Satu-satunya orang yang selalu ingin aku kalahkan (lebih baik darinya) adalah diriku sendiri di masa lalu.
Terus menerus menjadi lebih baik, setiap waktu.
Maka, -terinspirasi dari perkataannya Trevor Noah- kalau kita teringat kelakuan diri kita sendiri di masa lalu, dan tersadar, bahwa sepertinya apa yang kita lakukan dulu adalah bodoh, maka hal itu sebetulnya wajar saja.
Berarti kamu telah mampu berintrospeksi, mengevaluasi diri, atau mungkin dirimu saat ini sudah lebih baik dari dirimu di masa lalu.
Ada sekelompok orang (bodoh) yang tidak sadar kalau dirinya bodoh. Maka, lumrah ketika kita tidak tahu kalau kita telah melakukan kesalahan, terus melakukan kesalahan itu.
Kita tidak tahu apa yang kita tidak tahu.
Ada satu tingkat di atas level tersebut (tidak tahu kalau dirinya tidak tahu), yaitu: tahu kalau dirinya tidak tahu. Ini lebih baik.
Setidaknya ia akan jadi pribadi pembelajar (mau mencari tahu), tidak sombong (sok tahu) dan rendah hati kepada yang lebih tahu.
Kembali ke judul, tidak perlu malu kalau teringat hal bodoh yang telah dilakukan dulu, akui saja -kalau perlu diiringi istigfar-, langkah pertama perbaikan.
Jangan mengingkari apalagi menyalahkan orang lain atas kelakuan salah kita.
Ambil pelajaran, dan teruslah belajar.
Semoga dengannya kita bisa menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
---000---
Balikpapan, 18 April 2018
Syamsul Arifin
No comments:
Post a Comment