29 September 2008

Mudik ke Tegal ^-^

Liputan perjalanan:
Saat ini saya sedang dalam perjalanan ke kampung halaman di Tegal, Jawa Tengah, berangkat bersama segenap keluarga ^-^

Sudah hampir 3 tahun saya tidak benar2 mudik.

Semoga perjalanan tidak terlalu parah kemacetannya (amin) :)

28 September 2008

Mudik ^-^

Sekarang sudah di bandara Sepinggan, Balikpapan, insya Allah dalam perjalanan ke Jakarta. Lagi nunggu boarding, pesawat jam 18.40 wita.

Lho, emang saya orang jakarta? :D he3x
Bukan sih, tapi kan orangtua ada di sana ^-^

Doakan yaw, semoga bolak-baliknya lancar (amin) :)

Tanggal 4 oktober, insya Allah balik lagi ke kota Tepian :ehm:

Bagi yang mudik juga, semoga perjalanan dan kumpul-kumpul dengan keluarganya, menyenangkan ^-^

Cinta (yang Indah dan Bahagia) Harus Saling Memiliki ^_^

*postingan berikut secara spesifik berbicara mengenai masalah cinta kepada non-mahram %peace%

 

Dulu, saya berpendapat bahwa "cinta itu harus saling memiliki", kalau tidak bisa saling memiliki, maka bukan cinta namanya. Namun, seiring berjalannya waktu, saya memahami, bahwa ternyata kenyataan tidaklah selalu mulus dan sesuai dengan harapan.

 

So, pendapat saya sekarang berubah menjadi, "cinta yang indah dan bahagian itu harus saling memiliki" %peace%

 

Cinta itu harus saling memiliki (berjodoh or menikah,-red)

 

Lam yura lil mutahabbiina mitslun nikaahi

yang artinya “Tidak ada yang boleh dilihat (lebih indah) oleh orang-orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan” (HR. Ibnu Majah)

 

So, kalau memang saling mencinta, maka ajukanlah lamaran kepada wali-nya. Agar cinta itu bisa bertemu dalam ikatan yang suci dan penuh barokah (pernikahan,-red).

 

Inilah cinta yang indah dan insya Allah akan membawa kebahagiaan.

 

Syeikh Ibnul Qayyim Al-Jauzi membuat syair yang cukup indah berkaitan dengan hal ini,

 

“Engkau penuhi keinginan hatimu yang bergelora

Dengan bersama kekasihmu, bila ia rela

Jika engkau lakukan itu dalam kehalalan, berbahagialah

(Buku Taman Orang-orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu)

 

Makanya, saya sangat tidak percaya sekali terhadap orang-orang yang saling menyatakan cinta, namun tidak pernah beralih dari sekedar tatanan kata-kata (puisi, rayuan, dst yang gombal) kepada tatanan amal nyata (pernikahan). Sesungguhnya, tidak ada setetespun cinta di hatinya, melainkan hanya sekedar syahwat/hawa nafsu yang diperturutkan, itu pendapat saya.

 

Cinta yang tidak bisa saling memiliki

 

Ada beberapa alasan sehingga akhirnya rasa cinta yang berada dalam dada menjadi tidak berakhir bahagia (tidak seperti yang diharapkan atau dibayangkan).

 

Pertama : penolakan salah satu pasangan

 

Ibnu Abbas ra berkata, “Suami Barirah adalah seorang budak bernama Mughits, seakan-akan aku melihatnya berjalan dibelakangnya sambil menangis, air matanya menetes sampai ke jenggotnya. Nabi SAW berkata kepadaku , “Wahai Ibnu Abbas, tidakkah engkau takjub pada cinta Mughits pada Barirah..." (HR Bukhari)

 

Sebuah kisah cinta bisa berahir di depan penghulu (menikah), jika kedua belah pihak sama-sama saling mencinta (dan wali-nya saling merestui).

 

Jika salah satu pihak tidak memiliki perasaan yang sama (rasa cinta) atau tidak merasa cocok/nyaman (dan alasan-alasan lainnya yang dirasa memberatkannya tuk menikahi orang tersebut), maka wajar dan sah-sah saja jika ia menolak, sehingga impian sebuah pernikahan (bagi pihak yang terlilit rasa cinta) buyar dan hanya sebatas impian saja.

 

Jika ku harus bermimpi

Untuk memilikimu

Jangan pernah sadarkan aku

Dari mimpi indahku

Jika ku harus bermimpi

Tuk dapat menggenggammu

Jangan pernah hidupkan aku

Dari alam mimpiku

(Samson, Jika Harus Bermimpi)

 

Alasan kedua, ketiga, keempat, dst, bisa bermacam-macam, mulai dari ditolak wali-nya (seperti orang-tua-nya) karena berbagai alasan; keduluan (telat melamar) karena telah dilamar lelaki lain (akibat ngumpulin biaya pernikahan terlebih dahulu), dst

 

Saya tidak akan membahas atau mengomentari alasan-alasan penolakan ini ataupun mengomentari sebab-sebab lain yang akhirnya menyebabkan cinta tidak berujung pada pernikahan, karena nanti akan membutuhkan pembahasan yang panjang tersendiri.

 

Yang pasti, alasan utamanya adalah "dia tidak mau menerima anda untuk menjadi pasangan hidupnya" titik. terima itu apa adanya

 

Dia tidak salah dan anda pun (jika memang telah melamarnya meski akhirnya ditolak) tidak salah, kalian cuma tidak jodoh, itu saja.

 

Titik utama yang terpenting dalam hal ini adalah usaha. Apakah anda telah berusaha dengan maksimal, telah berupaya dengan sebaik-baiknya, jika memang telah dilakukan, maka anda cuma tidak jodoh, itu saja.

 

Cinta itu harus indah dan berakhir bahagia

 

Jika memang karena satu dan lain hal, cinta anda tidak berujung pernikahan, maka, hapuslah perasaan itu dari hati anda, buang jauh-jauh ia, tendang dan singkirkan ia dari lubuk jiwa, karena ia hanya akan menjadi penyakit yang merusak saja.

 

Kebohongan dan kedustaan atas nama "cinta yang tidak bisa saling memiliki" harus dihilangkan dari kamus kita. Bacaan cerpen, novel, dan sinetron ataupun film romans picisan yang merusak itu tidak pernah nyata dalam kehidupan anak manusia.

 

Balut cinta kita dengan bungkusan yang indah, balutan keimanan karena Zat yang Maha Memiliki Cinta, Allah subhanahu wa ta'ala. Cinta yang mengarah kepada hal yang diridhoi Allah, pernikahan.

 

Sisanya hanya dusta dan omong kosong belaka, hembusan syaitan yang terkutuk dan suka menyelip diantara celah hati kita.

 

Semoga Allah melindungi kita dari ketergelinciran hati, kekhilafan, dan keterjebakan akibat kebodohan dan rasa keras kepala.

 

Sungguh Allah amat sayang kepada kita, ia Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui Segalanya, Ia pasti akan memberikan yang terbaik untuk kita, jika kita beriman dan bertakwa kepadaNya.

 

Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (QS. An-Nisaa': 29)

 

Semoga Allah mengaruniai kita pasangan yang shaleh/ah dan cinta yang berkekalan bukan hanya di dunia, namun juga abadi di syurga-Nya kelak (amin).

[cerpen] Surat Rindu untuk Ayah

Kepada : Ayahanda tercinta
Di Alam Barzah


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah, Zat yang menggenggam jiwa-jiwa, Tuhan semesta alam, Tempat kembali segala urusan.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad sallahu alaihi wa salam, seluruh keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan orang-orang yang istiqomah mengikuti jejak langkahnya.

Ayah,
Aku mengirimkan surat ini untuk meredam gejolak rindu dalam jiwaku. Sudah berapa lama kah kita berpisah? Sepertinya baru terasa kemarin saja kita jalan-jalan bersama di taman, engkau menggenggam tanganku, berjalan mengelilingi jalan setapak pavingblock menikmati rimbunnya pepohonan taman.

Ayah,
Tidak terasa sudah hampir empat tahun engkau meninggalkan kami. Menuju haribaan Tuhanmu. Ayah, masih ku ingat dengan jelas apa yang kulakukan ketika berita meninggalnya dirimu sampai pada diriku. Yah, aku sedang berada di kelas akuntansi pukul dua siang, pa Imran sang dosenku sedang menjelaskan mengenai migrasi antara dua buku besar, ketika ku terima sms yang menyuruh agar aku pulang ke Malang, aku sudah mendapat firasat, bahwa ini berita mengenai dirimu yang sedang berbaring di rumah sakit. Aku langsung menangis, tak peduli bahwa aku sedang berada di dalam kelas, tak peduli ketika teman-temanku menjadi bingung, dan langsung berlari ke luar ruangan tanpa izin pada dosenku. Air mataku beruraian. Kenapa aku masih berada di kota bodoh ini, sedang aku tahu bahwa engkau sedang sakit berat di sana. Engkau berpesan agar aku konsentrasi dengan studiku, padahal apalah artinya ini semua, tanpa dirimu, motivasiku berprestasi.

