08 November 2017

Nyaris Sesar

Jam 12 malam, kami ke Rumah Sakit Pertamina. Sekitar 15 menit berkendara dari rumah.

Masuk IGD, kemudian menunggu untuk masuk ruang bersalin di lantai yang terpisah. Setelah selesai mengurus administrasi dan ruang rawat inap. Istri diobservasi di kamar bersalin. Sudah pembukaan 4.

Bidan berkomunikasi dengan dokter kandungan, dr Ida.

Jam 7 pagi, dokter datang, sudah pembukaan 7-8. Ketuban dipecah.

Sampai jam 9, tidak ada perkembangan pembukaan. Dokter menyatakan ini perlu di sesar, karena sudah tidak ada perkembangan pembukaan, seharusnya 2 jam cukup untuk pembukaan penuh.

Tidak ada pilihan lain.

Peralatan melahirkan normal yang sudah disiapkan, kemudian dirapihkan kembali. Ruang operasi sudah dipesankan. Bahkan dokter anestesi juga sudah dikoordinir untuk hadir segera ke RS. Baju melahirkan istripun diganti baju operasi.

Kami hanya bisa pasrah.

Tapi Alhamdulillah, ternyata ada mules susulan. Saya panggil bidan untuk memeriksa, ternyata bukaannya sudah penuh.

Dokter Ida kembali dipanggil, tadinya beliau sudah bersiap untuk operasinya. Peralatan melahirkan dikembalikan. Bahkan dokter anestesi dan ruang operasi dibatalkan dengan cara ditelpon yang disangkutkan pada jilbab bidannya, karena dia juga sibuk mempersiapkan peralatan untuk melahirkan.

Alhamdulillah, anak kembar kami bisa lahir dengan normal. Pukul 9.34 dan 09.39.

03 November 2017

Anak Kembar (Arti Nama)


Alhamdulillah telah lahir anak kami #3 (perempuan, 2,9 kg, 50 cm) dan #4 (perempuan, 2,8 kg, 51 cm), lahir normal jam 09.34 wita dan 09.39 wita, 29 Oktober 2017.

Kami memberinya nama:

[ ] Hanah El Ghaziyah
[ ] Maryam El Fathiyyah

Hanah adalah nama istri Imran, ibu kandung Maryam, wanita suci.

Sedang Ghaziyah adalah bentuk muannats (isim/kata benda feminim) dari kata ghazi yang berarti menawan hati dan akal karena kecantikannya. Secara bahasa, ghaziyah berarti yang menginginkan, yang bertujuan, yang pergi ke medan perang - jenis mata uang kuno yang digantungkan wanita di lengan atau kakinya sebagai hiasan.

Maryam, sudah umum diketahui, adalah nama ibu kandung Isa al-Masih a.s.

Fathiyyah adalah bentuk muannats dari fathi yang merupakan nisbah kepada kata fath, artinya pertolongan, kemenangan, dan kebaikan.

Semoga Hanah el Ghaziyah dan Maryam el Fathiyyah menjadi anak-anak yang shalihah, cerdas, sehat, cantik, dan membanggakan kedua orang tuanya di dunia dan akhirat. *amin

Kami yang berbahagia,
Syamsul Arifin dan Ridha Innatika.

14 October 2017

Rasialisme, Musuh Kemanusiaan

Mengapa penembakan di Las Vegas yang membunuh 58 orang dan melukai lebih dari 500 orang tidak dilabeli sebagai "serangan teroris"? Apakah mungkin karena penyerangnya berkulit putih dan bukan muslim?

Meski memiliki 47 senjata dan bertindak gila (menembak para korban yang sedang menonton konser dari lantai 32 hotel), tetap saja, dia tidak dianggap teroris.

Rasialis adalah suatu hal yang nyata, termasuk negara yang katanya hebat, Amerika.

Beberapa waktu lalu, penulis menonton Daily Show yang dipandu Trevor Noah, ada episode dimana ideologi pendukung presiden Trump diuji. Terlihat betul bagaimana pendukung presiden ini memiliki pola pikir yang bisa dibilang absurd.

Misalnya, mereka berkata menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, menjaga toleransi, menghormati agama, tapi ketika disebut Islam, tidak akan toleran terhadapnya; menghormati wanita, tapi mencaci Hillary, dll. Bisa dilihat videonya di Youtube (Putting Donald Trump Supporters Through an Ideology Test: The Daily Show).

Bahkan, The Blaze, salah satu media corong konservatif, pendukung presiden US, juga berusaha menjelaskan bahwa label teroris tidak diberikan karena motif pelaku belum diketahui.

Sesederhana itu?

Tidak sederhana sepertinya, karena ada isu pengendalian senjata, undang-undang pembatasan senjata yang sejak zaman Obama berusaha digulirkan, terganjal pebisnis di industri itu. Lobi pebisnis pendukung presiden/partainya, dan mungkin, pada dasarnya, sifat rasialisme yang manusiawi ada dalam diri setiap manusia.

Rasialisme didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai (1) prasangka berdasarkan keturunan bangsa; perlakuan yang berat sebelah terhadap suku bangsa yang berbeda-beda; (2) paham bahwa ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul. 

Merefleksikan hal tersebut ke dalam diri sendiri. Saya jadi tersadar -bahwa sepertinya- salah satu revolusi besar dalam awal sejarah Islam -menurut saya- bukan tentang penguasaan wilayah-wilayah, tapi bagaimana menghancurkan rasialisme yang telah mengakar kuat di dalam budaya umat manusia. Merasa lebih baik dari orang lain.

Maka tidak heran, ketika dulu Islam muncul, perlawanan terbesar dari para bangsawan yang takut dominasinya akan binasa, karena nantinya mereka akan sejajar dengan orang-orang.

Jauh sebelum revolusi Perancis, sebelum Maximilien Robespierre menggaungkan slogan liberté, égalité, fraternité (kebebasan, persamaan, dan persaudaraan) -yang sekarang menjadi motto negara, Islam telah mengajarkan prinsip-prinsip kesetaraan. Tidak membeda-bedakan manusia atas warna kulit, asal suku/asal negara, yang dilihat hanyalah keimanannya.

