Pages

14 July 2008

Jauhilah Perbuatan yang Meresahkan

Dari An Nawas bin Sam'an radhiallahu anhu, dari Nabi shalallahu alaihi wa salam, beliau bersabda: "Kebajikan itu keluhuran akhlak sedangkan dosa adalah apa-apa yang dirimu merasa ragu-ragu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya" (HR. Muslim)

Dan dari Wabishah bin Ma'bad radhiallahu anhu, ia berkata: "Aku telah datang kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, lalu beliau bersabda: 'Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebajikan?' Aku menjawab: 'Benar.' Beliau bersabda: 'Mintalah fatwa dari hatimu. Kebajikan itu adalah apa-apa yang menentramkan jiwa dan menenangkan hati, dan dosa itu adalah apa-apa yang meragukan jiwa dan meresahkan hati, walaupun orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.'"(HR. Ahmad dan Darimi, Hadits hasan)

Sabda beliau "Kebajikan itu keluhuran akhlak", maksudnya ialah bahwa keluhuran akhlak adalah sebaik-baik kebajikan, sebagaimana sabda beliau "Haji adalah Arafah". Adapun kebajikan adalah perbuatan yang menjadikan pelakunya menjadi baik, selalu berupaya mengikuti orang-orang yang berbuat baik, dan taat kepada Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi.

Yang dimaksud dengan berakhlak baik yaitu jujur dalam bermuamalah, santun dalam berusaha, adil dalam hukum, bersungguh-sungguh dalam berbuat kebajikan, dan beberapa sifat orang-orang mukmin yang Allah sebutkan di dalam surah Al-Anfal:

"Orang-orang mukmin yaitu orang-orang yang ketika nama Allah disebut, hati mereka gemetar, dan ketika ayat-ayat-Nya dibacakan kepada mereka, iman mereka bertambah, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) mereka yang melaksanakan shalat dan mengeluarkan infaq dari sebagian harta yang Kami anugerahkan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar mukmin." (Al Anfaal: 2-4).

Dan firman-Nya:

"Orang-orang yang bertaubat, yang beribadah, yang memuji (Allah), yang mengembara (di jalan Allah), yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat mungkar, serta yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu." (At Taubah: 112).

Dan firman-Nya:

"Sungguh beruntung orang-orang mukmin. (Yaitu) orang-orang yang khusyu\' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau terhadap budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari selain dari itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang diberikan kepadanya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. (Yaitu) mewarisi (surga) Firdaus, mereka kekal di dalamnya." (Al-Mukminun: 1-10).

Dan firman-Nya:

"Hamba-hamba Tuhan yang Maha Pengasih adalah mereka yang berjalan di atas bumi dengan rasa rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka menanggapinya dengan kata-kata yang baik." (Al-Furqan: 63).

Barang siapa yang merasa belum jelas mengenai sifat dirinya, maka hendaklah bercermin pada ayat-ayat tersebut. Dengan adanya semua sifat itu pada dirinya pertanda bahwa dia berakhlak baik. Sebaliknya, jika semuanya tidak ada pada dirinya pertanda dia berakhlak buruk. Bila terdapat sebagian sjaa, maka hendaklah ia bersungguh-sungguh memelihara yang ada itu dan mengupayakan yang belum ada pada dirinya. Janganlah seseorang menganggap bahwa akhlak baik itu hanyalah bersifat lemah lembut kepada orang lain dan meninggalkan perbuatan-perbuatan keji dan doa saja, sebaliknya orang yang tidak seperti itu dianggap rusak akhlaknya. Akan tetapi, yang disebut akhlak baik yaitu seperti yang telah kami sebutkan mengenai sifat-sifat orang mukmin dan perilaku mereka. Termasuk akhlak baik adalah sabar menghadapi gangguan dalam menjalankan agama.

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa ada seorang Arab gunung menarik selendang sutera Nabi shalallahu alaihi wa salam sehingga membekas pada bahu beliau, dan orang itu berkata: "Wahai Muhammad, serahkanlah kepadaku harta Allah yang ada di tanganmu." Kemudian Nabi shalallahu alaihi wasalam menoleh kepada orang itu, beliau kemudian tertawa dan menyuruh untuk memberi kepada orang itu.

Sabda Nabi shalallahu alaihi wa salam "dosa adalah apa-apa yang dirimu merasa ragu-ragu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya" maksudnya adalah perbuatan yang ditolak oleh hati nurani. Ini merupakan suatu pedoman untuk membedakan antara dosa dan kebaikan. Dosa menimbulkan keraguan dalam hati dan tidak senang jika orang lain mengetahuinya. Yang dimaksud dengan "orang lain" di sini adalah orang-orang baik, bukan orang-orang yang telah rusak akhlaknya. Demikianlah yang disebut dosa, karena itu tinggalkanlah perbuatan tersebut. Wallahu a'lam

 

Sumber: Syarah Hadits Arba'in An Nawawi, Ibnu Daqiq Al-'Ied, Media Hidayah
Sumber: http://arsip.jilbab.or.id/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=25&Itemid=32&limit=5&limitstart=45

1 comment: