dari Ustadz Ahmad Sarwat, Lc tentang ini bisa dibaca di sini.
25 December 2010
Hak-Hak Anak
Ada artikel bagus mengenai hak-hak anak. Bisa dibaca selengkapnya di sini. Point-pointnya yaitu:
1. Hak pangan
2. Hak sandang
3. Hak tempat tinggal
4. Hak pelayanan kesehatan
5. Hak pendidikan dan mengembangkan diri
6. Hak mendapat perlindungan: perlindungan fisik, perlindungan emosional, perlindungan seksual, perlindungan dari penelantaran
7. Hak bermain
8. Hak berpartisipasi
*Baca deh, lumayan bagus artikelnya ;)
Beberapa komentar saya atas artikel itu:
saya suka beberapa kutipan ini...
Hak makan, jangan sampe gara2 kedua ortu kerja, anak jadi makan "seadanya" mulu... kudu makan yg bergizi dan bervariasi.
Kalau ngga bisa masak sendiri, sewa orang buat masak makanan yang sehat, atau minimal ada pengasuh (baik ortu/mertua) yang bisa mengawasi dan memberi makan sehat
Hak tempat tinggal dan tidur ini terkait banget sama hadits nabi:
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat ketika mereka berumur sepuluh tahun serta pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka.” (HR Abu Dawud)
Anak jangan jadi sasaran ambisi pribadi ortu *like this
Perlindungan seksual dan pengajaran-pengajaran ini mungkin bisa juga meminimalisir korban kekerasan seksual yg terjadi pada anak-anak.
atau keasyikan internetan
Nambahin sedikit yang ini:
Seorang anak berhak mendapatkan pengajaran agama dari orangtua. Jika tidak bisa mengajarkannya sendiri dikarenakan beberapa kendala seperti keterbatasan waktu, minimnya ilmu, dll, maka bisa dilakukan beberapa tips berikut:
1. Dari uraian kutipan cerita Umar diatas, jika kita sebagai seorang suami/ayah tidak bisa menyediakan pengajaran yang optimal, maka setidaknya ada dukungan pengajaran dari istri yang shalehah, sebab bisa jadi sang ibunya lebih memiliki waktu yang banyak dengan si anak
2. Konsisten mengajarkan kebaikan melalui teladan yang baik. Mencontohkan cara-cara pelaksanaan ibadah dan amal ma'ruf lainnya, tidak hanya memerintahkan anak saja sedang diri sendiri tidak menjalankan
3. Bersemangat juga mempelajari agama agar si anak termotivasi untuk mempelajarinya. Mempergunakan cara-cara dan metode yang sesuai dengan perkembangan usia anak
4. Menyediakan pengajaran tambahan melalui lembaga yang terpercaya. Mengupah guru yang memiliki kompetensi khusus untuk mengajari agama. Jika untuk kesuksesan dunia, kita tidak ragu mengeluarkan uang lebih untuk biaya sekolah, buku, les, privat, maka seharusnya kita lebih tidak ragu dan lebih royal untuk kesuksesan akhirat anak kita
Ada tambahan lainnya..?
---000---
Balikpapan, 25 Desember 2010
Syamsul Arifin
Gambar diambil di sini
1. Hak pangan
2. Hak sandang
3. Hak tempat tinggal
4. Hak pelayanan kesehatan
5. Hak pendidikan dan mengembangkan diri
6. Hak mendapat perlindungan: perlindungan fisik, perlindungan emosional, perlindungan seksual, perlindungan dari penelantaran
7. Hak bermain
8. Hak berpartisipasi
*Baca deh, lumayan bagus artikelnya ;)
Beberapa komentar saya atas artikel itu:
saya suka beberapa kutipan ini...
1. HAK PANGAN
Minimal anak diberi makanan bergizi 3 kali sehari, bukan sekadar makan atau jajan junk food hanya lantaran orang tua tak mau repot masak.
Minimal anak diberi makanan bergizi 3 kali sehari, bukan sekadar makan atau jajan junk food hanya lantaran orang tua tak mau repot masak.
Kalau ngga bisa masak sendiri, sewa orang buat masak makanan yang sehat, atau minimal ada pengasuh (baik ortu/mertua) yang bisa mengawasi dan memberi makan sehat
3. HAK TEMPAT TINGGAL
Idealnya, anak lelaki dan perempuan dipisah kamar tidurnya. Minimal, untuk mengajarkan nilai-nilai privasi. Jika tak memungkinkan, entah dari ruang atau lahan maupun kemampuan ekonomi, minimal pisahkan tempat tidurnya saja, deh.
Idealnya, anak lelaki dan perempuan dipisah kamar tidurnya. Minimal, untuk mengajarkan nilai-nilai privasi. Jika tak memungkinkan, entah dari ruang atau lahan maupun kemampuan ekonomi, minimal pisahkan tempat tidurnya saja, deh.