Ayah,
Ketika aku sampai di rumah, engkau telah berada dalam gundukan tanah. Masih segar, dengan sedikit taburan bunga. Aku tidak bisa berada di sisimu ketika hari terakhirmu, padahal engkau berada disisiku ketika aku hadir di dunia ini. Engkau rela bolos kerja, untuk menemani mama yang sedang melahirkan diriku.

Ayah,
Masih ku ingat teduh matamu, dan kuat kekar ototmu. Maafkan aku, yang selalu menyusahkan dirimu. Ketika aku mengadu padamu dengan tangisan yang penuh saat diganggu teman-temanku, ketika aku bermain lumpur di bukit kecil tanah merah, ketika aku meminta uang buku, ketika aku meminta baju pesta yang seperti punya Andini, oh.., aku masih ingat masa-masa itu

Ayah,
Baru aku sadar kini, betapa besar cintamu padaku. Cinta yang tak pernah diungkapkan tapi terus dibuktikan dalam keseharianmu. Ibu pernah bercerita, bahwa engkau selalu mencium dahiku dalam lelap tidurku, karena di malam hari, aku sudah tidur sewaktu engkau pulang kerja, dan begitupun di pagi harinya, walau aku selalu protes kepadamu, yang menginginkan waktu bermain bersama-sama seperti ayah-ayah pada umumnya. Dulu aku malu karena ayahku tidak pernah bisa menemaniku, namun kini aku bisa berbangga, karena ayahku ternyata menghabiskan dan mengorbankan banyak hal dalam dirinya, karena cinta kepada diriku, agar aku bisa terus sekolah, agar aku bisa membeli buku yang selalu aku desak dirimu tuk membelinya.

Ayah,
Maafkan aku...

Di usiamu yang senja, engkau masih tetap memikirkan diriku, masih tetap perhatian padaku, meski ototmu tidak sekuat dulu, dan meski rangka tubuhmu tidak setegap dulu.

Ya Rabbi,
Titip pelukan hangat untuk beliau dari diriku, dari salah satu anaknya yang belum bisa berbakti ketika ia masih hidup, dari salah satu hambaMu yang banyak kesalahannya. Oh, aku kangen mencium telapak tangannya, aku rindu dengan tepukan di bahuku, aku rindu pada segala yang ada pada dirinya.

Ya Rabbi,
Luaskanlah kubur ayahku, bukalah pintu-pintu surga disana, ampuni segala kesalahan-kesalahannya. Sungguh jika Engkau tidak mengampuninya, maka aku rela menanggung dosa-dosanya...

Ya Allah cintailah dia sebagaimana beliau mencintai aku, dan perlakukan beliau sebagaimana beliau memperlakukan aku, melebihi dari perlakuannya terhadap dirinya sendiri.


Salam rindu,
Dari ananda.

 

---000---
*100% fiksi karena kedua orangtua ku masih hidup :)
Samarinda, 28092009
Syamsul Arifin

27 September 2008

Kumpulan Puisi Ipin4u ^_^

apakah kau memang sahabatku..?
lalu kenapa kehadiranmu malah membuat beban hati makin menjadi..?

apakah ini memang surat cinta untukku..?
lalu kenapa keseharianmu malah membuat aku benci..?

buat apa aku kembali, kalau nanti hanya untuk kau sakiti..?
sampai kapan aku harus terus percaya? kalau akhirnya hanya tuk dikelabuhi?

siapa yang butuh motivasi..?
aku kah? atau dirimu sendiri..?

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

 

The great blue sky shall meet with the great blue ocean at the end of the horizon

The seagulls fly between them
The wind crosses thru the magical emotion
An old fisherman laughs as he witnessing
Dolphins jumping over, teasing

What meant to be, will gonna be


---


Langit biru yang cerah akan bertemu dengan laut biru yang indah di ujung cakrawala

Burung camar terbang di antara mereka berdua
Sang angin menerobos di tengah keajaiban suasana
Seorang nelayan tua turut menjadi saksi, ikut tertawa
Lumba-lumba berloncatan menggoda

Apa yang telah diciptakan bersatu, akan bersatu jua



24092008
-ipin4u-

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

 

Hujan sudah berhenti
Pertanda pelangi kan terbit sore ini
Menggoreskan warna-warni pada langit sore yang berwarna jingga
Mewakili penggambaran rasa di dalam dada

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

 

Bawa aku ke dalam hatimu
Meski hanya dalam bingkai berwarna kelabu

Lukis hatiku dengan cinta
Meski dengan tinta yang berasal dari air mata...

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

 

Mungkin aku sedang bermimpi
Karena kamu sekarang ada di sisiku
Keindahan dunia yang tak pernah henti ku kagumi
Sedang merajut renda, di tengah senja usia kita
Apakah selama ini aku hidup di alam mimpi?
Ataukah selama ini hidupku seindah mimpi..?


270908

[flash fiction] Warnai Biru Hatiku Meski Potret Kita Terbingkai Kelabu

"Kak.., jangan pergi dulu", wanita dengan terusan rok coklat itu berkata.

Aku menghentikan langkah.

"Buat apa aku tetap tinggal di sini. Toh kita pun tidak akan pernah bisa bersatu"

Desiran angin membuat daun-daun kering pohon mapel berguguran.

"Temani sepiku dengan keheninganku... mungkin", ia terkesan ragu.

Huff.., aku menghela nafas panjang. Seekor angsa berukuran cukup besar di tepi danau buatan taman mengibas-ibaskan tubuhnya, cipratan air berhamburan dari bulu putih. Dua ekor angsa lainnya masih berendam di air danau yang dingin. Peralihan menuju musim semi.

Aku duduk di tanah yang rata dipenuhi rumput. Ia duduk di samping sambil mendekap lututnya.

Krek, suara kamera otomatis berwarna biru mudanya mengabadikan suasana. Blitz-nya terang bersinar.

Menatap langit biru tanpa awan.

"Dik, tahukah kamu kenapa langit berwarna biru?", aku memecah keheningan.

"Ntahlah, aku benci fisika", ia tertawa pelan. Aku tersenyum, mungkin senang melihat tawanya yang renyah.

"Kau tahu.., mungkin ada seorang malaikat yang pekerjaannya mewarnai langit menjadi biru"

"Heh", dia tersedak, menoleh aneh ke arahku, wajahnya beralih cerah.

Aku berbaring terlentang, memandang penuh ke arah langit, beberapa awan kecil berarak-arakan.

"Dan begitu pula hatiku. Tahukah kamu bahwa ada seseorang yang selalu bisa mewarnai hatiku menjadi biru, bahkan ketika keadaan memaksa hatiku menjadi hitam dan merah berlumuran warna darah"

Ia mencabut bunga liar kecil yang tumbuh di antara rerumputan.

Sebuah lonceng berbunyi keras, gema-nya beberapa kali menembus taman.

"Aku harus pergi", beranjak bangkit dan menepuk-nepuk celanaku.

Aku menatap dirinya lekat, ia menganggukkan kepala, mungkin sudah rela. Bergegas meninggalkan dirinya.

"Kak.., ketika hatiku berwarna hitam dan berlumuran darah, aku tahu bahwa engkau ada di situ, dan mewarnainya menjadi biru, meski potret diri kita selalu saja berbingkai kelabu", sang gadis bergumam, menatap dari kejauhan, tubuhku yang perlahan menghilang.



---000---

and i gotta say to you, our journey is long
and along the way baby, i could be wrong
but i would do my best to fix it
it's all love and commitment, we just gotta mix it
...
if everybody else thinks we couldnt make it
they say marriage life is hard we couldnt take it
i'm a say that there might be tears and fights
but our love is guided with the heaven's lights

(Saykoji - Say to You)

Samarinda, 27092008
-ipin4u-

23 September 2008

[cerpen] Jika Kamu Tahu Hidupmu Tinggal Tiga Hari Lagi...

"Apa yang akan kamu lakukan, kalau kau tahu, bahwa engkau akan mati tiga hari lagi..?"

Engkau mungkin akan mewujudkan hal-hal yang paling kau inginkan dalam hidupmu, mencoba bungy jumping, terbang layang, makan-makanan yang belum pernah kau cicipi, mengunjungi tempat-tempat eksotis, melakukan perjalanan yang telah lama kau mimpi-mimpikan.

Atau bisa jadi kau akan memusatkan perhatian dalam beribadah, memohon ampunan kepada Tuhan, atau meminta maaf kepada orang-orang dan mempersiapkan perbekalan terbaik setelah meninggal.

Atau bisa jadi pula, kau akan menggabungkan antara dua hal itu, memanfaatkan sisa-sisa hidupmu untuk kesenangan dunia yang takkan dirasakan lagi nanti, dan mempersiapkan diri tuk kehidupan setelah mati, itu pun kalau kau percaya ada pembalasan atau kehidupan setelah kematian.

Kalau saya, termasuk tipe yang ketiga, mencoba menggabungkan keduanya.

