Kejahatan terhadap anak semakin marak dan parah.
Yang terbaru di media, kekerasan seksual berbasis dunia maya yang melibatkan penjahat
berkedok pedofilia dan pemerkosaan.
Data yang ada memang menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.
Contohnya di Penajam Paser Utara, Antara Kaltim menyebutkan bahwa selama periode
Januari-Agustus 2016, terdapat 39 kasus kekerasan seksual terhadap anak, atau meningkat
sebesar 77% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Di Balikpapan, datanya lebih mengerikan. Tahun
2016, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Balikpapan mencatat telah terjadi 149 kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan,
atau meningkat 359% dibanding tahun sebelumnya.
Beberapa hal bisa kita lakukan dalam lingkup kecil
keluarga untuk mencegah anggota keluarga masuk ke dalam daftar korban maupun pelaku
kejahatan keji ini.
Pertama, batasi kegiatan online anak. Bukan hal umum,
bahwa sosial media bagaikan pedang bermata ganda, di satu sisi bisa menghubungkan
kita dengan orang yang jauh, tapi di sisi lain, sudah banyak contoh kejahatan
yang dimudahkan dengan adanya platform pertemanan sosial semisal Facebook.
Ingatlah, orang bisa terlihat baik, sopan,
peduli dan penuh perhatian di tampilan sosial medianya, padahal di dalam hatinya
menyimpan niat jahat.
Bijaklah jika hendak memberikan anak smartphone
yang memiliki akses internet atau paket data. Karena dengan klik-klik singkat,
si anak bisa saja nyasar di rimba konten pornografi online yang pada akhirnya akan
membuatnya kecanduan, penasaran, dan mungkin saja membangkitkan keinginan/dorongan
kuat untuk mempraktekkan.
Temani jika anak hendak berselancar di dunia maya.
Taruh komputer di ruang keluarga, jangan biarkan anak berselancar web melalui
laptop pribadi di kamarnya, karena ketiadaan pengawasan dari orang tua, bisa menjadi
celah bagi anak berbuat khilaf dan memberikan peluang bagi teman chatting
predator anak anda.
Kedua, filter tontonan anak (film, sinetron,
bahkan kartun sekalipun) yang mengandung konten percintaan. Semakin sering terpapar
roman picisan percintaan, tidak jarang penonton ABG menjadi terobsesi dan bersaing
dalam memiliki pacar ketimbang mengejar prestasi akademik; serta tidak risih dalam
melakukan praktek mesum yang diawali dengan pelukan, ciuman, dan seterusnya.
Ketiga, perhatikan teman main anak dan jangan lengah
terhadap orang dekat. Banyak kejahatan terhadap anak dilakukan oleh pelaku yang
kenal baik dengan korban, seperti yang dinyatakan Komisi Nasional Perlindungan
Anak, 72% kejahatan seksual itu dilakukan orang dewasa atau lingkungan terdekat
korban.
Kenali siapa saja teman main anak. Kalau perlu,
undang dan biarkan mereka main di rumah. Lebih baik rumah berantakan dan agak
repot sedikit karena mempersiapkan jamuan, dari pada anak main di tempat orang
yang kita tidak tahu apa yang mereka perbuat.
Jangan merasa aman kalau anak dititipkan pengawasannya
pada orang dekat semisal orang tua tiri, paman, sepupu, tetangga, supir atau teman
dekat, karena ada contoh kejadian kekerasan seksual nyata yang dilakukan oleh pihak-pihak
tersebut.
Jangan juga merasa aman kalau usia teman main
anak masih kecil. Di Lampung, ada kejadian anak kelas 1 SD memperkosa anak TK.
Mengerikan!
Keempat, sadarilah, di dunia ini, entah karena paparan
konten pornografi, godaan syaitan, ataupun karena lemahnya iman, siapapun bisa berbuat
dosa. Termasuk figur yang seharusnya dihormati semisal tokoh agama, tenaga pengajar,
tokoh masyarak atataupun profil pekerjaan yang kita anggap mulia.
Ajari anak sentuhan yang diperbolehkan dan tidak
diperbolehkan. Latihlah dengan bermain peran, sehingga anak tahu apa yang mesti
dilakukan jika berada dalam kondisi tersebut. Tidak jarang, anak akan bingung karena
mereka biasanya diajari untuk taat/patuh terhadap orang yang lebih tua, atau terhadap
profesi tertentu.
Ajari cara untuk melawan, bagaimana harus berteriak,
dan bersikap tegas ketika menerima perlakuan yang tidak menyenangkan, serta harus
melapor atau bercerita ke siapa. Meskipun wanita, tidak ada salahnya dilatih untuk
membela dirinya sendiri.
Kelima, jalin komunikasi yang terbuka dengan anak.
Luangkan waktu bermain dan bercerita. Buat dia nyaman dengan anda sebagai orang
tua, terutama dengan ayah.
Dr. David Popenoe, sosiolog dan Co-Director di
National Marriage Project Rutgers, Universitas New Jersey, mengatakan bahwa anak
yang banyak berinteraksi dengan ayahnya memiliki IQ lebih tinggi dibanding anak
yang tak cukup berinteraksi dengan sang ayah.
Studi Father Involvement Research Alliace juga
menunjukkan bahwa anak yang dekat dengan ayah cenderung memiliki emosi yang
stabil. Saat dewasa dia akan lebih percaya diri dan bersemangat dalam mengeksplorasi
potensi diri untuk merealisasikan ide serta impian.
Dengan begitu, diharapkan anak tidak akan mencari
pelampiasan emosi/kebutuhan kasih sayang dengan berpacaran yang berpotensi negatif
dan merugikan karena sudah tercukupi perhatian, dan kebutuhan emosi/kasih sayang
dari rumah.
Keenam, terakhir, berdoalah kepada Allah agar Ia
menjaga buah hati anda. Karena Ia Maha Kuasa dan Maha Perkasa, meskipun berkumpul
seluruh jin dan manusia berusaha mencelakakan anak anda, jika Tuhan tidak berkehendak,
maka tidak akan mungkin terjadi keburukan padanya. Maka dari itu, segarkan kembali
keimananmu, dan perbaiki ibadahmu, semoga dengannya Allah berkenan menjawab doa
dan memberikan kita kebahagiaan berupa anak yang sehat, selamat, dan membanggakan
kita di dunia dan akhirat.
---000---
Diposting untuk mengikuti Lomba Blog #TantanganPengasuhanEraDigital #TantanganPengasuhanEraDigital #LombaBlogYKBH
Penulis:
Syamsul
Arifin, SKM. MKKK.
Praktisi dan
pengajar K3 Balikpapan
Referensi:
- Kasus Kekerasan Seksual Anak di
Penajam Meningkat.http://www.antarakaltim.com/berita/34431/kasus-kekerasan-seksual-anak-di-penajam-meningkat,
diakses 21 Maret 2017
- Ratusan Anak dan Perempuan
Balikpapan Korban Pelecehan Seksual.http://regional.liputan6.com/read/2687129/ratusan-anak-dan-perempuan-balikpapan-korban-pelecehan-seksual,
diakses 21 Maret 2017
- 2016, Sebanyak 149 Anak Jadi
Korban Kekerasan Seksual.http://balikpapan.prokal.co/read/news/204182-2016-sebanyak-149-anak-jadi-korban-kekerasan-seksual,
diakses 21 Maret 2017
- 7 Bahaya Sinetron bagi Perkembangan
Anak. http://www.diarykhansa.com/2016/05/7-bahaya-sinetron-bagi-perkembangan-anak.html,
diakses 22 Maret 2017
- Tunggu Anak Diperkosa Baru
Sadar? http://idkita.or.id/2014/01/09/tunggu-anak-diperkosa-baru-sadar/,
diakses 22 Maret 2017
- Cara melindungi anak dari pelecehan
seksual. http://www.nunkisuwardi.com/2015/01/cara-melindungi-anak-dari-pelecehan.html,
diakses 22 Maret 2017
- Anak yang Dekat dengan Ayah Cenderung Memiliki Emosi Stabil, Lakukan 15 hal Ini Agar Anak dekat Ayahnya. http://sayangianak.com/anak-yang-dekat-dengan-ayah-cenderung-memiliki-emosi-stabil-lakukan-15-hal-ini-agar-anak-dekat-ayahnya/, diakses 22 Maret 2017