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat ketika mereka berumur sepuluh tahun serta pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka.” (HR Abu Dawud)
5. HAK PENDIDIKAN DAN MENGEMBANGKAN DIRI
Orang tua pun harus memperhatikan keinginan, minat, dan bakat anak dalam menentukan sekolah.
Kalau tidak, jelas merupakan pelanggaran karena setiap anak berhak mengembangkan diri sesuai potensinya. Misal, orang tua yang berprofesi dokter lantas menuntut anaknya juga dokter. Jika hanya sebatas mengarahkan dan si anak akhirnya pun suka, ya, enggak apa-apa. Orang tua juga perlu mewaspadai ambisi pribadinya yang tak kesampaian di masa lalu, karena biasanya anaklah yang dijadikan sasaran. Misal, orang tua bercita-cita jadi atlet renang tapi enggak kesampaian, maka anaknya sejak dini sudah dikursuskan renang padahal si anak minatnya di bidang tarik suara. Nah, itu, kan, enggak betul.
Orang tua pun harus memperhatikan keinginan, minat, dan bakat anak dalam menentukan sekolah.
Kalau tidak, jelas merupakan pelanggaran karena setiap anak berhak mengembangkan diri sesuai potensinya. Misal, orang tua yang berprofesi dokter lantas menuntut anaknya juga dokter. Jika hanya sebatas mengarahkan dan si anak akhirnya pun suka, ya, enggak apa-apa. Orang tua juga perlu mewaspadai ambisi pribadinya yang tak kesampaian di masa lalu, karena biasanya anaklah yang dijadikan sasaran. Misal, orang tua bercita-cita jadi atlet renang tapi enggak kesampaian, maka anaknya sejak dini sudah dikursuskan renang padahal si anak minatnya di bidang tarik suara. Nah, itu, kan, enggak betul.
6. HAK MENDAPAT PERLINDUNGAN
* Perlindungan Emosional Jangan memaki-maki anak, menjulukinya dengan sebutan-sebutan negatif, ataupun ungkapan verbal lain yang bersifat melecehkan.
* Perlindungan Seksual
1) ajarkan cara-cara menolak perlakuan buruk terhadap tubuhnya, termasuk sentuhan-sentuhan pada daerah-daerah tertentu seperti alat kelamin dan payudara;
2) jangan biarkan ia keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang, minimal ditutup rapat dengan handuk;
3) jelaskan batas nyaman-tak nyaman dan aman-tak aman, misal, hanya boleh cium tangan dan pipi tapi lainnya tidak;
4) jelaskan pula perbedaan ciuman dan pelukan sebagai ungkapan kasih sayang, persahabatan, ekspresi kebanggaan, atau justru nafsu;
5) biasakan tidur di kamar dengan gorden tertutup rapat dan pintu terkunci, ajarkan mengenakan piyama atau selimut yang tak memungkinkannya mengumbar paha atau dada;
6) ajarkan untuk menyebut alat kelaminnya dengan nama yang benar, penis untuk lelaki dan vagina untuk perempuan.
* Perlindungan Emosional Jangan memaki-maki anak, menjulukinya dengan sebutan-sebutan negatif, ataupun ungkapan verbal lain yang bersifat melecehkan.
* Perlindungan Seksual
1) ajarkan cara-cara menolak perlakuan buruk terhadap tubuhnya, termasuk sentuhan-sentuhan pada daerah-daerah tertentu seperti alat kelamin dan payudara;
2) jangan biarkan ia keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang, minimal ditutup rapat dengan handuk;
3) jelaskan batas nyaman-tak nyaman dan aman-tak aman, misal, hanya boleh cium tangan dan pipi tapi lainnya tidak;
4) jelaskan pula perbedaan ciuman dan pelukan sebagai ungkapan kasih sayang, persahabatan, ekspresi kebanggaan, atau justru nafsu;
5) biasakan tidur di kamar dengan gorden tertutup rapat dan pintu terkunci, ajarkan mengenakan piyama atau selimut yang tak memungkinkannya mengumbar paha atau dada;
6) ajarkan untuk menyebut alat kelaminnya dengan nama yang benar, penis untuk lelaki dan vagina untuk perempuan.
* Perlindungan Dari Penelantaran Sementara di kalangan masyarakat berada, penelantaran terjadi dalam bentuk, misal, membiarkan bayi bermain sendiri di boksnya, tak disapa, apalagi diajak bermain. Bahkan, saat disuapi pun disambi dengan keasyikan membaca atau menonton TV.
8. HAK BERPARTISIPASI
Orang tua harus belajar menghargai pilihan anak, sekalipun pilihannya keliru/salah. Namanya juga anak, kan, sedang dalam proses belajar. Tugas orang tualah untuk mengarahkannya. Jadi, jangan pernah mendudukkan anak sebagai objek, melainkan subyek.
