31 December 2007

Apa yang Harus Dirayakan, Kenapa Harus Gembira? Tahun Baru?

Oleh: Syamsul Arifin*

Dalam beberapa jam kedepan, akan ada keramaian yang rutin dan semarak di dunia ini. Yups, sebuah perayaan tahunan memperingati pergantian tahun masehi.

Perayaan besar-besaran di semua negara, di hampir segala tempat dengan beragam hiburan dalam waktu yang sama. Dan hanya dalam waktu itu saja.

Musik, tarian, kembang api, terompet, sudah dapat dipastikan menjadi bagian dari acara. Jutaan orang di dunia ini akan terlibat dalam perayaan tersebut, tak terbayang berapa banyak uang yang dihabiskan dalam waktu satu malam tersebut.

Ada juga beberapa orang yang tidak berhura-hura, berpesta-pesta, atau bergembira secara berlebihan pada hari itu. Mereka lebih memilih melakukan evaluasi terhadap apa-apa yang telah mereka lakukan pada tahun itu diakhir tahun.

Coba menilai ulang, pencapaian-pencapaian yang telah diraih, coba menghitung-hitung pelajaran hidup yang telah dilalui selama setahun ini dan membangun rencana untuk tahun depan.

Kenapa sih mesti ada sebegitunya perayaan terhadap pergantian tahun?

Merayakan sesuatu?

Dalam kamus seorang muslim, hari perayaan yang terbaik adalah ketika idul fitri, idul adha, dan hari jumat.

Dari Nabi saw., beliau bersabda: dua bulan yang terdapat hari raya, harinya tidak berkurang; hari raya Ramadhan dan bulan Zulhijah (HR Bukhari Muslim)

Dari Thariq bin Syihad bahwa orang-orang Yahudi berkata kepada Umar: Sesungguhnya kamu sekalian membaca suatu ayat yang andaikata diturunkan kepada kami, niscaya hari itu kami jadikan hari raya. Umar berkata: aku tahu dimana dan di hari apa ayat itu diturunkan serta di mana Rasulullah saw berada ketika ayat itu diturunkan. Ayat tersebut diturunkan di Arafah saat Rasulullah saw sedang wukuf di Arafah. Sufyan berkata: aku ragu-ragu apakah hari itu Jumat atau bukan. Ayat tersebut adalah “Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (HR Bukhari Muslim)

Jadi jelas kan dimana hari raya kita, hari dimana kita bergembira, memakai pakaian baru, dan bersuka cita.

Lalu, bagaimana jika tahun baru masehi kita jadikan perayaan sebagai bentuk pencapaian-pencapain kita selama setahun? Bukankan itu suatu hal yang boleh-boleh saja, jika kita mau sedikit merayakan kesuksesan dan pencapaian kita?

Perayaan itu tidak harus berupa hura-hura, bahkan kalau kita mau berpikir jernih, terlalu banyak uang yang dihamburkan tuk sebuah perayaan yang bernama perayaan dalam kerangka tahun baru, yang itu semua lebih banyak kesia-siaanya, terkadang kita mendengar berita tentang pembuatan pesta kembang api yang biayanya bisa mencapai jutaan rupiah, padahal disisi lain jalan, ratusan ribu rakyat berada dalam kondisi kelaparan dan kesusahan.

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Israa': 27)

Lalu dengan berkaca kepada kondisi Indonesia yang sedang banyak dilanda bencana dan kesulitan, apakah kita masih mau membiarkan kita menari-nari sedang saudara kita sedang dalam kesusahan.

Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, 'Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang tidur pada malam hari dengan keadaan perut kenyang sementara tetangganya kelaparan di sebelahnya dan dia mengetahui hal tersebut." (HR. Thabrani).

Kalau melihat konteks hadits tersebut, kita tidak dianggap beriman kepada nabi Muhammad saw jika mengabaikan kesusahan tetangganya, dan dengan tidak beriman kepada nabi, berarti kita pun tidak dianggap beriman kepada Allah swt. Apalagi jika kita sampai menari diatas tangis tetangganya?

DR Yusuf Qarhadhawi menyatakan bahwa dunia ini bagaikan kampung kecil, karena majunya teknologi yang ada. Maka sayapun berpendapat bahwa sekarang, makna tetangga itu sekarang bisa menjadi luas, meskipun hadits menyatakan bahwa tetangga itu radius 40 rumah ke kanan, 40 rumah ke kiri, 40 rumah ke depan, dan 40 rumah kebelakang.

Dan seharusnya, bentuk syukur yang terbaik itu adalah ketika kita malah berbagi karena mendapatkan kegembiraan. Kaab bin Malik, salah seoarang sahabat yang terkena boikot pengacuhan selama 40 hari kaum muslimin karena tidak mengikuti perang Tabuk, ketika mendengar berita turunnya ayat yang menandakan pengampunan Allah terhadapnya, langsung memberikan baju yang ia pakai pada pemberi kabar gembira tersebut, bahkan karena itu adalah baju satu-satunya, beliau harus meminjam baju supaya bisa menghadap Rasulullah saw.

Jadi sebagai salah satu bentuk syukur atas pencapaian selama setahun, seharusnya kita malah menjadi pribadi yang dermawan dengan banyak berbagi terhadap sesama, apalagi di akhir tahun, kita menjadi semakin jelas besarnya pencapaian selama setahun.

Catatan terakhir dari tulisan ini adalah, sebaiknya, evaluasi atau muhasabah seorang muslim itu dilakukan dengan basis waktu harian, karena sesungguhnya kita telah beramal selama sehari dan juga sangatlah mungkin, berbuat dosa dalam waktu harian, beramal dalam waktu harian, dan bisa jadi meninggal sewaktu-waktu, tanpa sempat kita mengevaluasi diri.

“Hisablah dirimu, sebelum engkau dihisab”

Semoga Allah menyelamatkan kita dari kesia-siaan… (amin)


---

31 Desember 2007

28 December 2007

Kesempatan Sekali Seumur Hidup

Saya tidak pernah percaya dengan mitos “kesempatan hanya datang sekali seumur hidup” atau “one in a life time opportunity”. Saya selalu yakin bahwa peluang atau kesempatan itu diciptakan, dibuat, dan dibentuk. Namun bukan berarti saya menafikan aspek “Ketuhanan” lho yah dalam hal ini. Justru itu, saya yakin bahwa manusia hanya bisa merubah nasibnya jika ia mau merubahnya.

 

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra'd: 11)

 

Namun tadi pagi saya mendapat pelajaran baru… yaitu mengenai kesigapan dalam mengambil peluang, khususnya peluang tuk beramal.

 

Saya baru ngeh, bahwa ternyata mitos “kesempatan hanya datang sekali seumur hidup” itu bisa menjadi suatu hal yang benar dalam kondisi-kondisi tertentu, terutama jika berhubungan dengan aspek ibadah atau peluang tuk beramal. Dibutuhkan orang-orang yang gesit, sigap, dan pro aktif dalam hal urusan mengambil peluang beramal.

 

Makanya, prinsip utama dalam hal ibadah adalah “fastabiqul khairat” atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebuah iklim kompetisi yang mengharuskan kita tuh bersaing dan berebutan amalan. Sebuah nuansa dimana dibutuhkan kesadaran diri, keawasan pikiran, kemauan sikap, dan kecepatan amalan.

 

Kalau kita tidak mau mengambil peluang beramal tersebut, maka sudah pasti, dan saya menyakini benar hal ini, bahwa amalan tersebut tetap akan ada yang mengerjakannya.

 

Bukankah Allah juga pernah berfirman mengenai pergantian orang-orang murtad dengan generasi yang lebih baik lagi.

 

Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Maaidah: 54)

 

Maka dari itu, jika peluang atau kesempatan beramal sedang “ditawarkan” dihadapan kita, ambillah dan raihlah secepatnya. Agar tidak hilang kesempatan beramal sekali seumur hidup kita.

 

Untuk “amalan-amalan yang kecil”, juga berlaku hal yang sama, ketika ada peluang tuk memindahkan gangguan dari jalanan, ketika ada peluang tuk menyebrangkan orangtua di jalan yang padat, ketika ada kesempatan tuk memberikan tempat duduk kepada wanita/ibu-ibu di kendaraan umum, ketika ada celah tuk bisa membantu meski hanya dengan sekedar mendengarkan dengan hati dan memberikan wajah yang cerah, cobalah tuk dilakukan.

 

Karena sangatlah mungkin, kesempatan itu tidak akan datang dua kali, dan akan ada orang lain yang akan mengambilnya, dan ketika tiba masa itu, kita hanya bisa menggigit jari menyesali suatu perkara “sepele” yang mungkin bisa mendatangkan keuntungan yang besar.

 

Seorang salafus shalih, Abdullah Ibnu Mubarrak pernah berkata, ada amalan-amalan kecil yang menjadi besar karena niatnya, dan ada amalan-amalan besar yang menjadi kecil karena niatnya.

 

Semoga kita tidak menyia-nyiakan kesempatan beramal sekali seumur hidup itu lagi.

 

---

Syamsul Arifin

28 Desember 2007

27 December 2007

The Story Of MyQuran.Com & MyQers (part 2)

By: Ibrah (Administrator/myQ Aktivis)

Flashback nih ceritanya, gantian ane yang bercerita biar story of myQuran lebih mengena ke ‘atmosfer’ hingga ke fenomena forum yang sekarang katanya Yiiihaaaa!

Karena bakal panjang, akan ane potong-potong menjadi beberapa bagian / thread biar tidak pegel ato cape membacanya.

Sekitar 6 tahun yang lalu (sekitar tahun 2001) saya masih berada di kota Apel – Malang yang sejuk tidak terlupakan dan penuh kenangan Kedip-kedipin adalah awal saya mengenal pak Atmo dikenalkan bu Ade (ade97) secara tidak langsung lewat email. Saya sendiri tergolong sangat aktif waktu itu diberbagai kepengurusan dan penggarapan web / forum islam atau pun umum, yang masih inget diantaranya situs istiqomah.org (sekarang sudah down?), dudung.net (dijadiin penasehat forum, lucu jg neh hehe), dan myQuran sendiri. Juga mengurus dan membuat situs sendiri ‘hadiah’ dari ahas situs ijolumut.org *ikatan jomblo lucu dan imut-imut (JoJoBa banget gito loch! heheh..) dan puluhan situs pribadi lainnya Melettttt tapi sekarang sudah banyak yang musnah seiring lenyapnya hawa narsis selepas masa kuliah Kedip-kedipin  Motto waktu itu biar Gaul asal Syar’i Yiiihaaaa!

Di myQuran sendiri terlibat di dunia chating dan forum YaBB nya. Karena YaBB sering sekali error, artikel diskusi tiba-tiba menghilang, eror gak bisa login, dll maka dunia chatnya yang lebih banyak di’tekuni’ dengan status sebagai Fo (Founder) Channel myQuran – server di WebNet Malaysia.

Generasi awal tergolong sangat berkesan, aku menemukan komunitas yang unik di chating myQuran. Meski tergolong masih sangat sepi, tapi begitu kerasa ukhuwahnya dibanding komunitas chating lain waktu itu. Dan yang menakjubkan bagiku adalah satu komunitas namun dari berbagai penjuru dunia berkumpul.

Inilah nama-nama yang masih aku ingat di komunitas awal chat myQuran, semoga jika tersebut di history of myQuran dan mereka membaca bisa jadi bahwa mereka akan mengerti begitu berarti, masing-masing generasi saling menopang untuk berkelangsungan perjuangan selanjutnya, dan bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia, sehingga tumbuhlah kembali ruh semangatnya: Tisa Melia (kultsum/ruqayyah, dulu masih kuliah di US – pendiri KafeMuslimah), Dian Tresna Nugraha (kuliah S2 di Jerman, menghasilkan Quran Search Engine dalam 11 bahasa yang dipakai myQuran sekarang), Sander (RaihanFan, ITB) dan temennya sapa yah itu, Ani Chintya (Jepang), Rizal Syahruli, Arya (NafsanZaki, pembuat situs insankamil.com sudah down ya?), Vicksy Nurhayati (vnur dari UI Salemba), mba Witri Sanris (bu dokter nih), mba Lila (cita/yiya dari TulungAgung sama kayak kampungnya ahas), Indria Auliani, mba Sofi, mba Ratna, dan Nurjanah.

Seiring waktu,  makin bertambahlah jumlahnya, sehingga semakin mampu menelorkan berbagai rancangan ide-ide bareng. Karena semakin banyak yang bertambah, hanya beberapa nama tambahan yang masih aku inget dan berkesan: bu Adenita (ade97 – i so miss u, ...sentuhan-sentuhan kerja dakwah mu demikian terlihat nyata di mataku) dan sekeluarga (pak Adi dan 2 mujahid kecilnya – ibam dan arna – sekarang sudah bertambah lagi ya?), Pak Iwan (abinya_sofi) dan Rizqul Akbar (owen), Nanang (azzam), Awie,  Mae (Malaysia), Unisa (Singapore), Ina (Tabasum), Teni (green_sinai), mba Yuyun (justmine) dll banyak lagi.. termasuk mas ARS sang Top Scorer Kedip-kedipin

Selain itu, saya sendiri juga menjadi bagian komunitas chat di mana-mana (waktu itu sangat gemar banget chating Melettttt tapi sekarang sudah nggak lagi).

Komunitas chat muslim yang pertama aku ikuti (sekitar tahun 2000) adalah #ukhuwah dan #mushola –nya AllNetWork yang kelak akan banyak membawa pengaruh diperkembangan myQuran dan #myQuran webnet ketika aku menghandle nya Yiiihaaaa!

Masih inget nama temen-temen yang aktif waktu itu adalah si Ahas, Andraa (keduanya anak ITB), ikhwahfillah (mas idrus Kediri), diana_bay (muslimah jakarta), mba ri2 (duh dari mana ya ini mba-mba *lupa – ingetnya hanya luar jawa deh, lucu dan syar’i banget nih orang) dan pak Hadid (dari Jember) yang dari #ukhuwah.
Sedang dari #mushola ada mba hastuti (jkt), agam (australia), ahrend (di belanda, alhamdulillah pak ahrend ini masih eksis sampe sekarang bahkan di myQuran – tapi sudah di Indo ya?), Linda (PKPU) dan husain haidarah (ITB – sangat ku kenang renunangan pembacaan puisinya ‘Saya ini sedang Futur’), dan mas Semut (pengelola situs klikjv).

Selain aktif di komunitas chat muslim, gabung juga waktu itu di #scripthelp AllNetWork yang berdiskusi banyak soal scripting (mIRC, php, tcl, bot, dll). Ada mas Ano (Charlie sang master di Jerman), Gshock (pelajar di australia), ndoe, Chinmi (Malang), Badi dan pha-seck. Dari sinilah aku kenal Bapak Badi yang awalnya kami sering berantem ‘script’ sekarang malah menjadi tulang punggung tim server myQuran Senyum manis dan Bapak Chinmi dan Putro (DjokoSinting) yang selalu siap membantu ‘hidup’ hosting myQuran.


Dari generasi awal komunitas chat myQuran semakin besar hingga berbagai penjuru pelosok tanah air, sampai ke Pontianak waktu itu. Munculah ide-ide bersama untuk mengadakan kegiatan dan sesekali mengadakan pertemuan fisik silaturrahim. Dengan jumlah dominasi ada di Kota Jakarta, Bandung dan Jogjakarta (apa Yogyakarta? Yang bener mana yah Melettttt)

Silaturrahim pertama diadakan di rumah mba Witri, Bintaro. Waktu itu aku masih ada di Malang, sehingga tidak bisa ikut hadir dan aku cuma titip pesan agar pak Atmo sang Fo MyQ di undang. Melalui bu Ade97 pak Atmo di undang lewat email.
Kehadiran pak atmo begitu berarti, begitu komentarku kepada temen-temen chat waktu itu, untuk meyakinkan beliau bahwa myQuran berpotensial memiliki banyak penggemar yang ingin myQuran menjadi maju dan berkembang serta memiliki harapan yang sangat besar. Hal ini mengingat situs myQuran.com kelihatan ‘letih’ sering down dan artikel postingan sering menghilang ntah kemana, sedangkan sampe beberapa bulan tidak diperbaiki juga.



Usai pertemuan di Bintaro, aku telp ke rumah (kos?) pak atmo kalau ada masalah dengan myQuran barangkali saya bisa bantu meski bakal tidak sebagus karya pak Atmo, tapi secara teknis insyaallah bisa dihandalkan. Aku tawarkan hosting yang aku punyai di singcat (dulu masih free) untuk bisa membantu, dan pada akhirnya pak atmo memberi aku amanah mengelola myQuran.org (bagian komunitasnya), sedang masa depan myQuran.com dibiarkan saja dulu, sementara myQuran.net dijadikan ujicoba pembuatan CMS sendiri yang kalau berhasil bakal diimplementasikan sebagai pengganti portal myQuran.com

Sampai akhir tahun 2002 ternyata tidak ada sesuatu yang menggemberikan. myQuran.com semakin kritis, myQuran.net tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, sedangkan myQuran.org yang aku kelola belum sepenuhnya aku kerjakan karena kesibukan kuliah, aktifitas kampus, dan cari penghasilan Yiiihaaaa!

Awal tahun 2003 membawa sedikit perubahan. Alhamdulillah posisi kerja di Jakarta dengan akses internet yang cukup membuat aku bisa sedikit leluasa mengembangkan .org sementara .com sudah semakin tidak ‘berdaya’.

Aku sendiri bertemu secara langsung dengan teman-teman komunitas chat myQuran pertama kali di Masjid Al Azhar diantar oleh Arya (nafsanzaki) yang kemudian dilanjutkan silaturrahim ke rumah bu Ade97.

myQuran.org tujuan utama adalah membangun dan menciptakan komunitas maya, maka halaman utama yang keluar dahulu hanyalah halaman chating Senyum manis dan aku ingin memastikan bahwa chating di myQuran tidak akan down, karena lewat chat bisa aku koordinasikan rencana-rencana .org dikembangkan dan bakal kemana. Teman-teman dari #scripthelp, #ukhuwah, dan #mushola sangat membantu sekali.



Atas bantuan bpk Badi, myQuran akhirnya punya server sendiri untuk chat (IRC). Server yang sebelumnya menumpang di server malaysia webnet/webchat, beralih ke server sendiri (irc.myquran.org)

Kemudian server cadangan irc terbentuk atas prakarsa bapak Badi sebagai backup, oleh servernya Bpk. Putro (DJ – di BPD). Juga sempat bertambah satu lagi di server UGM oleh Kang Rahmad. Bahkan sempat akan terbentuk NetWork sendiri atas bantuan om Hitler (Allnetwork) – yang dikemudian hari om Hitler ini sering membackup kalau terjadi apa-apa pada myQuran.org.

Atas seizin pak Agam, dibantu oleh mba hastuti, husni dan pak ahrend, #myQuran di link bersama ke server #mushola Dalnet (hastuti), Effnet (agam), dan AllNet (hittler). Sejak itu #myQuran mengenal berbagai jenis bot. Dari Bot AlQuran, Hadits, Guard, Game, Relay, AutoAnswer dan puluhan jenis bot lainnya. Siapa yang tidak kenal Fathimah hayoo? Senyum manis

Pertemuan sesungguhnya dengan bapak Atmo pertama kali terjadi di Taman Ismail Marzuki (TIM) setelah sebelumnya hanya bisa ngobrol lewat email, telpon dan sms, ketika ada acara dari FNI (Forum Nasyid Indonesia) dalam rangka menyambut 1 Muharram yang dihadiri banyak artis ibukota. Aku SMS pak atmo, bagaimana kalau kita bertemu untuk berbicara tentang myQuran sambil nonton pembukaan acara. Yang kebetulan aku juga aktif (agak aktif ding) di FNI, sekaligus klarifikasi dari tulisan pak Atmo sebelumnya – mungkin yang dimaksud pak atmo adalah pengelola situs cybernasyid karena aku bergabung di forum nasyid. Teman-teman di FNI yang terlibat adalah: kang Syauqi, mba Enno, itu doang yang aku inget dan kenal Senyum manis

Dari pembicaraan di TIM inilah akhirnya aku diizinkan pak Atmo untuk mengarahkan myQuran.com ke myQuran.org sebagai pengganti dikarenakan .com belum juga dikembangkan. Sekaligus diizinkan mengganti-ganti settingan NS domain dengan ketentuan tidak mengutak ngatik domain selain myQuran heheh Yiiihaaaa!

