Di Indonesia, berlaku hukum jahiliyah, siapa yang dekat dengan kekuasaan (terutama hukum) dan punya uang, dialah yang berkuasa.
Kejagung (Kejaksaan Agung) -yang ngga se-agung namanya- keukuh menuntut Indosat dan M2 karena dianggap merugikan negara, padahal negara (dalam hal ini Kementrian Komunikasi dan Informatika) udah bilang kalau perjanjian antara Indosat dan M2 itu sah dan tidak melanggar peraturan apapun.
Bisa baca beritanya di kompas.com
Telkomsel juga pernah divonis pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga, suatu hal yang ngga masuk akal, bahkan bagi orang awam sekalipun. Ya lucu lah! Beritanya di sini
Begitu juga dengan kasus Bioremediasi Chevron Pasific Indonesia, Kejagung maksa banget menggulirkan kasus ini ke pengadilan. Bisa dibaca beritanya di detik.com
Bukan cuma ke korporasi, tapi lembaga negara itu juga saling "memakan" lembaga lagi, semisal drama KPK - Polri (cicak vs buaya).
Dan banyak lagi hal-hal yang ga jelas, membuat investor (yang baik) mikir beribu-ribu kali dengan kejelasan dan perlindungan hukum bisnis di Indonesia. Jadilah dunia kerja kita ini dipenuhi pengusaha-pengusaha yang ga jelas/busuk/penipu karena permainan yang dilakukan dibalik layar dengan oknum-oknum jahat yang seharusnya jadi pembela hukum.
Begitulah hidup di negara yang berlandaskan hukum manusia. Banyak mudharat atau kerugiannya.
Saatnya kita semua kembali ke hukum syariat. Dimana keadilan ditegakkan tanpa memandang bulu. Yang lemah menjadi kuat di mata hukum, dan yang kuat menjadi lemah dimata hukum.
Dan semoga kedepannya, lebih banyak orang-orang shalih yang menjadi penguasa, pejabat, pemegang tampuk kepemimpinan, pemain peran vital, sehingga bumi Indonesia bergerak/melaju dengan profesional dan dilimpahi keberkahan.
Sebagai penutup, mengutip pidato Abu Bakar ketika diangkat menjadi khalifah:
“Wahai manusia, aku telah diangkat menjadi pemimpin kalian padahal aku bukan orang yang terbaik dari kalian. Oleh karena itu, bila kebijakanku nanti baik maka dukunglah aku. Namun jika melenceng maka tegur dan luruskan aku.Kejujuran adalah amanah dan kedustaan adalah pengkhianatan. Orang yang lemah (terzalimi) dari kalian di sisiku (yakni di mata pemerintah) adalah orang yang kuat sampai aku berikan haknya, insya Allah. Orang yang kuat (tapi zalim) di sisiku adalah orang yang lemah sehingga aku mengambil darinya hak orang yang terzalimi, insya Allah. Tiada suatu kaum yang meninggalkan jihad fi sabilillah melainkan Allah akan menimpakan kehinaan kepada mereka. Tidaklah kekejian menyebar pada suatu kaum kecuali Allah akan meratakan azab atas mereka. Taatilah aku selagi aku (kebijakanku) menaati Allah dan Rasul-Nya. Namun bila aku menyelisihi Allah dan Rasul-Nya maka kalian tidak wajib taat kepadaku (dalam kemaksiatan itu).”
Semoga Allah menjadi kita sebagai orang-orang yang selalu istiqomah *amin.
Sumber gambar: di sini
---000---
Balikpapan, 13 Februari 2013
Syamsul Arifin
No comments:
Post a Comment