Orang tua harus belajar menghargai pilihan anak, sekalipun pilihannya keliru/salah. Namanya juga anak, kan, sedang dalam proses belajar. Tugas orang tualah untuk mengarahkannya. Jadi, jangan pernah mendudukkan anak sebagai objek, melainkan subyek.
Nambahin sedikit yang ini:
5. HAK PENDIDIKAN DAN MENGEMBANGKAN DIRI
Pada suatu kesempatan, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab kehadiran seorang tamu lelaki yang mengadukan kenakalan anaknya, “Anakku ini sangat bandel.” tuturnya kesal. Amirul Mukminin berkata, “Hai Fulan, apakah kamu tidak takut kepada Allah karena berani melawan ayahmu dan tidak memenuhi hak ayahmu?” Anak yang pintar ini menyela. “Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya kewajiban memenuhi hak anak?”
Umar ra menjawab, “Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik, jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik. Ketiga, mendidik mereka dengan al-Qur’an.”
Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak tersebut menjawab, “Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun diberi nama “Kelelawar Jantan”, sedang dia juga mengabaikan pendidikan Islam padaku. Bahkan walau satu ayatpun aku tidak pernah diajari olehnya. Lalu Umar menoleh kepada ayahnya seraya berkata, “Kau telah berbuat durhaka kepada anakmu, sebelum ia berani kepadamu….
Umar ra menjawab, “Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik, jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik. Ketiga, mendidik mereka dengan al-Qur’an.”
Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak tersebut menjawab, “Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun diberi nama “Kelelawar Jantan”, sedang dia juga mengabaikan pendidikan Islam padaku. Bahkan walau satu ayatpun aku tidak pernah diajari olehnya. Lalu Umar menoleh kepada ayahnya seraya berkata, “Kau telah berbuat durhaka kepada anakmu, sebelum ia berani kepadamu….
1. Dari uraian kutipan cerita Umar diatas, jika kita sebagai seorang suami/ayah tidak bisa menyediakan pengajaran yang optimal, maka setidaknya ada dukungan pengajaran dari istri yang shalehah, sebab bisa jadi sang ibunya lebih memiliki waktu yang banyak dengan si anak
2. Konsisten mengajarkan kebaikan melalui teladan yang baik. Mencontohkan cara-cara pelaksanaan ibadah dan amal ma'ruf lainnya, tidak hanya memerintahkan anak saja sedang diri sendiri tidak menjalankan
3. Bersemangat juga mempelajari agama agar si anak termotivasi untuk mempelajarinya. Mempergunakan cara-cara dan metode yang sesuai dengan perkembangan usia anak
4. Menyediakan pengajaran tambahan melalui lembaga yang terpercaya. Mengupah guru yang memiliki kompetensi khusus untuk mengajari agama. Jika untuk kesuksesan dunia, kita tidak ragu mengeluarkan uang lebih untuk biaya sekolah, buku, les, privat, maka seharusnya kita lebih tidak ragu dan lebih royal untuk kesuksesan akhirat anak kita
Ada tambahan lainnya..?
---000---
Balikpapan, 25 Desember 2010
Syamsul Arifin
Gambar diambil di sini
Pertanyaan Basa-Basi yang Bikin BT
Sebagai orang Indonesia yang katanya ramah, biasanya suka basa-basi, ngobrol saling mengenal lawan bicara, dan tak jarang sampai menanyakan hal-hal yang personal.
Si penanya mungkin menganggap pertanyaannya hanya sekedar basa-basi atau sekedar bentuk kepedulian. Tapi terkadang, pertanyaan itu terkesan ‘mengintimidasi’ bagi orang yang ‘diinterogasi’, menimbulkan kecemasan, rasa tidak nyaman, atau kesan buruk lainnya.
Beberapa contoh pertanyaan tersebut antara lain:
Kapan nikah?
Usia semakin bertambah, bukan cuma satu-dua orang saja yang menanyakan tema ini, tapi banyak orang yang ditemui. Memang waktunya tidak bersamaan, tapi yang ditanya kan satu orang, sehingga mungkin saja muncul perasaan tertekan, minder, malu, yang bisa mengakibatkan rasa sungkan untuk berinteraksi dengan orang lain lagi, sebab kalau ketemu orang, nanti ditanyain-tanyain lagi!
Kecuali memang punya trauma sehingga tidak berniat menikah, bagi orang-orang pada umumnya, jika memang ada calonnya, ya pasti mau lah untuk menemukan pasangan hidup. Jalan cinta orang tidak semulus atau semudah beberapa orang. Ada yang butuh waktu lebih lama atau mungkin butuh bantuan fasilitasi sehingga makin banyak kenalannya.
Apalagi jika ditambah teman-teman seangkatan atau sepermainannya sudah mulai menikah atau bahkan punya anak. Beban atas pertanyaan ini semakin menjadi.
Kok belum punya anak?
Dulu sewaktu masih single ditanya ‘kapan menikah?’, setelah sudah menikah pertanyaannya berubah menjadi ‘sudah punya anak?’.