Sayang satu-satunya foto kenangan pertemuan pertama kali dengan pak Atmo di PC ane hilang gara-gara harddisk jebol.. tapi barangkali ada backup atau ada yang pernah men save as nya (karena pernah di publish juga) nanti insyaAllah bila ketemu ane upload lagi.

Dengan bismillah akhirnya aku bertekad mengembangkan myQuran, biar hanya secara perlahan, akan mulai mengembangkan ke arah webnya.

Aku perfikir keras, jenis situs seperti apa yang bakal aku kembangkan untuk myQuran.org ini. Apa sejenis halaman portal seperti myQuran.com dahulu, atau berbentuk CMS (phpnuke, postnuke, dll) sebagai halaman utama komunitasnya.

Ide dasar yang muncul saat itu adalah, aku tidak ingin memuat sebuah halaman situs yang hanya dikunjungi sebentar oleh penggunjung. Yang mereka mampir, membaca, lalu pergi. Atau mampir, membaca, tertarik, save as, lalu pergi. Tidak ingin seperti itu. Inginnya adalah selalu dan selalu akan dikunjungi, setiap saat dan setiap waktu. Dan memulihkan penggemar myQuran menengok kembali situs myQuran, mengingat 2 tahun (2001-2002) web myQuran banyak ditinggalkan orang karena sudah tidak ada muatan berarti selain chatingnya, dan cek email.

Mulailah perjalanan menganalisis semua situs yang ada, baik bentuk, design, dan antarmuka yang ada. Mulai dari mengamati bentuk myQuran.com tempo dulu sampai situs yang terkenal.

Muncul pertanyaan di benak:
-   Apa yang membuat orang pertama kali berkunjung langsung jatuh cinta?
-   Apa yang membuat pengunjung suka kembali, kembali, dan kembali terus siang malam, bahkan sepanjang hari bakal nongkrongin myQuran?
-   Pangsa penggunjung apa dan seperti apa bakal terbidik, menimbang telah banyak pula situs komunitas yang hadir waktu itu?

Sebuah portal adalah keniscaan. Karena dari portal dapat berkembang komplek menawarkan beragam jenis fitur internet. Hanya saja darimana mengawalinya? Apakah langsung membuat portal? Apakah memungkinkan dari fitur tertentu bakal menjadi portal lalu menggaet fitur lain? Dlsb..

Satu hal yang bakal bisa membuat terus hadir besar dan berkembang, adalah ikatan emosi!

Akhirnya mengambil keputusan, bahwa bentuk myQuran.org sebuah forum yang ke depan diarahkan menjadi portal yang bakal menggaet fitur lain (chat, galeri, card, berita, poling, dll).

Mulailah myQuran.org menjadi sebuah forum. Pertamakali menggunakan vBulletin (vb) dengan warna ungu sesuai warna dasar vB waktu itu dengan mengangkat tema forum YaBB myQuran.com terdahulu sebagai isu dasar. Versi vB warna ungu ini tidak berkembang lama (lihat myQWiki). Meski demikian, jumlah yang turut menjadi member bisa dibanggakan sebagai starting point.

Nama-nama setia user myQuran yang selalu mengisi kehadiran di edisi perdana ini adalah yang aku inget: kita_manusia, array007, rini_aisyah, ade97, yiya, kultsum, nafsanzaki, dll.
Maaf buat yang tak tersebut namanya, gak begitu ingat lagi.. Sedih deh

Konflik dalam hosting mengakibatkan forum myQuran.org edisi ungu ini lenyap begitu saja. Database forum dihapus oleh pihak server secara sepihak.

Sejak saat itu pengalaman memilih hosting menjadi sangat penting dan berharga dalam menentukan nasib hidup sebuah situs. Dengan minimal mengenal baik empunya hosting, barangkali menjadi lebih baik ceritanya.

Dengan terpaksa harus memulai lagi dari awal, myQuran edisi warna hijau dengan tetap vB sebagai engine utamanya. Hosting baru di tempatnya pak Chinmi membuat lebih nyaman (terutama kalau habis bandwidth dan nunggak bayarnya heheh).

Server sempat pindah beberapa kali, hingga akhirnya berpindah ke hosting IIX dengan alasan prosentase terbesar pengunjung myQuran mengakses dari dalam negeri.

Pertemuan perdana dengan para myQers terjadi pada Februari 2005 di Taman Wisata Kebun Ragunan Jakarta dengan di hadiri user myQuran Jakarta, Bandung, Jogja, dan Luar Jawa. Dan terpilih Bpk Ari sebagai korwil kegiatan DKI Jakarta dan sekitar.



Banyak kegiatan sempat tercatat pada edisi ini, mulai dari baksos sampai camping bersama. Struktur sederhana sebagai sayap-sayap organisasi tumbuh, mulai dari korwil masing-masing daerah hingga terbentuk myQ Pecinta Alam (myQ Pala) aka Bapak Dzaki. Dan yang sangat pesat adalah myQers Bandung.



Edisi inilah yang mungkin sempat meledak hingga server tak mampung nampung lagi, lebih dari 50 ribu user bergabung.. Segala optimasi telah dicoba. Tapi karena server hosting bukan dikelola sendiri juga karena keterbatasan dana (tidak bisa beli server sendiri), dengan sungguh berat hati down kembali.

Telah beberapa kali dicoba recovery beberapa kali, namun makin parah yang mengakibatkan banyak crash dalam database akibat tak mampu server menghandlenya. Solusi belum juga di dapat sampai berbulan-bulan.

Hingga suatu hari, bapak badi bercerita kepada bapak Jimmy betapa susahnya mencari tempat untuk hosting-in myQuran, karena banyak server hosting yang menolak akibat high traficnya. Oleh bapak Jimmy malah diketawain dan menawarkan percobaan hosting ditempat beliau (PT SATATA NET).

Atas saran bang guruh (australia) berhasil meyakinkan, myQuran edisi forum ketiga menggunakan Simple Machine (SMF) terbentuk setelah melakukan percobaan beberapa bulan sebelumnya (edisi forum myQuran.or.id).

Akibat ‘tenggelam’ beberapa lama, forum myQuran baru edisi SMF pertumbuhan sempat melambat. Userlama agak canggung mendaftar dan mengulang dari awal. Namun kondisi ini tidak terlalu lama, hanya sekitar 2-3 bulan. Pada akhirnya kembali mulai rame.

Berbagai kegiatan pun mulai rame lagi diselenggarakan. Kesibukan kerja dan kesibukan mengurusi server/forum hingga tak ikut serta banyak membantu kegiatan.

Hingga pada September 2006. Tercetus ide untuk meredefinisikan dan lebih menstrukturkan myQuran sebagai organisasi modern yang real memiliki kepengurusan. Agar tiap kegiatan yang diselenggarakan tidak memiliki benturan-benturan formal lagi.

Atas bantuin izti, diundanglah semua teman-teman moderator dan yang menjadi pengurus di masing-masing korwil dan user-user myQuran yang berpotensial ke Masjid Istiqlal. Juga bapak Atmo aku undang khusus biar ybs. mau datang Melettttt



Pertemuan di Masjid Istiqlal membentuk atmosfer baru bagi perkembangan myQuran selanjutnya. Dari pembicaraan sini terbentuk gambaran bagaimana ke depan myQuran akan diperjuangan. Sebagai langkah awal, dipilihlah leader forum dan menentukan job deskripsinya.

Dihosting di server sendiri, ditangani oleh tim server khusus (badi dan dj/putro), dan memiliki struktur kabinet (Presiden Iaf  terpilih sebagai presiden pertama myQuran, bu Oryza sebagai wapres, dan Izti sebagai Sekum).

Dengan demikian beban kerja dapat terbagi, sehingga poin-poin mimpi yang akan dikembangkan dapat terlaksana dengan baik.

myQuran edisi SMF adalah edisi yang sekarang ini. Hingga sekarang masih banyak kekuarangan. Dan myQers sendiri semua mengikuti perkembangan demi perkembangan yang terjadi. Jadi gak perlu aku bercerita lagi Senyum manis

Terakhir.. Inilah myQuran pada tahapannya, dan pada generasinya telah tiba masa kalian mengisi dan membesarkannya, sebagai wahana yang telah disediakan untuk berdakwah.

Panjang juga ane nulisnya Senyum manis
Gak nyangka bisa.. semoga gak bosan membacanya, dan bagi yang membutuhkan referensinya bisa diambil sumbernya insyaAllah.

Buat timsus yang pernah ingin mewujudkan buku oleh anak-anak myQuran, kayaknya tulisan di thread ini cukup sebagai pengantarnya kan. Btw, masih pada mau dilanjut proyek membuat buku myQurannya?

Sumber: http://myquran.org/forum/index.php/topic,7342.30.html

The Story Of MyQuran.Com & MyQers (part 1)

By: atmonadi (MyQ Founder/myQ Perambah)

Ini kisah tentang myquran.com yang ditulis untuk memenuhi rasa ingin tahu myQer tentang sejarah myquran.com yang sempet terlontar di obrolan tanggal 10 September kemarin pas acara penggalangan dana.  Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat dan memenuhi rasa ingin tahu myQer lainnya.(Lebih dan kurangnya silahkan dilengkapi).

Juli tahun 1999, saya masih aktif di bidang desain web, iseng2 saya mensurvei situs komunitas muslim dari Indonesia. Weh ternyata jarang bgt.

Saat itu lagi hangat2nya bisnis dotcom. Kafegaul.com dan detik.com lagi harum-harumnya diomongin bagaikan gadis muda belia yang mulai menampilkan lenggak lenggok kegenitannya, tak urung banyak investor pun tersungkur jatuh cinta.

Setelah beberapa menit berselancar mengetikkan berbagai kata kunci yang berkaitan dengan Islam, Weh, sedih juga,  :toe:ternyata nggak ada komunitas muslim yang bisa menjadi patron. Kalaupun ada barangkali komunitas isnet.org yang dibuat anak-anak Indo di luar negri. Lampu dikepala tiba-tiba mendadak menyala “tuinggg!” Putar mata Buat saja, repot amat. Ya bener Just Do It, pikir saya. Maka dalam beberapa jenak sayapun mulai mikir lebih serius sambil melayangkan mouse ke perusahaan domain Network Solution.

Cukup lama juga saya merenung sambil berselancar diatas atap kantor Bubu.Com di Gandaria 1, malem itu saya menjelajahi internet sambil melihat berita2 terkini. Awalan “My” lagi ngetrend. Well, ilhamnya mungkin dari MY itu lantas setelah menjelajah kesana kemari akhirnya inget juga “Ping” “al-Qur’an” kan maksudnya “Bacaan”, maka komposisi nama pun lahir dari idiom The Net “My” dan “al-Quran” menjadi “Myquran.com” Ngakak. Buru2 saya merogoh duit plastik yang ada di dompet dan mendaftarkan nama “antik” dan “unik” tersebut menjadi nama domain. Mula-mula cuma dot com saja solae jatah kartuku termasuk minimal.

Dalam satu minggu kemudian sayapun mulai mengutak atik kebiasaan saya membuat situs, kali ini dengan nuansa hijau yang terang dan nama yang dipilihkan sebagai “myquran.com” dengan semboyan dibawahnya “REFRESH YOUR LIFE!”.

Walhasil, sejak hari itu saya rajin pulang malem, bahkan seringkali sampe nginap juga untuk mengonline kan situs myquran.com. Awal Agustus 1999, puasa mulai menjelang, situs ini harus udah jadi pikirku. Mula-mula sekali situs ini kemudian ditempatkan di Hypermart.Net  yang menyediakan hosting gratisan, lengkap dengan iklannya yang suka nyelonong masuk. Termasuk iklan judi! Nah, biarlah pikir saya, namanya juga gratisan.

Minggu pertama, situsnya kupromosikan ke beberapa teman, baik di milis maupun numpang di forum diskusi. Setelah itu gunakan banner exchange dan afiliasi. Yang penting  rame kataku. Dalam seminggu lonjakan traffic terbaca, 100, 200, 300 dan akhir bulan setiap hari selama puasa pengunjung tiba-tiba naik 600 sampai 1000 per hari. Lumayan lah dengan modal gratisan bisa menarik pengunjung. Setelah ramadhan lewat, traffic mulai turun tapi nama My Quran sudah mulai dikenal. Milis pun kemudian di buat di egroups yang sekarang menjadi myquran@yahoogroups.com.

