Tuit-tuit-tuit, sebuah pesan singkat masuk ke handphone-ku.
“Mohon doa restu dan kesediaanya tuk menghadiri pernikahan kami, Minggu, 27 Juli 2008, pukul 12.00-15.00 di Komplek Mabad, jln Anggrek 12, belakang Universitas Pancasila, Srengseng Sawah. Sarah-Rudi”
Hening, semesta alam serasa kehilangan suaranya. Perlahan, kucoba menguatkan diri, meraih kepingan-kepingan diriku yang hancur berantakan.
“Selamat ya, semoga pernikahannya bahagia. Aku akan mengusahakan tuk bisa datang”
Sebuah SMS balasan singkat terkirim.
“Sebetulnya lelaki seperti dirimu yang kuinginkan tuk menjadi pendamping hidupku kak, baik dan bertanggung-jawab, dan aku yakin bahwa aku akan berbahagia bersamamu. Tapi…” [Pesan terpotong]
Pesan SMS balasan darinya terpotong, menciptakan sebuah tanda tanya besar dalam dada. Aku tidak menduga pesan itu yang ku baca, sebuah pesan yang membangkitkan kembali sebuah rasa dari dasar jiwa, sebuah rasa yang ternyata masih tetap hidup menyala.
---
Aku mengenal Sarah Azizty sejak dari kuliah di Institut Pertanian Bogor, berarti sudah enam tahun yang lalu. Kami sekelas di jurusan Teknologi Pangan, dan sama-sama aktif dalam berbagai aktivitas kemahasiswaan. Dia anak yang cerdas, lembut perasa, dan ceria. Satu hal yang kuingat dari dirinya adalah senyum di wajahnya yang putih bersinar. Sangat mengikat jiwa.
Meski dekat, namun kami tidak pernah berpacaran, entah mengapa, aku tidak mengucapkan satu hal yang bisa membuatnya terikat denganku ketika itu, sebagaimana umumnya para mahasiswa dan mahasiswa lain biasa saling terikat dalam hubungan yang bernama pacaran. Meski aku merasa sangat nyaman dengan kedekatan kami.
Benar kata orang, bahwa dalam kebahagiaan dan kesenangan, waktu kan terasa begitu cepat berlalu. Tanpa terasa kami sudah diwisuda, lulus dan kini sudah memiliki langkah hidup masing-masing.
Dia masih tetap menempati sebilik ruangan di hatiku, sebuah ruangan yang takkan pernah dapat tergantikan oleh siapapun. Sebuah tempat yang kuyakini dia miliki pula di dalam hatinya untuk diriku, ya.., hanya untuk diriku.
---
Hari Minggu, 27 Juli 2008, aku berangkat ke komplek Mabad dengan mengendarai mobil city car-ku, sebuah kendaraan dengan transmisi otomatis dan berukuran mini, sebuah kendaraan yang sangat nyaman digunakan di kota metropolitan yang penuh dengan kemacetan dan prasarana jalan yang tidak memadai seperti Jakarta.
Terlihat janur kuning melambai-lambai di sebuah gang, memanggil-manggil para tamu undangan tuk bersama-sama berbagi kebahagiaan dengan anak pemilik rumah, tertera disana sebuah tulisan kecil “Sarah-Rudi” dilingkari tanda hati/love, perasaan aneh menjalari hatiku, panas.
Tenda tinggi warna biru dengan balutan kain merah-muda melindungi para tamu dari sengat mentarai yang mengusik, musik Sunda mengalun pelan mengisi keriuhan suasana, para pamong tamu berusia paruh baya yang mengenakan pakaian adat mengarahkan para tamu dengan senyum mengembang. Aku mengisi daftar tamu, terlanjur. Ingin rasanya aku melangkahkan kaki memutar arah, kembali pulang.
Pengantin sedang berganti kostum ketika aku datang, aku menikmati terlebih dahulu makanan khas Lamongan yang tersaji, Soto Lamongan.
Di tengan keasyikanku menyantap makanan, pengantin kembali naik ke pelaminan. Sarah terlihat sangat cantik hari ini, cantik sekali. Beribu memori memenuhi kepalaku, berjuta rasa memenuhi hatiku. Gaya jalannya, teduh matanya, manis senyumnya, masih tetap sama.