Sedemikian pentingnya hal ini, sampai Nabi Muhammad SAW ketika haji wada, mengingatkan agar menjauhi rasialisme, sepotong khutbah Nabi dari peristiwa akbar itu adalah:

“Wahai sekalian manusia, ingatlah bahwa Rabb kalian itu satu, dan bapak kalian juga satu. Dan ingatlah, tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas orang ‘Ajam (non-Arab), tidak pula orang ‘Ajam atas orang Arab, tidak pula orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, dan tidak pula orang berkulit hitam di atas orang berkulit merah; kecuali atas dasar ketaqwaan.”  (HR. Ahmad).

Karena pada akhirnya, lahir dengan warna kulit apa, di kota apa, dari orang tua/keluarga siapa, adalah takdir yang tidak dapat kita pilih. Lain dengan keimanan dan amal shaleh, yang merupakan pilihan bebas kita sebagai manusia merdeka.

Kalau mau beriman, mau belajar agar berilmu, dan mau beramal shaleh, maka kamu akan menjadi orang mulia. Sesederhana itu saja.

Rasialis mungkin sama juga seperti dosa pertama yang mengeluarkan iblis dari surga, karena merasa lebih baik dari Adam yang diciptakan Allah dari tanah -sedang iblis dari api, sehingga menolak perintah Allah untuk sujud (menghormati) Nabi Adam A.S.

Rasialis juga yang menjadikan 'monster' seperti Hitler yang menganggap bangsa Arya lebih baik dari bangsa lain, sehingga merasa berhak menjajah.

Maka, ini pelajaran mahal bagi kita, agar tidak berbuat/bersikap rasialis.

Jangan merasa lebih baik dari orang hanya karena memiliki warna kulit berbeda, suku berbeda, keturunan bangsawan, merasa lebih baik dari orang karena status pekerjaan berbeda, pakaian berbeda.

Ingatlah, hanya iman, ilmu, dan amal, yang akan membuat dirimu tinggi, atau rendah, dalam pandangan Tuhan sang pencipta, tempat kembali kita.



---000---

Syamsul Arifin, SKM. MKKK.
Praktisi K3 Balikpapan

Referensi:
·         British Broadcasting Corporation (BBC). Las Vegas shootings: Is the gunman a terrorist? Diakses di: http://www.bbc.com/news/world-us-canada-41483943
·         The Blaze. A quick look at why the Las Vegas shooting is not being called ‘domestic terrorism’. http://www.theblaze.com/news/2017/10/04/a-quick-look-at-why-the-las-vegas-shooting-is-not-being-called-domestic-terrorism/
·         The Daily Show with Trevor Noah. Putting Donald Trump Supporters Through an Ideology Test: The Daily Show. Diakses di: https://www.youtube.com/watch?v=Y4Zdx97A63s
·         Muslim.or.id. Ahli Bait, Bukan Sekedar Pengakuan. Diakses di: https://muslim.or.id/8782-ahli-bait-bukan-sekedar-pengakuan.html



======================

Postingan ini dimuat juga di kolom opini, halaman 10, Tribun Kaltim, edisi 13 Oktober 2017.


16 September 2017

Talk Show Radio IDC FM, Keselamatan ketika Banjir

6 September 2017 lalu, saya mengisi program safety talk, radio talk show di IDC FM, Balikpapan. Mewakili Uniba, kami membahas topik keselamatan ketika banjir.

Note: ada kesalahan penyebutan efek air balloning, seharusnya efek hydroplaning, ketika roda ban tidak 'menggigit'/mencengkram jalan karena ada lapisan air.

Silakan didengarkan di rekaman yang suah diupload di youtube berikut:


Dari Kesalehan Pribadi Menuju Kesalehan Sosial

Kurban adalah salah satu ibadah berorientasi vertikal dengan dampak horizontal. Tujuan qurban adalah mendekatkan diri kepada Allah bagi pengurban, tapi manfaatnya terasa sampai ke masyarakat luas.

Di kota Balikpapan saja, Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DPPP) Balikpapan mengestimasi keperluan hewan kurban sebesar 3.000 ekor sapi dan 1.500 kambing. Sementara untuk ukuran provinsi, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur memperkirakan kebutuhan hewan kurban sebanyak 11.543 sapi dan 6.932 ekor kambing untuk kebutuhan Idul Adha tahun ini.

Dengan angka tersebut, bisa dibayangkan berapa banyak warga yang tersentuh distribusi pembagian daging kurban. Sekitar 2 juta warga Kaltim yang akan menerima bingkisan daging kurban!

Yang awalnya adalah usaha seorang muslim untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhannya, menjadi usaha nasional atau bahkan global untuk meningkatkan taraf gizi banyak orang.

Secara nasional, konsumsi daging sapi di Indonesia masih sangat rendah, hanya 2,2 kg per kapita/tahun. Kalah jauh dengan negara-negara Eropa, seberat 45 kg per kapita/tahun, atau 20 kali lipat lebih banyak. Bahkan dibandingkan negara tetangga saja, Singapura dan Malaysia, konsumsi dagingnya masih lebih banyak, sebesar 15 kg per kapita/tahun.

Alhamdulillah, dengan adanya momentum Idul Adha, masyarakat memperoleh kesempatan untuk memperbaiki asupan gizi hewani yang mengandung protein, zat besi, dan vitamin.

Ibadah kurban juga memiliki efek pengganda ekonomi yang besar karena menggerakkan beragam aktifitas ekonomi yang ada di masyarakat. Bukan hanya ada aktifitas jual beli hewan, tapi juga melibatkan jasa angkutan, pemotongan hewan, pemeriksaan hewan, pembiakkan hewan, dan lain sebagainya.

Jika diasumsikan 1 sapi seharga 18 juta Rupiah dan 1 kambing seharga 3 juta Rupiah, maka setidaknya ada pergerakan uang sebesar 228,5 milyar di Kaltim. Sektor riil ekonomi semakin berputar dengan adanya momen Idul Adha.

Dari prosesi kurban, kita pun belajar banyak ke dalam jiwa. Belajar untuk berbagi, belajar untuk tidak terlalu mencintai harta kepemilikian, dan belajar mengerti, bahwa harta kita sebenarnya bukanlah apa-apa yang kita pakai, kita kenakan, atau kita miliki, tapi harta kita sebenarnya adalah apa-apa yang kita belanjakan di jalan Allah, yang pada akhirnya akan menjadi tabungan kebaikan kita di hari akhir nanti.

Selamat menjadi pribadi yang saleh kaum muslimin yang telah berkurban, semoga keikhlasannya diganjar keridhaan Allah SWT. Terima kasih juga karena telah membentuk kesalehan sosial dengan berbagi kebaikan kepada sesama, turut menggerakkan ekonomi masyarakat, dan turut memperbaiki taraf gizi orang banyak.


---000---

Balikpapan, 2 September 2017

Syamsul Arifin, SKM. MKKK.
Praktisi K3 Balikpapan


Referensi:
·         Kaltim Siapkan 11.837 Sapi Hadapi Idul Adha. http://kaltim.antaranews.com/berita/39753/kaltim-siapkan-11837-sapi-hadapi-idul-adha
·         Balikpapan Perlu 4.500 Hewan Kurban. http://kaltim.tribunnews.com/2017/08/01/balikpapan-perlu-4500-hewan-kurban
·         Konsumsi daging sapi orang Indonesia masih rendah. http://www.antaranews.com/berita/527724/konsumsi-daging-sapi-orang-indonesia-masih-rendah
·         5 Pelajaran dari Ibadah Qurban dan Haji. https://rumaysho.com/8990-pelajaran-ibadah-qurban-haji.html


======================================

Tulisan ini dimuat di kolom opini koran Tribun Kaltim edisi Senin, 4 September 2017, hal 10.

Mudik Selamat, Selamat Mudik

Lebaran sebentar lagi. Sebagian keluarga mulai mempersiapkan pernak-pernik lebaran berupa ketupat, baju baru, atau mengecat rumah, sedang sebagian keluarga lainnya sudah bersiap mengepak baju untuk menempuh ratusan kilometer menuju kampung halamannya.

Beberapa hal perlu diperhatikan pemudik agar tradisi tahunan menjelang hari raya ini berjalan lancar dan aman.

Tips meninggalkan rumah

Pertama, jangan mudah sharing informasi bahwa anda akan mudik sekeluarga, baik bercerita langsung ke orang-orang maupun posting di sosial media. Apalagi memberikan detail lengkap akan pergi ke mana, alamat rumah, dan periode keluar rumahnya. Info ini bisa dimanfaatkan orang yang tidak bertanggungjawab untuk mencuri.

Ceritakan hanya  kepada orang yang anda percaya semisal tetangga dekat, ketua RT, atau satpam lingkungan. Mintalah mereka sesekali mengecek kondisi rumah ketika ada bepergian.

Kedua, untuk menghindari bahaya kebakaran, pastikan peralatan listrik (AC, TV, kulkas, dispenser, charger handphone, dll) dalam keadaan mati. Cabut kabel perangkat dari stop kontak guna memastikan. Cabut regulator gas dari tabung gas.

Ketiga, pasang sensor otomatis untuk lampu di teras. Ada beberapa tipe sensor lampu, ada yang diaktifkan dengan pengaturan waktu, ada juga yang aktif jika pencahayaan kurang/sudah malam. Hal ini bermanfaat sehingga orang tidak tahu tidak ada orang di rumah, kerena ketika siang hari lampu teras akan mati dan ketika malam hari lampu akan otomatis menyala.

Keempat, pastikan pintu, jendela, garasi terkunci rapat. Jika diperlukan, pasang kunci pengaman tambahan.

Tips selama perjalanan

Pertama, perhatikan kondisi tubuh, terutama jika bepergian bersama kelompok rentan seperti bayi, wanita hamil, dan lansia. Perjalanan panjang membutuhkan kondisi fit. Pastikan cukup istirahat sebelum bepergian.

Bawa obat-obatan pribadi, bekal makanan, dan pastikan keluarga cukup minum untuk menghindari dehidrasi. Jika membawa kendaraan sendiri, atur irama perjalanan, berhentilah ketika letih/mengantuk, jangan memaksakan diri. Disarankan anda beristirahat setiap 4 jam.

Kedua, jaga keselamatan keluarga dan barang bawaan. Tidak menutup kemungkinan ada copet yang memanfaatkan kesibukan anda mengelola barang bawaan dan keluarga. Pastikan dompet dan barang berharga selalu dalam pengawasan. Pastikan anak-anak terutama yang kecil, selalu dalam pengawasan untuk menghindari tercecer dan hilang di tengah keramaian.

Ketiga, jika berencana membawa kendaraan pribadi, periksa kondisi kendaraan sebelum berangkat. Ada baiknya membawa kendaraan ke bengkel untuk pemeriksaan menyeluruh sebelum bepergian.

Pastikan spare-part kendaraan (misalnya ban cadangan) tersedia, dokumen kendaraan lengkap, dan bahan bakar terisi penuh untuk menghindari mogok di tengah kemacetan.

Patuhi rambu lalu-lintas, hindari melawan arus dan melebihi batas kecepatan berkendara. Perhatikan kondisi jalan; berkendaralah lebih hati-hati ketika infrastruktur jalan rusak, lampu penerangan jalan kurang, atau kondisi hujan.

Keempat, jaga motivasi/semangat keluarga ketika mudik. Tidak jarang kemacetan yang  panjang, antrian yang mengular, menurunkan emosi. Jaga dengan selalu melihat sisi positif bisa bepergian menghabiskan waktu bersama keluarga-mengunjungi anggota keluarga lainnya, dan siapkan hiburan (bacaan, mainan, camilan, dan tetap bergembira) selama perjalanan.

Terakhir, berdoalah. Semoga Allah menjaga harta yang anda tinggalkan, dan menjadikan perjalanan anda lancar dan menyenangkan.

Selamat mudik, semoga mudiknya selamat.



---000---


Penulis: Syamsul Arifin, SKM. MKKK.
Praktisi dan pengajar K3 Balikpapan

Referensi:


==========================================

Tulisan ini dimuat juga di kolom opini Tribun Kaltim, 23 Juni 2017, hal 10.
Atau versi webnya di: http://kaltim.tribunnews.com/2017/06/23/mudik-selamat-selamat-mudik

Ramadhan, Titik Awal Berhenti Merokok

31 Mei lalu diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia atau World No Tobacco Day. World Health Organization (WHO) mengambil tema “tembakau – ancaman perkembangan (bangsa)” untuk perayaan tahun ini.

Direktur umum WHO, Dr Margaret Chan mengatakan bahwa tembakau memperbesar kemiskinan, menurunkan produktifitas ekonomi, berkontribusi pada pilihan makan di keluarga miskin (lebih memilih rokok ketimbang makanan sehat-bergizi), dan mencemari udara dalam ruangan.

Parahnya, untuk konsumsi rokok, Indonesia menempati ranking tertinggi (pertama) se-negara di ASEAN dengan rata-rata konsumsi sebanyak 1,322 batang per orang per tahun.

Yang menyedihkan, konsumsi rokok di keluarga miskin jauh lebih besar dibandingkan pengeluaran penting lainnya semisal untuk pendidikan, kesehatan, telur, susu, dan daging.

Survei keluarga nasional, Badan Pusat Statistik (BPS) 2011 menunjukkan bahwa pengeluaran untuk rokok 5 kali lebih besar dari pengeluaran untuk telur dan susu, 6,5 kali lebih besar dari biaya pendidikan, 6,5 kali lebih besar dari biaya kesehatan, dan 9 kali lebih besar dari pengeluaran untuk konsumsi daging!

Sepertinya orang miskin lebih memilih ‘makan’ rokok ketimbang makan daging?



Ada yang berkata bahwa dengan merokok, kita membantu meningkatkan ekonomi petani tembakau dan meningkatkan pendapatan negara? Faktanya, data Kementerian Kesehatan menunjukkan, meski negara menerima cukai rokok sebesar Rp. 55 triliun (tahun 2010), pengeluaran makro akibat rokok jauh lebih besar, mencapai Rp. 245,41 triliun (pembelian rokok 138 triliun, hilangnya produktifitas akibat cacat di usia muda 105,3 triliun, dan pengeluaran perawatan medis 2,11 triliun). Data ini menunjukkan bahwa kerugian akibat rokok lebih besar dari manfaat ekonomi yang dihasilkan.

Sudibyo Markus, Direktur Indonesia Institute for Social Development mengatakan bahwa orang terkaya nomor 1 dan 2 di Indonesia adalah pemilik industri rokok, sementara hidup petani tembakau terseok-seok; komoditas tembakau yang dihasilkan oleh petani justru dinikmati oleh industri rokok besar.

Penelitian mengenai kondisi petani tembakau di Indonesia yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas (LD-FEUI) bekerjasama dengan Tobacco Control Support Center (TCSC) atau Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) juga menunjukkan bahwa kondisi petani tembakau menunjukkan informasi yang memprihatinkan.

Upah buruh tani tembakau yang diterima lebih rendah dari rata-rata upah nasional. Rata-rata upah harian buruh tani tembakau sebesar Rp 15.899 per hari atau sekitar Rp 413.374 perbulan dengan asumsi 26 hari kerja.

Bahkan hasil penelitian juga menunjukkan sebanyak 65% responden buruh tani tembakau menyatakan ingin mencari pekerjaan lain. 64% nya menyatakan ingin beralih ke usaha lain seandainya ada usaha lain dengan keuntungan lebih besar atau minimal sama.

Saya tidak akan menjelaskan mengenai bahaya merokok, kandungan racun yang ada dalam sebatang rokok, efek buruknya bagi kesehatan, dan kerugian ekonomi yang didapat dari pilihan merokok, yang akan saya ungkapkan selanjutnya adalah himbauan untuk memanfaatkan momentum puasa di bulan Ramadhan untuk memulai langkah awal menghentikan kebiasaan buruk, merokok.

Secara bahasa, puasa berarti “menahan”, sedang secara istilah, puasa berarti “menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga matahari terbenam, dengan disertai niat”. Salah satu yang dapat membatalkan puasa adalah merokok.

Ustadz Ahmad Sarwat, Lc., MA. menjelaskan, seluruh ulama sepakat bahwa menghisap rokok bila dilakukan pada siang hari Ramadhan, maka hal itu membatalkan puasa.

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin menasihati, bulan Ramadhan adalah waktu tepat bagi orang yang memiliki tekad kuat untuk meninggalkan rokok yang jelek dan bisa mendatangkan bahaya.

Waktu ini adalah kesempatan yang baik untuk meninggalkan rokok karena sepanjang siang, seseorang harus menahan diri dari hal tersebut. Sedangkan di malam hari, dia bisa menghibur diri dengan hal-hal yang mubah seperti makan, minum, jalan-jalan ke masjid, atau berkunjung ke majelis orang sholih.

Untuk meninggalkan kebiasaan merokok, seseorang juga hendaknya menjauhkan diri dari para pecandu rokok yang bisa mempengaruhi dia untuk merokok lagi.

Apabila seorang pecandu rokok setelah sebulan penuh meninggalkan rokoknya (karena momen puasa yang dia lalui), ini bisa menjadi penolong terbesar baginya untuk meninggalkan kebiasaan rokok selamanya, dia bisa meninggalkan rokok tersebut di sisa umurnya.