Dalam beberapa bulan mendatang, kelihatan traffic myQuran semakin padat dan terus terang saya yang ngurusin sendirian mulai kewalahan juga. Meskipun sudah digunakan content management, toh tetap saja akhirnya keteteran juga setelah beberapa tahun lewat.

Diam-diam, para  fans myquran.com ternyata mulai bermunculan membangun kelompok-kelompok jumpa penggemar sendiri. Hehehe Ngikik.. kaget juga saya kalau ternyata “MyQer” tiba-tiba bermunculan di Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, Jogja, dan entah dimana lagi. Suatu waktu di tahun 2001 atau 2002, saya pun sempat juga ketemuan sama myQer di Bintaro. Wah ternyata mereka memang seriues dan antusias banget dan bangga bgt menjadi anggota komunitas myQuran.Com, Alhamdulillah. Peace ahhh!

Selama bebarapa tahun selama periode 1999-2003 myquran.com memang menjadi inspirator bagi pengelola situs Islam yang mulai bermunculan. Beberapa undangan radio dan TV pun kemudian mampir, biasanya pas bulan puasa ngomongin situs Islam. Selama periode itu memang lagi rame-ramenya bisnis dot com sehingga membuat ngiler beberapa investor.

Komunitas virtual dan penggemar pun makin bertambah, yang fanatik bgt ada juga dan akhirnya memang saya serahkan untuk meneruskan myquran.com namun dengan nama domain org. Hasan dari Malang (bukan Hasan yang malang lhoi… Ngikik..), yang sebelumnya mengelola cybernasyid.com akhirnya saya serahi sepenuhnya untuk mengurus myquran sampai sekarang (untungnya masih kuat hehehe).  MyQuran sendiri nampaknya menjadi komunitas yang organis dan berkembang sesuai dengan aktivitas pengunjungnya, pasang surut, naik turun, meskipun didanai oleh kocek pribadi dan sumbangan para kontributornya tapi tetap saja bisa tampil eksis walaupun zaman keemasan dotcom sudah usai beberapa tahun yang lalu. Komunitas myquran pun nampaknya muncul sebagai satu-satunya komunitas muslim non afiliasi partai maupun organisasi karena membernya macem-macem, bahkan mungkin yang non muslim juga ada karena memang ada forumnya.

Menjelang tahun 2003 saya pun pelan-pelan mulai mengurangi aktivitas online, jadi praktis jarang banget mengikuti perkembangan myquran secara online yang sempat timbul tenggelam karena lupa bayar hosting hehehe Ngikik.. atau bete karena crash melulu kebanyakan pengunjung :'>.

Hasan masih terus mengelola myquran.org yang akhirnya memang menjadi penerus myquran dotcom. Saya sendiri moksa (maksudnya mengurangi aktivitas dunia maya 8))  dan step back mengurangi aktivitas dunia tremasuk kerja, mengundurkan diri dari Bubu.Com, jadi freelance situs kesehatan, di kontrak mbak Tika untuk menghidupkan Kadinnet.com,  balik lagi ke Bubu.Com, dijemput Syekh Luqman Hakiem di kantor yang memang diundang teman untuk ceramah tentang sufisme, dan mundur lagi dengan cita-cita mau keliling masjid dan memotret seni kaligrafinya (tapi batal), trus sempet mendirikan perusahaan jaringan selama 3 bulan, dan akhirnya benar-benar mendem bumi selama 2 tahun.

Banyak juga sih yang katanya mencari, tapi sesekali saja saya nongol untuk mengerjakan proyek freelance pesanan temen, abis itu balik lagi ke rumah soale memang saya kerja di rumah sambil tafakkur dan menuntaskan tulisan mawas diri “Kun Fa Yakuun; Man Arofa Nafsahu Faqon Arofa Robbahu”, yang kemudian malah diteruskan membuka tabir al-Qur’an dengan risalah “al-Muthaa’in: Komposisi dan Kodefikasi Al Qur’an”, Prima Kausa, dan beberapa risalah lainnya yang termasuk kategori superberat dan hanya disampaikan di kalangan terbatas.

Memang lucu dan aneh juga 2 tahun step back mengurangi berbagai aktivitas dunia. Nampaknya selama 2 tahun itu wilayah yang dimasuki berkaitan dengan apa yang disebut sebagai wilayah pengembaraan spiritual dengan proses grastulasi (penyucian jiwa). Saya memang memasuki dunia tasawuf dengan bimbingan Syeikh  MLQ yang menerbitkan majalah Cahaya Sufi.

Setelah 2 tahun lewat dikit, saya pun mulai nongol kembali. Tempat main saya ya ke tempat anak-anak masih mangkal sampai hari ini di Bubu.com. Eh tak dinyana , ditawarin kerja lagi. Tapi kali ini bukan ngurusin web, tapi sms provider. Weh, rupanya kue sms masih berasa banget walaupun susah juga ternyata. Dan saya pun punya kesempatan online kembali mengunjungi myQuran.Com yang nampaknya sekarang blom jauh berbeda tampilannya sebagai komunitas non profit. Weh, kuat juga Hasan pikir saya Sip, mantap!. Saya pun kembali posting-posting sambil bikin Blog.

Blog memang model baru yang lagi nge-trend sejak 3 tahun yang lalu ketika saya ditanya tentang Blog oleh anak-anak Metro TV (jadi sebelum ngilang emang sempet juga ngobrol sama timnya Mas Roy Suryo tentang Blog, waktu itu memang lagi diundang nongol di acaranya Mas Roy Suryo sama cheer leadernya Islam Liberal tentang situs Islam).

Di Blog, tulisan saya memang berat-berat sampai membuat semaput beberapa orang Bikin shock!. Hehehe memang begitulah, harus mulai dibuat serius. Dan tanggal 10 september yang lalu tiba-tiba saja ada undangan dari Hasan buat buka konser amal MyQuran. Halahhh, kok jadi sedemikian aktifnya. Saya pun mengiyakan juga bertandang  ke acaranya myQer yang lumayan sepi  Gubraks!.

Hehehe nggak apa2 baru mulai kok, hibur saya ke Non Icha di YM yang jadi komandan anak-anak myQer mengadakan konser amal dengan menampilkan Nasyid. Weh, aktivis myQer memang di dominasi oleh Akhwat alias Annisa. ]Wah, rupanya ramalan masa depan mulai menunjukkan tanda-tanda   kalau masa depan abad spiritualitas dengan pelopornya dari kaum Annisa.{ http://atmoon.multiply.com/journal/item/65 ] Insya Allah, mudah-mudahan nggak pada kapok mengadakan acara amal galang dana, yang penting bukan hasilnya tapi niat yang lurus dan istiqomahnya hanya untuk Allah khan. Saya jadi teringat beberapa petuah Syekh Luqman Hakiem sebelum balik lagi ke dunia kerja :

Hatimu bekerja untuk Allah, tapi akal dan pikiran dan kaki tanganmu untuk umat manusia

Ikhtiar lebih utama dari hasilnya. Doa lebih utama dari ijabah, berjuang dengan keistiqomahan lebih utama daripada kemenangan. Taat lebih utama daripada surga. Syukur lebih utama daripada nikmat. Renungkanlah.

