Pages

14 July 2010

Cerita-Cerita

Kita sering ingin berbagi cerita yang memiliki hikmah, berbagi hal yang mencerahkan diri, agar orang lainpun bisa merasakan kebaikan yang sama.

 

Tapi terkadang, bukan kebaikan yang kita bagi, malah keburukan yang kita sebarkan.

 

Ada dua cerita yang menurut saya agak-agak sedikit perlu mendapat perhatian. “Air Mata Seorang Wanita” dan “Tanggung Jawab Laki-Laki”. Inti kisah “Air Mata Seorang Wanita” adalah tentang seorang anak kecil yang bertanya kepada ibunya mengapa wanita begitu mudah menangis, yang kemudian ketika besar ia ‘berdialog’ dengan Tuhan yang memberitahu mengenai sebab-sebabnya. Begitu pula dengan cerita tentang “Tanggung Jawab Laki-Laki”, yang juga memuat dialog dengan Tuhan.

 

Bisa di-googling dua cerita diatas untuk mendapatkan deskripsi lengkapnya. Banyak orang yang sudah meng-copas-nya dalam blogs pribadi, milis, situs, maupun forum.

 

Saya pribadi kurang begitu suka dengan cerita yang katanya memiliki hikmah tersebut, karena alasan berikut, komentar yang juga terkadang terlontar untuk cerita-cerita itu:

 

Tulisan ini terkesan ada hikmahnya, padahal sebetulnya tulisan ini merusak akidah...

 

Referensi kita tentang alam gaib (Tuhan, proses penciptaan, dll) adalah hanya dari Quran dan sunnah, sedang cerita ini ngga dikenal di kedua sumber tersebut..

 

Jadi, lebih baik dihindari sharing cerita2 yang mengatakan bahwa "Tuhan berkata demikian-demikian dan demikian" padahal sebetulnya Dia tidak benar2 mengatakan hal yg demikian... hati2, anda bisa jadi berbohong dengan mengatasnamakan Tuhan (minimal membantu penyebaran kebohongan/berita menyesatkan ini)!

 

Saya percaya bahwa sebenarnya sang pemosting hanya ingin berbagi cerita yang (sekali lagi) menurutnya ada hikmahnya. Tapi seperti yang saya tulis juga di atas, cerita-cerita tentang alam gaib, proses penciptaan, dialog Tuhan, dan yang semacam itu haruslah bersumber dari referensi yang valid, entah itu Quran atau Sunnah. Bahkan kita sendiri disuruh berhati-hati dengan cerita Israiliyat, seperti yang diwejangkan Ustadz Sigit Pranowo, Lc di Eramuslim dan Ustadz Ahmad Sarwat Lc di link berikut:

 

·         Kebenaran Cerita Israiliyat

·         Kisah-kisah Israiliyat?

 

 

Ancaman Berdusta Atas Nama Allah..?

 

Dua cerita “Air Mata Wanita” dan “Tanggung Jawab Laki-Laki” itu menggambarkan tentang dialog Tuhan yang perlu kita teliti, apakah memang benar Allah berkata hal yang demikian..? Sebab kalau ternyata tidak benar Allah berkata demikian, berarti kita telah menyebarkan berita dusta atas nama Allah, minimal membantu penyebaran berita tersebut.

 

Saya juga tidak tahu apakah kira-kira ancaman yang akan didapat oleh pelaku pembuat kebohongan dan penyebarkan, tapi kalau kita berbohong atas nama Rasulullah SAW, lewat hadits-hadits palsu saja sudah mendapatkan ancaman yang serius, apalagi jika berdusta atas nama Allah..?

 

Imam Ibn Hibban berkata di dalam kitab Shahihnya, “Pasal: Mengenai dipastikannya masuk neraka, orang yang menisbatkan sesuatu kepada al-Mushthafa, Rasulullah SAW., padahal ia tidak mengetahui keshahihannya,” setelah itu, beliau mengetengahkan hadits Abu Hurairah dengan sanadnya secara marfu’, “Barangsiapa yang berkata dengan mengatasnamakanku padahal aku tidak pernah mengatakannya, maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka.” Kualitas sanad hadits ini Hasan dan makna asalnya terdapat di dalam kitab ash-Shahiihain dan kitab lainnya.