Bulan Ramadhan inilah kesempatan yang baik. Waktu ini janganlah sampai dilewatkan oleh pecandu rokok untuk meninggalkan kebiasaan rokoknya selamanya.

Semoga Allah memberikan hidayah kepada pecandu rokok untuk meninggalkan kebiasaan rokok selamanya setelah dia berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan yang penuh berkah, Amin Ya Rabbal Alamin.



---000---

Penulis: Syamsul Arifin, SKM. MKKK.
Praktisi dan pengajar K3 Balikpapan

Referensi:
Abduh Tuasikal, Muhammad. Saatnya Meninggalkan Rokok di Bulan Ramadhan. Di akses di: https:// rumaysho.com/456-saatnya-meninggalkan-rokok-di-bulan-ramadhan.html, 1 Juni 2017
Sarwat, Ahmad. Merokok Membatalkan Puasa, Kalau Terhisap Asap Rokok? Di akses di: http:// www.rumahfiqih.com/x.php?id=1404119033, 1 Juni 2017
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia. Orang Terkaya RI Pemilik Industri Rokok, Tapi Petani Tembakau Terseok. Di akses di: http://www.kspi.or.id/orang-terkaya-ri-pemilik-industri-rokok-tapi-petani-tembakau-terseok.html, 1 Juni 2017
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. Menelisik Kesejahteraan Petani Tembakau. Di akses di: http:// ylki.or.id/2011/10/menelisik-kesejahteraan-petani-tembakau/, 1 Juni 2017
World Health Organization. World No Tobacco Day 2017: Beating tobacco for health, prosperity, the environment and national development.  Di akses di: http://www.who.int/mediacentre/news/ releases/2017/no-tobacco-day/en/, 1 Juni 2017
Pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan RI. Perilaku Merokok Masyarakat Indonesia, berdasarkan Riskesda 2007 dan 2013. Di akses di: http://www.depkes.go.id/resources/ download/pusdatin/infodatin/infodatin-hari-tanpa-tembakau-sedunia.pdf, 1 Juni 2017
Katadata. Konsumsi Rokok Per Kapita Indonesia Tertinggi di ASEAN. Di akses di: http://databoks. katadata. co.id/datapublish/2016/08/31/konsumsi-rokok-per-kapita-indonesia-tertinggi-di-asean, 1 Juni 2017
Kadir, Ruslan. Konsumsi Rokok Penduduk Indonesia yang Mengkhawatirkan. Di akses di: https:// indonesiana.tempo.co/read/51291/2015/10/13/kadirsst/konsumsi-rokok-penduduk-indonesia-yang-mengkhawatirkan, 1 Juni 2017
Sabiq, Sayyid. 2008. Fiqih Sunnah, bab Puasa, hal 621. Jakarta


=========================================
Tulisan ini dimuat juga di kolom opini Tribun Kaltim, edisi Sabtu 3 Juni 2017, hal 10.

20 August 2017

Waspada Predator Seks Anak [Lomba Blog #TantanganPengasuhanEraDigital]

Kejahatan terhadap anak semakin marak dan parah. Yang terbaru di media, kekerasan seksual berbasis dunia maya yang melibatkan penjahat berkedok pedofilia dan pemerkosaan.

Data yang ada memang menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Contohnya di Penajam Paser Utara, Antara Kaltim menyebutkan bahwa selama periode Januari-Agustus 2016, terdapat 39 kasus kekerasan seksual terhadap anak, atau meningkat sebesar 77% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Di Balikpapan, datanya lebih mengerikan. Tahun 2016, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Balikpapan mencatat telah terjadi 149 kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan, atau meningkat 359% dibanding tahun sebelumnya.

Beberapa hal bisa kita lakukan dalam lingkup kecil keluarga untuk mencegah anggota keluarga masuk ke dalam daftar korban maupun pelaku kejahatan keji ini.

Pertama, batasi kegiatan online anak. Bukan hal umum, bahwa sosial media bagaikan pedang bermata ganda, di satu sisi bisa menghubungkan kita dengan orang yang jauh, tapi di sisi lain, sudah banyak contoh kejahatan yang dimudahkan dengan adanya platform pertemanan sosial semisal Facebook.

Ingatlah, orang bisa terlihat baik, sopan, peduli dan penuh perhatian di tampilan sosial medianya, padahal di dalam hatinya menyimpan niat jahat.

Bijaklah jika hendak memberikan anak smartphone yang memiliki akses internet atau paket data. Karena dengan klik-klik singkat, si anak bisa saja nyasar di rimba konten pornografi online yang pada akhirnya akan membuatnya kecanduan, penasaran, dan mungkin saja membangkitkan keinginan/dorongan kuat untuk mempraktekkan.

Temani jika anak hendak berselancar di dunia maya. Taruh komputer di ruang keluarga, jangan biarkan anak berselancar web melalui laptop pribadi di kamarnya, karena ketiadaan pengawasan dari orang tua, bisa menjadi celah bagi anak berbuat khilaf dan memberikan peluang bagi teman chatting predator anak anda.

Kedua, filter tontonan anak (film, sinetron, bahkan kartun sekalipun) yang mengandung konten percintaan. Semakin sering terpapar roman picisan percintaan, tidak jarang penonton ABG menjadi terobsesi dan bersaing dalam memiliki pacar ketimbang mengejar prestasi akademik; serta tidak risih dalam melakukan praktek mesum yang diawali dengan pelukan, ciuman, dan seterusnya.

Ketiga, perhatikan teman main anak dan jangan lengah terhadap orang dekat. Banyak kejahatan terhadap anak dilakukan oleh pelaku yang kenal baik dengan korban, seperti yang dinyatakan Komisi Nasional Perlindungan Anak, 72% kejahatan seksual itu dilakukan orang dewasa atau lingkungan terdekat korban.

Kenali siapa saja teman main anak. Kalau perlu, undang dan biarkan mereka main di rumah. Lebih baik rumah berantakan dan agak repot sedikit karena mempersiapkan jamuan, dari pada anak main di tempat orang yang kita tidak tahu apa yang mereka perbuat.

Jangan merasa aman kalau anak dititipkan pengawasannya pada orang dekat semisal orang tua tiri, paman, sepupu, tetangga, supir atau teman dekat, karena ada contoh kejadian kekerasan seksual nyata yang dilakukan oleh pihak-pihak tersebut.

Jangan juga merasa aman kalau usia teman main anak masih kecil. Di Lampung, ada kejadian anak kelas 1 SD memperkosa anak TK. Mengerikan!

Keempat, sadarilah, di dunia ini, entah karena paparan konten pornografi, godaan syaitan, ataupun karena lemahnya iman, siapapun bisa berbuat dosa. Termasuk figur yang seharusnya dihormati semisal tokoh agama, tenaga pengajar, tokoh masyarak atataupun profil pekerjaan yang kita anggap mulia.

Ajari anak sentuhan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Latihlah dengan bermain peran, sehingga anak tahu apa yang mesti dilakukan jika berada dalam kondisi tersebut. Tidak jarang, anak akan bingung karena mereka biasanya diajari untuk taat/patuh terhadap orang yang lebih tua, atau terhadap profesi tertentu.

Ajari cara untuk melawan, bagaimana harus berteriak, dan bersikap tegas ketika menerima perlakuan yang tidak menyenangkan, serta harus melapor atau bercerita ke siapa. Meskipun wanita, tidak ada salahnya dilatih untuk membela dirinya sendiri.

Kelima, jalin komunikasi yang terbuka dengan anak. Luangkan waktu bermain dan bercerita. Buat dia nyaman dengan anda sebagai orang tua, terutama dengan ayah.

Dr. David Popenoe, sosiolog dan Co-Director di National Marriage Project Rutgers, Universitas New Jersey, mengatakan bahwa anak yang banyak berinteraksi dengan ayahnya memiliki IQ lebih tinggi dibanding anak yang tak cukup berinteraksi dengan sang ayah.

Studi Father Involvement Research Alliace juga menunjukkan bahwa anak yang dekat dengan ayah cenderung memiliki emosi yang stabil. Saat dewasa dia akan lebih percaya diri dan bersemangat dalam mengeksplorasi potensi diri untuk merealisasikan ide serta impian.

Dengan begitu, diharapkan anak tidak akan mencari pelampiasan emosi/kebutuhan kasih sayang dengan berpacaran yang berpotensi negatif dan merugikan karena sudah tercukupi perhatian, dan kebutuhan emosi/kasih sayang dari rumah.

Keenam, terakhir, berdoalah kepada Allah agar Ia menjaga buah hati anda. Karena Ia Maha Kuasa dan Maha Perkasa, meskipun berkumpul seluruh jin dan manusia berusaha mencelakakan anak anda, jika Tuhan tidak berkehendak, maka tidak akan mungkin terjadi keburukan padanya. Maka dari itu, segarkan kembali keimananmu, dan perbaiki ibadahmu, semoga dengannya Allah berkenan menjawab doa dan memberikan kita kebahagiaan berupa anak yang sehat, selamat, dan membanggakan kita di dunia dan akhirat.

 
Sarah dan Yusuf sedang main laptop


---000---

Diposting untuk mengikuti Lomba Blog #TantanganPengasuhanEraDigital #TantanganPengasuhanEraDigital #LombaBlogYKBH

Penulis:
Syamsul Arifin, SKM. MKKK.
Praktisi dan pengajar K3 Balikpapan


Referensi:

03 May 2017

Mengelola Kegagalan Manusia

Setiap orang akan berbuat salah, tidak peduli seberapa baik pelatihan yang pernah mereka dapatkan dan seberapa baik motivasi yang mereka miliki.

Di tempat kerja, konsekuensi kegagalan manusia (human failure) bisa berakibat fatal. Analisis kecelakaan kerja menunjukkan bahwa kegagalan manusia berkontribusi pada hampir sebagian besar kecelakaan kerja dan paparan bahaya kesehatan. Banyak kecelakaan yang serius, semisal Piper Alpha dan Chernobyl, diinisiasi oleh kesalahan manusia.

Untuk menghindari kecelakaan dan gangguan kesehatan pekerja, perusahaan harus mengelola kesalahan manusia dengan serius mempergunakan langkah teknis dan rekayasa engineering yang sesuai.

Tantangan yang dihadapi yaitu bagaimana membuat sistem kerja yang toleran terhadap kesalahan manusia dan bagaimana mencegah terinisiasinya kesalahan manusia.

Untuk mengelola kesalahan manusia secara proaktif, proses analisis risiko dapat dipergunakan dengan memperhatikan beberapa hal:
  • Mengidentifikasi potensi kesalahan manusia yang signifikan
  • Mengidentifikasi faktor-faktor yang bisa membuat kesalahan manusia semisal disain yang tidak baik, hal-hal yang dapat mengalihan fokus pekerja, target waktu, beban kerja, kompetensi, moral, tingkat kebisingan, dan sistem komunikasi (faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja)
  • Merancang dan mengimplementasikan langkah pencegahan; utamakan disain ulang pekerjaan atau peralatan.
Penting untuk diingat bahwa kesalahan manusia tidak terjadi secara acak. Memahami alasan terjadinya kesalahan dan faktor-faktor yang memperparah kesalahan akan membantu kita untuk merancang langkah pencegahan yang efektif.

Ada dua tipe kegagalan manusia: kesalahan dan pelanggaran. Kesalahan manusia (human error) adalah tindakan atau keputusan yang tidak disengaja. Pelanggaran (violation) adalah sengaja menyimpang dari peraturan atau prosedur.

Contoh tipe kesalahan manusia yaitu luput (slip) atau khilaf (lapse), “tindakan yang tidak berjalan seperti yang direncanakan” atau tindakan yang tidak sengaja dilakukan. Luput dan khilaf biasanya terjadi ketika melakukan langkah pekerjaan yang umum (luput: salah menekan tombol, membaca gauge yang salah; sedangkan khilaf: lupa menjalankan satu langkah di prosedur).