 
Jadi,memang myQuran dan myQer perlu istiqomah ketika menetapi sesuatu, jangan sekedar melihat hasil akhirnya, dan jangan kecewa karena apa yang tidak diraih, tapi keistiqomahan, proses dan ridha Allah lebih utama ketimbang sekedar suatu kesuksesan. Don’t Give Up! Peace ahhh!

Berbuatlah kebaikan dan janganlah kalian meremehkannya sedikit pun. Sebab, kecilnya kebaikan adalah besar dan sedikitnya kebaikan adalah banyak.  (Ali kwj)

Janganlah kamu meninggalkan kebaikan, karena zaman selalu berputar. Banyak sekali orang yang pagi harinya mengharapkan kebaikan (pemberian) orang lain berubah menjadi orang yg diharapkan kebaikannya oleh orang lain, dan orang yang kemarinnya mengikuti orang lain berubah menjadi orang yang diikuti. (Ali kwj)

--------catatan

Istiqamah: kualitas batin yag melahirkan sikap konsisten (taat azas) dan teguh pendirian untuk  menegakkan san mebentuk sesuatu yg menuju kepada kesempurnaan atau kondisi yang lebih baik.

Ridha : Rela dengan ketentuan Allah dengan sadar baik yang telah, sedang, dan akan terjadi.

Sumber: http://myquran.org/forum/index.php/topic,7342.0.html

26 December 2007

It is Our Taqwa Which Reach Allah SWT, Not Our Qurban/Cattle Sacrifice/Slaughter

Rating:★★★★★
Category:Other
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka. Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.

And for Every nation we have appointed religious ceremonies, that they may mention the Name of Allâh over the beast of cattle that He has given them for food. and Your Ilâh (God) is one Ilâh (God Allâh), so You must submit to Him alone (in Islâm). and (O Muhammad ) give glad tidings to the Mukhbitin [those who obey Allâh with humility and are humble from among the true believers of Islâmic Monotheism], whose hearts are filled with fear when Allâh is mentioned; who patiently bear whatever may befall them (of calamities); and who perform As­Salât (Iqâmat-as-Salât), and who spend (in Allâh's Cause) out of what we have provided them. And the Budn (cows, oxen, or camels driven to be offered as sacrifices by the pilgrims at the sanctuary of Makkah.) we have made for You as among the Symbols of Allâh, therein You have much good. so mention the Name of Allâh over them when they are drawn up In lines (for sacrifice). then, when they are down on their sides (after slaughter), eat thereof, and feed the beggar who does not ask (men), and the beggar who asks (men). Thus have we made them subject to You that You may be grateful. It is neither their meat nor their blood that reaches Allâh, but it is piety from You that reaches Him. Thus have we made them subject to You that You may magnify Allâh for his guidance to you. and give glad tidings (O Muhammad ) to the Muhsinûn (doers of good). Truly, Allâh defends those who believe. Verily! Allâh likes not any treacherous ingrate to Allâh [those who disobey Allâh but obey Shaitân (Satan)].

(QS. Al-Hajj: 34-38)

Puisi-puisi Iseng ^-^

Jenuh Melihat Puisi "Cinta"

Bualan Omong Kosong
Padat tanpa makna
Indah berisi sampah
Dan wangi tanpa aroma

21 Desember 2007
Syamsul arifin Senyum manis

 

"Janur Kuning vs Bendera Kuning"

Meski janur kuning telah melengkung
Namun semangatku takkan mengendur
Kan ku nanti engkau meski sampai seribu tahun
Sampai kau kibarkan bendera dukamu, yang menandakan hidupnya kembali, peluang cintaku


-----
"Kunanti jandamu... sampai kapanpun..." Ngikik..
Semangat Yess!

19 December 2007

Hiduplah Bersama Masyarakat (Seruan kepada Pemuda Kebangkitan Islam)

Dari artikel: Kebangkitan Pemuda Islam Suatu Kemajuan Harus Dibimbing Bukan Dilawan (bagian ke 6/ dari 6)

Oleh: Dr. Yusuf Qardhawi

Penulis berpesan kepada para pemuda agar mereka turun dari langit mimpi dan dunia idealistik menuju ke bumi realistik. Berdampinganlah dengan rakyat, para pekerja, petani, buruh mujahid, masyarakat akar rumput (grass root) di kota-kota besar dan desa-desa terpencil, sehingga kalian akan memperoleh fitrah yang lurus, hati yang baik, dan raga yang terlatih bekerja.

Penulis berpesan agar mereka terjun melihat realitas, memberikan sumbangsih pengajaran terhadap orang-orang yang masih buta huruf hingga dapat membaca, mengobati orang-orang yang sakit hingga sembuh, memompa semangat orang-orang untuk bangkit, mendorong orang-orang yang malas untuk bekerja, menolong orang-orang yang membutuhkan hingga tercukupi kebutuhannya, dan berbagai kebajikan lainnya.

Pemuda bertanggung jawab membentuk kelompok-kelompok untuk menghapuskan buta huruf, mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, membangun sarana umum, memerangi penyakit-penyakit menular, kampanye anti merokok, miras (minuman keras), dan gambar-gambar porno, melawan tradisi-tradisi yang berbahaya, dan menyebarkan tradisi-tradisi yang sehat sebagai gantinya. Betapa luasnya lapangan yang masih membutuhkan kesungguhan, niat, dan semangat para pemuda.

Wahai pemuda Islam, janganlah kalian terpaku pada diri sendiri, meninggalkan bangsa, padahal mereka adalah nenek moyang, saudara-saudara, dan sanak kerabatmu. Turunlah ke masyarakat bangsamu! Bergumullah bersama mereka, hidup dan berserikatlah bersama mereka, bimbinglah orang-orang yang terbebani dalam hidupnya, usaplah air mata anak-anak yatim, tersenyumlah untuk menghibur wajah-wajah yang tertimpa kesusahan, ringankanlah beban yang dipikul oleh orang-orang yang kepayahan, tolonglah orang yang teraniaya, dan obatilah hati yang bersedih dengan perbuatan, kata-kata yang baik, dan senyuman yang tulus.

