21 October 2016

Menyikapi Permintaan Anak - Tips

Ada beberapa tips untuk menjaga supaya anak kita tidak menjadi generasi instan.

Yang saya maksud generasi instan adalah anak-anak manja, yang mudah putus asa kalau keinginannya tidak tercapai, tidak memiliki semangat juang/militansi dalam berusaha mencapai yang diinginkan.

Salah satunya adalah hal yang perlu dilakukan ketika ada permintaan dari anak -tips yang saya dengar waktu ada kajian parenting.

1. Pastikan tidak melanggar aturan/syariat.

Ini penting. Permintaan anak tidak boleh melanggar syariat, termasuk juga aturan (regulasi pemerintah) yang ada. Misalnya, anak belum cukup umur, belum saatnya punya SIM, sudah minta motor. Ini tidak boleh.

Kalau kita membiarkan anak melanggar peraturan (dan kita ketahui itu), maka anak akan dengan mudah melanggar peraturan juga jika kita tidak mengetahuinya.

2. Jika bisa dipersulit, jangan dipermudah.

Jangan langsung memberikan apa yang anak inginkan. Beri tenggat waktu. Entah seminggu, sebulan, setahun, tergantung kondisi. Misalnya, anak minta beli sepatu, bilang kita akan beli sepatu ketika tahun ajaran baru. Untuk sementara, sepatu yang rusak diperbaiki dulu.

Ini untuk mengajarkan anak bahwa dalam hidup ada proses yang harus dijalani, jadi tidak langsung/serta merta terjadi.

3. Kebutuhan vs keinginan

Ajari anak membedakan antara kebutuhan dan keinginan.

Perhatikan betul apakah permintaannya merupakan kebutuhan atau hanya sekedar keinginan?

Misal, jika dia ingin lapar, dia butuh makan, tapi tentu tidak butuh lebih dari porsi yang diperlukannya dan tidak perlu membeli makanan yang lain-lainnya, yang pada akhirnya malah tidak akan kemakan, karena sudah kenyang.

Jika seluruh keinginannya dipenuhi -baik yang berupa keinginan maupun kebutuhan-, khawatirnya, kedepannya, dia tidak akan bisa merasa bahagia/cukup jika yang dipenuhi hanya kebutuhan.

4. Minta komitmen dari anak, peraturan yang disepakati untuk permintaannya.

Setelah permintaannya terpenuhi, minta komitmen anak mengenai permintaannya, dan ajari untuk konsisten terhadap komitmennya.

Misalnya, ada permintaan motor. Jika memang sudah cukup umur (syarat 1), kemudian sudah ditunda sampai semester depan atau setelah naik kelas baru di kasih (syarat 2), dan memang motor yang diminta merupakan kebutuhannya, untuk mendukung aktifitasnya disekolah dll (syarat 3). Tuntut komitmen, jika dibelikan motor, semester depan, maka ada komitmen mengantar adik sekolah, selalu pakai helm, tidak boleh melebihi kecepatan sekian, dicuci setiap minggu, dll. Jika ada komitmen yang dilanggar, maka motor yang diberi bisa diambil/disita kembali. Komitmen ini bisa dibuat formil, ditulis di kertas dan ditandatangani kedua belah pihak (ayah dan anak).

Semoga dengan tips diatas, anak tidak akan menjadi generasi instan, yang keinginan dan semangat juangnya lemah, dan menjadi generasi tangguh yang sesuai dengan tantangan zaman. *amin


---000---

Balikpapan, 21 Oktober 2016
Syamsul Arifin *diresumekan dari ceramahnya Ust Drs.Miftahul Jinan, M.Pdi