Pada suatu malam, ketika berjalan sendirian di komplek rumah. Komplek perumahan yang masih baru, masih belum ramai penghuninya. Jarum jam menunjukkan pukul 9.25 malam, jalanan cukup lenggang, lampu kuning temaram menerangi jalan pavingblock.

Seorang bapak-bapak tua dengan baju putih berpapasan. Dia menatapku lama. Aku mencoba tersenyum.

"Dik, siap-siap ya, usiamu tinggal tiga hari lagi, bahkan bisa jadi kurang dari itu", ia mengatakan suatu hal yang tidak aku duga.

Dengan wajah terkejut heran, aku hanya bisa menatap dirinya lekat. Ia terlihat sangat yakin sekali.

Sesampainya di rumah, aku tidak bisa memejamkan mata. Masing terngiang perkataan sang kakek tua itu, usiaku tinggal tiga hari, diucapakan dari lisan yang memiliki keyakinan yang kuat.

Ucapan yang asal, batinku, mungkin dia mabuk, ah, tapi sepertinya ia tidak terlihat sedang mabuk. Ucapan yang sembarangan, tapi ia terlihat yakin. Paranormalkan, aku tidak pernah mempercayai mereka sedikitpun. Malaikatkah, yang mengabarkanku mengenai berita gaib..?

Bagaimana jika ia benar..?

Apa saja yang harus kulakukan jika usiaku memang tinggal tiga hari lagi..?

Mengatakan cinta kepada wanita yang selama ini aku suka? Minta maaf sama mama atas segala kata-kata kasarku? Atau cuma dengan makan es krim saragosa yang ku lihat liputannya di acara wisata kuliner? Ah...

Aku tidak bisa tidur sampai pagi. Jarum jam weker menunjukkan angka tiga. Dini hari.

Well, anggap saja usiaku memang tinggal tiga hari lagi, kalau memang benar, ini menjadi tanda tanya bagi diriku sendiri, apa saja yang akan ku lakukan jika tahu bahwa usiaku tinggal tiga hari lagi.

Aku mulai bangun dari ranjang dan menuju meja belajarku, mengambil kertas dan mulai mencorat-coret. Selesai. Pembagian waktu yang adil, pikirku.

Pagi hari aku mulai berkemas. Memasukkan dua helai kaos kesukaanku dan dua potong celana. Hari ini seharusnya aku ada kuliah, tapi aku akan bolos saja, toh usiaku bisa jadi cuma tiga hari saja. Setelah sarapan pagi, aku yang memasak sendiri, biasanya mama yang membuatkanku telor dadar dan roti bakar, tapi pagi ini aku yang memasakkan buat seluruh anggota keluarga, ayah, mama dan kakak perempuanku heran, tapi mereka cukup senang, buktinya makananku habis tak bersisa. Aku tersenyum senang.

Pukul tujuh, aku keluar dari rumah, memanaskan sebentar si Blubi, Picanto warna biru kepunyaanku, eh, punya ayah yang dibelikan untukku deh. Ketika memasukkan gigi ke transmisi D, aku melihat mobil pa Rinto, pria dengan kumis tebal berwajah seram, tabrakin dikit ah batinku berkomentar, selama ini aku tidak suka dirinya kok. Bruuk.., ups, aku menahan tawa dengan mengangkat tangan menutupi mulut. Mobilnya baru tiga bulan inih, pasti masih dalam masa garansi. Pintu mobilnya penyok dicium bemper si Blubi. Aku melaju.

Aku menuju ke rumah Yuki, kekasihku. Mampir sebentar di toko emas, yang dekat dengan ATM. Aku sudah menelponnya agar tidak usah berangkat kuliah. Kami akan pergi bersama, ada kejutan istimewa buat dia, begitu alasanku, dia setuju. Sesampainya di rumah Yuki, masuk sebentar ke rumahnya, salaman dengan ayah-ibunya, menolak secara halus tawaran sarapannya, Yuki belum sarapan, karena aku sudah datang, ia minta roti isi selai nanas-nya dibungkus saja, agar bisa dimakan di jalan, ibunya menyangka kami akan berangkat kuliah, seperti biasa.

Di mobil sudah tersedia, setangkai bunga mawar kuning kesukaannya. Kami melaju ke museum nasional, kami sama-sama suka suasana out-door. Setelah antri dan berada di puncaknya, aku mengeluarkan kotak kecil berwarna merah. Isinya cincin, hari ini aku melamarnya, angin berhembus kencang, namun tidak bisa mengaburkan warna merah di wajah putihnya, terkejut sekaligus senang.

Hari ini kami habiskan bersama, makan siang dengan satu ember eskrim dengan tiga rasa, strawberry, vanilla dan coklat, benar-benar satu ember kecil, mungkin isinya 20 liter. Habis, kami kekenyangan juga.

Sepulang ke rumah, aku langsung memasukkan Blubi ke garasi rumah, khawatir ketahuan bekas goresan tabrakannya, di rumah pa Rinto, terdengar suara keras, marah-marah. Aku melenggang masuk rumah seperti biasa.

Tinggal dua hari lagi.

Sebelum tidur, aku sempatkan menulis apa yang ku alami hari ini, kuposting di blogs-ku, dengan tags kebahagiaan. Terposting. Aku melanjutkan ketikanku, pesan-pesan terakhirku buat semua orang, buat mama, ayah, kakak, Yuki, teman-temanku di kampus, tetangga-tetanggaku, bahkan pa Rinto masuk juga ke dalamnya, tak luput, si goran masuk ke sana, kucing peliharaan mama yang pernah ku sekap di kamar mandi karena mengencingi kasurku, dan aku pura-pura tidak tahu waktu mama bertanya kemana kucing peliharaannya berada selama dua hari dua malam.

Cape, bisa tidur nyenyak malam ini.


Lho, kok bisa begini, kenapa mama menangis, kenapa ayah yang tidak pernah ku lihat menangis, ikut menangis pula. Aku kenal ruangan ini, ini kamarku, dan sepertinya aku juga mengenal siapa yang mereka tangisi, lho, itu kan aku...

Suara langkah pengiringku mulai beranjak pergi, langkah mama yang terakhir meninggalkan pemakaman. Payah, padahal katanya aku punya waktu tiga hari lagi, kok baru satu hari sudah...

Dua malaikat mendatangi tempatku, merekakah yang bernama Munkar dan Nakir..? Mengingat hal-hal yang telah ku lakukan selama masa hidupku, ah, banyak ketidakbergunaannya, sia-sia. Aku gugup, gelisah, biasanya saat-saat seperti ini, jantungku berdegup keras, tapi sekarang, jantungku sudah tidak ada detaknya sama sekali, percuma.


---000---
23092008
Syamsul Arifin

Kita hanya punya tiga hari dalam hidup kita, hari yang telah berlalu, yang hanya bisa kita sesali kesempatan-kesampatan yang terlewat di sana; hari esok, masa depan, yang belum kita ketahui keberadaannya; dan hari ini, tempat dimana kita berusaha...

21 September 2008

Ramadhan dan Derita Rakyat Palestina

Al-hamdulillah, segala puja dan puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu kembali dengan bulan yang mulia, bulan penuh berkah dan rahmat, bulan Ramadhan, Ramadhan 1429 H.

Malam hari melakukan qiyam ramadhan, siang hari berpuasa, menahan lapar dan haus, sehingga bibir kering, tenggorokan dahaga, badan terasa letih, lelah dan lemah.

Masjid lebih sering dikunjungi dibandingkan bulan-bulan lainnya, al-qur’an menjadi bacaan wajib setiap hari.

Tetapi…

Pernahkah kita mendengar dan memperhatikan kondisi kaum muslimin, umat nabi Muhammad saw di negeri para nabi, negeri Palestina, khususnya di Gaza pada bulan Ramadhan tahun ini?

Mungkin karena kesibukan, masalah Palestina menjadi sesuatu yang terlewatkan dalam memori kita, sehingga penderitaan rakyat Palestina menjadi penderitaan yang terus menghimpit kehidupannya, mereka menjadi merana dan sengsara di tengah kebahagian saudaranya di negeri lainnya.

Saat ini, ada dua penderitaan yang sedang dihadapi rakyat Palestina akibat penjajahan yang dilakukan Zionis Israel.

Pertama, penderitaan karena sulitnya mendapatkan kebutuhan pokok, makanan yang akan dikonsumsi, susu untuk bayi, serta sulitnya mendapatkan obat-obatan.

Sulitnya mendapatkan makanan, obat-obatan dan susu untuk bayi diakibatkan blokade yang diterapkan penjajah Zionis Israel sudah
berlangsung 2 tahun hingga saat ini.

Sungguh ini merupakan kejahatan kemanusiaan di abad modern yang dipertontonkan secara vulgar kepada masyarakat dunia, khususnya umat Islam.

Apabila blokade yang diberlakukan Zionis Israel terhadap wilayah Gaza terus diterapkan dan masyarakat dunia, khususnya umat Islam diam seribu bahasa, memeluk dengkul, bertopang dagu, tidak ada upaya untuk menolak blokade tersebut, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi tragedi kemanusiaan bagi 1, 5 juta penduduk Gaza.

