Beberapa orang berkata bahwa ‘pertahanan terbaik adalah dengan menyerang terlebih dahulu.’ Itulah yang akan Jerry lakukan.
Jerry tertangkap tangan ketika mengutil di sebuah departemen store –aksi remaja galau bareng teman se-genk-nya yang sedang cari perhatian.
Sialnya, mall tempat departemen store yang mereka curi barangnya, bersebelahan dengan kantor polisi. Dia dan ketiga temannya diantar ke Polres tersebut.
Rekan kejahatannya, Bobby, berbisik kepadanya, “gawat, bakalan ditempatin satu sel kita sama pencuri, pemerkosa dan pembunuh,” rautnya tampak ketakutan.
Yuda diam seribu bahasa, tak tahu harus berbuat apa.
“Bagaimana kalau kita nanti satu sel sama penjahat yang suka sodomi anak-anak kecil. Bisa dikerjain juga kita nanti disana.” Mukanya bergidik.
“Kacau deh. Itu kan yang biasanya terjadi. Tahanan baru dikerjain sama tahanan yang lama atau senior. Kita aja sering ngerjain anak baru di sekolah, apalagi ini anak baru gede di penjara. Hukum rimba berlaku disana, siapa kuat dia berkuasa,” raut gelisah tak dapat disembunyikannya.
“Ah.., udah gini ajah. Kita ngaku bunuh orang aja, biar ditakutin juga. Kita gertak duluan sebelum ditakutin,” Jerry mengatur siasat.
Setelah pemberkasan selesai dan menunggu pemanggilan orang tua mereka. Ketiga remaja tanggung tersebut diantar ke sel tahanan.
Sumpek, penuh dan jorok. Seakan-akan udara kehabisan oksigen di dalam sana.
Beberapa pasang mata menatap tajam mereka. Beberapa lainnya tidak ambil peduli.
Dengan gugup mereka berjejer duduk di kursi panjang menempel tembok.
“Om, masuk sini kenapa om?” tanya Jerry ke lelaki paruh baya berbadan kekar yang juga duduk disamping mereka, “kalau kami kesini karena membunuh orang,” intonasinya tampak sombong dan meyakinkan.
Lelaki tersebut menoleh pelan kearah mereka sembari mendenguskan nafas, “huh.., gw kesini karena bunuh orang yang ngebunuh adik gw.” Matanya merah nanar, “gw benci pembunuh!”
Glek, Jerry menelan ludah. Salah strategi nih!
“Ma-ma-maksud saya, kami membunuh ayam tetangga om...” suaranya merendah lemah. Darah seakan-akan berhenti beredar dari tubuh mereka bertiga, pucat dan gugup.
Jarum jam berputar begitu lambat, di dalam sel penjara.
---000---
Balikpapan, 25 Agustus 2012
Syamsul Arifin (http://genkeis.multiply.com)
*diikutin lomba parodi MP, semoga menang ^_^v