Pages

22 December 2009

Tidak ada Pertemanan (yang Abadi) di Neraka

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang lalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul." Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. (QS. Al-Furqaan: 27-29)

Di dunia, kita boleh jadi berteman akrab dengan sesama kita. Satu jiwa, jalan-jalan bareng, ke sini-ke sana beramai-ramai, setia kawan, senasib sepenanggungan, saling membela, menguatkan, teman curhat, seru-seruan bareng, dan seterusnya. Tapi di akhirat nanti, teman-teman yang hanya bisa membawa “keburukan akhirat”, tidak bisa mengingatkan kita pada kebaikan, hanya bisa menganjurkan pada hal-hal yang sia-sia dan kejelekan, akan menjadi penyesalan buat kita.

Kita menanggung perbuatan kita sendiri, tidak ada teman yang mau berbagi siksaan di akhirat nanti, meski teman karib/teman setia sekalipun. Takut dan kalut atas siksaan pedih yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Bahkan mereka saling menyalahkan dan menyudutkan sesama mereka, karena semasa di dunia, saling mengajak, mendorong, dan menyemangati dalam kemaksiatan.

Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba sedang mereka tidak menyadarinya. Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS. Az-Zukhruf: 66-67)

Tidak ada yang melarang kita untuk berteman. Toh katanya pun, kita ini makhluk sosial.

Jadikan pertemanan kita di dunia, menjadi pertemanan yang baik pula di akhirat nanti. Dengan saling mengingatkan dalam kebaikan, saling menjaga dari keburukan, saling membantu ketika sedang dizalimi (dengan menolongnya), dan juga saling membantu meskipun ketika dia sedang menzalimi –dirinya sendiri dan orang lain- dengan menahan/mencegahnya dari melakukan perbuatan buruk tersebut.

Alangkah menyedihkannya, ketika kita bersama teman-teman kita, bersama-sama, kompak, memasuki neraka. Naudzubillahimindzalik.

Maka sesungguhnya kebangkitan itu hanya dengan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka melihatnya. Dan mereka berkata: "Aduhai celakalah kita!" Inilah hari pembalasan. Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya. (kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang lalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. (QS. Ash-Shaaffaat: 19-23)

Dan alangkah beruntungnya kita –dan juga sahabat kita- jika memiliki seorang teman, yang bisa membantu menguatkan langkah kaki menapaki gerbang pintu surga.

Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (QS. An-Nisaa': 69-70)



---000---

Balikpapan, 22 Desember 2009
Syamsul Arifin

No comments:

Post a Comment