Taksi datang langsung ngacir ke Bandara Sepinggan Balikpapan. Sampe 1 jam sebelum keberangkatan 17.30. Ternyata Lion Air delay 1 jam! Guraks deh.
Akhirnya shalat magrib dan makan dulu.
Pesawat berangkat sekitar jam 19.30 sampe jogja jam 9 maleman. Dijemput pak Roso dan Faldy dan Raihan (adik-adiknya istri).
Sabtu paginya, jam 04.30, rencananya mau jemput keluarga saya dari Jakarta yang mau ikutan menghadiri acara nikahannya adik ipar, Winny. Naik kereta Taksaka malam, tapi ternyata ternyata kedapetan delay juga, ada gangguan lokomotif di tengah jalan katanya. Akhirnya baru berangkat njemput jam 6.30an. Ridha dan Sarah ikutan juga. Abis dari stasiun Tugu dibelakang Marioboro, meluncur ke Alun-alun kidul, buat cari sarapan.
abis sarapan, foto dulu sebelum muterin lapangan |
Malamnya acara makan malam bersama keluarga besarnya mertua di resto Bale Ayu. Jogja-Jakarta-Gombong-Purwodadi, dll pada ngumpul semua. Kakek-nenek-om-tante-cucu-buyut, ruame lah orangnya.
Besoknya acara nikahannya Winny dan Denny.
Seninnya, masih memakai mobil sewaan, kita jalan2 ke Candi Ratu Boko, dilanjut hari Rabu ke Marioboro.
Kamisnya, Saya Ridha dan Sarah ikutan ke Jakarta. Numpang dulu
Jumat tengah malam, saya siap2 berangkat ke Bandara lagi buat ke Manila mau ikutan test wawancara kilang Yasref di Yanbu, Saudi Arabia.
Naik pesawat Filipina Airline jam 00.50. Penerbangan internasional pertama saya. Alhamdulillah gratis, karena katanya semua biasa akan diganti oleh Yasref.
Pagi jam 5.30 waktu setempat, pesawat mendarat. Keluar bandara bingung, karena ga ada penjemput. Tapi ada juga orang yang keliatannya mau ke acara yang sama juga. Saling tegur dan ternyata benar. Kita muter2 dulu, tanya ke satpam, ke counter hotel tempat interview. Ternyata ga ada penjemputnya. Ya udah naik taksi ajah.
Tapi sebelumnya kita nuker uang dollar dulu ke Peso.
Sebetulnya sewaktu masih di Jakarta Jumat malam, saya kepengen langsung menukar uang rupiah ke Peso. Tapi ternyata money changer yang ada di Blok M (deket rumah) yang masih buka malam2, ga ada yang punya Peso. Akhirnya tuker ke Dollar US ajah.
Ternyata apa yang saya lakuin pas dengan tips yang akhirnya saya baca waktu nunggu2 di bandara. Kata seorang blogger, mending tukerin uang Rupiah kita ke Dollar dulu, karena nilai Rupiah ke Dollar itu lebih rendah dibandingkan dari Dollar ke Peso. Kira2 beda 8 Peso per Dollarnya klo ga salah.
Naik taksi argo (baca2 postingan blogger lain tentang tipe taksi di bandara, ada yang argo ada yang fix rate), kita pakenya yang argo. Dari bandara ke Hotel Peninsula kena sekitar 300 Peso (sekitar 70 ribu rupiah).
Jam 8 siap2 untuk interview. Sempet makan siang di mall depan hotel, yang ternyata itu adalah di pusatnya Manila. Ayala Center, distrik Makati. Lumayan sempet jepret2.
Makan di food court, cari yang aman, pesen McD. Kena 130 Peso (31 ribu Rupiah) buat ayam, nasi, kentang dan soft drink.
Bareng orang2 Indonesia lainnya, semua kita berjumlah 5 orang, Jusdi, Pur, Iqbal dan Wira. Kita jalan2 sebentar. Saya, Iqbal dan Pur balik lagi ke tempat interview buat tau hasilnya, sedang Jusdi dan Wira karena sudah tahu hasilnya cari2 souvenir, bertiga kami nitip uang buat beliin kaos.
Kaos yang bergambar Manila, kena 300 Peso.
Sorenya, setelah berduduk2 dulu di kamarnya Iqbal, dengan naik taksi kami ke Bandara untuk ngejar pesawat malam itu, jam 9.00.
Taksinya ngebut dan ugal2an, sampe udah saya bilangin 2x ngga usah buru2 karena kita ngga ngejar apapun, tapi susah dikasih tau. Parah deh.
Tapi lumayan murah juga, kita cuma bayar 150 Peso (sekitar 35 ribu rupiah). Saya masih sempet makan dulu di Bandara, ada kotakan nasi ayam dan telur kena 150 Peso.
Beberapa teman yang masih punya banyak Peso ke Money Changer dulu buat nukerin kembali ke Dollar.
Alhamdulillah selamat sampai Jakarta jam12 tengah malam, sampe rumah jam 1 malam.
Kesan naik Filipina Airline, cukup bagus pelayanannya setara dengan Garuda Indonesia lah dengan ukuran pesawat yang kecil, dapat makan nasi begitu pesawat take-off, dan pramugarinya cukup senior alias ga muda2.
Jarak tempuh Manila-Filipina sekitar 3,5 jam.
Besok paginya, Minggu 27 Januari jam5.30, saya balik lagi ke Bandara, kali ini bareng Ridha dan Sarah buat kembali ke Balikpapan.
Fiuh..., perjalanan yang melelahkan namun juga menyenangkan.
Sampai postingan ini dipublish, saya masih belum dapat offering letter karena terakhir saya dikasih tau masih ada dokumen yang belum lengkap, jadi saya diminta melengkapi dulu, nanti setelah dokumen itu ada, baru mereka bisa kasih offering. Ya semoga saja harganya cocok *amin.
Kalaupun ngga cocok, minimal saya sudah sempet nikmatin terbang internasional gratis, walau ngga nginep, tapi ini merupakan pengalaman pertama saya di stempel paspornya.
Dulu juga pertama kali terbang gratis rute domestik, gratis dari Medco sewaktu magang di Lirik, Riau tahun 2005. Alhamdulillah di tahun 2013 dapat gretongan lagi untuk rute internasional (walau masih sekitaran asia) :D hehehe