Di sebuah gedung pertemuan, sebuah acara kajian keislaman sepertinya baru saja selesai digelar. Ramai. Para peserta pria dan wanita keluar ruangan, beberapa masih asyik berbincang-bincang, beberapa lainnya lainnya sudah berada di parkiran, mempersiapkan kendaraannya untuk beranjak pulang.
Di dekat pintu utama wanita, terlihat dua orang sedang berbincang-bincang. Seorang muslimah yang memakai jilbab coklat sedang asyik berbincang dengan seseorang seorang muslimah dengan jilbab putih. Mereka terlihat akrab, terkadang ada tawa dan canda yang menyelingi perbincangan mereka.
Seorang pria datang mendekat. Muda usianya, mungkin baru sekitar 25 tahun, jenggotnya tipis di dagu dengan rambut hitam lebat berbelah samping.
"Assalamualaikum", pria tersebut menyapa wanita berjilbab coklat. Pandangannya tidak tertuju langsung kepada sang wanita, tapi dialihkan kearah lain. Sedikit menunduk.
"Wa'alaikumsalam", sahut mereka berdua, nyaris serempak.
"Ukhtina, maukah nanti engkau pulang bersamaku? Aku bersedia mengantarkanmu pulang", sang pria bertanya pelan. Pandangan sang pria tersebut masih tidak mengarah kepada mereka berdua.
Sang muslimah berjilbab coklat menyahut, "iya", ia jawab pelan, disertai anggukan kecil.
Temannya yang berjilbab putih terlihat sedikit keheranan, alis matanya terangkat. Dalam benaknya, agak sedikit ganjil jika orang yang bukan mahram saling antar-jemput seperti ini.
"Baiklah jika begitu, aku akan menunggumu di parkiran motor", sang pria mengeloyor pergi.
Semakin bingunglah sang muslimah berjilbab putih. Seorang ikhwan-akhwat berboncengan motor bersama. "Oh no..."
"Eh, kamu kok begitu sih, emang dia siapa, eh inget ya, mesti jaga adab-adab pergaulan dunk", sang jilbab putih terlihat bersemangat mengingatkan saudari barunya. Terlihat sepertinya mereka juga baru saja saling berkenalan hari itu. Bla.. bla.. bla... sang wanita berjilbab coklat diceramahi habis-habisan.
"Habis bagaimana, aku sudah terlanjur cinta sama dia", sang wanita membela diri, sebuah pembelaan yang terdengar lemah. Ia tertunduk. wajahnya sayu.
"Oh my God", pekik sang wanita berjilbab putih, "ngga ada cinta sejati sebelum nikah, inget itu ya".
"Eh, jangan-jangan dia itu suamimu?", sang wanita berjilbab putih mulai terlihat ragu.
Sebuah tawa kecil terdengar, sang wanita berjilbab coklat menahan tawanya sembari menutupkan tangan ke mulutnya. Ia terkekeh-kekeh kecil. Tawanya terlepas.
"Iya", katanya sambil tertawa, "mas-ku memang suka ngerjain orang gituh", badannya terguncang menahan tawa.
"Dasar kamu ya", ujar sang muslimah yang berjilbab putih, ia mencubiti perut sang muslimah berjilbab coklat, teman barunya.
*mencontek ide cerita "Menunggu Kamu"-nya si Desi Puspitasari
17 July 2008
[cerpen] Pria yang Menawarkan Tumpangan Kepada Sang Muslimah Berjilbab Coklat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
haha... masih bagusan punyaku. halah. hehe... sip de buat mas Ipin ;)
ReplyDelete:D datang juga yang punya ide :hihi:
ReplyDeleteya iyalah, kamu kan udah profesional gituh lho ^_^
mohon bimbingannya ya ;) hihihihi %peace%
dpt ilmu baru...
ReplyDeletehehehe....
tambah lagi.. masih polos nih...
belum profesional. biasa aja, ah. kalau cantik mah iya. heheh... ^^v
ReplyDeletesamasama sedang belajar :)
hm.. biasa aja.
ReplyDeletewekekekekekek.....
ReplyDeletenot bad...
ReplyDelete@urvan
ReplyDeleteilmu apaan va :P
@desi
gubraks deh, kayaknya, narsisnya saya butuh belajar juga ^_^
@nisa
kritik n sarannya dunk, biar lebih bagus :)
@nundaadkar
:D
@celotehandessy
thanks ^_^
tinggal merealisasikannya aja...didunia realita antum sudah ditunggu oleh teman-teman akhwat...
ReplyDelete:D
ayo para akhwat buruan daftar..
ReplyDeletesebntar lagi Ipin mo ke kalimantan...
akhir bulan pendaftaran ditutup...
:D
@umuazzam
ReplyDeleteweks... :D
@urvan
hayyah... dasar, promosiin diri sendiri dulu ajah yaw :P
tp makasih deh atas bantuan promosinya ^_^ hihihihi
promosi lagi..
ReplyDeleteburuan...
hari senin bsok harga naik 25 %
[iklan property mode ON]
seruuuuuuuuu boleh juga jebakannya.....bikin geeli dech bacanya.
ReplyDeleteTapi bagus kok
biasa aja,
ReplyDeletehm.. kayaknya ipin gak ada bakat jadi penulis humor deh..
@urvy
ReplyDeletehayyah, masih ngerusuh aja disini :toe:
hush2x.... [mode ngusir: on]
@ivonie
makasih atas apresiasinya ^_^
tapi emang terlalu singkat banget, terlalu cepat, jadi ngga terbentuk emosinya :D
@nisa
iya2, tau deh, yang anak FLP, beda dah levelnya :P
saran dan kritiknya dunk, biar menjadi luar biasa ^_^ %peace%
halah,, gada hubungannya ama FLP,
ReplyDeleteemang ipin gada bakat buat melucu ^_^
makanya kesannya garing gtu.
@bandel..
ReplyDeleteipin itu bidangnya di Romantic... bukan Humor..
hehe...
@Ulfa
ReplyDeleteember,, kalo masuk humor sih emang gak pantes.
@nisa
ReplyDeletewataw, saya lagi belajar jadi penulis serba bisa nih ^_^
ini lagi latihan nih, dikasih input2 perbaikan dunk :P
@urvan
wekekeke... lagi coba pindah genre ^_^
kita duet aja yuk. bikin romantis lucu. hehe...
ReplyDelete@desi
ReplyDeletewah, suatu kehormatan bagi saya klo bisa duet sama dirimu ^_^
ok2x... tawaran diterima :D
selanjutanya gimana.? :)
bikin album kompilasi. duet maut dangdut kan? hehe :D
ReplyDeleteheheheh..... boleh juga tu ilmu ngerjain orangnya...
ReplyDelete