Tipe kesalahan di atas biasa terjadi pada pekerjaan yang tidak membutuhkan konsentrasi tinggi walaupun pekerja telah mendapatkan pelatihan prosedur yang intensif. Kesalahan seperti ini tidak bisa dihilangkan dengan memberikan pelatihan tambahan, tapi dengan memperbaiki disain untuk mengurangi tingkat kemungkinan/likelihood dan menyediakan sistem kerja yang lebih toleran terhadap kesalahan pekerja.

Tipe kesalahan manusia lainnya yaitu keliru (mistake), salah dalam memutuskan atau “tindakan yang sengaja dilakukan, tidak tepat”, misalnya meyakini suatu tindakan sudah benar, padahal salah.

Kesalahan ini biasanya terjadi di situasi dimana pekerja tidak tahu cara yang benar untuk melakukan pekerjaan karena hal tersebut merupakan pekerjaan baru dan tidak diharapkan, atau karena pekerja tidak dilatih dengan baik. Terkadang, dalam menghadapi situasi semacam itu, pekerja akan mengingat kembali prosedur/peraturan yang pernah mereka alami yang mirip dengan situasi baru, yang bisa jadi tidak tepat untuk situasi yang baru dihadapi. Pelatihan yang didasari prosedur yang baik adalah kunci menghindari kekeliruan.

Pelanggaran (violation) berbeda dari hal-hal diatas karena pekerja secara sengaja tidak melakukan prosedur dengan benar. Sangat jarang pelanggaran bersifat sabotase, biasanya pelanggaran merupakan hasil dari niat pekerja agar dapat menyelesaikan pekerjaan seefisien mungkin. Hal itu umum terjadi pada peralatan atau pekerjaan yang didisain dan/atau dirawat dengan buruk.

Memahami kejadian pelanggaran dan alasannya adalah penting agar kita dapat secara efektif menghindarinya. Tekanan kelompok (peer pressure), adanya peraturan tidak tertulis, dan pemahaman yang tidak utuh bisa memunculkan pelanggaran.

Ada beberapa langkah untuk mengelola pelanggaran, misalnya mendisain agar tidak ada pelanggaran, meningkatkan deteksi awal pelanggaran, memastikan peraturan dan prosedur sudah sesuai dengan praktek lapangan, dan menjelaskan rasionalitas di balik beberapa peraturan tertentu. Melibatkan pekerja dalam membuat peraturan dapat meningkatkan penerimaan mereka. Memahami akar penyebab pelanggaran adalah kunci untuk mencegah pelanggaran.


Beberapa prinsip yang berguna dalam mengelola kegagalan manusia yaitu:
  • Kegagalan manusia adalah hal yang normal dan dapat diprediksi. Kegagalan manusia dapat diidentifikasi dan dikelola
  • Pengusaha harus mencari cara untuk mengurangi kesalahan manusia secara terstruktur dan proaktif, dengan memperhatikan secara ketat aspek teknis keselamatan. Mengelola kesalahan manusia harus menjadi bagian integral dari sistem manajemen keselamatan
  • Disain pekerjaan yang buruk mungkin rentan terhadap beberapa kombinasi kesalahan manusia dan mungkin diperlukan lebih dari satu solusi pengendalian
  • Perlunya pelibatan pekerja dalam mendisain pekerjaan dan prosedur
  • Analisis risiko harus mengidentifikasi kemungkinan kegagalan manusia pada tahap pekerjaan kritis, dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, dan langkah pengendalian untuk mencegahnya
  • Investigasi kecelakaan harus mencari tahu mengapa pekerja melakukan kegagalan, tidak berhenti pada aspek kesalahan manusia.

Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengelola kegagalan manusia di sistem kerja yang kompleks selain hanya mempertimbangkan aspek tindakan pekerja saja. Ketika menganalisa peran pekerja dalam menjalankan tugasnya, berhati-hatilah untuk tidak terjebak pada hal-hal berikut:
  • Memperlakukan pekerja seakan-akan mereka orang hebat (superman), mampu melakukan intervensi heroik dalam keadaan tanggap darurat
  • Berasumsi bahwa operator akan selalu hadir, cepat mendeteksi masalah, dan dengan segera mengambil langkah yang sesuai
  • Berasumsi bahwa pekerja akan selalu mengikuti prosedur
  • Mengandalkan bahwa pekerja telah dilatih, meskipun pelatihan tidak jelas memberikan hubungan pencegahan atau pengendalian kecelakaan
  • Hanya mengandalkan pelatihan untuk menangangi luput/khilaf
  • Menyatakan bahwa pekerja memiliki motivasi yang tinggi dan tidak akan melakukan kegagalan, baik yang tidak disengaja maupun yang disengaja (pelanggaran)
  • Mengabaikan komponen manusia dan tidak mendiskusikan kinerja manusia sama sekali ketika melakukan analisis risiko
  • Menerapkan teknik pencegahan secara tidak sesuai, misalnya memberikan detail semua pekerjaan lapangan, sehingga kehilangan fokus dan kehilangan sumber daya yang diperlukan pada aspek yang bisa diefektifkan
  • Pada analisis risiko kuantitatif, memberikan kemungkinan dengan pasti bahwa kegagalan manusia diindikasikan dengan tingkat kemungkinan yang sangat kecil sekali, tanpa memberikan sumber asumsi data.
Perusahaan harus mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, apakah asumsi salah tersebut dipakai ketika mengelola faktor manusia.


---000---

Penyusun:
Syamsul Arifin, SKM, MKKK.
Praktisi dan Pengajar K3 Balikpapan

Refensi:

HSE, UK. Human factors: Managing human failures

Konsekuensi Orang Gendut di Offshore

Awal Agustus lalu, salah satu operator raksasa minyak dan gas, Total, di Laut Utara (North Sea) terpaksa harus mengurangi jumlah pekerja di anjungan lepas pantai (offshore platform) Elgin Franklin, setelah inspeksi yang dilakukan oleh otoritas Health and Safety Executive (HSE) menemukan bahwa perahu penyelamat (lifeboat) yang ada di atas anjungan dianggap tidak memadai untuk mengevakuasi seluruh personil jika terjadi keadaan darurat.