Kedua, penderitaan karena tidak dapat mengekspresikan nilai-nilai keimanan dalam bentuk beribadah kepada Allah.

Seperti tahun-tahun yang lalu, kaum muslimin di Tepi Barat, khususnya di kota suci Al-Quds, yang berusia di bawah 45 tahun tidak diperkenankan Zionis Israel untuk beribadah di masjid al-Aqsha.

Setiap jama’ah yang akan masuk masjid al-Aqsha ditatap dengan tatapan yang sinis dan penuh curiga, digeladah, ditanya identitasnya, jika terbukti usianya di bawah 45 tahun, maka akan diusir, tidak boleh memasuki masjid yang merupakan kiblat umat Islam pertama.

Sehingga, tidak sedikit para pemuda yang ingin mendulang pahala di bulan Ramdhan, rindu terhadap masjid al-Aqsha dan ingin i’tikaf di dalamnya, hanya dapat melihat keindahan dan kemuliaan al-Aqsha dari jauh, dan pelaksanaan shalat hanya dapat dilakukan di luar kompleks masjid al-Aqsha.

Perbuatan zalim Zionis Israel yang melarang kaum muslimin berkunjung ke masjid al-Aqsha, shalat dan i’tikaf di dalamnya, jelas merupakan kezaliman dan harus segera dihentikan!

Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim. (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari akhirat.(QS: Huud/11: 18-19).

Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan.(QS: An Nahl/ 16:88).

Perbuatan melarang seseorang atau sekelompok orang untuk beribadah menurut keyakinan agamanya di tempat ibadahnya adalah perbuatan yang jelas-jelas melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), tetapi kenapa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diam?, mereka yang selalu berkoar-koar sebagai pendekar HAM juga diam? Inilah standar ganda yang mereka mainkan!

Rakyat di Jalur Gaza yang akan melaksanakan umroh di bulan Ramadhan tahun ini juga dipersulit, sebanyak 2.200 orang telah mengajukan permohonan umrah Ramadhan ke tanah suci Mekah dan ingin i’tikaf
di masjid al-Haram. Namun hanya 600 orang yang berangkat dengan bekal pasport, visa dan tiket kendaraan. Selebihnya masih berjuang agar tercapai cita-citanya beribadah di Baitullah.

Kenapa umat Islam tidak berupaya membantu, menolong saudaranya yang sedang susah dan sengsara di Palestina khususnya di Gaza? Bukankah mereka umat nabi Muhammad saw?

Bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah, bulan pembinaan, pada bulan ini kita dilatih untuk peduli terhadap mereka yang sedang kesusahan, dan kita disuruh untuk meringankan bebannya. Semoga amal ibadah kita pada Ramadhan tahun ini lebih baik dari Ramadhan tahun yang lalu.

Serdadu Zionis Israel tiada henti melakukan aksi bersenjata terhadap rakyat Palestian. Meskipun sudah sepakat melakukan gencatan senjata. Nyatanya Israel terus melakukan operasi militer di wilayah Palestina.

Seperti di Gaza dan Tepi Barat. Di tengah bulan ramadhan ini pun tentara penjajah Zionis Israel melakukan operasi militer. Sehingga mengakibatkan jatuhnya korban rakyat sipil. Langkah ini menunjukkan betapa biadabnya penjajah, yang terus membuat langkah-langkah yang amat berbahaya bagi keamanan rakyat Palestina.

Kini, Israel akan dipimpin seorang perempuan yang mantan anggota badan intelejen Israel Mossad, Tzipi Livni. Livni terpilih menjadi ketua Partai Kadima, yang didirikan oleh Ariel Sharon, yang sudah tiga tahun ini mengalami koma.

Bagaimana kebijakan Livni terhadap rakyat Palestina? Israel tak pernah memberikan kesempatan bagi rakyat Palestina merdeka. Karena mereka ingin tetap menjajah secara permanen. Berbagai langkah-langkah negosiasi yang dilakukan sejak dulu sampai hari tak menghasilkan apa-apa. Sudah berapa ratus kali perundingan. Tak satupun hasil yang memberikan arah bagi kemerdekaan bangsa Palestina. Semuanya hanyalah bersifat ‘diplomasi’ kosong, yang tak memberikan apa-apa bagi masa depan rakyat Palestina.

Kini, posisi rakyat Palestina tidak lagi seperti dulu. Mereka sudah lebih kuat. Mereka memiliki leverage (daya tawar), yang cukup kuat dalam menghadapi Israel. Mereka bisa membuat senjata sendiri. Mereka memiliki pasukan yang terlatih. Mereka memiliki pemerintahan di Gaza yang efektif. Tak tergantung dengan bantuan asing. Ismail Haniyah berhasil mengatasi situasi yang sangat rumit dan komplek. Sehingga, Israel tidak berani melakukan manuver yang membahayakan bagi masa depan rakyat Palestina. Impian tentang ‘Israel Raya’ sudah tamat. Tak ada lagi ambisi yang dapat memuaskan Israel, yang akan membawa negeri Zionis itu menjadi kekuatan di Timur Tengah. Hal itu seperti dikemukakan Perdana Menteri Olmert. “Impian Israel Raya itu sudah tidak ada lagi”, ujar Olmert. Inilah realitas baru di Timur Tengah. Khususnya di Palestina.

Jangan lupakan saudara kita di Palestina walaupun hanya dengan seuntai do’a!

 

Ferry Nur, Sekjen KISPA
Email: ferryn2006@yahoo.co.id
Website: www.kispa.org

Infaq Peduli Al-Aqsha: Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Slipi, No. Rek: 311.01856.22 an. Nurdin QQ. KISPA


Sumber: http://beta.eramuslim.com/palestina-kita/ramadhan-dan-derita-rakyat-palestina.htm

Persiapan Mudik ke Kampung (Akhirat) Yuk…

Oleh: Syamsul Arifin

 

Mudik adalah kegiatan perantau untuk kembali ke kampung halaman. Pada hari raya Idul Fitri seperti yang Insya Allah akan kita alami nanti, nuansa mudik sudah sangat terasa kental. Persiapan-persiapan bahkan sudah dilakukan dari jauh-jauh hari, karena seperti pada tahun-tahun sebelumnya, nuansa mudik menjadi suasana yang sangat ramai, peak season.

 

Pemesanan tiket bahkan sudah dilakukan dari beberapa bulan sebelumnya, menghindari kenaikan harga yang berlebihan. Pembelian oleh-oleh untuk sanak kerabat di kampung halaman pun dipersiapkan dengan rapi dan apik.

 

Mudik bisa berarti pula kembali ke akar kebudayaan kita, ke tempat dimana kita dilahirkan, di daerah yang menjadi asal muasal keluarga besar.

 

Kota-kota perantauan yang dulunya tidak pernah berhenti beraktivitas, megah, selalu gemerlap siang dan malam, akan menjadi sepi dan lenggang, ditinggal para penghuni yang biasa mengisi keramaiannya.

 

Susah payah kondisi perjalanan tidak menghalangi niatan tuk pulang ke kampung halaman; letih, lelah, dan tenaga yang terkurang, direlakan; membengkaknya biaya perjalanan dan biaya yang dihabiskan, memang sudah diantisipasi jauh-jauh hari sebelumnya. Bagi sebagian orang, mereka bahkan rela mengirit pengeluaran sehari-hari, agar dapat menabung guna memenuhi biaya perjalanan beserta segala pernak-pernik perjalanan mudiknya.

 

Mudik ke Kampung Akhirat

 

Ada suatu tempat, yang pasti kita akan kembali ke sana, yang boleh jadi luput dari persiapan-persiapan yang terencana, lalai dari penjadwalan yang tersusun runut, dan dilupakan dari bagian rencana kehidupan kita selaku manusia. Kampung akhirat.

 

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al-An'aam: 32)

 

Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti? (QS. Al-A'raaf: 169)

 

dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya? (QS. Yusuf: 109)

 

Tidakkah kita memiliki rasa rindu pula dengan kampung akhirat kita? Tidakkah kita ingin menikmati indahnya kampung akhirat yang berkekalan waktunya?

 

Maka, sudah seberapa baik perbekalan yang telah kita persiapkan? Bahkan, sudah sampai seberapa siap diri kita tuk menghadapi perjalanan panjangnya?

 

Padahal, akhirat adalah kampung dengan satu pintu saja, sekali kita melewatinya, maka sudah pasti dan tidak akan mungkin, kita bisa kembali lagi ke dunia.

 

Imam Ali bin Abi Thalib KW, pernah berkata, “sesungguhnya kita berada pada hari dimana hanya ada amal tanpa ada perhitungan, dan sesungguhnya kita menuju hari dimana hanya ada perhitungan tanpa ada amal”.

 

Mari kita jadikan dunia ini sebagai ladang tuk mengumpulkan perbekalan mudik kita ke kampung akhirat. Semoga ia mencukupi sehingga kita mendapatkan tempat yang terbaik disana. Allahumma amin.