“Kenapa mas?”, sebait suara memecahkan lamunanku.
“Ah, ngga kenapa-kenapa kok, cuma jadi ingat ketika kita menikah dulu”, aku mencoba menenangkan suaraku.*)
Aku mengalihkan pandangan ke arah wanita yang berada disisiku. Seorang wanita yang perutnya mulai membesar sejak empat bulan lalu karena mengandung darah-dagingku. Sebuah senyuman ku kembangkan untuk seseorang wanita bernama Annisa Ramadhani.
Ah, tidak pantas aku masih menyimpan rasa ini untuk Sarah, aku telah menghianati Annisa secara diam-diam, berselingkuh meski dalam hati saja. Semenjak ibuku meninggal dunia dua tahun lalu, seharusnya hanya Nisa sajalah satu-satunya cinta yang ada dalam dada, bertahta dan berkuasa dalam jiwa.
Melihat perut Nisa yang mulai terlihat membesar, aku merasa sangat malu sekali. Menyesal, perasaan berdosa mulai terasa. Kepalaku terasa seperti dipukul palu besar, sebuah kesadaran menempati posisinya.
Astagfirullah, lembaran-lembaran itu harus dimusnahkan, dan ia tak boleh menjadi lebih dari sekedar kepingan masa lalu memoriku. Lembaran kehidupan baru telah lama dibuka, dan aku akan menggoreskan tinta kebahagiaan di dalamnya.
“Nis, maafkan aku ya kalau belum bisa membuatmu bahagia”, tiba-tiba mulutku bersuara.
“Eh, maksudnya..?”, istriku menyahut.
“Ya, ntahlah nis, tiba-tiba mau ngomong itu aja”, aku menatapnya, “maafkan aku ya kalau belum bisa menjadi suami yang baik untukmu”, sebuah permohonan maaf bagi seseorang yang telah terbukti mencintaiku dengan tulus.
Ah, andai saja dia tidak sedang memegang piring dan tiada seseorangpun disini, tentu aku sudah memeluknya dengan erat.
Aku cinta kamu, maafkan segala kesalahanku. Aku berjanji akan berusaha dengan sekuat tenaga tuk menjadi suami yang terbaik untuk dirimu dan bapak yang terhebat untuk anak-anak kita. Aku mencoba menahan air yang akan menitik dari sudut mata.
---OOO---
22 Juni 2008
Syamsul Arifin
*) Rasulullah Saw membolehkan dusta dalam tiga perkara, yaitu dalam peperangan, dalam rangka mendamaikan antara orang-orang yang bersengketa dan pembicaraan suami kepada isterinya. (HR. Ahmad)
Penjelasan: Bila dikhawatirkan ucapan suami yang benar dapat berakibat buruk, maka suami boleh berdusta kepada isteri untuk memelihara kerukunan.
cerpennya menyentuh..
ReplyDeletetdnya mau blg pengalaman pribadi.. tp kan ipin blum nikah ya ;))
@aunidya
ReplyDeletemungkin ada kebenarannya, seperti ipin tidak bisa melupakan first lovenya :D ups af1 ya :)
sarah azizty..bukannya nama myqers??
ReplyDelete@aunidya
ReplyDeletehehehehehe.. makasih ^_^
padahal cerpen ini rada2 "ngga asyik" juga saya buatnya :D
bingung konfliknya dah ending di tengah2 cerita :D
*pas sang istrinya menggugah sang suami :)
@aisyahragil
wew... sotoy deh :P
@luvhoney
yups, si sarah azizty dari jogya ^_^
bingung mau masukin nama siapa, ya pake nama dia ajah :D
*soalnya dia pernah rekues cerpen, tapi saya belum buat2 :D
Kenapa tanggal 27 Juli, Ipiiiiin. Ndak boleh kmana-mana! Ada acara Milad Eska.
ReplyDeleteAku suka dengan kata-kata ini....sebuah pernyataan tulus.....
ReplyDeletepin banyak kepingann?
