Oleh: Syamsul Arifin
"Memang hanya engkau yang bisa mengerti aku, Sardi. Makasih ya sudah mau mendengarkan ceritaku", ujarnya sembari menghapus air mata dari pipinya yang putih.
Matahari terlihat indah saat terbenam di pantai. Langit beralih dari warna merah kepada warna kelabu.
"Aku mau bermalam di hotel pantai hari ini. Yuk", sembari bangkit dan menepuk-nepuk pasir yang menempel di roknya, ia mengajaku ke hotel dengan pemandangan terbaik yang mengarah pantai ini.
"Kami pesan satu kamar dengan double bed", katanya kepada resepsionis hotel. Ia menyerahkan kartu kreditnya untuk membayar uang jaminan.
Aduh.., bisa rumit nih, ujarku dalam hati.
"Kenapa tidak pesan satu kamar aja non. Biar nanti saya tidur di mobil saja", aku berkata kepadanya saat kami berada di lift.
"Udah, ngga apa-apa kan?" jawabnya, "kamu malu dan ngga seneng ya kalo sekamar sama saya?"
Bagaimana mungkin saya bisa tidak seneng bisa sekamar dengan wanita bak artis seperti Nia Ramadani. Rambut hitam panjang, tubuh yang indah semampai, dan wajah putih bening yang ia miliki menjadi daya tarik yang luar biasa bagi setiap pria.
Haduuuh, udah hampir sama kayak kisah Nabi Yusuf nih, batinku bergemuruh. Apa yang mesti kulakukan ya...
Inilah salah satu bagian dari tugas seorang intelegen yang paling tidak aku suka.
Kunci pintu kamar sebentar lagi akan dibuka. Aku berdoa dalam hati sebagaimana doa yang dilantunkan Nabi Yusuf AS, "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."(*)
Seketika pintu kamar terbuka. Alarm kebakaran hotel berbunyi nyaring. Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing.... kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing.... kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing
Rupanya ada kebakaran. Aku bergesa mengarahkan nona Va menuju tangga darurat yang di ujung lorong. Asap mulai mengepul. pekat. Lampu mati. Untungnya tanda "emergency exit" masih bisa terlihat, ia menyala dalam gelap.
"Sial, dia terkunci", nona Va mengumpat ketika mendorong pintu berwarna merah itu dengan tangannya.
"Biar sini aku dobrak", aku mengambil ancang-ancang dan jarak beberapa langkah ke belakang.
Beberapa tamu hotel di lantai yang sama sudah mulai keluar kamar dengan panik dan kebingungan.
Dubrak... tabrakan bahuku ke pintu itu belum membuahkan hasil. Aku mencoba sekali lagi.
Dubrak..., pintu sedikit terbuka. Aku mengambil langkah mundur yang lebih jauh.
Dubrak, pintu berhasil terbuka, namun naas, aku terlalu kuat mendorongnya, pintu yang langsung mengarah ke tangga itu membuatku masuk kedalam dan kehilangan keseimbangan, aku terjatuh di tangga itu. Berguling-guling.
"Astagfirullah hal adzim", ternyata hanya mimpi. Aku terjatuh dari tempat tidurku.
Ini pasti gara-gara tadi malam lupa baca doa tidur karena kecapekan setelah nontoh film Mission Imposibble tadi malam. Akting Tom Cruise yang mirip tetanggaku si Ipin itu memang benar-benar memikat, jadi tidak bisa berhenti nonton dan sampai-sampai terbawa ke mimpi.
Aku beranjak sambil mematikan jam weker yang memang ku stel untuk membangunkan shalat malam. Pukul 3.40, jarum jam menunjuk.
Dalam keadaan mata setengah terpejam, aku mengarah ke kamar mandi tuk berwudhu.
Ku gelar sajadah di samping tempat tidur. Sebelum memulai takbir, kubaca sebuah kertas A4 yang sengaja kutempel di dinding.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.(**)
Seketika itu, hilang rasa kantukku. Aku memulai dengan dua rakaat yang ringkas.
Jam menunjukkan pukul 4.30. Sebelum melanjutkan dengan witir, ku tengadahkan tangan sembari memohon kepadaNya.
"Ya Rabb, hamba memohon kepadaMu kebaikan seluruhnya, kebaikan yang hamba ketahui maupun kebaikan yang hamba tidak ketahui, dan hamba berlindung kepadaMu dari keburukan seluruhnya, keburukan yang hamba ketahui maupun keburukan yang hamba tidak ketahui. Sesungguhnya engkau telah mengetahui bahwa hamba telah memutuskan untuk pindah ke Lembang membantu Uwa yang telah renta, dan hendak meneruskan kuliah. Hamba memohon kepadaMu, mudahkanlah urusan hamba. Penuhilah segala kebutuhan dan hajat hamba, dan berikanlah yang terbaik untuk hamba. Sesungguhnya Engkau maha mendengar lagi maha mengabulkan doa.
Ya Rabb, sesungguhnya engkaupun mengetahui gejolak hati ini. Jika ia memang jodohku, dekatkan dan mudahkanlah, dan sungguh Engkau mengetahui rasa yang terselip dalam dada. Hamba berlindung kepadamu, dari doa yang hamba tidak mengetahui hakikatnya", amin, lirih ku ucap.
Bayanganku beralih dari ladang Uwa dan kuliah di Bandung dengan sosok seorang akhwat yang telah lama ku kenal. Astagfirullah...
(*) QS. Yusuf: 33
(**) QS. As-Sajdah: 15 -16
---000---
Jakarta, 28 April 2008
"Untuk sebuah cinta yang harus selalu bergelora..."
*maaf yaw, klo tema cerpennya jadi agak2 melow ginih :hihi: %peace%
**cerpen ini sebetulnya merupakan lanjutan dari cerpen bersambung saya bareng teman2 di Sekolah Kehidupan :) ini adalah part V yang merupakan bagian saya %peaace% jadi maaf ya klo agak2 nge-gantung ginih :)
Teman2 MP-ku, ada yang mau melanjutin? ^_^
justru yang melow yang asik
ReplyDeletenia ramadhani lagi.. ;)
ReplyDeletehmm.. klo sampe kebawa mimpi n k shalat malam.. brarti....
kayaknya pernah baca...
ReplyDeletedimuat di mana, ya?
:hihi:
@faysal
ReplyDeleteThanks :)
@asty
Wew, ini kan cuma cerpen atuh :P
@novi
Dimuat di mana? :D
*sesama murid Sekolah Kehidupan dilarang saling mengganggu ^-^
:toe:
ReplyDeleteaku tak pernah mengganggumu :D ;p
sapa yang pe-ernya lama ngumpul dan bikin bingung lanjutinnya... fiyuh
Hhhhmm...Nia Ramadhani...ck...ck...ck....dikau sepertinya emang bener2 ngefans sama artis yg satu ini ya kak
ReplyDelete"Akting Tom Cruise yang mirip tetanggaku si Ipin itu memang benar-benar memikat".....please deh....
hihihihihi....kak ipin....kak ipin....biar jauh di kalimantan...tapi narsisnya teuteup...
@novi
ReplyDeleteWew :D he3x
Msh mending, nama kamu ngga saya jadiin nama akhwatnya lho :siul:
@indah
Bukan ngefans, tapi artis perempuan muda yg saya tahu cuma segitu-gitunya :D
Btw, saya udah di jakarta kok :)
dasar... va itu kan anak pak syamsul ;))
ReplyDelete(sambil cari mbak dyah yang nyatut nama anak2 skers)
*ngikik