30 September 2009
Beda Pecundang-Pemenang
Belum Sadar
29 September 2009
Share Your Science Fiction Story
By IOL Health & Science Staff
With the dawn of the age of science, people started imagining what might become of the future of mankind as science develops even further. What was once mythology or magic was now framed within the stretched boundaries of innovation and scientific discovery.
As science fiction writers found their fuel in the work of scientists, scientists fertilized their dreams and drives with the worlds created by science fiction writers.
Today rocket engineers talk about the comic books that made them dream as children about exploring the planets and the stars. Construction engineers design their next skyscrapers on architecture inspired by cities imagined in the distant futures of science fiction movies. Doctors look for new drugs that can create societies free of illness inspired by utopian novels. Software developers create online virtual worlds inspired by works of science fiction written years before the Internet became a global phenomenon. Astronomers look for distant planets that can carry alien life long fantasized in science fiction characters. Scientists of all fields succeed and innovate as they search for those worlds that shaped their imaginary universes for many years.
Join us as we imagine the future that we want to live in or the future that we might dread, as we inspire each other to go beyond what we might think is possible through scientific progress.
Send your science fiction story to HealthAndScience AT iolteam DOT com and let us share it with the rest of the world.
Story Criteria
1. The story should be a work of science fiction rather than pure fantasy, where science is being stretched in ways that go beyond what we know today.2. The story should not contain any offensive, insulting, or sexually explicit language and should remain within the boundaries of common decency.
3. The story should be an original written by the sender with the expressed permission for IslamOnline.net to publish it
28 September 2009
Tanda Orang Bersyukur & Bersabar
Sharing Expectation (Berbagi Pengharapan)
*tulisan ini dibuat atas dasar perenungan pribadi, jadi sangatlah besar kemungkinan salahnya, karena tidak dibuat berdasarkan riset2 atau merefer tulisan ahli, cuma buat iseng2 ajah*
Berbagi pengharapan adalah masing-masing pasangan mengutarakan hal-hal yang mungkin bisa membuat mereka bahagia/menyenangkan yang diharapkan muncul dari pasangan mereka masing-masing.
Salah satu tujuan pernikahan adalah memberikan rasa bahagia dalam diri kita. Sehingga, menurut saya pribadi, berbagi pengharapan antara pasangan merupakan suatu hal yang baik. Hal ini adalah salah satu cara komunikasi yang penting untuk dilakukan, agar masing-masing pasangan mengetahui apa-apa saja yang diharapkan muncul dalam dirinya oleh pasangannya, mengerti hal-hal yang menyenangkan dalam perspektif/kacamata pasangannya, toh masing-masing orang memiliki pola pikir/point of view dan preferensi sikap yang berbeda-beda. Jangankan untuk masing-masing individu yang unik, kita dengan saudara sekandung yang secara umum dibesarkan bareng dan tumbuh dalam lingkungan yang relatif homogen/seragam saja, terkadang memiliki kesenangan yang berbeda, apalagi ini dengan orang lain yang berlatar belakang pengasuhan beda!
Salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan adalah masing-masing membuat list/daftar tentang hal-hal yang mereka harapakan dari pasangannya (atau dalam pernikahannya), lalu kemudian hal-hal tersebut didiskusikan/sharing bersama.
Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Time Bond
Cobalah membuatnya dalam bentuk yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan memiliki jangka waktu/batasan waktu.
Hal-hal yang terlalu umum, kadang akan membuat bias dan tidak mampu menyampaikan pesan. Contoh hal yang umum adalah, misal sang suami memiliki hobi yang sangat ia gemari dan terkadang menghabiskan waktu, yang sang istri sampaikan hanya berupa: “saya ingin kamu perhatian kepada saya”; tentu hal ini akan membingungkan suami, karena dianggap selama ini tidak perhatian. Bukankah setiap bulan, ada uang gaji yang masuk ke kantong istri, Bukankah tiap hari (setiap habis pulang kerja) pun ia masih pulang ke rumah, apakah itu bukan dianggap sebagai bentuk perhatian?
Bandingkan kalau ia membuatnya menjadi lebih spesifik, semisal “saya ingin kamu nemenin aku belanja kalau akhir pekan”, atau “aku pengen kamu duduk nemenin aku nonton film korea sekali-kali.”
Achievable, dapat dicapai. Jangan terlalu mengada-ngada, mengharapkan suatu hal yang berlebihan dari pasangan, atau suatu hal yang memberatkan yang akan menyulitkan. Buatlah realistis, disesuaikan dengan kondisi/keadaan.
No Blame
Jangan menyalahkan. Mungkin saja, sharing expectation ini bisa menjadi ajang untuk saling menyalahkan. Hindari hal ini.
“Kamu tidak pernah mau ngurusin anak, kamu senang-senang saja dengan hobimu sendiri, ngga peduli keadaan rumah!”
Terlalu banyak menuntut..?
Dalam kacamata yang berbeda, sharing expectation bisa terlihat seperti “tuntutan-tuntutan” masing-masing pasangan. Kata kunci untuk menghindari hal ini adalah bahwa pasangan kita dengan berbagai macam ‘keunikannya’ adalah salah satu karunia yang telah Allah berikan. Terima kekurangannya sebagaimana kita menyenangi kelebihannya, toh tidak ada manusia yang sempurna, yang ada hanyalah individu yang “on going process”, terus belajar.
Seperti yang di awal sudah saya tuliskan, jangan terlalu mengada-ada (not realistic), jangan terlalu membebani pasangan dengan harapan-harapan yang kelewat besar dan berat. Mungkin ada baiknya ketika kita memberikan ruang yang cukup bagi masing-masing pasangan dengan kesenangannya, yang bisa jadi “sedikit mengganggu kita”, dan (terkadang) biarlah ia menjadi seorang pribadi yang istimewa dengan ke-khas-annya, tanpa terlalu mengatur-atur corak warna hidupnya.
Fleksibilitas
Keras kepala, terlalu kaku dalam memandang suatu hal bisa jadi suatu hal yang menyulitkan. Be fleksible. Kita mungkin tidak bisa mendapatkan hasil 100% sesuai yang diharapkan, tapi tentu kita tidak perlu sampai tidak menerima pencapaian yang 50% atau kurang dari itu toh.
Kontinuitas
Sharing expectation berlangsung terus menerus, tidak hanya sekali saja, tapi dengan semakin berkembangnya kondisi, pribadi, dan situasi, tentu akan ada perubahan-perubahan pengharapan. Jadi, santai saja, mintalah pengharapan-pengharapan yang kecil-kecil dan tidak terlalu besar/fundamental, toh anda tidak berencana untuk hidup bersamanya dalam jangka waktu yang singkat toh. Seperti REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahunan) disamping rencana pembangunan jangka panjang sewaktu jaman pa Soeharto. Tentukan saja langkah-langkah kecilnya, karena setiap perjalanan panjang toh dimulai dari langkah pertama/kecil-kecil. Sedikit demi sedikit dan bertahap, sepertinya lebih bagus.
Apresiasi
Penghargaan. Hadiah, atau mungkin hanya sekedar pujian kecil untuk setiap hal-hal yang telah ia usahakan bisa membahagiakan anda, sepertinya akan bisa melanggengkan perilaku (yang anda harapkan).
Cinta adalah…
Berusaha membahagiakan pasangan. Jika masing-masing pihak tidak berada pada posisi menuntut, namun berada pada posisi saling memberi, saling berusaha menyenangkan/membahagiakan pasangan, dan ini semua berjalan resiprokal (saling bertimbal-balik), tentu akan terbentuk rumah tangga yang indah.
Pemahaman terhadap pasangan tidak melulu harus berhasil dalam satu malam, tentu ada banyak hal dalam dirinya yang dahulunya belum diketahui, dan baru terlihat belakangan. Kata pengertian terdengar mudah, namun dalam praktiknya, belum tentu segampang teorinya. Kesediaan, kemauan menjadi salah satu penunjang keberhasilannya.
Agama
Back to basic, kembali ke pondasi. Jika agama menjadi landasan dalam hubungan berumah tangga, hal seperti ini sepertinya tidak akan menjadi suatu hal yang terlalu bermasalah.
Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya… (HR. Abu 'Asaakir)
Sedang wanita muslimah yang sholihah, (seharusnya) tentu mengerti hak-kewajibannya sebagai seorang istri, pendamping suami.
Sepertinya sih begitu…
---000---
Balikpapan, 28 September 2009
Syamsul Arifin
Gambar diambil dari: sini
27 September 2009
Apa yang Membuat Menarik
Sudahkah Anda Berdoa Hari ini..?
Allah subhanahu wa ta’ala adalah Zat yang maha mendengar, maha mengetahui segala hal, baik yang tersembunyi dalam hati maupun yang terang-terangan, dan tidak ada yang menjadi rahasia bagi diri-Nya di langit maupun bumi.
Manusia memiliki kelemahan, keterbatasan, dan kesulitan. Sedang Zat Allah maha berkuasa atas segala sesuatu. Do’a menunjukkan ketundukan dan pengharapan. Menempatkan kita sebagai seorang hamba dari Tuhan semesta alam.
Allah mendengar doa, mengabulkannya, senang dengan permintaan-permintaan yang kita panjatkan, dan murka bila kita tidak berdoa kepada-Nya.
Barangsiapa tidak (pernah) berdo'a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (HR. Ahmad)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku... (QS. Al-Baqarah: 186)
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya). (QS. An-Naml: 62)
Berdoalah kepada-Nya dalam keseharian kita, janganlah ragu meminta kebaikan untuk diri kita, keluarga kita, dan kaum muslimin seluruhnya.
Tidak ada manfaatnya bersikap siaga dan berhati-hati menghadapi takdir, akan tetapi do'a bermanfaat bagi apa yang diturunkan dan bagi apa yang tidak diturunkan. Oleh karena itu hendaklah kamu berdoa, wahai hamba-hamba Allah. (HR. Ath-Thabrani)
---000---
Balikpapan, 27 September 2009
Syamsul Arifin
26 September 2009
Ada Banyak Alasan Mengapa Kita Mencintai Allah
Jangan terburu-buru mencela, memuji, menerima, atau menolak secara umum sebelum menjelaskan hukumnya dan menjelaskan hal-hal yang terkait. Karena cinta atau isyq itu sendiri tidak terpuji dan tidak tercela, artinya ia boleh-boleh saja dan hukum boleh atau tidak boleh tergantung pada faktor lainnya. Dan , kami sudah menjelaskan cinta yang bermanfaat, yang mengandung madharat, cinta yang dibolehkan, dan cinta yang haram.
Ketahuilah bahwa cinta yang paling bermanfaat, paling agung, paling diutamakan, paling tinggi secara mutlak adalah mencintai Allah. Karena cinta inilah langit dan bumi tegak dan disini pulalah rahasia syahadat laa ilaha illahllah, karena Tuhan adalah sesuatu yang dituju oleh hati dengan cinta, pengagungan, pengkultusan, dan kerendahan. Secara fitrah hati juga cenderung menghamba atau membutuhkan Tuhan yang diibadahinya. Ibadah adalah puncak kecintaan serta puncak ketundukan.
Dalam cinta ini, seseorang tidak boleh mendua atau menyekutukan Allah dengan sesuatu. Ini adalah jenis kezaliman yang paling besar yang tidak akan diampuni Allah. Allah dicintai karena zat-Nya sendiri dan bukan karena yang lain, berbeda dengan sesuatu yang dicintai selain Allah.
Manusia wajib mendahulukan cinta kepada Allah dengan dalil semua kitab-kitab suci, ajakan para Rasul, dan juga fitrah. Hati cenderung mencintai zat yang memberi nikmat dan mencintai zat yang berjasa kepadanya. Apalagi semua kebaikan dan kenikmatan yang dirasakan hanya dari Allah, tiada sekutu baginya. Allah berfirman,
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allahlah (datangnya)…” (An-Nahl: 53)
Allah layak dicintai lebih dari segalanya karena Allah memiliki nama dan sifat-Nya yang baik-baik, dan hati cenderung mencintai dan senang kepada yang baik-baik. Juga karena adanya tanda-tanda ciptaan Allah yang sempurna, apik, dan indah. Kalau ciptaan-Nya seperti itu, bagaimana dengan penciptanya.
Cinta akan timbul jika ada dua motivasi, yaitu kemuliaan dan keindahan pada yang dicintai. Keindahan dan kemuliaan Allah adalah mutlak. Allah maha indah dan mencintai keindahan, bahkan semua keindahan adalah milik-Nya dan dari-Nya serta tidak ada yang layak dicintai karena dirinya sendiri kecuali Allah.
Allah berfirman,
“Katakanlah, ‘Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu…” (Ali Imran: 31)
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah…” (Al-Maa’idah: 54)
Orang yang dicintai Allah dan mereka mencintai Allah adalah wali-Nya. Kewalian bermakna kecintaan maka tidak ada kewalian kecuali dengan cinta. Lawan kewalian adalah permusuhan, dan permusuhan berasal dari kebencian. Allah adalah wali orang-orang yang beriman, dan mereka adalah wali-wali Allah yang membela-Nya dan menolong dengan penuh cinta, dan Allah membela mereka dengan kecintaan-Nya.
Allah menolong hamba-Nya yang mukmin sesuai dengan kecintaan mereka. Oleh karena itu, Allah melarang hamba-Nya utk menjadikan selain Allah sebagai wali. Allah jg mengingkari penyamaan antara Allah dan yang lain dalam hal cinta, karena itu sama saja dengan menjadikan selain Allah sebagai tandingan Allah. Allah berfirman,
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah…” (Al-Baqarah: 165)
Orang yang melakukan kesyirikan ini berkata kepada sesembahan mereka tatkala mereka dalam neraka Jahim,
“Demi Allah, sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata. Karena, kita mempersamakan kamu dengan Tuhan semesta alam.” (Asy Syu’araa’: 97-98)
Dengan misi tauhid kecintaan inilah, Allah mengutus para Rasul dari yang paling awal hingga akhir dan karenanya langit dan bumi ditegakkan serta surga dan neraka diciptakan.
Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang tidak akan beriman dengan sempurna sampai ia mencintai beliau melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, anaknya, orang tuanya, dan manusia semuanya. Apa lagi dengan mencintai Allah yang mengutus beliau sebagai Rasul. Umar berkata kepada Rasulullah SAW,
“Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai daripada segalanya, kecuali terhadap diriku sendiri.” Beliau berkata, “Hai Umar, tidak, hingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri.” Umar berkata, “Demi Zat yang mengutusmu, engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Beliau berkata, “Sekarang (engkau benar) wahai umar.” (HR Bukhari)
Jika Rasulullah SAW adalah orang yang seharusnya lebih kita cintai daripada diri sendiri dan orang lain, maka seharusnya Allah Tuhan semesta alam jauh lebih kita cintai melebihi segala-galanya. Semua yang Allah lakukan kepada kita, seperti pemberian, penundaan pemberian, kesehatan, kesakitan, derita, cobaan, keadilan, penghidupan, kematian, dan juga pengijabahan doa, seharusnya menggugah hati kita untuk menuhankan dan mencintai Allah, baik pemberian itu disenangi maupun tidak oleh hamba yang diberi. Bahkan, meskipun terkadang ia melakukan kemaksiatan, Allah menutupi kesalahannya di hadapan manusia.
Jika ada seseorang yang mencintai sesamanya karena jasanya -meskipun sangat sedikit- lalu mengapa ia tidak mencintai Allah dengan sepenuh hati dan semua organ tubuhnya, karena Allahlah yang berbuat baik kepadanya sepanjang waktu, sejumlah hembusan napasnya. Meski kadang ia berbuat maksiat, namun kebaikan Allah tetap ada.
Setiap orang yang anda cintai atau mencintai anda adalah karena menginginkan sesuatu dari orang yang dicintai. Akan tetapi, Allah mencintai anda untuk anda sendiri. Sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi,
“Wahai hamba-Ku setiap orang yang menginginkanmu adalah untuk dirinya, akan tetapi Aku menginginkanmu untuk dirimu sendiri.”
Mengapa seseorang tidak malu berpaling dari Allah dan sibuk mencintai selain-Nya, padahal Allah tidak memiliki kepentingan sedikit pun darinya.
Setiap orang yang anda ajak interaksi maka ia harus mendapat keuntungan, apa pun bentuknya. Sementara Allah berinteraksi dengan kita karena Allah menginginkan agar kita yang untung dengan keuntungan yang paling besar, dan bukan Allah yang untung. Karena itulah Allah membalas satu dirham dengan sepuluh dirham kemudian dilipatgandakan menjadi tuju ratus dan dilipatgandakan kepada orang yang dikehendaki. Sebaliknya, satu keburukan dibalas oleh Allah dengan satu balasan, dan Allah lebih cepat menghapusnya.
Allah menciptakan anda untuk Allah, dan Ia menciptakan semua yang ada di dunia dan akhirat untuk anda, karenanya Allah adalah yang paling layak kita cintai dengan sungguh-sungguh.
Semua kebutuhan dan kepentingan anda, bahkan semua kebutuhan makhluk berada di sisi Allah, karena Ialah Yang Maha Mulia dan Dermawan. Ia memberi sebelum diminta dengan pemberian yang tidak pernah dibayangkan oleh yang meminta. Ia berterima kasih untuk setiap perbuatan kita meskipun perbuatan kita sedikit, bahkan Allah melipatgandakan amal tersebut. Ia mengampuni dosa yang banyak dan menghapusnya, semua yang ada di langit memintanya setiap hari dan setiap saat.
Allah menguasai segala urusan, namun tidak disibukkan dengan mendengar permintaan yang banyak. Allah tidak bosan dengan rengekan hamba-Nya yang meminta, bahkan justu mengabulkan permintaannya. Allah harus diminta dan murka bila tak diminta. Allah malu kepada hamba-Nya, namun hamba-Nya tidak malu kepada-Nya dengan melakukan maksiat dan mengungkapnya di depan umum, padahal sebelumnya Allah menutupinya karena malu. Allah mengasihi hamba-Nya dengan memanggilnya untuk menuju keridhaan-Nya, namun ia tak mengasihi dirinya sendiri dan enggan, maka Allah mengutus para Rasul agar meminta kepada Allah bersama mereka, kemudia Allah turun sendiri dan berkata,
“Barangsiapa yang meminta maka Aku beri, barangsiapa yang meminta ampun maka Aku ampuni, engkau Kuajak mendekat kepada-Ku namun engkau enggan maka Aku utus utusan-Ku agar ia meminta bersamamu. Aku turun sendiri dan berjumpa denganmu dalam tidur.”
Allah adalah yang paling berhak dipuji, yang paling luas pemberiannya, yang paling berhak disembah, yang paling berhak dicintai, yang paling demawan ketika diminta, yang paling cukup bagi orang yang bertawakal kepada-Nya, dan yang paling senang ketika hamba-Nya bertobat, melebihi kesenangan orang yang ontanya hilang dan menemukannya kembali. Allah paling sayang melebihi kasih sayang ibu kepada anaknya. Allah adalah raja dan tiada sekutu bagi-Nya. Allah Maha Esa dan tidak ada tandingannya. Segala sesuatu akan hancur binasa kecuali wajah-Nya, tidak ada yang ditaati kecuali dengan izin-Nya, dan tidak ada yang bermaksiat kepada-Nya melainkan dalam pengetahuan-Nya.
Allah berterima kasih bila ditaati dengan taufik dan nikmat-Nya. Allah ditaati dan dimaksiati kemudian Allah mengampuninya, padahal hak-Nya disia-siakan. Allah adalah saksi dan penjaga yang paling dekat, paling menepati janji, dan yang paling adil dalam memutuskan dan menghukum. Allah berada di antara hamba dan jiwanya, Ia memegang ubun-ubun hamba-Nya, menulis bekas-bekas perbuatan hamba-Nya, menghapus ajal sebagian manusia, hati-hati manusia terbuka bagi-Nya, yang rahasia sangat jelas bagi-Nya, yang terang-terangan dan yang gaib terbuka bagi-Nya.
Semua makhluk memerlukan-Nya, semua wajah tunduk kepada-Nya. Semua hati tak kuasa mengetahui hakikat-Nya, fitrah membuktikan bahwa tidak mungkin ada kesamaan antara Allah dan makhluk-Nya. Kegelapan menjadi bercahaya karena wajah-Nya, langit dan bumi terang benderang dan mendapat kebaikan dengan wajah-Nya. Allah tak tidur dan tak layak tidur. Allah yang menjaga keseimbangan dan menariknya sekehendak-Nya, amal-amal malam naik kepada-Nya sebelum siang menjelang. Hijab (tabir) antara Ia dengan makhluk-Nya adalah cahaya. Jika cahaya itu disingkap, maka cahaya wajah-Nya akan membakar semua mahkluk sejauh pandangan Allah. Benar kata seorang penyair,
Orang yang mencurahkan cintanya kepada Allah
Tidak akan menemukan pengganti selain-Nya
Meski pengganti itu memiliki segala yang ada
Disalin dari buku “Penawar Hati yang Sakit”, karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, hal 251-254
Lebaran Ketupat
Shalat Jumat, 25 September 2009, di Masjid Kantor, ada hal yang menarik yang disampaikan khatib, salah satunya adalah tentang ‘Lebaran Ketupat’. Dulu saya ngga begitu ngeh, apa sih yang dimaksud dengan lebaran ketupat, dan kenapa ada (atau banyak) orang-orang yang punya tradisi baru membuat ketupat satu minggu setelah hari raya idul fitri, karena kalau di keluarga saya, ya yang namanya lebaran, pasti ada ketupat dan opor sayur.
Ternyata, hal itu terkait dengan yang namanya Puasa Syawal. Puasa syawal memiliki beberapa keutamaan.
Diriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, lalu ia mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti puasa setahun (HR Muslim no 1164, Abu Dawud no 2433, At-Tirmidzi no 759, dll)
Imam An-Nawawi berkata: “Para ulama mengatakan bahwa itu sebanding dengan puasa setahun karena satu kebaikan balasannya sepuluh kali lipat, dan puasa sebulan Ramadhan sama dengan puasa sepuluh bulan, sedang puasa enam hari sama dengan puasa dua bulan. Keteranagn ini juga terdapat pada hadits marfu’ dalam kitab An-Nasa’I (Syarah Shahih Muslim An-Nawawi 3/238)
Sang khatib menyitir sebuah ayat,
Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan). (QS. Al-An'aam: 160)
Orang-orang dulu, atau ulama-ulama dulu, biasanya berpuasa syawal setelah hari lebaran/idul fitri. Setelah itu, mereka baru memasang ketupat di depan pintu atau rumahnya, seminggu setelah lebaran/idul fitri, untuk menandakan bahwa mereka baru saja selesai berpuasa syawal selama 6 hari, sehingga orang-orang bisa datang dan bersilaturahim ke rumah mereka (tentunya akan ada suguhan kalau ada tamu toh).
Jadi, ternyata lebaran ketupat itu terkait dengan puasa syawal! Baru ngeh saya. Makanya dibuat seminggu setelah idul fitri.
Anyway, karena 6 hari puasa syawal memiliki keutamaan yang besar, apakah kita (saya dan anda) sudah melakukannya (atau berencana akan menjalaninya)..?
---000---
Balikpapan, 26 September 2009
Syamsul Arifin
25 September 2009
24 September 2009
[flash fiction] Terminal Kedatangan
Bandara Sepinggan Balikpapan agak ramai, seperti hari-hari biasanya. Di salah satu sisi bandara, orang-orang ramai berdiri di depan pintu kaca yang otomatis membuka-tutup, menanti kedatangan. Sebuah pagar besi menjadi penghalang mereka.
Terdengar suara deru pesawat Boeing yang baru saja mendarat, bising membelah langit.
"Perhatian-perhatian, pesawat Wings Air jurusan Jakarta-Balikpapan dengan nomor penerbangan WS 755 baru saja mendarat," kalimat itu diulang dua kali melalui pengeras suara, "your attention, Wings Air from Jakarta-Balikpapan with flight number WS 755 has just landed."
Tak berapa lama, orang-orang mulai keluar dari dalam bangunan, sebagian mereka menarik tas bagasi beroda, raut-raut wajah tampak agak sedikit kusut bercampur kelegaan. Perjalanan sepanjang 2 jam dari Jakarta-Balikpapan, tentu lumayan melelahkan.
Seorang lelaki muda memegang kertas bertuliskan pengenal orang yang akan ia jemput. Berjejer di antara para penjemput.
Seorang wanita dengan koper warna biru muda, mendekatinya.
"Anda menjemput saya..?" tanya wanita bergaun putih itu lembut.
"Oh.., apakah nama anda yang tertulis di sini?" sahut si lelaki, sambil menunjukkan tulisan di kertas yang ia pegang dengan kedua tangan.
"Cintaku" begitu tulisan kertas itu.
Sang wanita sedikit mengernyitkan dahi, raut wajahnya tampak berpikir.
"Ah, sepertinya sih iya, tapi nama saya adalah 'sayangmu' dan juga 'cintamu'?"
Sang pria tersenyum. Mereka berdua tersenyum. Saling berpelukan.
"Selamat datang di Balikpapan sayang," bisik sang lelaki.
"Lho, katanya nama saya 'cinta'!" sang wanita menepuk pundak si lelaki, sambil setengah tertawa.
Benar apa kata orang, bahwa bagi orang-orang yang jatuh cinta, dunia serasa memiliki mereka berdua, tidak memperdulikan orang lain, seakan-akan hanya mereka berdua saja yang ada disana.
Perjumpaan dengan sang kekasih, tentu merupakan momen-momen yang membahagiakan bagi para pecinta.
Langit kota tampak cerah. Tas sang wanita berpindah tangan, dan tangan mereka pun saling bergandengan meninggalkan terminal kedatangan.
---000---
Balikpapan, 24 September 2009
Syamsul Arifin
Gambar diambil dari: sini
SMS Lebaran 1430 H
Tema SMS lebaran tahun ini (1430 H/2009 M) adalah “menghubungkan masa lalu (connecting the past)”.
Tempat-tempat kerja terdahulu, teman-teman kuliah, sekolah (SMU, SMP, SD), dan beberapa grup yang pernah menjadi bagian dalam hidup saya, mendapatkan kiriman SMS.
Dimulai dari tempat kerja di PT Semberani Persada Oil/Semco, tempat dimana saya mencari nafkah selama kurun waktu Agustus 2008-Juli 2009; PT Multi Production Solution (MPS) Nov 2007-Juli 2008; dan PT Pandu Selamat Utama (H2S Safety Services) Des 2005-Nov 2007. Lalu dilanjutkan dengan teman-teman sekelas di kampus dulu, S1 Reguler angkatan 2001, teman-teman sekolah baik di SMU N 34 Pondok Labu, SMP N 29 Mayestik, dan SD N Pulo 09 Pagi, tentu yang nama-namanya tertera di kontak book hape saya. Beberapa kelompok/grup juga menerima perlakuan yang serupa.
Ya hitung-hitung jalin tali komunikasi dengan mereka. Ngga terasa, udah lama tak bersua…
Berikut nama-nama pengirim SMS yang masuk ke hp saya *sekedar pengingat saja*:
Cvr Pa Yudi, Cvr Edi Yulindra, Cvr Sidik M, Cvr Hatta; SMC Pa Sugiyono, SMC Edy Achmadi, SMC Hartanto, SMC Heldy Nur, SMC Pa Toto, SMC Pa Tasman, SMC Pa Dadiek, SMC Pa Udin, SMC Rachman, SMC Ardhy, SMC Mirza, SMC Mei, SMC Hendra, SMC Pa Aman, SMC Asis, SMS Ilyas, SMC Noddin, SMC Ary, SMC Pa Hartadi, SMC Kastaria, SMC Junizar, SMC Wahyu, SMC Catur; MPS Safety A Riyadi, MPS Sudartono, MPS Pa Endang, MPS Pa Sri, MPS Jana, MPS Safety Iqbal, MPS Pa Tjahjo, MPS Pa Edy; PSU Yani, PSU Winarto, PSU Uchi, PSU Yana, PSU Pa Indradi, PSU Lenny, PSU Bu Tami, PSU Ronel, PSU Purwanto, PSU Marsudi; LQ Fajar, Cdv Ashrory, Cdv Priyo, LQ2 Arif Lukman, Cdv Doni, LQ2 Adita Akpriady, LQ Abdul Khalid, LQ Wahyu, LQ Rosid, Aan Kostan, Cdv Riza, LQ Purwanto, Aini BNI, Pa Robby BLH, Mba Nina Busyet; Gizi Mala, Bios Dini, Gizi Dyah, Gizi Nurdiana, K3 Indah, K3 Sari, KL Arief, K3 Lulu, Epid Febri, Epid Ari, Bios Meila, AKK Radinal, Bios Andina, K3 Muhyidin, KL RIni, Bios Wahyu, AKK Dian, KL Pipit, Gizi Ita, PKIP Rio, KL Pohan; Dedi S1-05, Vammy Askes, Kremas Mulan, Andin Askes, Eks Elda, Arie K3-02, Eks K3 Rehani, Ita K3-05, Ermy S1-02, Rita K3-03, Eks K3 Novi, Purwo, Martha S1-04; 09 Silmi, 09 Vika; 29 Syaiful Akbar; 34 Ningrum, 34 Dhana, 34 Cis, 34 Mendy, 34-25 Santi, 34 Risa, 34 Adhika Aryaguna; Kandi, Feri tmnx Husni, Ridha Innatika, PO Aang, MP Nerspuri, Ifa, Rj Mugi, Lisa, Dati Firman, Pa Chandra Prijanahadi, B Subhan, Rj Imam, Pa Hadi Djarum, SWC Fajar, MP Achi; myQ Sya, myQ Ichamary, myQ Himura Chan, myQ Arrisalah, myQ Novi Khansa, myQ Aisyah Ragil, myQ Dedi, myQ Rial, myQ Mawar Jingga, myQ Lien Lasaka, myQ Rhien Dian, myQ Nur Annisa, myQ Nabeel.
Lebaran Seruw..!
Jumat, 18 September 2009
Pukul 00.30 WITA dini hari, berangkat dari lokasi West Seno, 50 Km dari lepas pantai Kaltim atau 195 Km dari Balikpapan ke selat Makasar. Hari itu merupakan hari kedua saya di lapangan/lokasi kerja. Naik perahu selama 6 jam balik ke Pelabuhan Semayang, Balikpapan. Ke kostan untuk bersih-bersih, lalu berangkat ke kantor lagi. Alhamdulillah hanya setengah hari kerjanya.
Sorenya, jam 17.00 WITA, berangkat ke bandara Sepinggan, untuk ke Jakarta. Pesawat ditunda, yang seharusnya jam 18.30 WITA, diundur 1,5 jam, sehingga baru berangkat jam 20.00 WITA.
Sampai rumah di Jakarta, pukul 22.30 WIB.
Waktu perjalanan: 6 jam (lapangan-kostan) + 2 jam (BPP-JKT) + 1 jam (bandara-rumah) = 9 jam
Sabtu, 19 September 2009
Pukul 11.30 WIB, bersama sekeluarga, berangkat ke kampung halaman di Kambangan, Tegal. Macet besar. Butuh waktu 12 jam untuk sampai ke kampung halaman. Jam 24.00 WIB, tengah malam, sampai ke rumah di kampung halaman.
Waktu perjalanan: 12 jam
Minggu, 20 September 2009
Lebaran, hari raya Idul Fitri. Salam-salaman dengan saudara-saudarai di kampung, ziarah kubur.
Senin, 21 September 2009
Ke Slawi Ayu, jalan-jalan ke pasar.
Selasa, 22 September 2009
Pukul 06.00 WIB disamping keluarga ada juga saudara lain, silaturahim dan ada acara ke Yogyakarta. Sampai di sana jam 14.30 WIB. Sorenya, saya sendirian, nginep di Jogya untuk naik pesawat pagi ke Balikpapan.