Mungkin si penanya hanya sekedar basa-basi, pingin kenal atau tahu. Tapi bisa jadi penerimaan orang yang ditanya menjadi berbeda.
Apalagi jika sudah menikah beberapa tahun, tapi belum juga memiliki anak. Kemungkinan beban pertanyaan jadi bertambah.
Dan tiap orang menanyakan hal yang sama. Setiap kali ketemu. Hal ini bisa makin menyebabkan stress, terutama di pihak wanita. Dan akibatnya malah proses pembuahan jadi tidak bagus sebab kondisi stress mempengaruhi kondisi tubuh si empunya rahim.
Dan mungkin beberapa bentuk pertanyaan-pertanyaan lainnya, yang kalau si penanya kira bukanlah suatu hal yang bisa menimbulkan rasa mencekam bagi orang yang ditanya.
Saran-Saran
Sebaiknya sih tidak ‘mengusik’ area pribadi orang-orang tertentu, kecuali memang anda sudah kenal betul dan berniat berbagi tips-trick tertentu guna membantunya ‘menjawab’ pertanyaan itu –contoh: langkah-langkah praktis cari pasangan hidup, kenalin dengan lawan jenisnya yang masih single atau posisi-posisi berhubungan suami-istri biar cepat punya anak, dll.
Jika memang penasaran, tanyakan dalam bentuk yang tidak terlalu menjurus langsung, atau bertamu langsung di rumahnya, sehingga tahu kondisinya tanpa perlu bertanya.
Jika memang sudah terlanjur bertanya dan anda menangkap ada kesan yang berbeda di wajahnya, jangan sungkan untuk minta maaf, bangkitkan optimisme-nya, beri harapan dan jangan menambah beban mental dengan perkataan-perkataan yang menuduh-menyalahkan-menakuti-dst, sehingga ia tetap/dapat kembali bersemangat berikhtiar.
Bagi pihak yang ditanya, anggap saya pertanyaan-pertanyaan itu sebagai basa-basi belaka atau bentuk kepedulian, jangan dijadikan tambahan beban, karena pada hakekatnya tidak ada yang bisa membuat dirimu susah kecuali (pikiran) dirimu sendiri. Tanggapi dengan santai-relaks namun jangan berbohong. Mintalah tips-trick jika memang si penanya sudah terlebih dahulu menikah/punya anak. Dan jika pertanyaan tersebut dirasa mengganggu, jangan ragu untuk menjawab dengan ‘no comment’ atau mintalah dia untuk tidak menanyakan hal itu lagi.
---000---
Balikpapan, 25 Desember 2010
Syamsul Arifin
Gambar diambil dari sini
Si penanya mungkin menganggap pertanyaannya hanya sekedar basa-basi atau sekedar bentuk kepedulian. Tapi terkadang, pertanyaan itu terkesan ‘mengintimidasi’ bagi orang yang ‘diinterogasi’, menimbulkan kecemasan, rasa tidak nyaman, atau kesan buruk lainnya.
Beberapa contoh pertanyaan tersebut antara lain:
Kapan nikah?
Usia semakin bertambah, bukan cuma satu-dua orang saja yang menanyakan tema ini, tapi banyak orang yang ditemui. Memang waktunya tidak bersamaan, tapi yang ditanya kan satu orang, sehingga mungkin saja muncul perasaan tertekan, minder, malu, yang bisa mengakibatkan rasa sungkan untuk berinteraksi dengan orang lain lagi, sebab kalau ketemu orang, nanti ditanyain-tanyain lagi!
Kecuali memang punya trauma sehingga tidak berniat menikah, bagi orang-orang pada umumnya, jika memang ada calonnya, ya pasti mau lah untuk menemukan pasangan hidup. Jalan cinta orang tidak semulus atau semudah beberapa orang. Ada yang butuh waktu lebih lama atau mungkin butuh bantuan fasilitasi sehingga makin banyak kenalannya.
Apalagi jika ditambah teman-teman seangkatan atau sepermainannya sudah mulai menikah atau bahkan punya anak. Beban atas pertanyaan ini semakin menjadi.
Kok belum punya anak?
Dulu sewaktu masih single ditanya ‘kapan menikah?’, setelah sudah menikah pertanyaannya berubah menjadi ‘sudah punya anak?’.
Mungkin si penanya hanya sekedar basa-basi, pingin kenal atau tahu. Tapi bisa jadi penerimaan orang yang ditanya menjadi berbeda.
Apalagi jika sudah menikah beberapa tahun, tapi belum juga memiliki anak. Kemungkinan beban pertanyaan jadi bertambah.
Dan tiap orang menanyakan hal yang sama. Setiap kali ketemu. Hal ini bisa makin menyebabkan stress, terutama di pihak wanita. Dan akibatnya malah proses pembuahan jadi tidak bagus sebab kondisi stress mempengaruhi kondisi tubuh si empunya rahim.
