Pages

23 September 2008

[cerpen] Jika Kamu Tahu Hidupmu Tinggal Tiga Hari Lagi...

"Apa yang akan kamu lakukan, kalau kau tahu, bahwa engkau akan mati tiga hari lagi..?"

Engkau mungkin akan mewujudkan hal-hal yang paling kau inginkan dalam hidupmu, mencoba bungy jumping, terbang layang, makan-makanan yang belum pernah kau cicipi, mengunjungi tempat-tempat eksotis, melakukan perjalanan yang telah lama kau mimpi-mimpikan.

Atau bisa jadi kau akan memusatkan perhatian dalam beribadah, memohon ampunan kepada Tuhan, atau meminta maaf kepada orang-orang dan mempersiapkan perbekalan terbaik setelah meninggal.

Atau bisa jadi pula, kau akan menggabungkan antara dua hal itu, memanfaatkan sisa-sisa hidupmu untuk kesenangan dunia yang takkan dirasakan lagi nanti, dan mempersiapkan diri tuk kehidupan setelah mati, itu pun kalau kau percaya ada pembalasan atau kehidupan setelah kematian.

Kalau saya, termasuk tipe yang ketiga, mencoba menggabungkan keduanya.

Pada suatu malam, ketika berjalan sendirian di komplek rumah. Komplek perumahan yang masih baru, masih belum ramai penghuninya. Jarum jam menunjukkan pukul 9.25 malam, jalanan cukup lenggang, lampu kuning temaram menerangi jalan pavingblock.

Seorang bapak-bapak tua dengan baju putih berpapasan. Dia menatapku lama. Aku mencoba tersenyum.

"Dik, siap-siap ya, usiamu tinggal tiga hari lagi, bahkan bisa jadi kurang dari itu", ia mengatakan suatu hal yang tidak aku duga.

Dengan wajah terkejut heran, aku hanya bisa menatap dirinya lekat. Ia terlihat sangat yakin sekali.

Sesampainya di rumah, aku tidak bisa memejamkan mata. Masing terngiang perkataan sang kakek tua itu, usiaku tinggal tiga hari, diucapakan dari lisan yang memiliki keyakinan yang kuat.

Ucapan yang asal, batinku, mungkin dia mabuk, ah, tapi sepertinya ia tidak terlihat sedang mabuk. Ucapan yang sembarangan, tapi ia terlihat yakin. Paranormalkan, aku tidak pernah mempercayai mereka sedikitpun. Malaikatkah, yang mengabarkanku mengenai berita gaib..?

Bagaimana jika ia benar..?

Apa saja yang harus kulakukan jika usiaku memang tinggal tiga hari lagi..?

Mengatakan cinta kepada wanita yang selama ini aku suka? Minta maaf sama mama atas segala kata-kata kasarku? Atau cuma dengan makan es krim saragosa yang ku lihat liputannya di acara wisata kuliner? Ah...

Aku tidak bisa tidur sampai pagi. Jarum jam weker menunjukkan angka tiga. Dini hari.

Well, anggap saja usiaku memang tinggal tiga hari lagi, kalau memang benar, ini menjadi tanda tanya bagi diriku sendiri, apa saja yang akan ku lakukan jika tahu bahwa usiaku tinggal tiga hari lagi.

Aku mulai bangun dari ranjang dan menuju meja belajarku, mengambil kertas dan mulai mencorat-coret. Selesai. Pembagian waktu yang adil, pikirku.

Pagi hari aku mulai berkemas. Memasukkan dua helai kaos kesukaanku dan dua potong celana. Hari ini seharusnya aku ada kuliah, tapi aku akan bolos saja, toh usiaku bisa jadi cuma tiga hari saja. Setelah sarapan pagi, aku yang memasak sendiri, biasanya mama yang membuatkanku telor dadar dan roti bakar, tapi pagi ini aku yang memasakkan buat seluruh anggota keluarga, ayah, mama dan kakak perempuanku heran, tapi mereka cukup senang, buktinya makananku habis tak bersisa. Aku tersenyum senang.

Pukul tujuh, aku keluar dari rumah, memanaskan sebentar si Blubi, Picanto warna biru kepunyaanku, eh, punya ayah yang dibelikan untukku deh. Ketika memasukkan gigi ke transmisi D, aku melihat mobil pa Rinto, pria dengan kumis tebal berwajah seram, tabrakin dikit ah batinku berkomentar, selama ini aku tidak suka dirinya kok. Bruuk.., ups, aku menahan tawa dengan mengangkat tangan menutupi mulut. Mobilnya baru tiga bulan inih, pasti masih dalam masa garansi. Pintu mobilnya penyok dicium bemper si Blubi. Aku melaju.

Aku menuju ke rumah Yuki, kekasihku. Mampir sebentar di toko emas, yang dekat dengan ATM. Aku sudah menelponnya agar tidak usah berangkat kuliah. Kami akan pergi bersama, ada kejutan istimewa buat dia, begitu alasanku, dia setuju. Sesampainya di rumah Yuki, masuk sebentar ke rumahnya, salaman dengan ayah-ibunya, menolak secara halus tawaran sarapannya, Yuki belum sarapan, karena aku sudah datang, ia minta roti isi selai nanas-nya dibungkus saja, agar bisa dimakan di jalan, ibunya menyangka kami akan berangkat kuliah, seperti biasa.