Waktu perjalanan: 7,5 jam
Rabu, 23 September 2009
Pesawat dari Jogja berangkat pukul 8.00 WIB, mundur setengah jam dari jadwal. Sampai di Balikpapan jam 10.30 WITA. Ke kostan dulu buat taro tas, baru berangkat ke kantor. Sampai kantor jam 11.00 WITA.
Waktu perjalanan: 1,5 jam
Selama 4 hari libur, dari hari Sabtu-Selasa 19-22 September 2009, total lama waktu yang dihabiskan dalam perjalanan adalah 9 +12 +7,5 + 1,5 = 30 jam atau selama 1,25 hari, atau sekitar 31,25% (hampir sepertiga) dari waktu liburan saya adalah dalam bentuk perjalanan!!! Dengan model transportasi yang lengkap: darat, laut, dan udara... hohohohoho.... Seruw kan
gambar diambil dari: sini
23 September 2009
Ucapan Selamat (Tahniah) Hari Raya
"Para shahabat Rasulullah SAW apabila mereka saling berjumpa pada hari raya, sebagian mereka mengucapkan pada lainnya: "Taqabbalalloohu minnaa wa minka (Semoga Allah menerima amalanku dan amalanmu)"
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi dalam Al-Mughni 2/259 menyebutkan:
"Bahwasanya Muhammad bin Ziyad pernah berkata: "Aku pernah bersama Abu Umamah Al-Bahily dan selainnya dari kalangan shahabat Rasulullah SAW; apabila mereka kembali dari 'Ied, sebagian mereka mengucapkan kepada sebagian yang lain: 'Taqabbalalloohu minnaa wa minka (semoga Allah menerima amalanku dan amalanmu)". Imam Ahmad berkata: isnad hadits Abu Umamah jayyid (bagus)"
Sumber: Thread 'Risalah Lengkap Puasa & Idul Fitri' myQuran.org oleh Abu Al-Jauzaa
Yang Bisa Kita Lakukan
18 September 2009
09 September 2009
Sibukkan Diri dengan...
07 September 2009
[flash fiction] Metromini
Minibus merah metromini nomor 610 jurusan Pondok Labu - Blok M baru saja akan melaju, sang supir mulai menekan-nekan pedal gas, suara deru bus berbarengan dengan keluarnya asap setengah hitam dari knalpot belakang.
Dua pengamen bergegas menaikin bis yang sudah mulai bergerak. Topi lusuh, rambut gondrong sebahu, keduanya membawa gitar di tangan mereka. Mereka memulai dengan kata-kata khas pembukaan pengamen jalanan. Pidato yang kuhapal karena seringnya aku menjumpai pengamen di kendaraan umum. Suara gitar mengalun, seorang menjadi lead guitar, rithem, seorang lagi memainkan melodi. Suaranya bagus juga,
Hai pujaan hati, apa kabarmu
Kuharap kau baik-baik saja
Pujaan hati, andai kau tahu
Ku sangat mencintai dirimu
Hai pujaan hati, setiap malam
Aku berdoa kepada sang Tuhan
Berharap cintaku jadi kenyataan
Agar ku tenang meniti kehidupan
Lagu Pujaan Hati-nya Kangen Band, melow, sendu, dan easy listening. Serasa sang penyanyinya sendiri, Andika, sedang bernyanyi disini!
Teringat perbincanganku dengan Sigit beberapa waktu lalu.
“Kalo emang cinta sama dia, ya bilang aja, daripada mendem rasa ginih, ngga jelas!” omelnya saat memasuki kamar kostan-ku, “yang penting dia tahu perasaanmu! Masalah dia mau terima atau ngga, itu mah urusan belakangan! Yang penting kamu serius, ajakin dia nikah,” selorohnya.
Gampang aja dia ngomong gitu, apa dia ngga tahu kendala-kendala yang harus kulalui.
“Nikah itu 99% kenekadan kok,” tambah pria yang baru saja menikah dua tahun lalu, “klo emang jodoh, akan dipermudah deh, dan akan ada aja jalan-jalannya, selama niat kamu bener.”
“Ahh..,” pikiranku melamun jauh, menatap lepas ke luar jendela metromini, masih bersama iringan lagu itu.
Ku ingin engkau menjadi miliku
Lengkapi jalan cerita hidupku…
(Pujaan Hati, Kangen Band)
---000---
Balikpapan, 7 September 2009
Syamsul Arifin
06 September 2009
Do'a yang TIDAK akan Ditolak
New Bike (Alhamdulillah)
Keren juga gw klo pake motor (agak) gede :D hohohohoho