Pages

09 November 2007

Persiapan Pengetahuan dalam Menyongsong Pernikahan

Ustadz Anis Matta Lc, mengatakan bahwa ada empat hal yang harus dipersiapkan sebelum seseorang melangkah menuju gerbang pernikahan. Empat hal tersebut adalah: persiapan pengetahuan, persiapan psikologis, persiapan fisik, dan persiapan finansia.

Kali ini kita hanya akan membahas mengenai persiapan pengetahuan atau pemikiran.

Sebelum menikah, seseorang muslim harus memiliki dasar-dasar pemikiran yang jelas mengenai identitas ideologinya. Mengetahui bahwa dia adalah seorang muslim dan menyadari kenapa dia menjadi seorang muslim.

Dalam kehidupan ada banyak persoalan yang pemecahannya sangatlah ditentukan oleh kematangan visi kita sebagai seorang muslim.
Ayat yang pertama kali turun adalah agar kita mengakses keislaman dengan ilmu atau akal yang jelas, lalu kemudian di ayat yang lain ada rasionalitas kenapa kita memilih Islam.
Semua ini diperlukan agar kita dapat bertahan dengan baik di depan syubhat/keragu-raguan, yang itu semua bisa dilewati karena ma'rifat/pengenalan, dan dengan membangun afiliasi/kedekatan dengan Islam.

Hal lain yang jadi pertimbangan adalah bahwa semangat tanpa pengetahuan yang benar hanya akan menghasilkan ke-futur-an/kelemasan/terputus ditengah jalan. Karenanya, jangan membangun keislaman atas dasar emosi, atau membangun semangat keberagamaan dengan tanpa memperhatikan pentahapan, karena hal itu hanya akan mempercepat terjadinya ke-futur-an.

Pengetahuan yang lain adalah mengenai kematangan sisi kepribadian.

Yang dimaksud dengan kematangan sisi kepribadian adalah seseorang mengetahui konsep dirinya dengan jelas, mengetahui kelemahan, kekuatan, tantangan, dan ancaman yang berhubungan dengan dirinya. Hal ini penting karena akan memberikan rasa penerimaan diri yang baik.

Mencari pasangan yang "terbaik" merupakan hal yang salah, karena dengan pasangan yang ideal tersebut hanya akan menimbulkan konflik. Yang benar adalah mencari pasangan yang tepat. Sesuai dengan bingkai kepribadian kita.

Umar bin Khattab ra adalah salah satu contoh yang tepat. Di luar rumah ia merupakan seseorang yang keras dan dominan, namun di rumah ia dapat menemukan seseorang yang dapat menyalurkan sisinya hidupnya yang kekanak-kanakan.

Tidak semua orang hebat membutuhkan orang/pasangan yang hebat pula, bahkan bisa jadi/mungkin lebih tepat dengan orang yang bersahaja. DR Yusuf Qardhawi dengan prestasi dan aktivitasnya yang cemerlang, ternyata kita tidak tahu sedikitpun mengenai istri beliau, begitu juga dengan para tokoh besar lainnya seperti Benazir Butto, Umar Tilmisani, ataupun Zainab Ghazali, oranng-orang besar seperti mereka, sedikit sekali kita ketahui mengenai peran pasangannya.

Hambatan yang tersulit dalam komunikasi pernikahan adalah karena adanya penerima dengan tidak baik terhadap kekurangan dan kelebihan pasangan karena adanya harapan sosial yang ada. Karena itu dibutuhkan visi agar kita dapat menerima pasangan dengan baik, jangan memandang pasangan dengan harapan yang kita miliki.

---

Bagi orang yang ingin menikah, ilmu mengenai pernikahan menjadi fadu 'ain bagi dirinya. Dalam Islam, ilmu didahulukan atas iman dan amal.

Pernikahan adalah sunnah, karena itu, semua pengetahuan yang terkait dengan pernikahan harus dimiliki. Pengetahuan tentang hak dan kewajiban suami-istri, pengetahuan tentang masalah pendidikan (anak), dan pengetahuan mengenai dasar kesehatan dan seksual secara umum.

3 comments:

  1. ehmm..ehmm.. kayaknya mateng banget neeeh..
    bang Ipin.. Desi jadi pengen batuk neeh *_*

    ReplyDelete
  2. Sudah mau menikah, Kak? Jangan lupa undang Aline ya! :)

    ReplyDelete
  3. @de51
    batuk ya... minum obat gih :P
    :D hehehe

    @aline
    yup, siapa sih yang ngga mau nikah...
    *"mau" dalam artian "kepengen"
    :D hehehe

    tapi belum dalam waktu dekat kok... masih belum ada nih :)

    ReplyDelete