Dan mungkin beberapa bentuk pertanyaan-pertanyaan lainnya, yang kalau si penanya kira bukanlah suatu hal yang bisa menimbulkan rasa mencekam bagi orang yang ditanya.
Saran-Saran
Sebaiknya sih tidak ‘mengusik’ area pribadi orang-orang tertentu, kecuali memang anda sudah kenal betul dan berniat berbagi tips-trick tertentu guna membantunya ‘menjawab’ pertanyaan itu –contoh: langkah-langkah praktis cari pasangan hidup, kenalin dengan lawan jenisnya yang masih single atau posisi-posisi berhubungan suami-istri biar cepat punya anak, dll.
Jika memang penasaran, tanyakan dalam bentuk yang tidak terlalu menjurus langsung, atau bertamu langsung di rumahnya, sehingga tahu kondisinya tanpa perlu bertanya.
Jika memang sudah terlanjur bertanya dan anda menangkap ada kesan yang berbeda di wajahnya, jangan sungkan untuk minta maaf, bangkitkan optimisme-nya, beri harapan dan jangan menambah beban mental dengan perkataan-perkataan yang menuduh-menyalahkan-menakuti-dst, sehingga ia tetap/dapat kembali bersemangat berikhtiar.
Bagi pihak yang ditanya, anggap saya pertanyaan-pertanyaan itu sebagai basa-basi belaka atau bentuk kepedulian, jangan dijadikan tambahan beban, karena pada hakekatnya tidak ada yang bisa membuat dirimu susah kecuali (pikiran) dirimu sendiri. Tanggapi dengan santai-relaks namun jangan berbohong. Mintalah tips-trick jika memang si penanya sudah terlebih dahulu menikah/punya anak. Dan jika pertanyaan tersebut dirasa mengganggu, jangan ragu untuk menjawab dengan ‘no comment’ atau mintalah dia untuk tidak menanyakan hal itu lagi.
---000---
Balikpapan, 25 Desember 2010
Syamsul Arifin
Gambar diambil dari sini
21 December 2010
Puisi Imam Syafi’i (Merantau)
Orang pandai dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak kan keruh menggenang
Singa tak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tidak akan menunggu saat munculnya datang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan
Jika dibawa ke bandar berubah mahal jadi perhatian hartawan.
(Diwan Imam Asy-Syafi’i, Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i)
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak kan keruh menggenang
Singa tak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tidak akan menunggu saat munculnya datang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan
Jika dibawa ke bandar berubah mahal jadi perhatian hartawan.
(Diwan Imam Asy-Syafi’i, Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i)
18 December 2010
Fake Facebook Email
Beberapa waktu lalu terima email di Yahoo mail bahwa ada pemberitahuan pesan belum terbaca dari Facebook, snapshotnya seperti berikut -klik untuk memperbesar:
Saya memang sudah males dengan email-email yang mencurigakan seperti ini, spam. Tapi memang cukup canggih juga si pengirim, karena alamatnya terkesan asli dari FB (update+vauksdaschwm@facebookmail.com).
Yang cukup unik, email Gmail saya juga dikirim pesan pemberitahuan seperti itu juga, padahal alamat email itu tidak dipergunakan untuk register di FB.
Tapi Gmail memang kuat perlindungannya, makanya dikategorikan spam sama Gmail, dan dikasih peringatan "Warning: This message may not be from whom it claims to be. Beware of following any links in it or of providing the sender with any personal information."
Di Yahoo juga sempet dapat Spam kudu buka lampiran/attachment yang berisi password FB karena FB saya diduga mengirimkan spam sehingga di-reset *semacam itulah. Tapi ngga saya acuhkan, wong saya masih bisa berselanjar aman-aman aja kok di FB.
Sedikit ubek-ubek fasilitas Help FB, ketemua topik terkait Email Palsu ini.
Emails from Facebook: http://www.facebook.com/help/?page=984
Spoofed Emails: http://www.facebook.com/help/?page=1187
Sedikit kutip:
Fake Notification Emails
Spammers and scammers sometimes send phony emails that have been made to look like they’re from Facebook or another reputable website. These emails can be very convincing, and the "From:" field can even be spoofed to include "Facebook" or "The Facebook Team." If an email looks strange, don’t click on any of the links in it, and delete it from your inbox immediately. Be especially wary of emails that ask you to update your account, tell you to open an attachment, or warn you to take some other urgent action.
Jadi, peringatan buat kita semua, kalau dapat email yang mencurigakan, dengan ciri-ciri berikut:
1. Kudu membuka lampiran (yang isinya bisa saja berupa virus, trojan, dll)
2. Diminta untuk nge-klik link atau tautan tertentu
3. Disuruh ngirimin password dan informasi pribadi
Hati-hati, karena email-email seperti itu kemungkinan besar berupa spam alias boongan atau penipuan.
