29 August 2009

Do'a adalah Senjata

Doa Sebagai Senjata Seorang Mukmin. Doa-doa dan lafal-lafal bagaikan senjata untuk melindungi diri. Senjata akan memiliki arti bukan karena tajamnya saja, akan tetapi juga karena orang yang menggunakannya.Jika sebuah senjata memiliki kesempurnaan, tak ada cacat sedikitpun, tangan penggunanya kuat memainkannya, dan tak ada faktor penghalang dari luar, otomatis senjata tersebut akan mampu membunuh musuh. Namun jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, maka senjata itu tidak akan memiliki pengaruh seperti yang diinginkan. Demikian pula jika kandungan doa tidak baik atau si pendoa tidak konsentrasi antara hati dan lisannya, atau karena ada faktor penghalang dikabulkannya doa, mana doa tersebut tidak akan menimbulkan pengaruh.  (hal 23 buku Penawar Hati yang Sakit, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)

[Flash Fiction] Merah Putihku


“Hari ginih masih upacara…! Huuuuu, nggga zaman lagih…” suara tawa meledek bergema dari segerombolan remaja!

Adelaid, Australia, 17 Agustus 2009, matahari masih malu menampakkan sinarnya, walau langit sudah mulai beranjak terang, mengusir kegelapan malam.

Zanikha mulai melangkahkan kaki keluar apartemen, teman-teman se-apartemen-nya, sesama pelajar di negeri Kangguru, baru pada keluar kamar, masih sibuk mengusir rasa kantuk, mengusap-usap mata mereka.

“Jadi kalian yakin nih ngga mau ikutan upacara tujuh belasan di KBRI..?” tanyanya sembari berjongkok, mengencangkan tali sepatu.

“Ah males ah, udah 60 tahun kita merdeka, tapi masih gitu-gitu ajah kok! Percuma!” sahut salah satu anak.

Ah, apakah mereka tidak tahu kalau Indonesia merdeka tahun 1945..? berarti sudah 64 tahun!

“Ya sudah, terserah kalian deh,” ujar Zanikha santai, “dasar pada ngga punya nasionalisme nih,” tambahnya sambil bercanda.

Pintu berwarna coklat muda tertutup. Brak! Zanikha menuruni tangga, mantap melangkah.

“Wah, hebat juga ya si Nikha, niat dia tuh, jauh-jauh ke KBRI cuma buat upacara doang,” riuh-rendah teman-temannya berkomentar selepas dia pergi.

“Hehehe, pada ngga tahu mereka, klo moment-moment seperti ini, biasanya disediain makanan khas Indonesia. Wong saya ke KBRI bukan buat ngejar upacaranya kok, tapi ngejar makan gado-gado lamongan! Kangen masakan indonesia euy,” batin Nikha tertawa…



---000---

Balikpapan, 29 Agustus 2009
Syamsul Arifin

*Dibuat untuk mengikuti Lomba Cerita Foto Blogfam 2009 (http://forum.blogfam.com/index.php?topic=12574.0)


28 August 2009

SMS Ramadhan

Cuma mau nyimpen nama-nama yang sewaktu mau bulan puasa kemarin, ngirimin sms-sms “minta maaf dan selamat berpuasa”:

Pa Sutrisno JWR, Wahyu SMC, LienLasaka myQ, Pohan KL, Fajar SWC, Purwanto PSU, Nabeel myQ, Pa Edy MPS, Yadi 09, Catur SMC, Rio PKIP, Ichamary myQ, Kang Cecep myQ, Heldi N SMC, Lia S1-02, Dhana 34, Mulan Kremas, Aini BNI, Adita A LQ2, Rita K3-02, Ilyas SMC, Wahyu LQ, Kamhas myQ, Aswin, Elda Ekst, Hema MIKRM02, Dedi Priansyah.


Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga Ramadhan tahun ini lebih baik dari Ramadhan tahun sebelumnya (amin) 

26 August 2009

Jangan Pernah Curang

Para pemenang tidak pernah curang, dan orang-orang curang tidak akan pernah menang. The winner never cheat, and the cheater never win!

20 August 2009

Bekerja dengan Cinta

Pekerjaan kecil akan terasa besar tanpa cinta/hasrat, dan pekerjaan besar akan terasa ringan/mudah/kecil jika dikerjakan dengan penuh suka/cinta. Be positive, motivated, and enthusias

Cintai Pekerjaanmu

Jika cinta dan kompetensi bersatu, lahirlah karya besar. Cintai pekerjaanmu, dan kerjakan apa yang kamu suka/senangi/cinta

19 August 2009

Optimisme

Orang yang pesimis melihat kesulitan dalam setiap kesempatan, sedang orang yang optimis melihat kesempatan dalam setiap kesulitan. Be positive and optimis

15 August 2009

Maafkanlah...