ReplyDeletebukan kepingan puzzle, kan :D
btw, idenya boleh, tuh, tapi kok kayaknya terburu2 diselesaikan...
terus nulis ya...
semangaaaaaaaat ;)
iya, pin
ReplyDeletega usah kondangan kalau nyakitin hati :hihi:
istrimu si nia ramadhani, eh nisa ramadhani, didaptarin di milad eska aja ;)
alhamdulillah segera bertaubat.^_^
ReplyDeleteIni FXnya... biar cerpennya jadi lebih hidup :
ReplyDeletesaat adegan menghadiri kondangin [kaya acara dangdut aja ;D]
"serpihan hati ini kupeluk erat
akan kubawa sampai kumati
memendam rasa ini sendirian
ku tak tahu mengapa aku tak bisa melupakanmu" (Utopia)
saat adegan flashback
"Tuhan bila masih ku diberi kesempatan
izinkan aku untuk mencintanya
namun bila waktuku telah habis dengannya
biar cinta hidup sekali ini saja" (Glen Fredly)
Saat adegan memandang istrinya
"kau adalah anugrah terindah yang pernah kumiliki" (SO7)
adegan penutup
"Hidupmu indah bila kau tahu
mana jalan yang benar
harapan ada... harapan ada
bila kau mengerti...."
pas credit title
"Bang Toyib...bang Toyib
mengapa abang gak pulang2
anakmu... anakmu... panggil2 namamu
*hahaha...
backsound yang aneh apalagi pas credit titlenya... gak pas banget sama ceritanya ;D
Teh Novi....
ReplyDeletecepetan ndaftar... katanya mau jadi panitia jaga meja makan :hihi:
Pin.. jgn lupa... ga usah nyewa kipas angin.. pinjem aja punyaku
Oke
Hehe Teh Lussy bakat jadi Penata Soundtrack rupa nya. Suatu saat klw aq jd sutrada, kita join ya.. Tp Bang Thoyyib nya enggak banget deh.. :D
ReplyDeletebtw, klw mengenai Poligami, bolehkah si suami menutup2i, krn brdasarkan Hadist diatas (demi kerukunan warga ^^), sejauh mana batasan "bohong" yg diperbolehkan antara suami istri..?
whuaa... menurut diriku ini mah beda perkara ???
ReplyDeletekenapa poligami di mata masyarakat jadi negatif ? ya salah satunya karena itu... tau2 pulang dah nenteng istri baru tanpa sebelumnya mempersiapkan psikologis istri...
*sok tau nih aye...
tau nih kakak ipin suripin..
ReplyDeletejangan kemana2 tanggal segitu...
heehehee, jadi rame begini. Ngomong-ngomong poligami (soalnya dari kemarin sudah beberapa kali aku berpikir tentang poligami), sepertinya dikau tak bisa poligami sama si Sarah deeh, kalau dia nikah sama orang lain. Tapi itu tanggal 27 Juli 2008 kan? Masih ada waktu! Ayo, sebelum bendera kuning, eh, janur kuning terpasang, masih ada waktu. ^_^
ReplyDeleteceweknya nyebelin -p ga punya perasaan -p sebel, ih -p
ReplyDeletemas ipin, 27 juli itu hari jumat -p heheh
eh, jumat itu 27 juni dink -D hihi
ReplyDeletehush... bubar...bubar... dah malem...
ReplyDeletejangan sampe besok nganggurnya [maksudnya kerjanya] kesiangan... ;D
@mba dyah
ReplyDeletehayyah, milad SK kan dari pagi, jadi paginya saya ke milad SK dulu atuh ^_^
*baru ke walimahannya
gubraks deh, jadi kayak beneran ginih :toe:
@celotehandessy
makasih ^_^
@novi
hihihihihi... emang kamu, yang punya banyak kepingan puzzle :siul:
iya nih, ide besarnya ada, cuma pas dimentokinnya itu lho nov, rada2 bingung, klo mau dibuat "biasa" sih bisa2 aja, cuma karena ada "muatannya" jadi ginih deh :D
*ribet mikir finishingnya ^_^
*padahal awalnya finishingnya ketika sang istrinya menyentakkan kesadarannya, jadi para pembaca baru ngeh, bahwa dia telah beristri ketika masih menyimpan rasa terhadap wanita lain :)
gubraks juga deh, si nisa ramadhaninya pemalu, dia ngga begitu suka bertemu banyak orang gituh, apalagi klo sampe ketemu novi :D
@intibumi
hihihihihihi, iya alhamdulillah ^_^
@lussy
hmmmm.. boleh juga nih, nanti diingetin deh, supaya klo cerpen ini diangkat ke layar lebar....