Di mobil sudah tersedia, setangkai bunga mawar kuning kesukaannya. Kami melaju ke museum nasional, kami sama-sama suka suasana out-door. Setelah antri dan berada di puncaknya, aku mengeluarkan kotak kecil berwarna merah. Isinya cincin, hari ini aku melamarnya, angin berhembus kencang, namun tidak bisa mengaburkan warna merah di wajah putihnya, terkejut sekaligus senang.

Hari ini kami habiskan bersama, makan siang dengan satu ember eskrim dengan tiga rasa, strawberry, vanilla dan coklat, benar-benar satu ember kecil, mungkin isinya 20 liter. Habis, kami kekenyangan juga.

Sepulang ke rumah, aku langsung memasukkan Blubi ke garasi rumah, khawatir ketahuan bekas goresan tabrakannya, di rumah pa Rinto, terdengar suara keras, marah-marah. Aku melenggang masuk rumah seperti biasa.

Tinggal dua hari lagi.

Sebelum tidur, aku sempatkan menulis apa yang ku alami hari ini, kuposting di blogs-ku, dengan tags kebahagiaan. Terposting. Aku melanjutkan ketikanku, pesan-pesan terakhirku buat semua orang, buat mama, ayah, kakak, Yuki, teman-temanku di kampus, tetangga-tetanggaku, bahkan pa Rinto masuk juga ke dalamnya, tak luput, si goran masuk ke sana, kucing peliharaan mama yang pernah ku sekap di kamar mandi karena mengencingi kasurku, dan aku pura-pura tidak tahu waktu mama bertanya kemana kucing peliharaannya berada selama dua hari dua malam.

Cape, bisa tidur nyenyak malam ini.


Lho, kok bisa begini, kenapa mama menangis, kenapa ayah yang tidak pernah ku lihat menangis, ikut menangis pula. Aku kenal ruangan ini, ini kamarku, dan sepertinya aku juga mengenal siapa yang mereka tangisi, lho, itu kan aku...

Suara langkah pengiringku mulai beranjak pergi, langkah mama yang terakhir meninggalkan pemakaman. Payah, padahal katanya aku punya waktu tiga hari lagi, kok baru satu hari sudah...

Dua malaikat mendatangi tempatku, merekakah yang bernama Munkar dan Nakir..? Mengingat hal-hal yang telah ku lakukan selama masa hidupku, ah, banyak ketidakbergunaannya, sia-sia. Aku gugup, gelisah, biasanya saat-saat seperti ini, jantungku berdegup keras, tapi sekarang, jantungku sudah tidak ada detaknya sama sekali, percuma.


---000---
23092008
Syamsul Arifin

Kita hanya punya tiga hari dalam hidup kita, hari yang telah berlalu, yang hanya bisa kita sesali kesempatan-kesampatan yang terlewat di sana; hari esok, masa depan, yang belum kita ketahui keberadaannya; dan hari ini, tempat dimana kita berusaha...

11 comments:

  1. stujuh sama kungfu Panda.
    Berikan hadiah yang terbaik untuk mereka yang dekat di hati, dan tentu saja kepada Pemiliki Kehidupan ini. Kelak semua akan kembali kepada-Nya,
    untung kita gak pernah tahu kapan "tiga" hari itu datang. Could be today, tommorow or next minutes. (Alhamdulillah.. untung kita gak pernah tahu, tp kudu dipersiapkan ya) ^_^

    ReplyDelete
  2. Kalau ingat motto-nya Rico Marbun, ketua BEM UI 2002-2003, katanya "hidup hanya sekali, jadikan ia berarti"
    Sedang kalau kata kungfu panda, "today is a gift, thats why we call it present" (hari ini adalah hadiah, karenanya kita menyebutnya "saat ini"-present bisa diterjemahkan pula sebagai hadiah")

    *sedikit peng-edit-an*

    ReplyDelete
  3. loo...kang ipin kenal rico marbun?
    *pertanyaan ga relevan*

    makasih udah mengingatkan

    ReplyDelete
  4. hmm.....apa yaa....beberapa hal di atas yg akan kulakukan....: mohon ampun pada ALLAH, minta maaf & sekaligus pesan2 pada keluarga & orang2 terdekat, bayar utang, dan menghubungi seseorang yg sempat menyakiti & tersakiti.

    ReplyDelete
  5. Nyipain kaen kafan, supaya ga Ngerepontin lagih..
    Nyiapin Dana buat pemakaman :(

    ReplyDelete
  6. ^icha
    ga skalian nyiapin kuburan sendiri ?

    ReplyDelete
  7. yah, liat-liat ke KAret tempat yang kosong

    ReplyDelete
  8. Subhanallah... Jadi inget lagi..

    ReplyDelete
  9. pgn minta maap k smuanya... mumpung napas blm dleher..

    ReplyDelete
  10. @ilasyegaf
    yup, semoga ketika saat itu tiba, kita dalam keadaan terbaik kita :)

    @nverad
    kenal, dulu saya masuk bem, pas zaman kepengurusannya
    saya di departemen kreasi mahasiswa
    memang kenal rico marbun juga..? gmn..?

    @mba siantiek
    :) yup, hal2 seperti itu mungkin yang akan kita lakukan, tapi bagaimana kalau hal2 seperti itu tidak sempat kita lakukan :)

    @ichamary
    :) hehehe, semoga kita tidak merepotkan ketika meninggal :)

    @urvan
    weleh, sampe nyiapin kuburan segala :D

    @alfizahra
    sama2 :)

    @yudhamuslim
    semoga terus inget :)
    *pesan buat diri sendiri juga*

    @asty
    semoga dosa2 kita tidak ada, minimal kecil saat mau meninggal nanti :)

    ReplyDelete