Pages

09 November 2007

Syukur Sebagai Kunci Kebahagiaan

Apakah arti kebahagiaan? Pertanyaan ini sudah sering saya lontarkan berulangkali. Namun sampai saat ini saya belum mendapatkan jawaban yang memuaskan mengenai arti kebahagiaan.

Apakah uang banyak, kendaraan bagus, rumah mewah, harta berlimpah dapat memberikan kebahagiaan? Apakah pekerjaan yang bagus, jabatan yang tinggi, hobi yang dijalani, hura-hura, perjalanan wisata, atau bersenang-senang sesuai dengan yang kita suka dapat membahagiakan kita? ataukah ketiadaan konflik dalam hidup, hidup yang adem-ayem, keluarga yang tenang, anak-anak yang tidak nakal, pasangan hidup yang baik dapat memberikan kebahagiaan?

Bisa jadi semua hal diatas dapat memberikan kebahagiaan, namun belum tentu jika kita memiliki hal-hal tersebut diatas, kita akan otomatis merasa bahagia.

Baru-baru ini saja saya merenungi bahwa kita baru akan merasa bahagia jika kita dapat merasa puas dengan apa yang kita miliki. Jika kita puas dengan apa yang kita miliki, maka itu bisa memberikan kebahagiaan dalam diri.

Banyak orang yang telah diberikan kelebihan dalam hal harta benda tidak pernah merasa puas, dari mereka kita akan kesulitan melihat aura kebahagiaan, mengeluh, selalu merasa kurang, dll.. Namun tidak jarang kita temui orang-orang yang dalam hal harta benda mengalami sedikit keterbatasan, namun dapat kita lihat raut kebahagiaan terpancar dari wajah mereka, tenang, puas, tentram, bahagia.

Saya menulis artikel ini tidak untuk membuat kita menjadi malas dalam mencari kelebihan di luar kondisi kita sekarang. Namun merasa puas tidaklah berkaitan dengan semangat untuk berusaha. Merasa puas berarti mampu mensyukuri apa yang telah kita raih, apa yang kita miliki, mensyukuri apa yang kita punyai. Ini merupakan dimensi lain dari berusaha. Berusaha adalah proses, sedang mensyukuri adalah hasil. Kita berusaha dengan segenap potensi yang telah diberikan, dan diiringi dengan kesyukuran terhadap setiap hasil yang kita dapat.

Salah satu bentuk perwujudan rasa puas hati adalah syukur. Dengan bersyukur kita dapat merasakan kenikmatan dari setiap hasil yang kita peroleh, bak sesuai maupun tidak dengan keinginan kita, baik besar maupun kecil, baik sesuai atau tidak dengan target yang telah kita tetapkan.

Proses merasakan kenikmatan hasil inilah yang kita selalu merasa kurang. Kita lebih mudah merasa kurang dengan segala hal. Gaji yang kita terima, bonus yang kita dapatkan, dll. Bahkan kita dapat lebih mudah melihat kekurangan dari segala hal dalam hidup kita, kekurangan pasangan kita, kekurangan yang ada di rumah kita, kekurangan yang ada pada tetangga kita, dll. Padahal jika saja kita mampu mensyukuri apa yang telah ada di dalam genggaman, tentu kita akan lebih merasa bahagia.

Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (QS. An Naml:40)

Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. Luqman:12)

Rasa bahagia tidak terletak pada kemewahan, tapi rasa bahagia muncul dari kepuasan hati yang tidak tertekan dan bebas, tidak putus asa, dan percaya pada kekuatan yang ada pada diri sendiri (M Natsir).
Bersyukurlah wahai diri, niscaya engkau kan merasakan arti kebahagiaan.

No comments:

Post a Comment