 

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". [QS. An-Nahl: 30-32]

 

Jadikan sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan ini menjadi hari-hari pengumpulan bekal mudik ke kampung akhirat kita, dan tidak cukup sampai disitu, jadikan seluruh sisa usia kita, menjadi ajang persiapan mudik ke kampung akhirat, dengan kesabaran dalam menjaga diri dari perbuatan kemaksiatan dan bersabar diri dalam mengerjakan kebaikan.

 

Ya Rabbi, hamba lemah, maka kuatkanlah hamba…

 

 

 

---000---

 

21 September 2008

Astagfirullah hal adzim. Semoga mendapat husnul khatimah, dan bisa selamat melalui dunia ini dengan tanpa celaka…

20 September 2008

[flash fiction] Diari Pengantin (part # 2)

Pukul 10.22 malam.

"Assalamualaikum", aku membuka pintu pelan, berharap tiada suara yang kan dihasilkan.

"Wa'alaikumsalam", Nisa ternyata masih belum tidur, seperti yang sudah kuduga.

Tangan kiriku menjinjing sepatu, sedang tangan kanan mengangkat tas back-pack yang biasa mengiringi kerja. Ia mengambil tasku dengan tangan kirinya, lalu mencium tanganku, sejuk.

Setelah meletakkan sepatu di rak belakang, aku menyalakan televisi, duduk di sofa coklat ruang keluarga, melepaskan beberapa kancing kemeja bagian atas, lelah. Aku begitu lemah, ku pikir wajahku pasti tampak pucat, sudah habis berkeringat. Anisa datang dan ikut duduk disamping, ia membawa segelas lemon-tea dingin. Aku menyandarkan punggungku malas.

"Makasih sayang", gelas bening yang panjang berpindah tangan, ku teguk beberapa kali, dingin mengusir sedikit rasa gerah.

Nisa menggenggam tanganku.

"Mas.., makasih ya"

"Lho, makasih buat apa..?", aku bertanya heran.

"Makasih untuk semua kegigihanmu, mencukupi kebutuhan keluargamu", ia menempelkan tanganku di pipinya.

Tessss..., semua rasa letih yang kurasa, luruh dari tubuh. Menguap bersama dinginnya sang malam. Jiwaku terasa ringan.

Suara tangisan memecahkan keheningan. Alif, anak pertama kami yang baru berusia delapan bulan, menangis.

"Mungkin dia ngompol, mas mandi dulu gih, nanti kita makan malam bersama, aku juga belum makan kok", ia bangkit cepat menuju kamar.

Jilbab biru tuanya melebar kesamping ketika ia kembali menoleh kearahku, tersenyum manis.

"Ya Allah.., yakinkan diriku, bahwa aku tidak sedang berada di alam mimpi. Ini semua terlalu indah tuk jadi kenyataan...", aku bergumam dalam kesyukuran.


---000---
20092008
*satu saja, yang bisa menjaga ritme hidupku...

[flash fiction] Diari Pengantin (part # 1)

"MASA AKU YANG HARUS SELALU MENGALAH", suara wanita itu meninggi.

"APA.., KAMU SELALU MENGALAH..? HUH, YANG ADA JUGA KAMU YANG SELALU MAU MENANG SENDIRI", suaraku tak kalah tinggi.

"Masa bodo ah", jawabnya ketus.

"Ya, memang kamu bodo"

"Kamu yang lebih bodo karena mau menikahi wanita bodo seperti saya"

"Kamu..?", aku mengangkat tanganku.

Lelaki sejati tidak memukul wanita, terngiang di kepala. Aku mengambil pot keramik kecil di meja, melemparkannya kuat ke sudut ruangan. Pecah berkeping-keping. Suaranya riuh memecah malam. Tegang.

Aku merebahkan diri kesal, duduk di sofa coklat ruang keluarga. Nisa berlari masuk ke kamar, pintu kamar ditutup keras, BRUK. Suara isak tangis terdengar sampai keluar kamar.

Ku ambil kunci motor Ninja RR ku, keluar, mencari udara segar. Pengap di rumah.


Sekembalinya aku ke rumah, tidak kudapati Nisa di sana.

"Kemana dia", batinku bertanya.

Ku tekan nomor handphone-nya. Cinta, begitu aku menulis namanya di kontak handphone-ku.

"Kamu dimana?"

"Aku sedang dalam perjalanan ke rumah ayah"

"Hey, apa yang sedang kamu lakukan? Kembali ke sini, atau kamu tidak usah kembali sama sekali", nadaku keras terdengar.

Tuuuuut, handphone-nya dimatikan.

"Dasar wanita keras kepala, bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan dirinya"

Ku ambil kunci motorku kembali, bergegas memacu kendaraanku. Pintu rumah lupa ku kunci, masa bodo!

120 km per jam, spidometer menunjuk angka itu, beberapa kali klaksonku nyaring berbunyi mengusir kendaraan yang menghalangi jalanku.


Bruuum... sampai di rumah mertua.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam", pa Mardi, ayah mertuaku menyahut.

"Nisa di sini pa?"

"Iya, tunggu sebentar, tak panggilkan"

Nisa datang bersama ibunya, ia terlihat masih mengambek, marah.

"Kamu pulang ke rumahmu sana, selesaikan masalah rumah tanggamu baik-baik", ayahnya berkata.

Ia menengok ke arah ibunya, mencari pembelaan, ibunya malah mengangguk.

"Makasih ya pa, kami pamit dulu", ku cium tangan mereka berdua.

Dengan langkah sungkan, Nisa tetap mengikutiku.


Di sebuah persimpangan, lampu merah menyala. Nisa meloncat turun dari jok belakang motorku.

Ku pasang sandaran kaki motor, tidak ambil pusing dengan jalanan yang akan macet karena berhenti sembarangan.

"Kamu kenapa sih", aku kembali gusar, "berhentilah bertingkah seperti anak kecil", aku menarik tangannya, ia membalikkan badannya. Wajahnya tampak kesal.

Dua orang pengamen lewat dekat kami.

"Hey mas, ada apa ini?", rambutnya keriting panjang, kumal, "yang santai aja dong mas, klo sama perempuan"

"Bukan urusanmu", aku menjawab pendek.

"Hey, loe jangan sotoy ya", temannya ikut angkat bicara, pandangan kami bertemu, tajam. Aku masih dalam amarah, bertambah-tambah.

"Udah mas, ngga ada apa kok", Nisa berkata kepada mereka. Ia melangkah kembali ke arah tempat aku menghentikan motorku.

Kami melanjutkan perjalanan, menembus gelap malam metropolitan.


Setelah tigapuluh menit perjalanan, ia mulai merangkulku dari belakang, badannya berguncang, sepertinya ia menangis, ia menguatkan pegangan tangannya di tubuhku.

"Mas.., maafin Nisa ya", suara terdengar pelan.

Aku memasang lampu sen kiri, menepi.

"Maafin aku yang telah bersikap kekanak-kanakan dan keras kepala", wajahnya tertunduk.

"Iya, sama-sama, maafin mas juga yang telah bersikap keras", emosi itu mencair.

Bintang malam ini terlihat lebih cerah dari biasanya. Gejolak itu sepertinya sudah mereda. Lebih cepat dari yang kuduga.

 

---000---
20092008
*berjanjilah padaku bahwa kita kan tegar menghadapi riak gelombang...

15 September 2008

[prosa & puisi] Tentang Cinta

I need you more than I need the air to breath

Semua yang berasal dari dirimu sangat bermakna. Untuk setiap senyum yang penuh cinta, untuk setiap tawa yang tanpa duka, untuk setiap tetes air mata yang diselimuti setia, semuanya adalah hartaku yang paling berharga.

Tiap duka yang kita lerai berdua, tiap kesulitan yang kita tegar di dalamnya, dan tiap bahagia yang tidak membuat kita lupa, aku masih tetap menggenggam jemarimu mesra.

Izinkan aku menghabiskan sisa usia, dalam balutan pesona cinta, hanya darimu, hanya denganmu.


"The sky is blue, as blue as your lovely eye"

Sandungan batu ujian tidak akan pernah bisa melepaskan genggaman tangan kita. Justru setiap cobaan yang kita alami bersama, kan semakin menambah kuat rasa cinta.

Terima kasih untuk kesediaanmu mengarungi hidup bersamaku. Terima kasih untuk semua cinta yang tak pernah henti, untuk semua sayang yang tak pernah berkurang, untuk semua pengertian dan kesabaran yang berlimpah tanpa batas.

Semakin lama mengarungi hari, semakin aku terpukau oleh pesona yang ada pada dirimu, pada cintamu, pada hatimu, pada tiap hal-hal kecil yang kau ciptakan untukku. Pada tiap jendela pagi yang kau buka untukku, pada tiap malam yang kau selimutkan padaku, selalu ada pesona, karena aku cinta kamu karena diriNya.


