Pujian itu seperti hadiah. Jika ada yang memberimu hadiah, terimalah, ucapkan terima kasih. Jika mau, balaslah hadiahnya.
Jika ada yang memujimu, terimalah, ucapkan terima kasih (atas pujiannya).
Kita bisa jadi tidak terbiasa memuji, apalagi menerima pujian. Akibatnya kita bingung merespon apa.
Jangan jadi orang tak tahu budi, dikasih hadiah, malah hadiahnya dilempar. Dipuji malah bilang "ah ngga begitu deh kayaknya saya" (atau yang serupa itu).
Bilang saja "terima kasih".
Dalam Islam bahkan kita diajarkan untuk berharap/berdoa agar bisa lebih baik lagi (dari apa yang telah dipuji), bukan karena ingin dipuji (lagi), tapi karena semangat 'selalu menjadi lebih baik dari hari sebelumnya' itu diajarkan.
"Ya Allah, semoga Engkau tidak menghukumku karena apa yang mereka katakan. Ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui. Dan jadikanlah aku lebih baik daripada yang mereka perkirakan." (HR. Bukhari)
"Barang siapa yang harinya sama saja maka dia telah lalai, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin maka dia terlaknat, barang siapa yang tidak mendapatkan tambahan maka dia dalam kerugian, barangsiapa yang dalam kerugian maka kematian lebih baik baginya." *
*Perkataan dari Abdul Aziz bin Abi Ruwad ketika mimpi bertemu dan mendapat wasiat dari Rasulullah SAW. Riwayat serupa berasal dari Ali bin Abi Thalib dianggap dhaif menurut para imam hadits.