Pages

28 September 2008

[cerpen] Surat Rindu untuk Ayah

Kepada : Ayahanda tercinta
Di Alam Barzah


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah, Zat yang menggenggam jiwa-jiwa, Tuhan semesta alam, Tempat kembali segala urusan.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad sallahu alaihi wa salam, seluruh keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang istiqomah mengikuti jejak langkahnya.

Ayah,
Aku mengirimkan surat ini untuk meredam gejolak rindu dalam jiwaku. Sudah berapa lama kah kita berpisah? Sepertinya baru terasa kemarin saja kita jalan-jalan bersama di taman, engkau menggenggam tanganku, berjalan mengelilingi jalan setapak pavingblock menikmati rimbunnya pepohonan taman.

Ayah,
Tidak terasa sudah hampir empat tahun engkau meninggalkan kami. Menuju haribaan Tuhanmu. Ayah, masih ku ingat dengan jelas apa yang kulakukan ketika berita meninggalnya dirimu sampai pada diriku. Yah, aku sedang berada di kelas akuntansi pukul dua siang, pa Imran sang dosenku sedang menjelaskan mengenai migrasi antara dua buku besar, ketika ku terima sms yang menyuruh agar aku pulang ke Malang, aku sudah mendapat firasat, bahwa ini berita mengenai dirimu yang sedang berbaring di rumah sakit. Aku langsung menangis, tak peduli bahwa aku sedang berada di dalam kelas, tak peduli ketika teman-temanku menjadi bingung, dan langsung berlari ke luar ruangan tanpa izin pada dosenku. Air mataku beruraian. Kenapa aku masih berada di kota bodoh ini, sedang aku tahu bahwa engkau sedang sakit berat di sana. Engkau berpesan agar aku konsentrasi dengan studiku, padahal apalah artinya ini semua, tanpa dirimu, motivasiku berprestasi.

Ayah,
Ketika aku sampai di rumah, engkau telah berada dalam gundukan tanah. Masih segar, dengan sedikit taburan bunga. Aku tidak bisa berada di sisimu ketika hari terakhirmu, padahal engkau berada disisiku ketika aku hadir di dunia ini. Engkau rela bolos kerja, untuk menemani mama yang sedang melahirkan diriku.

Ayah,
Masih ku ingat teduh matamu, dan kuat kekar ototmu. Maafkan aku, yang selalu menyusahkan dirimu. Ketika aku mengadu padamu dengan tangisan yang penuh saat diganggu teman-temanku, ketika aku bermain lumpur di bukit kecil tanah merah, ketika aku meminta uang buku, ketika aku meminta baju pesta yang seperti punya Andini, oh.., aku masih ingat masa-masa itu

Ayah,
Baru aku sadar kini, betapa besar cintamu padaku. Cinta yang tak pernah diungkapkan tapi terus dibuktikan dalam keseharianmu. Ibu pernah bercerita, bahwa engkau selalu mencium dahiku dalam lelap tidurku, karena di malam hari, aku sudah tidur sewaktu engkau pulang kerja, dan begitupun di pagi harinya, walau aku selalu protes kepadamu, yang menginginkan waktu bermain bersama-sama seperti ayah-ayah pada umumnya. Dulu aku malu karena ayahku tidak pernah bisa menemaniku, namun kini aku bisa berbangga, karena ayahku ternyata menghabiskan dan mengorbankan banyak hal dalam dirinya, karena cinta kepada diriku, agar aku bisa terus sekolah, agar aku bisa membeli buku yang selalu aku desak dirimu tuk membelinya.

Ayah,
Maafkan aku...

Di usiamu yang senja, engkau masih tetap memikirkan diriku, masih tetap perhatian padaku, meski ototmu tidak sekuat dulu, dan meski rangka tubuhmu tidak setegap dulu.

Ya Rabbi,
Titip pelukan hangat untuk beliau dari diriku, dari salah satu anaknya yang belum bisa berbakti ketika ia masih hidup, dari salah satu hambaMu yang banyak kesalahannya. Oh, aku kangen mencium telapak tangannya, aku rindu dengan tepukan di bahuku, aku rindu pada segala yang ada pada dirinya.

Ya Rabbi,
Luaskanlah kubur ayahku, bukalah pintu-pintu surga disana, ampuni segala kesalahan-kesalahannya. Sungguh jika Engkau tidak mengampuninya, maka aku rela menanggung dosa-dosanya...

Ya Allah cintailah dia sebagaimana beliau mencintai aku, dan perlakukan beliau sebagaimana beliau memperlakukan aku, melebihi dari perlakuannya terhadap dirinya sendiri.


Salam rindu,
Dari ananda.

 

---000---
*100% fiksi karena kedua orangtua ku masih hidup :)
Samarinda, 28092009
Syamsul Arifin

7 comments:

  1. *cerpen request dari seorang myQers tentang cinta ayah-anak*

    ReplyDelete
  2. hwaaa..dr kmrn inbox isiny pd ngomongin ayah smw..hikz..jadi kangen papa juga..lingga jg pengen posting bout papa lagi ah..yaah..karena ayah/papa adalah bintang..selalu ku sayang

    ReplyDelete
  3. hwaaa..dr kmrn inbox isiny pd ngomongin ayah smw..hikz..jadi kangen papa juga..lingga jg pengen posting bout papa lagi ah..yaah..karena ayah/papa adalah bintang..selalu ku sayang

    ReplyDelete
  4. Manfaatkan waktu slm ayah n ibu msh ada.. wktu bapakku masuk icu aq malah masuk kantor..suka kangen sama peluk cium bapak waktu jemput dan anter aq kstasiun dari dan menuju yogya.. ampe kadang malu,udah kuliah kok masih dcium2..tp skrg jd kangen.. untungnya sblm bapak collapse,aq msh smpet nglayanin.. bantuin bapak pipis..aq beneran kangen sm bapak.. InsyaaAllah kuburnya dlapangkan..dberi cahaya..tiada siksa atasnya.. suasana lebaran bikin tambah kangen..karena bapak pergi tepat lebaran tahun lalu..aq kangen bapak..

    ReplyDelete
  5. jadi inget alm ayahku...hiks hiks...:'(

    ReplyDelete
  6. hiks hiks.........................................................................................................................................................

    walau masih kurang menjiwai :P

    %peace%

    ReplyDelete