Yang harus dilakukan, kalau emang yakin itu email spam, di kasih tanda "spam" ajah, di Yahoo biasanya ada tombol Spam, atau langsung di-delete ajah, daripada membahayakan komputer/laptop atau akun kita.
Saya memang sudah males dengan email-email yang mencurigakan seperti ini, spam. Tapi memang cukup canggih juga si pengirim, karena alamatnya terkesan asli dari FB (update+vauksdaschwm@facebookmail.com).
Yang cukup unik, email Gmail saya juga dikirim pesan pemberitahuan seperti itu juga, padahal alamat email itu tidak dipergunakan untuk register di FB.
Tapi Gmail memang kuat perlindungannya, makanya dikategorikan spam sama Gmail, dan dikasih peringatan "Warning: This message may not be from whom it claims to be. Beware of following any links in it or of providing the sender with any personal information."
Di Yahoo juga sempet dapat Spam kudu buka lampiran/attachment yang berisi password FB karena FB saya diduga mengirimkan spam sehingga di-reset *semacam itulah. Tapi ngga saya acuhkan, wong saya masih bisa berselanjar aman-aman aja kok di FB.
Sedikit ubek-ubek fasilitas Help FB, ketemua topik terkait Email Palsu ini.
Emails from Facebook: http://www.facebook.com/help/?page=984
Spoofed Emails: http://www.facebook.com/help/?page=1187
Sedikit kutip:
Fake Notification Emails
Spammers and scammers sometimes send phony emails that have been made to look like they’re from Facebook or another reputable website. These emails can be very convincing, and the "From:" field can even be spoofed to include "Facebook" or "The Facebook Team." If an email looks strange, don’t click on any of the links in it, and delete it from your inbox immediately. Be especially wary of emails that ask you to update your account, tell you to open an attachment, or warn you to take some other urgent action.
Jadi, peringatan buat kita semua, kalau dapat email yang mencurigakan, dengan ciri-ciri berikut:
1. Kudu membuka lampiran (yang isinya bisa saja berupa virus, trojan, dll)
2. Diminta untuk nge-klik link atau tautan tertentu
3. Disuruh ngirimin password dan informasi pribadi
Hati-hati, karena email-email seperti itu kemungkinan besar berupa spam alias boongan atau penipuan.
Yang harus dilakukan, kalau emang yakin itu email spam, di kasih tanda "spam" ajah, di Yahoo biasanya ada tombol Spam, atau langsung di-delete ajah, daripada membahayakan komputer/laptop atau akun kita.
12 December 2010
[puisi] Hati yang Merindu
Aku merindukanmu...
Seperti tanah gersang yang merindukan tetesan hujan
Seperti malam kelam yang merindukan bintang-bintang
*
Akankah takdir mempertemukan kita?
Perjumpaan yang pasti akan menyenangkan
Pertemuan yang akan terus kunanti, entah sampai kapan
* *
Jurang lebar telah membatasi
Kematian dan hari akhir belum juga tiba
Sampai saat itu datang, akan terus kujaga bukti tanda cinta!
---000---
Balikpapan, 12 Desember 2010
Syamsul Arifin
"be a good muslim, so you could meet your beloved one, Rasulullah SAW"
Seperti tanah gersang yang merindukan tetesan hujan
Seperti malam kelam yang merindukan bintang-bintang
*
Akankah takdir mempertemukan kita?
Perjumpaan yang pasti akan menyenangkan
Pertemuan yang akan terus kunanti, entah sampai kapan
* *
Jurang lebar telah membatasi
Kematian dan hari akhir belum juga tiba
Sampai saat itu datang, akan terus kujaga bukti tanda cinta!
---000---
Balikpapan, 12 Desember 2010
Syamsul Arifin
"be a good muslim, so you could meet your beloved one, Rasulullah SAW"
10 December 2010
Anak Laki-Laki atau Perempuan
Rating: | ★★★★★ |
Category: | Other |
(QS. Asy-Syura: 49-50)
09 December 2010
Keluargamu adalah Ujianmu
Pernikahan bukanlah akhir tujuan, pernikahan adalah gerbang dengan tantangan baru yang bisa menghancurkan hari akhirat kita (suami, para pemimpin rumah tangga, -red).
Allah Subhanahu wa ta’ala memperingatkan hal ini dibeberapa ayat Quran,
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. Al-Anfaal: 28)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al-Munaafiquun: 9)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. At-Taghaabun: 14-15)
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS. At-Taubah: 24)
Berbagai hal buruk bisa saja dilakoni (oleh suami) terkait keluarga:
• menjalani mata pencaharian yang haram,
• melanggar batas halal-mubah demi menyenangkan mereka,
• menzalimi mereka dengan kekerasan fisik ataupun non-fisik,
• mengabaikan pendidikan agamanya,
• melalaikan mereka dengan kesenangan-kemaksiatan duniawi,
• mengaburkan orientasi kehidupan (untuk beribadah),
• tidak memenuhi hak-haknya,1)
• lebih mementingkan keluarga daripada Allah dan Rasul-Nya,
• tidak bisa tegas meluruskan yang salah karena ‘terlalu sayang’,
• mengikuti anjuran buruk yang mereka sarankan,
• melalaikan diri dari mengingat Allah karena terlalu ‘mengurus’ atau ‘memperhatikan’ keluarga,
• dan lain sebagainya
Amat disayangkan, jika keluarga yang seharusnya menghasilkan ketentraman di dunia tapi menghasilkan kepedihan berkekalan di akhirat karena kejeblos di neraka akibat tingkah-laku dan sikap kita yang salah terhadap keluarga.