Rekomendasi HSE tersebut harus dilakukan karena tidak terpenuhinya persyaratan evakuasi keselamatan lepas pantai.

Panduan HSE No.12 tahun 2008 berjudul “Big Persons in Lifeboats” menyatakan bahwa berat badan pekerja di lepas pantai telah naik secara signifikan dari berat rata-rata 75 Kg yang sebelumnya dipakai pabrikan kelautan untuk mendesain perahu penyelamat, sekoci, dan alat pelontar.

Perahu penyelamat dan sistem evakuasi di laut harus didisain mematuhi kaidah internasional, yang umum dikenal sebagai ‘Safety of Life at Sea’ (SOLAS) atau ‘Keselamatan Jiwa di Laut’.

Sebelum tahun 2000, berat rata-rata yang dipakai sebagai acuan untuk penumpang adalah 75 Kg (saat ini angka yang dipakai SOLAS adalah 82,5 Kg). Berat tersebut memperhitungkan berat penumpang wanita dan anak-anak yang biasanya ada di kapal umum. Namun, di industri migas lepas pantai, tidak ada anak-anak dan hanya ada sedikit wanita, sehingga acuan berat rata-rata yang direkomendasikan oleh Civil Aviation Authority (CAA) dan HSE adalah 98 Kg untuk laki-laki dan 77 Kg untuk wanita.

Disamping itu, regulasi lepas pantai juga menyebutkan bahwa setiap instalasi lepas pantai harus memiliki dua atau lebih perahu penyelamat tertutup yang jika dijumlahkan akan memiliki kapasitas penumpang sebesar 200% dari jumlah pekerja yang ada di atas instalasi.

Panduan ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di lepas pantai untuk meningkatkan sistem evakuasi yang telah ada dan memesan tambahan perahu penyelamat di platform produksi, rig pengeboran, atau kapal suplai, karena perahu penyelamat yang sebelumnya dianggap mampu untuk menampung 90 pekerja, hanya layak untuk menampung 67 pekerja; dan perahu penyelamat beserta sistem pelontar yang didisain untuk 100 pekerja akan mendapatkan beban lebih sebanyak 2300 Kg. Kelebihan berat ini membuat perahu penyelamat melebihi desain kapasitasnya.

Selain di Total, kejadian serupa juga pernah terjadi beberapa tahun lalu.

Husky Energy yang beroperasi di lapangan White Rose, Newfoundland , juga pernah mengurangi pekerja di kapal FPSO (Floating Production Storage and Offloading) Sea Rose yang biasanya 90 pekerja diturunkan menjadi 67 pekerja. Pengurangan kru akibat peraturan ini juga terjadi diatas rig pengeboran Henry Goodrich dan rig pengeboran GSF Grand Banks.

HSE menyarankan bahwa “pengurus atau pengusaha harus mengambil langkah yang memadai untuk menentukan kelayakan ketersediaan perahu penyelamat yang ada di instalasi lepas pantai dengan memperhatikan berat dan ukuran terkini rata-rata pekerjanya.”

Jika disain perahu penyelamat tidak memadai, pengurus atau pengusaha memiliki tiga pilihan, diantaranya:

Pertama, mengganti perahu penyelamat dan sistem pelontar yang ada dengan perahu penyelamat dan pelontar baru yang disainnya mampu menahan tambahan beban sesuai panduan HSE.

Kedua, membatasi jumlah maksimal penumpang yang diperbolehkan mempergunakan  perahu penyelamat, sehingga berat total penumpang sesuai dengan kapasitas desain perahu penyelamat yang sudah ada. Juga diperkenankan untuk menghilangkan peralatan tidak penting yang ada dari dalam perahu penyelamat, untuk mengurangi berat perahu. Namun, penghilangan ini harus memiliki alasan penilaian yang memadai, contohnya, mengurangi cadangan air minum dan bahan bakar perahu penyelamat setelah dilakukan analisa skenario kondisi darurat dan lingkungan tempat kejadian.

Ketiga, di beberapa instalasi, mungkin dapat dilakukan revalidasi atau modifikasi perahu penyelamat dan sistem pelontar agar mendapat kapasitas disain lebih tinggi. Jika langkah ini diambil, pelaksanaannya haruslah dilakukan oleh institusi yang kompeten dan dengan merujuk ke perhitungan, disain gambar teknis, inspeksi peralatan, dan pengetesan berdasarkan petunjuk pabrikan (Original Equipment Manufacturer).

Hal yang patut diperhatikan, untuk fasilitas lepas pantai yang tunduk pada peraturan kelautan, setiap perubahan perahu penyelamat, termasuk perubahan perbekalan yang ada di dalam, harus mendapatkan persetujuan dari badan sertifikasi di negara asal kapal.

Jika dalam pelaksanaan salah satu dari ketiga opsi diatas –jika diperlukan- membutuhkan waktu implementasi yang lama. Dapat dilakukan langkah antisipasi sementara  berupa pemindahan perahu penyelamat yang biasanya tidak dijadikan pilihan utama ketika kondisi darurat, jika berdasarkan analisa risiko, penggunaannya rendah.


---000---

Penulis:
Syamsul Arifin, SKM, MKKK. Grad IOSH.
Praktisi dan Pengajar K3 Balikpapan


Referensi:

· Health and Safety Executive (HSE). Big persons in lifeboats, Offshore Information Sheet No. 12/2008. UK
· Oil and Gas People. Total Forced to Down Man North Sea Platform After HSE Findings. Diakses 28 September 2016 di: https://www.oilandgaspeople.com
· The Telegram. Big workers, small lifeboats. Diakses 28 September 2016 di: http://www.thetelegram.com