---000---
14092008
-ipin4me only4me-
melon.com %peace%


aku suka cinta
cinta aku suka

mungkin mereka benci
mungkin mereka bosan
atau mungkin juga mereka kasihan

tapi aku masih tetap suka cinta
cinta masih tetap aku suka

mereka yang hatinya tidak punya cinta
tidak akan pernah bisa dicinta

cinta suka aku
aku suka cinta

14092008

I Have a Love Just For You

I need you more than I need the air to breathe, tonight
Can I call you?
Just to make sure that you're still there for me?
Carrying some love of mine
Since I had trying doing the same thing for you, only for you

Trying hard to faithful still

11082008
-ipin4me only4me-

13 September 2008

[cerpen mini] Ramadhan di Tanah para Anbiya, Palestina yang (masih) Ternoda

Adzan magrib sebentar lagi berkumandang.

Namun aku belum juga dapat mempersiapkan hidangan berbuka puasa bagi Hafsah dan Zaid, istri dan anak laki-laki tiga tahun tercintaku.

Mengelilingi pasar yang sepi dari penjual, ramai pembeli, dengan harga barang yang setinggi langit. Aku mengurungkan diri. Uang di kantong sudah pasti tidak akan cukup, meski hanya untuk membeli sepotong roti keras dan minyak zaitun.

Jalanan berbatu, angin berdebu.

Adzan magrib akan berkumandang, sedang aku masih tertahan di pos pemeriksaan. Tentara zionis dengan senjata berat menggeledah kami satu persatu. Lama. Sepertinya aku tidak akan bisa berbuka puasa bersama keluargaku. Toh juga tidak ada yang dapat kami makan tuk berbuka hari ini.


---000---
13092008
*refleksi... Mewek..

11 September 2008

[prosa] Pintu Pondok Kayuku Masih Terbuka Untukmu

Wanita bergaun hitam itu berdiri di depan pintu pondok kayunya. Bersandar pada dinding kayu coklat yang terlihat melapuk, ia menatap jauh melewati padang rumput di halaman depan rumahnya. Gemericik sungai di samping rumah dan iringan rumput yang tinggi selutut menari ditiup angin musim gugur, menemaninya sendirian.

"Aku akan selalu menunggumu"

"Pintu ini tidak akan pernah tertutup untukmu"

"Aku tidak akan pernah letih menanti dirimu, kembali padaku"

Angin dingin berhembus, membelai pipinya yang membekas hitam aliran air mata.

Pintu itu masih terbuka. Mungkin sudah tiga purnama kuncinya belum pernah digunakan, engselnya belum juga bergerak dari posisi terbuka.

"Sudah saatnya pintu ini tertutup".

Wanita itu masuk ke dalam pondok kayunya. Terdengar bunyi slot kunci bergeser.


Samarinda, 11082008
Syamsul Arifin

---000---

Inspirasi:

Ada hal yang cukup istimewa dari perceraian dalam islam.

Klo baca tulisannya DR Yusuf Qardhawi di buku "Halal-Haram dalam Islam" bab Perceraian, maka seseorang istri yang dicerai tetap tinggal di rumah suami selama dalam iddah.

---mulai kutipan---

Dalam syariat Islam, perempuan yang dicerai wajib tetap tinggal di rumah suaminya selama dalam iddah. Dia diharamkan keluar rumah, dan suami diharamkan mengeluarkan bekas isterinya itu dari rumah tanpa suatu alasan yang dapat dibenarkan.

Hal ini disebabkan suami, selama dalam iddah, masih diperkenankan merujuk dan mengembalikan isteri kepada perlindungan perkawinan untuk sekali lagi --apabila talaq ini baru satu atau dua kali. Sedang tinggalnya seorang isteri di dalam rumah suami sangat memungkinkan untuk membangkitkan perasaan suami dan mengingat-ingat serta berfikir sebelum habis iddah itu, dan sebelum berakhirnya bulan-bulan iddah dimana perempuan diperintahkan supaya menunggu guna mendapatkan suatu keyakinan bersihnya rahim serta melindungi hak suami dan kehormatan isteri. Sebab hati selalu berubah, fikiran selalu baru, seorang yang sedang marah kadang-kadang menjadi rela, orang yang naik pitam kadang-kadang menjadi dingin dan orang yang benci kadang-kadang menjadi cinta.

---akhir kutipan---

Unik ya Senyum manis

Disini letak istimewanya syariat Islam. Mereka kan sudah cerai, berarti udah bukan suami istri lagi kan ya, trus juga berarti mereka sudah jadi orang "asing" satu sama lain, tapi disini diperintahkan tuk tetap tinggal serumah.

Padahal ada hadits yang tidak memperkenankan lelaki dan wanita yang non mahrom (boleh menikah) tuk berdua-duaan, karena yang ketiganya adalah syaitan.
Godaan syahwat gituh lho Ngikik.. mungkin dengan adanya peraturan yang khusus mengenai suami-istri yang bercerai begini (bagi yang baru talaq 1 dan 2), sang suami-istri itu bisa rujuk lagi *tanpa perlu akad nikah diulang.

Tapi uniknya, pada saat ini, klo orang-orang bercerai, langsung mengepak barang-barang dan pindah rumah, jauh-jauh.

Bahkan ada lagunya: "pulangkan saja, aku pada ibuku atau ayahku" siul siul
*lagu lama, tembang kenangan nih Ngikik.. Peace ahhh!

Sehingga akhirnya, jadi semakin kacaw dah rumahtangga Gubraks!


Memang syariat/peraturan Islam hebat banget dah ya Top Abizzz

09 September 2008

[flash fiction] Cinta di Hati Orang Gila

"Hai nona, bagaimana kabarmu?"

Wajah yang disapa tetap diam seribu bahasa, tanpa ada perubahan ekspresi di wajahnya, ia terus melajukan langkah tanpa kata.

"Hai, apakah engkau tidak mendengarku?"

Air muka wajahnya tidak berubah. Wanita itu tetap acuh. Pandangannya masih lurus menatap tujuan perjalanannya.

"Aku tahu engkau pasti mendengarku"

"Oh ya, saya hanya ingin engkau tahu bahwa aku mencintaimu", lanjutku.

"Tiap tangkai mawar yang kau temukan di pintu depan rumahmu, itu aku lho yang menaruhnya disana", aku tersenyum bahagia, masih berjalan disampingnya, menatap wajahnya yang dingin tanpa emosi.

"Ku mohon bicaralah padaku", aku berdiri di depannya, merentangkan tanganku lebar-lebar.

"Ya. Apakah kamu sedang berbicara padaku", ia menatap mataku. Seperti baru saja mendengar suara serakku.

"Aku ingin menjadi kekasihmu"

"Buat apa?", ia mengangkat alis matanya.

"Apakah engkau sungguh mencintaiku", tambahnya.

"Iya. Apakah tidak cukup bukti cinta yang ku berikan selama ini?"

"Puisi yang memenuhi kotak suratmu. Bunga yang selalu segar di depan pintu rumahmu. Coklat berbentuk hati yang selama ini kau cicipi"

"Aku ingin lebih", wanita berparas putih itu berkata.

"Apa saja untukmu", aku membalas cepat.

"Aku ingin jantungmu"

Aku terbelalak.

"Tapi aku tidak bisa hidup tanpa jantungku"

"Berarti engkau tidak sebegitu mencintaiku"

Sang wanita menabrak salah satu tanganku. Bergegas melanjutkan langkah.

"Baiklah", aku berkata setengah berteriak, membalikkan badanku menatap punggung, yang kini menghentikan ayunan langkahnya.

Aku mengeluarkan sebilah belati dari kantung belakang celanaku. Pisau yang ku gunakan tuk memotong bunga, kini akan beralih fungsi.

Aku merobek kancing baju, dan menembuskan benda metal itu ke dada sebelah kiri atas.

Darah muncrat, sakit tak terkira. Aaaargh....

Terlihat jantungku masih berdetak memompakan darah, semakin lama semakin pelan. Ku masukkan tanganku pada celah rusukku. Ku tarik cepat.

"Ini untukmu", tanganku berlumuran darah.

Pandanganku perlahan-lahan menjadi gelap. Kepalaku menjadi ringan. Aku tidak bisa menahan beban tubuhku. Terjatuh mencium jalanan batu.

Darah tergenang. Sayup-sayup ku dengar perkataan.

"Engkau memang benar-benar sudah gila karena cinta"

Telapak kaki menjauh terdengar semakin pelan. Aku tak bernafas lagi.

 

---000---

Samarinda, 9 September 2008
Syamsul Arifin
*sadis amat ya* :toe: :toe: :toe:

Semoga kita terhindar dari menjadi penyakit "gila" akibat "cinta" yang akhirnya malah akan mematikan kita ;)

Ceramah Tarawih Ustadz Abu Bakar Baasyir

Tempat: Masjid Al-Ma'ruf, Samarinda
Tanggal: 7 September 2008
Penceramah: Ustadz Abu Bakar Baasyir

Beliau memulai dengan menyebutkan keutamaan bulan Ramadhan sebagai syahrul mubarok, bulan yang penuh keberkahan, dan menyemangati kita agar mengisinya dengan amalan ibadah, karena diberikan lipat ganda balasan.