Seorang pemimpin rumah tangga bertanggung jawab terhadap anggota keluarga yang ia pimpin. Di pundaknya terletak tanggungjawab untuk membatasi seisi rumah dari jilatan panas api neraka,
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6)
Apa saja yang harus ia lakukan agar (dirinya dan) orang-orang yang ia cintai bisa menghirup wewangian surga?
• mengajarkan tauhid kepada anggota keluarga (menjauhi syirik, beriman kepada Allah, dst),
• mengajarkan tata cara ibadah (agama) kepada anggota keluarga,
• mengajari hakikat penciptaan (menjaga orientasi hidup di dunia untuk beribadah kepada-Nya),
• menjelaskan halal-haram dengan pengajaran yang baik,
• menjaga uang/benda-benda yang mereka konsumsi bersumber dari sumber yang halal,
• saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran,
• saling mendukung, menyemangati dalam mengutamakan Allah dan Rasul-Nya,
• dan lain sebagainya… (silakan ditambahkan sendiri).
Keluarga memang menyenangkan, karena disana kita merasakan ketentraman-kebahagiaan-kepuasan, dan semoga saja, kesenangan yang didapat dalam institusi keluarga ini bukan hanya dikecap di dunia, tapi juga berkelanjutan di akhirat nanti, insya Allah.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali-'Imraan: 14)
Pernikahan bukanlah akhir tujuan, pernikahan adalah gerbang dengan tantangan baru yang bisa kita jadikan sarana meraih ridho-Nya, tempat mengumpulkan pahala dan kendaraan menuju jannah-Nya. 2) *amin
Footnote (contoh-contoh haditsnya):
1) Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, " Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu)." (HR. Aththusi).
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Apa hak isteri terhadap suaminya?" Nabi Saw menjawab, "Memberi isteri makan bila kamu makan, memberinya pakaian bila kamu berpakaian, tidak boleh memukul wajahnya, tidak boleh menjelek-jelekkannya dan jangan menjauhinya kecuali dalam lingkungan rumahmu. (HR. Abu Dawud)
2) Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
---000---
Balikpapan, 9 Desember 2010
Syamsul Arifin
Allah Subhanahu wa ta’ala memperingatkan hal ini dibeberapa ayat Quran,
Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. Al-Anfaal: 28)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS. Al-Munaafiquun: 9)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. At-Taghaabun: 14-15)
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS. At-Taubah: 24)
Berbagai hal buruk bisa saja dilakoni (oleh suami) terkait keluarga:
• menjalani mata pencaharian yang haram,
• melanggar batas halal-mubah demi menyenangkan mereka,
• menzalimi mereka dengan kekerasan fisik ataupun non-fisik,
• mengabaikan pendidikan agamanya,
• melalaikan mereka dengan kesenangan-kemaksiatan duniawi,
• mengaburkan orientasi kehidupan (untuk beribadah),
• tidak memenuhi hak-haknya,1)
• lebih mementingkan keluarga daripada Allah dan Rasul-Nya,
• tidak bisa tegas meluruskan yang salah karena ‘terlalu sayang’,
• mengikuti anjuran buruk yang mereka sarankan,
• melalaikan diri dari mengingat Allah karena terlalu ‘mengurus’ atau ‘memperhatikan’ keluarga,
• dan lain sebagainya
Amat disayangkan, jika keluarga yang seharusnya menghasilkan ketentraman di dunia tapi menghasilkan kepedihan berkekalan di akhirat karena kejeblos di neraka akibat tingkah-laku dan sikap kita yang salah terhadap keluarga.
Seorang pemimpin rumah tangga bertanggung jawab terhadap anggota keluarga yang ia pimpin. Di pundaknya terletak tanggungjawab untuk membatasi seisi rumah dari jilatan panas api neraka,
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6)
Apa saja yang harus ia lakukan agar (dirinya dan) orang-orang yang ia cintai bisa menghirup wewangian surga?
• mengajarkan tauhid kepada anggota keluarga (menjauhi syirik, beriman kepada Allah, dst),
• mengajarkan tata cara ibadah (agama) kepada anggota keluarga,
• mengajari hakikat penciptaan (menjaga orientasi hidup di dunia untuk beribadah kepada-Nya),
• menjelaskan halal-haram dengan pengajaran yang baik,
• menjaga uang/benda-benda yang mereka konsumsi bersumber dari sumber yang halal,
• saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran,
• saling mendukung, menyemangati dalam mengutamakan Allah dan Rasul-Nya,
• dan lain sebagainya… (silakan ditambahkan sendiri).
