16 September 2017

Dari Kesalehan Pribadi Menuju Kesalehan Sosial

Kurban adalah salah satu ibadah berorientasi vertikal dengan dampak horizontal. Tujuan qurban adalah mendekatkan diri kepada Allah bagi pengurban, tapi manfaatnya terasa sampai ke masyarakat luas.

Di kota Balikpapan saja, Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DPPP) Balikpapan mengestimasi keperluan hewan kurban sebesar 3.000 ekor sapi dan 1.500 kambing. Sementara untuk ukuran provinsi, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur memperkirakan kebutuhan hewan kurban sebanyak 11.543 sapi dan 6.932 ekor kambing untuk kebutuhan Idul Adha tahun ini.

Dengan angka tersebut, bisa dibayangkan berapa banyak warga yang tersentuh distribusi pembagian daging kurban. Sekitar 2 juta warga Kaltim yang akan menerima bingkisan daging kurban!

Yang awalnya adalah usaha seorang muslim untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhannya, menjadi usaha nasional atau bahkan global untuk meningkatkan taraf gizi banyak orang.

Secara nasional, konsumsi daging sapi di Indonesia masih sangat rendah, hanya 2,2 kg per kapita/tahun. Kalah jauh dengan negara-negara Eropa, seberat 45 kg per kapita/tahun, atau 20 kali lipat lebih banyak. Bahkan dibandingkan negara tetangga saja, Singapura dan Malaysia, konsumsi dagingnya masih lebih banyak, sebesar 15 kg per kapita/tahun.

Alhamdulillah, dengan adanya momentum Idul Adha, masyarakat memperoleh kesempatan untuk memperbaiki asupan gizi hewani yang mengandung protein, zat besi, dan vitamin.

Ibadah kurban juga memiliki efek pengganda ekonomi yang besar karena menggerakkan beragam aktifitas ekonomi yang ada di masyarakat. Bukan hanya ada aktifitas jual beli hewan, tapi juga melibatkan jasa angkutan, pemotongan hewan, pemeriksaan hewan, pembiakkan hewan, dan lain sebagainya.

Jika diasumsikan 1 sapi seharga 18 juta Rupiah dan 1 kambing seharga 3 juta Rupiah, maka setidaknya ada pergerakan uang sebesar 228,5 milyar di Kaltim. Sektor riil ekonomi semakin berputar dengan adanya momen Idul Adha.

Dari prosesi kurban, kita pun belajar banyak ke dalam jiwa. Belajar untuk berbagi, belajar untuk tidak terlalu mencintai harta kepemilikian, dan belajar mengerti, bahwa harta kita sebenarnya bukanlah apa-apa yang kita pakai, kita kenakan, atau kita miliki, tapi harta kita sebenarnya adalah apa-apa yang kita belanjakan di jalan Allah, yang pada akhirnya akan menjadi tabungan kebaikan kita di hari akhir nanti.

Selamat menjadi pribadi yang saleh kaum muslimin yang telah berkurban, semoga keikhlasannya diganjar keridhaan Allah SWT. Terima kasih juga karena telah membentuk kesalehan sosial dengan berbagi kebaikan kepada sesama, turut menggerakkan ekonomi masyarakat, dan turut memperbaiki taraf gizi orang banyak.


---000---

Balikpapan, 2 September 2017

Syamsul Arifin, SKM. MKKK.
Praktisi K3 Balikpapan


Referensi:
·         Kaltim Siapkan 11.837 Sapi Hadapi Idul Adha. http://kaltim.antaranews.com/berita/39753/kaltim-siapkan-11837-sapi-hadapi-idul-adha
·         Balikpapan Perlu 4.500 Hewan Kurban. http://kaltim.tribunnews.com/2017/08/01/balikpapan-perlu-4500-hewan-kurban
·         Konsumsi daging sapi orang Indonesia masih rendah. http://www.antaranews.com/berita/527724/konsumsi-daging-sapi-orang-indonesia-masih-rendah
·         5 Pelajaran dari Ibadah Qurban dan Haji. https://rumaysho.com/8990-pelajaran-ibadah-qurban-haji.html


======================================

Tulisan ini dimuat di kolom opini koran Tribun Kaltim edisi Senin, 4 September 2017, hal 10.

No comments:

Post a Comment