Manusia tempatnya lupa dan salah. Kesalahan dilakukan, dan hanya mereka yang berjiwa besar, yang punya hati cukup lapang, dapat memberikan kemaafan (walau tanpa diminta)

12 August 2009

Blogging Ramadan Competition

By  Art & Culture Team

Believing that Muslim culture is rich, diversified, and inspired by Muslims' writings and thoughts, Art & Culture Page is launching "Blogging Ramadan" Competition. Blogging Ramadan is fashioned to be a platform for Muslims to participate with their reflections on the meaning of Ramadan and how they celebrate it in the light of their cultures' diversity.

Competition's Guidelines:

The Blog Theme:

You are invited to blog on the theme of "What Ramadan Means to Me" and write in one of the following three topics:

1- What is your understanding of the significance of the holy month of Ramadan?

2-  How is Ramadan celebrated in your community or in your family?

3-  Do you feel that Ramadan is celebrated incorrectly in some communities? If yes, outline what you would think should be corrected and how positive change could be encouraged and implemented.

Rules:

1. Blog post should be on the theme of "What Ramadan Means to Me"

2. All entries should be in English

3. Entries should be no longer than 700 words, not less than 500 words.

4. Abusive and irrelevant content will not be accepted

5. Personal photos are optional to be sent along with the post

6. Participants are requested to submit their posts to bloggingramadan At iolteam Dot com along with a short profile that includes their background, study field, interests, and country of origin.

Deadline:

All entries should be submitted to bloggingramadan At iolteam Dot comwith "Ramadan Competition" in the subject field no later than September 5, 2009.

Winner's Announcement:

The three winners will be announced after the occasion of`Eid-Al-Fitr.

Judges:

A group of A & C's professional writers and well-known bloggers will constitute the judge panel. Click here to read their profiles in full.

Prizes:

1. The three prize winners will receive a certificate from IslamOnline.net as being "IOL bloggers of the year". Their entries will be featured through a special column on Art & Culture Page to set a model. They will be welcomed to join Art & Culture's Blog team and to submit future writings.

2- The entries of the 10 runners-up will be selected and their names will be published on Art & Culture Blog with a short profile for each writer.


Source: http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?c=Article_C&cid=1248187696774&pagename=Zone-English-ArtCulture%2FACELayout

Mistakes do happen

Mistakes do happen. When it does, fix it, don’t let it repeated. Repent, use it as a lesson learned, and be careful

09 August 2009

Syukuri Nikmat dengan Ibadah

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. (QS. Al-Kautsar: 1-2)

Disadari ataupun tidak, ada begitu banyak kenikmatan yang telah Allah SWT limpahkan kepada kita. Kenikmatan iman-Islam, kenikmatan memiliki keluarga, rumah/tempat tinggal, pekerjaan/penghasilan, kesehatan, pakaian, makanan-minuman, dan seterusnya. Bahkan kalau kita mau menghitung-hitung kenikmatan yang telah Allah SWT berikan kepada kita, tentu kita akan merasakan kelimpungan, disebabkan saking banyaknya nikmat/anugerah yang kita terima.

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat lalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (QS. Ibrahim: 34)

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nahl: 18)

Mensyukuri kenikmatan adalah sebuah kewajiban. Dan memang hanya itu pilihan yang tersedia, kalau kita mengaku sebagai seorang muslim.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)

Ibnu Qayyim Al-Jauzi mengatakan bahwa syukur itu mempunyai lima pilar pokok, yaitu: kepatuhan orang yang bersukur kepada Pemberi nikmat, mencintai-Nya, mengakui nikmat dari-Nya, memuji-Nya atas nikmat-Nya dan tidak menggunakan nikmat yang diberikan-Nya untuk sesuatu yang tidak Dia suka.

Seseorang yang mendapatkan kenikmatan/anugerah, harusnya menjadi pribadi yang pandai bersyukur. Dan seseorang yang bersyukur harusnya semakin baik pula ibadahnya. Karena ia sadar, bahwa kenikmatan-kenikmatan yang ia terima, berasal dari Allah SWT semata, dan hal itu justru semakin mendekatkannya kepada sang pemilik karunia.