Kemudian beliau menjelaskan mengenai pengertian Mukmin. Orang yang akan mendapatkan balasan berupa surga. Lawan dari orang kafir dan merupakan hizbullah, tentara Allah. Manusia yang terbaik.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (Al-Hujurat: 15)

Disini ada dua sifat pokok seorang mukmin, yaitu:

Sifat pertama: Beriman kepada Allah dan Rasul-nya. Keimanan kepada syariat-Nya. Meski terkadang akal kita belum sampai dapat memahami beberapa syariat-Nya, maka kita harus mengutamakan kepercayaan bahwa syariat Islam merupakan syariat yang terbaik, bagi umat manusia.
Hal ini akan menumbuhkan sifat Al-Wala dan Al Barra. Sifat setia kepada kalimat Allah, meyakininya, berkomitmen kepadanya. dan juga sifat Al Barra, yaitu menafikkan segala sistem di luar Islam sebagai sistem yang lebih rendah. Sebagaimana teladan dari nabi Ibrahim as.

Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja (Al Mumtahanah: 60)


Sifat kedua: Berjihad dengan harta dan jiwa di jalan Allah. Jihad fi sabilillah adalah ketika kita ingin menegakkan kalimat Allah di muka bumi, meski dengan pengorbanan harta dan jiwa. Sebagaimana hadits berikut,

Dari Abu Musa, yakni Abdullah bin Qais al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ditanya perihal seseorang yang berperang dengan tujuan menunjukkan keberanian, ada lagi yang berperang dengan tujuan kesombongan - ada yang artinya kebencian - ada pula yang berperang dengan tujuan pameran - menunjukkan pada orang-orang lain kerana ingin berpamer. Manakah di antara semua itu yang termasuk dalam jihad fi-sabilillah?
Rasulullah s.a.w. menjawab:
"Barangsiapa yang berperang dengan tujuan agar kalimat Allah - Agama Islam - itulah yang luhur, maka ia disebut jihad fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih)

 


Kurang lebih begitu isi ceramahnya %peace%

 

Puisi-puisi Ngga Jelas :D

Akhir Cinta Kita

Hujan rintik menerjang
Di pengadilan tanpa dakwaan
Ketika palu telah diketuk
Di titik ini cinta kita berubah
Menjadi benci
      : KUA

*only in my imagination*

09092008
-ipin4u-


Rembulan takkan berani menampakkan diri
Saat ini hari sedang siang
Tunggulah sampai malam datang menjelang
Nanti, rembulanmu kan segera datang

 

Bintang

Aku suka langit malam yang tanpa awan
Apalagi ketika bulan sedang terang bersinar
Susunan bintang terlihat memukau
Serupa ketika dulu menatap bening mata yang tampan


310808
-pake sudut pandang wanita-
:D %peace%

 

bintang atau binatang

engkau bersinar terang
menyilaukan pandangan
menembus jauh ke dalam
berkuasa di dada
menyihir logika

mataku terbuka
melihat wujudmu nyata
bahwa ternyata engkau bukan bintang
melainkan hanya seekor binatang
tak pantas mendapatkanku
bahkan tak boleh mendekati

bersyukur diri ini
bisa mencium kebusukan dirimu
wahai binatang yang mengaku bintang


31082008
-ipin4u-

 

kadang memang kita perlu tuk sembunyi
sejenak mengumpulkan kepingan-kepingan diri
yang hilang dan entah apakah akan kembali...


09092008

07 September 2008

[Bapak] Sekilas Tentang Bapakku :)

*tulisan untuk ngikutin hajatannya BundaElly*

Beliau adalah seorang pria, (ya iyalah, masa wanita :P) seorang PNS, guru sebuah sekolah dasar di Jakarta, ustadz, ketua Dewan Kesejahteraan Masjid Nurul Mubin, (mantan) ketua madrasah Miftahul Ulum, dan ayah yang luar biasa bagi kami, anak-anaknya.

  1. Ustadz-ku

Alhamdulillah, saya dikaruniai Bapak yang mengerti agama. Salah satu kisah unik, kenapa akhirnya kakek (dari ibuku) mau menikahkan anaknya (ibuku yang cantik jelita :D ) dengan bapak adalah karena kakek sering liat bapak rajin shalat ^_^

Dan memang dulu bapak juga guru ngaji ibu di madrasah masjid sewaktu di kampung, Kambangan, Tegal, Jawa Tengah (wong ngapak nih :ehm: ) dulu.

Biasalah namanya orang tua zaman dulu, dijodoh-jodohin, dan ibuku dijodohin dengan bapak, maharnya lumayan lho, waktu saya liat di buku nikah, Cuma Rp. 500,- (lima ratus perak euy) :D tapi mungkin di zaman itu, uang seharga itu masih sangat berharga kali ya ^_^

Dan sebagaimana pendidikan terbaik itu sangat kuat berada di tangan pertama, yaitu para orang tua. Saya masih bisa inget dulu, waktu masih kecil, waktu masih badung-badungnya nih :D (ngaku ginih :P tapi sekarang dah ngga badung lagi kok :) ß mode pembelaan diri: ON %peace% ), tetap di paksa ngaji walaupun ngga mau. Jadi meski nangis-nangis, ya tetap ngaji. Wajib kudu bin harus. Bisa kebayang ngga sih, ngaji Quran sambil nangis ^_^

Tentang shalat juga gituh, dari dulu emang hobi malas shalat (lho, malas shalat kok jadi hobi yaw :P ), suka mengakhir-akhirkan shalat gitu, sampai mentok batas waktunya :hihi: dan memang terus dipaksa sama bapak untuk shalat, meski malas, dan tetap aja walau udah selesai shalat, tetap dimarahin. Lho kok bisa..? ya iyalah, karena shalatnya super kilat ^_^ the flash banget lah :D ß tapi ini dulu lho ya, waktu masih muda ^_^

Tapi ya ada bagusnya juga, saya jadi bisa ngaji, dan bisa shalat, juga terbiasa untuk ngga meninggalkan waktu shalat begitu aja, terasa ada yang hilang gituh klo ngga shalat.

  1. Guru-ku

Bapakku juga seorang guru SD. Dan hebatnya, kami menjadi murid pertama-tamanya di rumah. Anehnya, sama orang lain, bapak ngga galak, tapi klo sama anak-anak sendiri, wuih, galaknya euy. Kami dulu punya papan tulis kecil buat belajar baca dan nulis, terkadang bapak pulang dari ngajar dengan membawa kapur tulis supaya bisa dipake ngajar dirumah. Dan kerennya, disaat anak-anak murid yang lain kesulitan baca-tulis, kami semua (saya dan kakak saya), jadi udah bisa baca-tulis sebelum masuk SD, tanpa masuk TK terlebih dahulu lho ya ( :ehm: mode sombong: ON %peace% ). Bahkan seingat saya, ngga ada diantara kami bersaudara yang merasakan gimana Taman Kanak-Kanak.

  1. Teladan-ku

Kami pernah di ceritakan mengenai bagaimana perjuangan bapak waktu dulu sekolah di kampung. Ketika sekolah merupakan sebuah hal yang aneh dan tidak umum. Bagaimana bapak meski jalan berkilo-kilo meter jauhnya, tanpa bekal, walau terkadang ngambil telor ayam tuk ditukarnya sebagai bekal makan siang di sekolah, dan bagaimana beliau berjuang tuk bisa menyelesaikan pendidikan guru agamanya.

Memotivasi kami, sehingga tidak terlalu menyia-nyiakan pendidikan. Bersyukur kalau kami memiliki orangtua yang mendukung pendidikan, karena pengertiannya. Karena dari saudara-saudara bapak, hampir sulit kutemukan sepupu yang mengenyam pendidikan tinggi.

Trus juga bagaimana perjuangan beliau sewaktu merintis kehidupan di Jakarta, tinggal di rumah petak sempit (kamar sempit dan pengap), terkadang makan hanya dua kali sehari, harus berhutang ke warung, ngajar les, bahkan pernah menjadi tukang becak tuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Cerita yang mengharu biru. Kalau bapak dan mama sudah cerita, wah menetes deh sedikit air mata mereka. Dan kami sebagai anak-anaknya hanya bisa meledek (lho, jahat banget ya :D )

Tapi Alhamdulillah sekarang keadaan dah lebih nyaman, meskipun ngga bisa dibilang kaya melimpah. Bersyukur ada perubahan.

Beliau yang sudah mengalami pahit-getir, asam-manis kehidupan, tentu menjadi sebuah bukti nyata ketegaran menghadapi hidup, keyakinan terhadap janji-janji-Nya. Disana saya bisa belajar banyak.

  1. Motivator-ku

Ketika beranjak dewasa, bapak cukup moderat. Beliau mendukung hampir setiap langkah yang kuambil. Dalam pilihan-pilihan hidup, ketika memutuskan tuk berpindah-pindah pekerjaan, tentang pilihan pasangan hidup, dan ketika aku masuk kuliah di Universitas Indonesia, beliau mendukung, meski dengan keterbatasan.

