Pages

22 October 2008

Cermin

Betapa senangnya kancil saat mendapati bayangan dirinya di sebuah genangan air nan jernih. Bayangan itu begitu utuh, persis seperti aslinya. Dan, kancil pun tersenyum sambil terus memandangi bayangan dirinya yang juga tersenyum.

"Ternyata, aku cakep!" ujarnya setelah memastikan kalau bayangan itu memang benar-benar diri kancil sendiri. Dan, kancil pun melompat-lompat kegirangan. Tiap kumpulan hewan yang ia lalui seolah tersenyum memandangi dirinya. Bisikan yang selalu ia yakini pun mengatakan, "Kancil cakep, Ya! Kancil cakep!"

Begitu seterusnya hingga hewan periang ini menemukan genangan air yang lain. Warna air itu agak kusam. Beberapa dahan pohon yang mulai membusuk dalam air seperti memberi warna hijau pekat. Dan bayang-bayang yang dipantulkan genangan itu pun akan menjadi kusam.

"Hei, kenapa wajahku seperti ini?" teriak kancil sesaat setelah memandangi bayangan wajahnya dari permukaan genangan air itu. Ia jadi kian penasaran. Terus ia pandangi genangan itu seolah mencari detil-detil kesalahan. Tapi, bayangan itu tak juga berubah. Ia terlihat kusam, kumuh. Bulu-bulu coklatnya yang bersih tak lagi tampak seperti apa adanya. "Ternyata aku salah! Aku tidak cakep!" keluh kancil sambil beranjak meninggalkan genangan air.

Berjalan agak lunglai, kancil membayangkan sesuatu yang tak nyaman. Sapaan manis hewan-hewan yang ia lalui, terasa agak lain. Tiap sapaan seperti sebuah hinaan: "Kancil jelek! Sok cakep!" Itulah kenapa kancil selalu menunduk ketika berpapasan dengan siapa pun yang ia jumpai. Mulai dari kuda, kerbau, rusa, zebra, dan kambing. Ia merasa begitu rendah dibanding yang lain. Keriangannya pun berganti kesedihan. Pelan tapi pasti, bayang-bayang itu pun menjadi sebuah pengakuan. "Aku memang sok cakep!"

***

Hidup dalam sebuah kebersamaan adalah sama dengan memandangi diri dalam seribu satu cermin sosial. Masing-masing cermin punya sudut pandang sendiri. Bayangan yang ditampilkannya pun sangat bergantung pada mutu cermin. Tentu akan beda antara bayangan cermin jernih dengan yang kusam. Terlebih jika cermin itu sudah retak.

Memahami keanekaragaman cermin ini akan membuat seseorang seperti berjalan pada bentangan tambang di sebuah ketinggian. Ia mesti merawat keseimbangan: antara percaya diri yang berlebihan dengan rendah diri yang kebablasan. Percaya diri yang berlebihan, membuat langkah menjadi tidak hati-hati. Dan rendah diri yang kebablasan, membuat langkah tak pernah memulai.

Andai keseimbangan percaya diri ini yang dipahami kancil, tentu ia tak terlalu bangga dengan bayangan yang terasa begitu membuai. Karena di cermin yang lain, bayangan dirinya menjadi buruk. Sangat buruk. Andai keseimbangan ini yang dipegang kancil, insya Allah, ia tak akan jatuh. (mnuh)


Sumber: http://www.eramuslim.com/hikmah/tafakur/cermin.htm

11 comments:

  1. NicE ShaRing, The Lesson from The RabbiT :D

    so, the core is is Self Esteem or Beleive in themselves ?

    ReplyDelete
  2. "Percaya diri yang berlebihan, membuat langkah menjadi tidak hati-hati. Dan rendah diri yang kebablasan, membuat langkah tak pernah memulai."

    Nasihat yang bagus brur

    ReplyDelete
  3. si kancil anak nakal suka mencuri ketimun..

    ReplyDelete
  4. si kancil mirip ipin ya.... narsis hehehehe....
    dah lama ga nyapa,,,mohon maaph lahir batin ya pin...

    ReplyDelete
  5. Agree but No comment :P:P

    ===Peace Pin==== :D

    ReplyDelete
  6. @ichmary
    pesan artikel ini sih tentang pujian atau hinaan dari orang lain (cermin), yang kita perlu berhati2, jangan terlalu diambil hati, pujian jangan membuat terlalu melambung tinggi, dan hinaan jangan terlalu membuat terpuruk jatuh ^_^

    tetap semangat ^_^

    @aa cakep
    sama2 cuma kopas doang kok :D

    @asty
    weleh, malah nyanyi dia :D

    @yuupi
    wew, si kancil terakhirnya ngga PD dan dia narsis
    kalau saya ngga pernah narsis, cuma sering sharing kebenaran kalau saya kerenz aja ^_^

    @mozaik
    sama2, cuma kopas aja kok ^_^

    ReplyDelete
  7. ternyata.. bandel memang cakep.. ^_^

    ReplyDelete
  8. Yup, Justru sebaliknya pan kita kudu nyikapin dari Pujian & Hinaan itu.

    ReplyDelete
  9. ditunggu kisah tupai

    :D

    nice copas

    ReplyDelete