 

Selanjutnya, Ibn Hibban berkata, “Pembahasan mengenai hadits yang menunjukkan keshahihan hadits-hadits yang kami isyaratkan pada bab terdahulu,” kemudian beliau mengetengahkan hadits dari Samurah bin Jundub dengan sanadnya, dia berkata, Rasulullah SAW., bersabda, “Barangsiapa yang membicarakan suatu pembicaraan mengenaiku (membacakan satu hadits mengenaiku) di mana ia terlihat berdusta, maka ia adalah salah seorang dari para pendusta.” (Kualitas hadits ini Shahih, dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam mukaddimahnya dari hadits Samurah dan al-Mughirah bin Syu’bah secara bersama-sama). Ibn Hibban berkata, “Ini adalah hadits yang masyhur.” Kemudian dia melanjutkan, “Pembahasan mengenai hadits kedua yang menunjukkan keshahihan pendapat kami,” lalu dia mengetengahkan hadits Abu Hurairah yang pertama di atas.

 

Dari apa yang telah kami sampaikan di atas, jelaslah bagi kita bahwa tidak boleh menyebarkan hadits-hadits dan meriwayatkannya tanpa terlebih dahulu melakukan Tatsabbut (cek-ricek) mengenai keshahihannya sebab orang yang melakukan hal itu, maka cukuplah itu sebagai kedustaan terhadap Rasulullah yang bersabda, “Sesungguhnya berdusta terhadapku bukanlah berdusta terhadap salah seorang diantara kamu; barangsiapa yang berdusta terhadapku secara sengaja, maka hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya di api neraka.” (HR.Muslim dan selainnya).

 

(Sumber: http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihathadits&id=81)

 

 

Dalam konteks yang berbeda, kebohongan dengan mengatasnamakan Allah dicontohkan oleh orang-orang berikut:

 

1. Orang-orang kafir yang menetapkan suatu urusan dengan mengatasnamakan perintah dari Allah

 

Allah sekali-kali tidak pernah mensyariatkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti. (QS. Al-Maaidah: 103)

 

2. Orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mengarang cerita-cerita tanpa referensi yang haq

 

Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Kamu tidak mempunyai hujah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung". (QS. Yunus: 68-69)

 

3. Para Nabi palsu, mengaku-ngaku dapat wahyu

 

Dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: "Telah diwahyukan kepada saya", padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah". Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS. Al-An'aam: 93)

 

4. Dan terakhir, para ulama yang jelek, berkata berdasarkan lidah dan akalnya semata, tanpa melihat referensi (quran, sunnah, dll)

 

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit; dan bagi mereka azab yang pedih. (QS. An-Nahl: 116-117)

 

 

Karena itulah, saya harapkan agar kita semua, menghentikan cerita-cerita yang belum jelas juntrungannya seperti format dua cerita tersebut di atas-yang mungkin saja bisa merusak akidah; tetap semangat untuk terus belajar mengenal agama kita, membangun pondasi iman dan amal shaleh; dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.

 

 

 

---000---

 

Balikpapan, 14 Juli 2010

Syamsul Arifin

10 comments:

  1. terimaksih Pin atas remindernya, tentunya sharing cerita hikmah itu harus dilihat sumber dan dapaknya.

    ReplyDelete
  2. trims mas Ipin.

    hmm,ade jd inget waktu asistensi PAI bwt adk2 maba.. video airmata ibu msh srg dputar, mg teman2 bs bc ini. Btw,ijin copast ya.Nuwun

    ReplyDelete
  3. @ichamary, sama2 ;)
    @ademataho, sama2, silakan dishare ajah ;)

    ReplyDelete
  4. klo yg ceritanya AAC....??
    Kejadian Maria mau masuk surga tp tiap pntu tertutup bwtnya.hanya ada satu pintu, dan dia melihat maryam berkata kepadanya tentng sesuatu....
    kang Abik berimajinasi berdasarkan apa ya?

    ReplyDelete
  5. mantap akhiy. Penilaian yang terkadang luput dari diri kita karena terlalu larut oleh cerita. Jazakallohu khoyron katsiiron.

    ReplyDelete
  6. @marpinanni, yg cerita AAC ngga tahu, ngga ngerti sayah
    @robbaniyyin, sama2, semoga bermanfaat :)
    @ayudiahrespatih, ini pendapat pribadi saya kok, bisa jadi salah kok :)

    ReplyDelete
  7. Hmm...begitu ya mas.
    *berpikir...

    Terima kasih :)

    ReplyDelete
  8. @katerinas, menurut saya memang begitu... :)
    @8onetwo, same2 :)

    ReplyDelete