23 February 2010

Syamsul Arifin DISC Personality Style

By completing the DISC test at: http://personalitystyle.com/ This is what it said about me ^_^

----

Your Personality Style Preview:

Syamsul is an optimistic individual. He is the type of person who loves exploring new places or things and a wide variety of experiences. He tends to display a natural charisma that draws others to his charm. Syamsul is a very encouraging person; others are drawn to him because they find him inspirational.

Recognizing the value of a good relationship, Syamsul is very patient and caring when relating to others. He is even-paced; and Syamsul usually remains calm and relaxed, even in situations that may ruffle some others. He likes the role of a peacemaker, when working through problems, Syamsul tries to rely on successful strategies that have proven results.

Neat and orderly, others usually see Syamsul as practical. He needs adequate information to make decisions, and he will consider the pros and cons. He may be sensitive to criticism, and will tend to internalize his emotions. Syamsul likes to clarify expectations before undertaking new projects, and he will follow a logical process to gain successful results.

Syamsul prefers to work through problems by analyzing things that worked in the past. He is willing to follow another person's lead if they display adequate ability and if Syamsul has confidence in their ability. He is someone who is able to lead, if necessary; but usually prefers to wait and see if another person volunteers first.

Sedang Berdiri - Akan Berada

Kenali posisi dimana anda SEDANG 'berdiri', tentukan posisi dimana anda AKAN 'berada', niscaya gerak-langkah anda akan lebih mudah!

17 February 2010

Jangan Takut Gagal

Kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari sebuah kesuksesan, so, yang mau sukses, jangan takut gagal dunk ;)

15 February 2010

Sukses (dalam Konteks Pernikahan)

Ada sebuah pertanyaan yang cukup menyentil di sebuah forum diskusi (myQuran.com). Di board Bikel (Bina Keluarga), sang moderator membuat thread dengan postingan awal sebagai berikut:

 

Apa sih kriteria nikah yg SUKSES menurutmu?

Assalamu'alaykum,

Prens, namanya menjalani sesuatu, paling baik kalo kita punya patokan apa yg kita lakukan itu dah bagus atau belum, dah sukses atau belum, dsb.

To the point aja, kalo menurut kalian semua nikah yg SUKSES itu yg kayak gimana, sih?

Wassalam

 

Saya perlu berpikir agak lama untuk bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Apakah yang dimaksud dengan sebuah pernikahan yang sukses, pernikahan yang berhasil?

 

Hingga akhirnya, hanya komentar ini yang bisa saya tuliskan:

 

wa'alaikumussalam

thread yang sangat menarik

nice sharing pa anis  thanks*

*bisa jadi ajang refleksi nih 

 

Parameter, Target

 

Untuk dapat Menghitung Kesuksesan,  dibutuhkan sebuah ukuran. Untuk dapat mengukur keberhasilan, diperlukan parameter. Untuk dapat mengetahui pencapaian akhir, perlu diketahui targetan awal.

 

Target awal merupakan suatu hal penting, yang dapat membuat kita tergerak, termotivasi. Targetan awal juga membuat kita dapat melihat akhir tujuan yang perlu diperjuangkan, dicapai, diusahakan.

 

Target bisa terbagi menjadi beberapa bagian. Jangka pendek, menengah, panjang. Dan targetan yang baik, harus bisa terukur, kudu SMART, Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time Bond. Jelas, terukur, dapat dicapai, realistis, dan memiliki tenggat waktu.

 

Untuk dapat menjawab apakah pernikahan kita sudah sukses, mari kita lihat, targetan kita di dalam pernikahan. Apa saja targetan-targetan tersebut?

 

Target juga bisa mencakup berbagai macam bidang. Mulai dari aspek finansial/keuangan, pendidikan/pengembangan anggota keluarga, keterlibatan sosial-kemasyarakatan-politik, dst.

 

Kita akan mengalami kesulitan yang membingungkan kalau tidak punya target, tidak punya tolak ukur. Apakah kita sudah berhasil/mencapai target? Melampaui target yang telah ditetapkan? Atau masih jauh dibawah target yang telah disepakati?

 

Target Keluarga adalah Konsensus Bersama

 

Adalah tim yang akan mengerjakan rencana aksi guna mencapai tujuan, sehingga diperlukan kesepakatan antar pasangan, pelibatan dengan anggota keluarga. Karenanya diperlukan juga pemahaman yang jeli terhadap potensi masing-masing individu yang terlihat di dalamnya. Jangan menetapkan target terlalu tinggi, sehingga membuat stress. Tapi jangan pula menetapkannya terlalu rendah, sehingga terkesan meremehkan.

 

Kolaborasi kekuatan dan juga kelemahan menjadikan tim menjadi lebih powerful.

 

Relatif

 

Ukuran kesuksesan/keberhasilan antar tiap orang bisa jadi sangat bervariasi, berbeda-beda. Begitu pula ukuran kesuksesan keberhasilan dalam konteks keluarga. Tidak bisa dipukul rata. Semisal, seseorang/keluarga tertentu baru bisa dibilang sukses kalau sudah punya mobil, punya tanah sekian hektar, dll.

 

Bisa jadi di keluarga A, sudah merasa sukses kalau sudah punya motor, sedang di keluarga B, sudah memiliki beberapa motor, sehingga kunci kesuksesannya jika dia sudah dapat mengendarai mobil.

 

Bisa jadi ada keluarga yang lebih menekankan pendidikan anak, atau ada juga yang lebih menekankan pada hitungan benda yang dipunyai. Salahkah..? Tidak ada benar atau salah, karena semuanya sangat tergantung pada gaya manajemen/perspektif yang mengendalikan rumah (suami-istri).

