Sekedar share tentang seorang teman di kantor.
Beberapa bulan lalu, sehabis pulang dari lapangan selama 2 minggu + ambil cuti 4 hari. Saya tidak menemukan bapak WLY (-inisial). *biar terkesan kayak cerita kriminal :D
Tanya-tanya, ternyata bapak itu sudah MPP alias Masa Persiapan Pensiun -3 bulan sebelum pensiun sudah ngga perlu masuk kerja lagi, tapi tetap dapet gaji yang sama.
Wah, saya heran, padahal kayaknya bapak itu ngga terlalu tua *masih suka bercanda-bercanda, dan yang bikin heran, kayaknya bapak WLY juga baru pindah dari bisnis unit Sumatra Operation ke Kalimantan *klo ga salah*.
Wah.., luar biasa ya.., udah mau pensiun, tapi tetap terima aja tantangan untuk pindah daerah kerja.
Bayangan saya, mungkin kalau yang udah mau pensiun, ya tinggal nikmatin bulan-bulan terakhir bekerja bersama teman-teman yang udah lama. Tapi beliau berbeda.
Memang beliau terkesan supel, teman di kantor juga banyak.
Jadi tambah pelajaran buat saya pribadi, untuk jangan pernah takut menghadapi perubahan -sampai tua sekalipun. Mencoba-menjelajah tempat baru.
Beberapa waktu laga sempet ngobrol sama ekspat, bagaimana kita berbicara tentang peluang kerja di tempat orang. Si ekspat yang pengalaman 30+ tahun kerja ini bilang "ngapain (kamu) ke luar negeri, dapat uangnya juga nutupin kebutuhan belanja ajah, disana mahal, belum lagi kondisi di luar -misal di artik yang suhunya ekstrim sampa 0 derajat", dia sih enjoy di Jakarta. Tapi saya tetap pengen coba, siapa tau nanti ada penugasan kerja di luar negeri -insya Allah saya akan coba. Pengen punya pengalaman baru aja, tambah wawasan yang bisa 'membuka mata', -disamping siapa tau aja jadi mempercepat karir ;)
Tapi memang mencoba hal baru atau rotasi/pindah/merantau ke tempat baru bukan tanpa tantangan.
Pasti ada banyak hal yang dikorbankan, yang paling utama yaitu jauh dari keluarga (ortu-adik-kakak-saudara, dll). Pastinya ada pengorbanan untuk keluar dari zona nyaman. *tapi kami mah udah terlanjur juga kok merantau jauh dari keluarga -baik keluarga saya maupun keluarga Ridha.
Intinya, merantau, mengambil peluang/opportunity, pasti ada konsekuensinya, tapi bisa jadi itu adalah pintu menuju kesuksesan.
Tentunya bukan sembarang nekat ajah, harus juga diperhitungkan (calculated risk).
Dan butuh juga perbekalan, diantaranya, mungkin:
- Jadilah pribadi yang supel (tidak takut bertemu dengan orang baru), adaptif/mudah beradaptasi, menyukai perubahan
- Miliki rencana. Jangan cuma sembarangan memasuki pintu baru tanpa kita punya perencanaan tentang keluarga *yang utama dan karir yang mau ditempuh
- Mengulang postingan disini, miliki keyakinan, dimanapun kaki kita menapak, disitu masih juga termasuk di teretorial bumi (milik) Allah, jadi ngga perlu khawatir dan jadi istiqomah dimanapun kita berada.
*ada yang mau nambahin bekal diatas lagi..? :)
---000---
Balikpapan, 9 Februari 2012
Syamsul Arifin
*gambar diambil dari
sini