30 October 2018

Yaumul Hisab

Di yaumul hisab/hari perhitungan amal (pahala-dosa) nanti, membawa dosa kepada Allah itu lebih ringan dari pada membawa dosa kepada sesama manusia.

Sebab Allah maha pengampun, sedang manusia, di hari itu akan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan diri masing-masing.

Ketika ada piutang dosa orang terhadap dirinya, pasti akan diambil.

Pahala amal kebaikan kita akan diberikan kepada orang yang kita zalimi atau kalau kita tidak punya cadangan pahala lagi, maka dosa orang tersebut akan ditransfer ke kita sebagai balasan atas kezaliman kita.

Karenanya, selama di dunia ini, berhati-hatilah dalam bertindak (di dunia offline maupun online). Termasuk urusan perkataan (dan juga tulisan/postingan).

Jangan menyebarkan keburukan orang lain (ghibah), terlebih lagi berita bohong tentang mereka (fitnah).

Jangan merasa ringan, jika sembarangan sharing, forward atau posting sesuatu. Sebab semua hal dicatat, dan tidak ada yang luput dari catatan (hal besar maupun kecil).

Seorang hamba akan ditunjukkan catatan amalnya, hingga ia takut karena tidak ada hal yang terlewat olehnya,

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَا وَيْلَتَنَا مَالِ هَٰذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا ۚ وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا ۗ وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

"Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya,” dan mereka dapati (semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menzhalimi seorang jua pun."
(QS. Al-Kahf: 49).

---000---

Balikpapan, 21 Oktober 2018
Syamsul Arifin

Bersikap baik terhadap orang bodoh itu susah

Ada suatu hadits yang menarik tentang seorang Arab badui yang kencing di ujung masjid Rasulullah. Orang-orang marah, tapi Rasulullah menahan orang-orang, dan setelah si badui tadi menuntaskan kencingnya, beliau menyuruh orang agar menyiram bekas kencing itu dengan air.

Suatu hadits yang mungkin kita semua pernah mendengarnya.

Di balik pelajaran fiqh mengenai cara mensucikan bekas najis, ada pelajaran sulit mengenai bagaimana bersikap terhadap orang yang bodoh, yaitu bersabar dan berlemah lembut terhadap mereka.

Si Arab badui itu tidak tahu. Jadi apa yang ia lakukan ia anggap bukanlah suatu kesalahan/masalah.

Dalam kehidupan. Kita bisa sangat mudah sekali emosi akibat ketidaktahuan (atau ketidakmautahuan?) orang lain.

Hal yang sepatutnya kita lakukan adalah tetap tenangkan pikiran (atau hati), jangan terpancing emosi, dan cari solusi dengan tetap berlaku lemah lembut.

Mudah? Jelas tidak.

*inspirasidaripembacaanhaditsketikaasardimasjidkantor

---000---

Syamsul Arifin
Balikpapan, 15 Oktober 2018

Nasihat Imam Syafi'i

"Hindarilah telinga kalian dari pendengaran tak senonoh sebagaimana kalian menjaga lidah dari ucapan tak senonoh, sebab orang yang mendengarkan adalah mitra orang yang mengucapkan."

(Nasihat Imam Syafi'i kepada murid-muridnya di buku Biografi Empat Imam, Abdurrahman al-Syarqawi, hal 147)

Konteks nasihat yang menurut saya masih sangat relevan di zaman ini.

Tinggal di-update sedikit:

"Hindari mata & jari kita dari bacaan/foto/video/postingan/chat online yang tidak senonoh/tidak baik sebagaimana kita menjaga mulut kita dari berbicara hal yang tidak senonoh, sebab orang yang mendengarkan/membaca/melihat postingan adalah mitra/kawan yang memposting."

?