 

Ada yang sudah merasa sukses jika anaknya dapat menghapal juz amma, tapi ada juga yang baru bisa merasa sukses kalau anaknya sudah menjadi hafidz, hafal Quran.

 

Sukses Dunia-Akhirat

 

Satu hal yang patut diingat, bahwa kita boleh saja mengharapkan kesuksesan dunia, tapi tetap kita harus juga letakkan tolak ukur untuk kesuksesan akhirat. Memang terkadang susah menghitung ukuran sukses akhirat, karena kita tidak/belum sampai kesana dan tidak tahu hasilnya. Tapi setidaknya kita bisa menetapkan langkah-langkah yang (kira-kira) dapat mengarahkan diri kita dan keluarga kepada kesuksesan akhirat. Seperti besaran infak, pendidikan agama anak, bacaan qurannya, pemberian kepada oranglain, dst.

 

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (QS. Al-Qashash: 77)

 

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (QS. Al-Baqarah: 201)

 

Syukur Kunci Kebahagiaan

 

Disamping itu, sebesar-sekecil apapun pencapaian keluarga kita, kesyukuran harus tetap diutamakan. Karena sesungguhnya, bukan besar-kecilnya pencapaian yang membuat kita bahagia, tapi perasaan cukup dan penerimaan terhadap hasil yang telah didapat yang membuat kita merasa puas dan bahagia. Tentunya hal ini tidak membuat kita menjadi malas berusaha, karena sukur dan kesungguhan berusaha itu adalah dua hal yang berbeda. Kesukuran terletak di akhir proses, sedang kesungguhan berusaha, berada di tengah-tengah proses.

 

Yuks, tetapkan target, buat parameter, dan jadikan keluarga kita menjadi keluarga yang sukses, di dunia dan akhirat, insya Allah.

 

 

 

---000---

 

Balikpapan, 15 Februari 2010

Syamsul Arifin

 

*gambar diambil dari sini

09 February 2010

Warna-Warna Cinta

Warna-warna cinta, yang terlukis di hatimu

Semat pada senyuman dan tangismu

Agar mewarnai jiwamu yang tulus

Seperti sang pelangi selepas gerimis

 

(Warna-Warna Cinta, Brothers)

 

 

Kisah cinta tidak hanya diisi oleh warna cerah semata. Silih berganti warna-warna yang datang mengisi jalinan cerita cinta. Kadang kebahagiaan, disusuli kesedihan. Mendekat ceria, diikuti duka. Berlabuh senyuman, diiringi air mata. Berkuasa warna-warna cerah, yang kemudian berganti warna-warna kelam.

 

Adalah suatu kemustahilan bahwa hidup ini akan selalu bahagia selamanya. Harus ada ombak yang kan membuat biduk menjadi kuat melawan terjangan gelombang. Harus ada kerikil yang kan membuat roda menjadi liat mencengkram jalanan.

 

Bukankah setiap kesulitan yang tlah dilalu, semakin menjadikan diri kita lebih baik daripada hari-hari sebelumnya? Bukankah keberhasilan dalam mengatasi masalah, mengubah kita menjadi pribadi yang kaya kebijaksanaan, pengalaman dan pelajaran?

 

Pernikahan bukanlah sesuatu hal yang mudah. Lihatlah sekelilingmu. Tidak sedikit orang yang gagal menjalaninya. Berhenti sebelum saatnya. Pernikahan bukanlah sesuatu yang sederhana. Kompleksitas dan keruwetannya unik, variasinya berbeda-beda antar setiap pasangan.

 

Kita butuh kekuatan untuk menjalaninya.

 

Kekuatan Iman

 

Ketakwaan kepada Allah SWT kan menjadi modal dasarnya. Niatan yang tulus untuk ibadah menjadi awalannya. Saling mengharap keridhoan-Nya; takut untuk melanggar larangannya; dan usaha untuk menjalani tiap perintahnya; menjadi langkah-langkah penguatnya.

 

Tidak saling menzalimi, saling menghargai, menghormati, menjaga, dan berkasih-sayang antar pasangan,

 

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biar pun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. (QS. An-Nisaa': 135)

 

Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang terbaik dari kamu terhadap keluargaku. Orang yang memuliakan kaum wanita adalah orang yang mulia, dan orang yang menghina kaum wanita adalah orang yang tidak tahu budi. (HR. Abu ‘Asaakir)

 

Kedewasaan

 

Kematangan jiwa; kemampuan untuk bisa membedakan antara hal-hal yang penting dan tidak penting, hal-hal yang pokok dan cabang; kebijaksanaan untuk memiliki ekpresi sikap yang tepat; Kemampuan dan kemauan untuk memaafkan dan meminta maaf; rasa besar hati/legowo; menjadi tolak ukurnya.

 

 

Diluar itu semua, pemahaman bahwa “tidak adak manusia yang sempurna” kan melengkapinya. Kesalahan adalah suatu hal yang wajar, tiap manusia memiliki karakternya yang unik, disinilah pembelajaran kita mengenai ruang toleransi, tempat untuk belajar saling memahami, penerimaan diri pasangan-dan juga diri kita. Belajar untuk saling mencinta.

 

Yang harus terus diusahakan adalah bahwa pernikahan yang sedang kita bina, haruslah menjadi pernikahan yang kan membahagiakan kita, di dunia dan akhirat nanti. Insya Allah.

 



Brothers - Warna Warna Cinta

 

---000---

 

Balikpapan, 9 Februari 2010

Syamsul Arifin

04 February 2010

Jangan Membesar-besarkan Masalah

Jangan membesar-besarkan masalah kecil.., tapi jangan pula mengecil-kecilkan urusan besar