Pages

16 August 2010

[flash fiction] Pembalasan Ayah

“Oh, begini toh rasanya dimaki anak sendiri!” hati sang ayah menangis, suara lantang anak lelaki satu-satunya itu masih berdengung di telinga.

Pria dengan guratan keriput di dahi dan beberapa helai uban di rambut merasa seolah tetangga jauh anaknya sendiri. Tak dihiraukan. Padahal bentuk mata di wajah anaknya di dapat dari bentukan gen dirinya, mirip sekali, tidakkah ia merasa setiap kali bercermin, bahwa ia adalah versi muda sang ayah dulu?

“Seakan-akan bukan aku yang membesarkannya, memberinya makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan menyokong segala usahanya sampai sukses sebesar ini. Beginikah balasannya kepadaku?” batin pria tua itu menjadi kelabu. Kesedihan yang jika alam mendengarnya, kan turut berduka semua yang melata di dunia.

“Kini aku tahu, bagaimana perasaan ayahku dulu, ketika aku berkata kasar padanya..,” sang pria tua bergumam, menjadi lebih sedih dari sebelumnya. Terbayang wajah ayahnya yang telah meninggal dunia beberapa tahun lalu, di panti jompo, sendirian tanpa sanak kerabat –tanpa kehadiran dirinya.

 

---000---

Balikpapan, 16 Agustus 2010
Syamsul Arifin

Dibuat untuk mengikuti lomba Flash Fiction di: http://intan0812.multiply.com/journal/item/185/Hadiah_Lebaran_dari_berkah_membuat_FF
Inspirasi dari salah satu hadits di postingan ini. Gambar diambil dari sini 

12 comments:

  1. hiks..
    semoga bisa terus berbakti ga cuma ke ayah, tp juga ke ibu..

    ReplyDelete
  2. ironis...
    tp serrem juga, ya. gak kebayang kalo itu sampe terjadi sama kita.

    astaghfirullah...

    ReplyDelete
  3. TFR (thanks for reminder)...

    ReplyDelete
  4. Sangat menyayat hati! Very angsty! T_T

    Sedih :(

    ReplyDelete
  5. tolong dikasih link lombanya di akhir tulisan...
    makasih partisipasinya...

    ReplyDelete
  6. @rirhikyu, makasih apresiasinya :)
    @nisachem, amiiin
    @dyasbaik, semoga ngga kejadian sm kita deh...
    @moura, sama2 :)
    @fadshaka, iya... kok jadi sarkastik ginih ya model FF saya :D
    @berry, amiiin
    @mbaktyas, yups...
    @intan, lho, itu link-nya udah panjang kalih saya tulis di akhir tulisan

    ReplyDelete
  7. huwa....... kangen bapak :-(

    ReplyDelete