Pages

25 December 2012

Kamu (Tidak) Bisa Menjadi Apa pun yang Kamu Inginkan

You can (not) be anything that you want to be.

Ada mantra yang kurang tepat yang diajarkan pada anak-anak, yaitu 'mereka bisa menjadi apapun yang mereka inginkan'.

Meski manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya, dan dibekali dengan 'hardware' yang ± sama, tapi tidak semua orang memiliki keunggulan, minat, kesukaan atau passion yang sama.

Kalau jargon "you can be anything that you want to be" benar, mungkin akan lebih banyak kepala negara dan direktur perusahaan daripada office boy di dunia ini.

Sudah banyak tips yang menjelaskan, "kalau mau sukses, kerjakan apa yang kau sukai, atau setidaknya sukai apa yang kau kerjakan".

Dan sepertinya masih banyak yang tidak percaya, terutama orang tua yang masih konservatif (bahkan mungkin saya sendiri), yang belum bisa percaya bahwa ada banyak profesi lain semisal olah ragawan, pemilik toko, musisi, penulis, dan semisalnya bisa lebih sukses daripada pegawai negeri sipil atau karyawan swasta, dsb.

Seperti halnya multiple intelligence. Tidak semua orang pandai di semua aspek intelegensia. Ada beberapa orang yang menonjol di aspek tertentu.



Di buku The Richest Man in Town (RMIT), kesamaan para milyader adalah ketika mereka bisa menemukan bisnis yang tepat bagi dirinya.

Penulis buku RMIT tersebut bahkan tidak segan bersebrangan pendapat dengan W Clement Stone dan Andrew Carnegie yang mempercayain konsep "you can be what you want to be", karena dia telah mewawancarai seratus orang terkaya di America dan menulis salah satu dari 12 kaidah ini: find your perfect pitch (temukan nada sempurna anda).

Contoh milyader ini semisal Clay Mathile, yang pada awalnya menjadi pemain basket di kampusnya buat mendapat beasiswa, dia dipuji pelatihnya, tapi di akhir kisah ternyata beasiswanya dialihkan ke mahasiswa lain. Dia menyadari bola basket bukan nada sempurnya, sehingga setelah lulus, dia berbisnis di perusahaan makanan hewan peliharaan, sampai akhirnya dia mengambil alih kepemilikannya, dan mengembangkan menjadi perusahaan besar bernilai 2,3 juta dolar ketika dijualnya ke P&G.

Pemilik merk terkenal, Hartley Peavey, punya hasrat yang besar dalam bermain gitar, dan ingin menjadi gitaris terkenal, namun ia sadar setelah 8 tahun berlatih, dia bukanlah pemain gitar yang hebat.  Tapi dia mengetahui bahwa ia mahir dalam merakit peralatan. Karena dia tidak bisa menjadi pemain gitar yang terbaik di dunia, dia beralih ke minatnya, merakit amplifier yang membuat permainan musisi terkenal menjadi lebih baik. Kini ia mempunyai lebih dari 2 ribu jenis produk dan menjadi orang terkaya di Meridian, Mississipi.




Peavey menemukan salah satu prinsip penting kesuksesan para RMIT yang tidak dapat disangkal: mengenal diri sendiri. Anda harus memiliki keberanian untuk menilai secara jujur bakat dan kemampuan unik anda, kemudian mengombinasikan keduanya dengan hasrat dan minat pribadi anda. Latihan ini tidak semudah kelihatannya. Mengenal kekuatan kita yang sebenarnya berarti mengenal kekurangan kita -termasuk melepas beberapa mimpi yang tak terjangkau atau tidak menguntungkan. (halaman 52 buku The Richest Man in Town, W Randall Jones)
Katanya pula, "anda hanya bisa benar-benar berhasil, dalam bidang yang memang anda cintai. Jangan jadikan uang sebagai tujuan anda. Sebagai gantinya, kerjalah hal-hal yang anda sukai, dan kerjakan dengan baik hingga orang-orang tak bisa melepaskan pandangan mereka dari anda". (Maya Angelou)


Gambar diambil dari: sini, sini

---000---

Balikpapan, 25 Desember 2012
Syamsul Arifin

No comments:

Post a Comment