Jangan sampai setelah menerima karunia, malah semakin lalai dirinya, membuatnya semakin jauh dari Allah SWT, dan semakin merosot amal ibadahnya. Bahkan bukan hanya sekedar kufur nikmat, tetapi juga kenikmatan/karunia tersebut menjadi fasilitas yang mempermudah dalam berbuat kemaksiatan. Naudzubillahhimindzalik...!

Semoga Allah SWT mengampuni, memberikan cahaya hidayah, dan menjaga kita semua dari hal semacam itu (amin).



---000---

Balikpapan, 9 Agustus 2009
Syamsul Arifin

08 August 2009

myQers Kaltim ^_^


Sewaktu rihlah ke Tenggarong. Mampir2 ke Museum Mulawarman, makan siang + sarapan di samping sungai Mahakam, Pulau Kumala, dan Museum Kayu
Ki-ka: ali_imran - Rial_abdirrahman - Fitrah (temannya Rial) - ipin4u
Ikut juga dalam tim: LienLasaka, Nur Annisa Rahmah dan mawar jingga

Beberapa dokumentasi bareng myQers Kaltim :)
Ada yang lagi jalan2, makan2, atau sekedar kumpul2.

myQers adalah sebutan bagi para user di situs forum myQuran.org (situs komunitas muslim Indonesia). Di myQuran.org terdiri dari berbagai macam topik, dengan beraneka-ragam user, pokoknya berwarna-warni lah :)

Seruw, asyik, jadi gabung deh :topOK: O0 ^_^






01 August 2009

Cobalah

Kita tidak akan pernah mengetahui sebesar apa keberhasilan yang dapat kita capai, jika kita tidak mencoba

Pembelaan terhadap Jilbab Saudari Kami

Ibnu Hisyam meriwayatkan dari Abdullah bin Ja‘far bin al-Musawwir bin Makhramah dari Abu Uwaha bahwa, seorang wanita Arab datang membawa perhiasannya ke tempat perdagangan Yahudi Bani Qainuqa‘. Ia mendatangi seorang tukang sepuh untuk menyepuhkan perhiasannya. Ia kemudian duduk menunggu sampai tukang sepuh Yahudi itu menyelesaikan pekerjaannya. Tiba-tiba datanglah beberapa orang Yahudi berkerumun mengelilinginya dan minta kepada wanita Arab itu, secara diam-diam si tukang sepuh itu menyangkutkan ujung pakaiannya yang menutup seluruh tubuhnya pada bagian punggungnya.

Ketika wanita itu berdiri terbukalah aurat bagian belakangnya. Orang-orang Yahudi yang melihatnya tertawa gelak-bahak. Wanita itu menjerit minta pertolongan. Mendengar teriakan itu, salah seorang dari kaum Muslimin yang berada di perniagaan itu secara kilat menyerang tukang sepuh Yahudi dan membunuhnya. Orang-orang Yahudi yang berada di tempat itu kemudian mengeroyoknya hingga orang Muslim itu pun mati terbunuh. Tindakan orang-orang Yahudi yang membunuh orang Muslim itu menyebabkan kemarahan kaum Muslimin, sehingga terjadilah peperangan antara kaum Muslimin dengan orang-orang Yahudi Banu Qunaiqa‘.

Itulah sedikit kutipan dari Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Dr. Muhammad Sa'id Ramadhani Al-Buthy.

Hari ini, jeritan wanita muslimah yang sedang mempertahankan kehormatan jilbabnya juga bisa kita dengar dengan nyaring. Tangisan, kesedihan dan kesulitan para muslimah menggema dari berbagai pelosok dunia. (baca berita-berita di situs warnaislam.com dan islamonline.net)

Di Prancis dan Turki, masih juga berlaku larangan Berjilbab. Di berbagai negara yang katanya menjunjung tinggi demokrasi dan kebebasan individu, menerapkan sistem yang rasis, pelarangan jilbab terjadi di lembaga-lembaga pemerintahan dan juga institusi-institusi umum. Bahkan pembunuhan!

Siapakah yang akan menyongsong untuk membela mereka, mendukung pilihan mereka untuk tampil menjadi pribadi muslimah yang bertakwa..?

Maafkan aku saudariku, belum bisa berbuat apa-apa untuk kalian…

Aku hanya bisa mendoakan, semoga Allah meneguhkan keimanan dalam dada kalian, memudahkan urusan dan mengangkat kesulitan kalian, dan menggantinya dengan manisnya kebahagiaan.

Bertakwalah kepada Allah, dan pegang teguhlah kehormatan jilbab kalian… Sesungguhnya kalian lebih baik dari pada para bidadari surga!



---000---

Samarinda, 1 Agustus 2009
Syamsul Arifin