... agar ngga pake diri kamu sebagai penata musiknya :P
@fika
wew... yang daftar itu acara milad SK atuh :)
eh, kamu tanggal 29 juli sudah ada di jakarta belum...? klo ada di jakarta, bisa ikutan tuh acara SKnya ^_^
@temanhati
hmmmmm... klo itu mah namanya nikah sirri
saya pribadi cenderung tidak setuju, karena kan pernikahan itu mesti diumumkan, sebarluaskan kepada banyak orang :)
*apalagi klo nikah secara agama aja, dan tidak banyak orang yang tau, akan merugikan pihak wanitanya, karena tidak memiliki kekuatan secara hukum
*halah, kok jadi nyambung ke nikah sirri, poligami, dst ya :D
*dah OOT nih :toe:
@musimbunga
hihihihihi... saya usahakan bu sekretaris ^_^
*tapi kayaknya dah ada planning deh nih :)
@malambulan biru
hihihihihi... senangnya dikomentari penulis ^_^
*gimana ya kalo dapat sms seperti itu, dari seorang wanita yang besoknya mau menikah... fiuh....
saya sudah cek kok, tanggal 27 juli 2008 itu hari minggu :D
“Mohon doa restu dan kesediaanya tuk menghadiri pernikahan kami, Minggu, 29 Juli 2009, pukul 12.00-15.00.......Sabang "
ReplyDeletesecara mo buat walimahan sekalian birthday party jd ngirit biaya pesta hehehehe
Datang ya pin *ngarang mode on* hahahaha
ooo... jadi...? jadi...? beneran ni? ihiiii... -p
ReplyDelete@akmal
ReplyDeleteow, jadi tanggal 27 juli toh tanggal lahirnya ^_^
nodong traktiran ah :D
@desi
hayyah :P
waaah....tanggalnya kok pas banget ama jadwal ana balik ke Jakarta ya pin?! ^_^
ReplyDeletewekkkk salah baca tanggal ya pin..............dibuka dong kacamata item nya (hehehe emg pake kacamata ??? ;P)
ReplyDeletetanggal 29 july lageeeeeee...........
hmm boleh aja nodong kok.........ditunggu disini hahaha (kira2 bs ga ya nyampe sini tanggal segitu ;D )
@umam
ReplyDeleteow, baru balik ke jakarta toh, kan pas toh waktunya ^_^
btw, emang dari mana..?
@akmal
oh iya, salah baca :hihi: lagi pula tahun 2009 :P
doain aja, semoga saya bisa ke Inggris tahun itu ^_^ amin
*masih disana kan tahun segituh? :)
Amiiiiiiiiinn......di do'ain ipin bisa ke Inggris segera. mau dijemput pake limosin plus karpet merah pin?? hehehe
ReplyDeletewuihhhhhhhhh kalo 2009 insy ga perlu ke Inggris lg buat hadir pin,,,,cukup ke Sabang aja ^_^
lagian sapa yg betah ampe 2009 di england.............ogahhhhhhhhhhhhhh
eh tiket pulang-pergi ga dilampirin di undangan lho ya hihihi
wakakaka...om ipin!!Syukron jazakallah. Duh serasa jadi artis cerpen nih...hmm, cerita yang menyedihkan!!Dan mengharukan...merinding nih baca ni cerpen, mana jadi biang keladi kemelut di jiwa tokohna ni...hwaaaaaaaaaa, tanggal 27 Juli tuh ke Jogja aja om!! da Nas Gor spesial deh...nyam..nyam...ntar tunggu cerpen tandingand ari Cha!! hehe...(sarah azizty tu nama siapa sih??????)
ReplyDelete