Hidup ini kamu yang menjalani sendiri, kami orang tua hanya bisa mendukung, kalau bahagia kami juga bahagia, begitu mungkin kira-kira perkataan beliau. Menjadikanku lebih bertanggung jawab dalam pilihan-pilihan hidupku.

  1. Cinta-ku

 

Pastinya beliau bukan orang yang romantis. Bahkan sampai besar seperti ini, hampir tidak ku ingat, beliau pernah bilang cinta atau sayang kepada anak-anaknya. Tapi aku yakin sekali, bahwa beliau sangat mencintaiku dan saudara-saudariku. Cinta yang ditunjukkan lewat perbuatan, lewat perhatian, lewat tiap tetesan keringat yang mengalir dari pori-pori beliau tuk merawat dan menjaga kami semua.

Ketika aku sakit, beliau menggendongku sampai ke puskesmas, menjagaku di Rumah Sakit ketika dulu pernah di operasi usus buntu sewaktu aku masih kecil. Semua pasti diusahakan dan diberikan jika untuk kebaikan anak-anaknya.

Cinta yang telah terbukti nyata meski tidak lewat kata-kata.

Dan aku yakin, bahwa aku tidak akan pernah sanggup membalas cinta beliau dan cinta ibuku, meski dengan apapun juga. Bahkan kacawnya, ketika aku sudah besar dan dewasa, mungkin aku akan meninggalkan mereka begitu saja, dan sibuk dengan keluarga yang akan ku bina. Semoga saja tidak. Naudzubillah. T_T

Rabbigfirli waliwali dayya warhamhuma kama rabbayani shaghira.

Ya Rabbi, ampunilah dosa-dosa kedua orangtuaku, berkahilah mereka, cintailah mereka sebagaimana mereka mencintaiku…. (amin)

Samarinda, 7 September 2008

Syamsul Arifin

*ketika jauh dari keluarga*ditulis dengan iringan airmata*

06 September 2008

Sabar (dalam Medan Pertempuran)

Dari Abu Ibrahim, yaitu Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu 'anhuma bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu hari di waktu beliau itu bertemu dengan musuh, beliau menantikan sehingga matahari condong - hendak terbenam - beliau lalu berdiri di muka orang banyak kemudian bersabda:

"Hai sekalian manusia, janganlah engkau semua mengharap-harapkan bertemu musuh dan mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Tetapi jikalau engkau semua menemui musuh itu, maka bersabarlah. Ketahuilah olehmu semua bahwasanya syurga itu ada di bawah naungan pedang."

Selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda: "Ya Allah yang menurunkan kitab, yang menjalankan awan, Yang menghancur-leburkan gabungan pasukan musuh. Hancur leburkanlah mereka itu dan berilah kita semua kemenangan atas mereka." (Muttafaq 'alaih)

Wabillahittaufiq (Dan dengan Allah itulah adanya pertolongan).

Keterangan:

Dalam mengulas sabda Rasulullah s.a.w. yang berbunyi: "Syurga itu ada di bawah naungan pedang." Imam al-Qurthubi berkata:

"Ucapan itu adalah suatu pertanda betapa indahnya susunan kalimat yang digunakan oleh Rasulullah s.a.w. Sedikit kata-katanya, tetapi luas pengertiannya. Maksudnya iaiah bahwa letak syurga itu dengan memberikan perlawanan kepada musuh, manakala mereka telah memulai menyerang kedudukan kita. Jika sudah dalam keadaan terjepit dan musuh sudah menyerbu dekat sekali dengan tempat pertahanan kita, maka tiada jalan lain, kecuali dengan beradu kekuatan, yakni pedanglah yang wajib digunakan untuk penyelesaian, menang atau kalah. Jika pedang kaum Muslimin sudah beradu dengan pedang musuh, masing-masing pihak menangkis serangan musuhnya, pedang meninggi dan merendah, sampai-sampai bayangannya tampak jelas. Naungan pedang itulah yang menyebabkan kaum Muslimin akan memperoleh kebahagiaan dalam dua keadaan:

(a) Jika kalah dan mati, gugurlah sebagai pejuang syahid dan pasti masuk syurga tanpa dihisab. Di kalangan ummatpun menjadi harum namanya.
(b) Jika menang dan selamat sampai dapat kembali ke rumah ia juga akan merasakan kenikmatan syurga dunia, hidup dalam keluhuran dan kejayaan.

Sumber: Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi

05 September 2008

[cerpen mini] Biru Hatiku

"Mas, hari ini aku mau ke salon. Nantikan kejutanku ya", izinnya pagi ini. Aku mengangguk.

***

Langit sudah memerah, senja.

"Halo, siap-siap ya untuk sebuah kejutan", dia menahan geli saat berbicaraan lewat telpon.

Wow, aku terkesima saat istriku masuk ke rumah, tak sadar, aku bangkit dari sofa coklat yang ada di ruang keluarga.

Rambutnya pendek dan berwarna biru, ia terlihat cerah, serasi dengan warna kulit wajahnya yang putih, dan bibirnya yang merah tanpa make-up.

"You look soo lovely dear, and i really-really love you"

 

Kau cantik hari ini, dan aku suka.
Kau lain sekali, dan aku suka
-Lobow-


5 September 2008
*only in my imagination*

01 September 2008

[cerpen] Gadis Kecil

Lampu trotoar suram menyinari langkah. Langit cerah tanpa awan, beberapa bintang menghiasi malam, meski bulan masih jauh dari bulat yang menawan.

Telapak kaki kecil terdengar di belakang, mengikutiku. Aku berhenti, ia pun ikut berhenti. Aku kembali berjalan, ia pun berjalan kembali. Jarak kami mungkin hanya sekitar tiga meter.

Aku menoleh kebelakang. Ia menghentikan langkahnya.

"Hai, aku Ipin", ia terlihat malu.

"Aku Lulu", jawabnya pelan.

"Hai Lulu", aku mengubah posisiku, setengah berjongkok, setinggi dirinya.

"Ada yang bisa ku bantu?", tanyaku sambil tersenyum.

Hening sejenak. Ia menyatukan kedua jari telunjuknya, mengoyang-goyangkan badannya ke kiri-ke kanan, terlihat ragu dan malu.

"Ya sudah, kalo ngga ada yang bisa kakak bantu, kakak pergi dulu ya", aku membalikkan badan, bersiap melanjutkan perjalanan.

"Kak.."

Aku kembali memalingkan badan.

"Ya"

"Maukah engkau menggendongku sampai ujung persimpangan itu", tangannya yang kecil menunjuk perempatan yang berjarak sekitar lima puluh meter di depan. Aku tersenyum.

"Baiklah, gendong belakang kan ya?", ia mengangguk.

Aku memposisikan badan setengah berjongkok membelakangi dirinya. Tubuh kecilnya melompat di punggungku. Beratnya mungkin hanya sekitar tiga puluh kilogram. Usianya mungkin baru sekitar lima tahun. Gadis cerdas yang pemberani, batinku bergumam.

"Huff, kita berangkat", aku berdiri dan melangkah pelan.

Kami berjalan tanpa berbicara, aku pun tidak tahu harus berbicara apa.

Sesampainya di perempatan jalan yang diminta, aku menurunkannya.

"Nah, sampai juga kita", kataku terengah-engah. Lumayan buat olah raga.

"Nah, sekarang pulang ke rumahmu ya, hati-hati di jalan", aku berpesan sambil membelai kepalanya.

"Kak, mampirlah ke rumahku, dan bawalah ibuku pergi dari rumah", perkataan yang mengejutkan hatiku.

Aku bingung harus menjawab apa.

"Ayahku suka memukuli ibu, dan aku jarang digendong dan dibelai ayahku. Aku ingin kakak menjadi ayahku"

Mataku sedikit terbelalak mendengar perkataannya. Lugas dan jelas.

"Adik kecil sayang, maaf ya, kakak sudah menikah", aku merendahkan tubuhku.

Raut wajahnya menampakkan kekecewaan.

"Tapi tenang saja, kamu tetap bisa kakak gendong dan belai kok besok-besok", ku pegang pundaknya, mataku sejajar dengan matanya.

Dia diam saja.

"Ya sudah kalau begitu, aku pulang dulu ya kak", ia berpaling dan berlari kecil ke arah kiri.

"Oh ya, kalau besok mungkin kita belum tentu akan bertemu. Terima kasih atas tumpangannya", ia melambaikan tangan. Rambut pirang kuncir duanya melambai-lambai, hilang di tikungan.

***

Keesokan harinya, hari minggu, aku sedang bersantai di rumah, membaca koran minggu. Sebuah berita mengejutkan diriku.

"Seorang ibu beranak satu, kabur menghilang, setelah membunuh suami yang sering mabuk dan memukulinya"

Tempat kejadiannya di simpang empat, dekat rumahku.


---00---

Samarinda, 1 September 2008
Syamsul Arifin