Keluarga memang menyenangkan, karena disana kita merasakan ketentraman-kebahagiaan-kepuasan, dan semoga saja, kesenangan yang didapat dalam institusi keluarga ini bukan hanya dikecap di dunia, tapi juga berkelanjutan di akhirat nanti, insya Allah.
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali-'Imraan: 14)
Pernikahan bukanlah akhir tujuan, pernikahan adalah gerbang dengan tantangan baru yang bisa kita jadikan sarana meraih ridho-Nya, tempat mengumpulkan pahala dan kendaraan menuju jannah-Nya. 2) *amin
Footnote (contoh-contoh haditsnya):
1) Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, " Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu)." (HR. Aththusi).
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Apa hak isteri terhadap suaminya?" Nabi Saw menjawab, "Memberi isteri makan bila kamu makan, memberinya pakaian bila kamu berpakaian, tidak boleh memukul wajahnya, tidak boleh menjelek-jelekkannya dan jangan menjauhinya kecuali dalam lingkungan rumahmu. (HR. Abu Dawud)
2) Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)
---000---
Balikpapan, 9 Desember 2010
Syamsul Arifin
05 December 2010
[flash fiction] Jeritan di Kamar Mandi
"Memang menjengkelkan menikahi pria penakut, tidak bisa diandalkan," Amanda membatin.
Tono dan Amanda menikah setahun lalu, mereka baru mengontrak rumah, terpisah dari orangtua maupun mertua.
Menyesuaikan budget yang dimiliki, mereka terpaksa mengontrak agak jauh dari jalan raya, di ujung kampung, dekat pemakaman.
Malam belum larut, tapi perkampungan sudah sepi.
Pintu dikunci, pagar digembok. Lengkap!
Ketika sedang lelap tertidur, terdengar suara gedubrak yang sangat keras. Amanda langsung terjaga.
“Mas, coba liat tuh ada apa?”
“Ah, bukan apa-apa,” Tono sungkan mempertaruhkan diri mengecek keadaan.
“Coba liat dulu!”
Selang beberapa lama, suara erangan terdengar. Detak jantung berpacu kencang. Mulai gemetaran.
Istrinya mendorong-dorong pundaknya. Tono menelan ludah.
Di kamar mandi, seorang pencuri terpeleset jatuh dari bak air ketika membobol atap. Dia memegangi kakinya, mengerang kesakitan.
---000---
Balikpapan, 5 December 2010
Syamsul Arifin
Diikutkan Lomba Flash Fiction Blogfam
Tono dan Amanda menikah setahun lalu, mereka baru mengontrak rumah, terpisah dari orangtua maupun mertua.
Menyesuaikan budget yang dimiliki, mereka terpaksa mengontrak agak jauh dari jalan raya, di ujung kampung, dekat pemakaman.
Malam belum larut, tapi perkampungan sudah sepi.
Pintu dikunci, pagar digembok. Lengkap!
Ketika sedang lelap tertidur, terdengar suara gedubrak yang sangat keras. Amanda langsung terjaga.
“Mas, coba liat tuh ada apa?”
“Ah, bukan apa-apa,” Tono sungkan mempertaruhkan diri mengecek keadaan.
“Coba liat dulu!”
Selang beberapa lama, suara erangan terdengar. Detak jantung berpacu kencang. Mulai gemetaran.
Istrinya mendorong-dorong pundaknya. Tono menelan ludah.
Di kamar mandi, seorang pencuri terpeleset jatuh dari bak air ketika membobol atap. Dia memegangi kakinya, mengerang kesakitan.
---000---
Balikpapan, 5 December 2010
Syamsul Arifin
Diikutkan Lomba Flash Fiction Blogfam
04 December 2010
Cahaya Islam akan Menerangi Roma
Rating: | ★★★★ |
Category: | Other |
DR Yusuf Qardhawi di Buku Fatwa2 Kontemporer 2 mengatakan: "Islam akan kembali menaklukkan Eropa pada kesempatan lain setelah dapat diusir dari sana dua kali: pertama dari selatan, yaitu Andalus, dan kedua kalinya dari timur setelah dapat mengetuk pintu-pintu Athena beberapa kali. Akan tetapi, menurut dugaan saya, penaklukkan kali ini tidak melalui hunusan pedang (senjata), melainkan terjadi lewat dakwah dan pemikiran
Ustdz Ahmad Sarwat Lc (http://www.ustsarwat.com/web/ust.php?id=1204669123): "Bedanya, kalau dahulu Al-Fatih mengepung Konstantinopel dan membombardirnya dengan meriam, sekarang kita kepung Eropa lewat dakwah, internet, buku keIslaman, dan... pernikahan."