Sesungguhnya melakukan tugas sosial dan memprioritaskan pertolongan kepada mereka --khususnya terhadap golongan lemah-- merupakan ibadah yang bernilai tinggi yang belum ditunaikan secara baik oleh mayoritas umat Islam dewasa ini. Meskipun ajaran Islam jelas-jelas mengajak kepada kebaikan dan memerintahkannya, bahkan menetapkannya sebagai kewajiban harian bagi seorang muslim.

Penulis telah menjelaskan dalam karya kami, al-Ibadah fil Islam, bahwa Islam memperluas lapangan ibadah dan memperlebar wilayahnya yang meliputi amal-amal yang amat banyak yang tak pernah terbetik di hati bahwa hal itu ditetapkan oleh agama paripurna ini sebagai suatu cara penghambaan (ibadah) dan pendekatan diri kepada Allah SWT.

Ketahuilah, setiap amal yang bermanfaat dianggap sebagai ibadah oleh Islam. Bahkan ibadah yang paling utama, selama dimaksudkan oleh penulisnya sebagai kebaikan yang ikhlas lillahi ta'ala, bukan untuk mencari pujian dan popularitas semu. Setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan niat dan cara yang baik digolongkan sebagai ibadah dan pendekatan diri kepada Allah SWT (taqarrub illallah). Perbuatan semacam itu merupakan amal yang dapat menghapus air mata orang yang dirundung kesedihan, meringankan kegelisahan orang lain, membalut luka orang yang tertimpa bencana, membangkitkan semangat hidup orang yang kesusahan, mencegah penderitaan orang yang dizalimi, membantu orang yang dililit hutang, menolong fakir miskin, dan sebagainya.

Amal yang demikian banyaknya telah ditetapkan oleh Islam sebagai ibadah kepada Allah SWT, cabang keimanan, dan hal-hal yang mendatangkan pahala dari-Nya.

Penulis telah menyimak hadits-hadits Nabi Muhammad saw. mengenai hal ini dan berkesimpulan bahwa tidaklah mencukupi hanya dengan amal-amal yang dicontohkan tersebut, yang dianggap sebagai ibadah sosial (yang objeknya adalah manusia sebagai manusia). Lebih dari itu, Islam masih menetapkan amal yang terkait dengan eksistensi manusia sebagai makhluk biologis yang terdiri dari organ-organ.

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan hadits Rasulullah saw.,

"Setiap ucapan salam untukku dari orang-orang adalah sedekah baginya setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya. Berbuat adil di antara dua orang adalah sedekah. Menolong orang dengan mengangkatnya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya, adalah sedekah. Kata-kata yang baik adalah sedekah. Setiap langkah menuju tempat melakukan shalat adalah sedekah dan menyingkirkan gangguan dari jalan iuga sedekah." (Muttafaq'alaih)

Ibnu Abbas juga meriwayatkan hadits semacam ini dari Rasulullah saw.,

"Setiap senyuman seseorang merupakan shalat (baginya) setiap hari!" Seorang dari para sahabat berkata, "Ini adalah sesuatu yang paling berat dari apa yang pernah engkau sampaikan kepada kami!" Rasulullah saw. menjawab, "Perintahmu ber-amar ma'ruf dan laranganmu meninggalkan kemungkaran sama dengan shalat. Kamu membantu dan menolong orang yang lemah adalah shalat. Engkau menyingkirkan gangguan dari jalan adalah shalat. Dan setiap langkah untuk mengerjakan shalat adalah shalat juga." (HR Ibnu Huzaiman dalam Sahihnya)

Hadist yang serupa maknanya dengan hadits di atas diriwayatkan oleh Buraidah dari Rasulullah saw.,

"Dalam diri manusia ada 360 sendi, dia harus mengeluarkan sedekah untuk setiap sendi tersebut." Para sahabat bertanya, "Siapa yang kuat untuk melakukannya wahai Rasulullah saw.?" (Mereka mengira sedekah harta). Rasulullah saw. menjawab, "Dahak di dalam masjid yang dipendamnya (dalam tanah) dan sesuatu yang mengganggu yang disingkirkannya dari jalan..." (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Huzaimah, dan Ibnu Hibban)

Berbagai hadits menerangkan bahwa tersenyum kepada orang lain, menuntun tuna netra, menunjukkan jalan bagi orang yang tersesat, turut merasakan penderitaan orang lain, memikul beban berat kaum dhuafa, dan semua pekerjaan baik di dunia ini merupakan sedekah.

Dengan menjalankan petunjuk Rasulullah saw. tersebut, seorang muslim hidup di tengah masyarakat dengan memancarkan kebaikan dan kasih sayang serta penuh manfaat dan berkah. Ia melakukan kebaikan dan mengajak orang lain kepada kebaikan pula. Ia menerangkan dan menunjukkan hal-hal yang ma'ruf, sehingga ia layak disebut sebagai kunci kebajikan dan penutup pintu kejahatan. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda,

"Sungguh beruntung seorang hamba Allah yang (dijadikan-Nya) sebagai kunci pembuka kebaikan dan sekaligus pengunci bagi kejahatan."

Sebagian muslim yang bersemangat mengatakan, "Akan tetapi, amal-amal sosial ini dapat mengganggu kesibukan berdakwah dan memberi kontribusi dalam bentuk nyata, padahal aspek ini lebih membutuhkan garapan dan keseriusan." Penulis menjelaskan kepada mereka bahwa amal sosial merupakan salah satu bentuk dakwah kepada masyarakat secara real, yakni dakwah yang disertai aksi (perbuatan).

Dakwah bukanlah sekadar pemaparan kata-kata atau tulisan, tetapi juga memperhatikan dan menyelesaikan persoalan manusia. Imam Hasan al-Banna --semoga Allah SWT senantiasa merahmatinya-- amat peka terhadap persoalan semacam ini, yang mendorongnya mendirikan badan sosial bersama kaum muslimin lainnya.

Umat Islam diperintahkan untuk menebar kebaikan kepada manusia lain seperti halnya perintah untuk melakukan ruku', sujud, dan beribadah kepada Allah. Seperti ditegaskan Allah Azza wa Jalla,

"Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebaikan supaya kamu mendapatkan kemenangan. Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu... " (al-Hajj: 77-78)

Maka, penulis membuat tiga kategori muslim berdasarkan aktivitas yang mereka lakukan. Pertama, muslim yang menekankan hubungan vertikal dengan Allah dalam bentuk pelaksanaan berbagai ibadah ritual kepada-Nya. Kedua, muslim yang menekankan hubungannya dengan masyarakat dalam bentuk pelaksanaan program-program sosial demi kebaikan masyarakat. Ketiga, muslim yang menekankan perlawanan terhadap kekuatan-kekuatan jahat. Mereka berjihad di jalanAllah dengan sebenar-benarnya.

Barangsiapa yang menyibukkan diri melakukan kebaikan bagi masyarakat, maka dia tidak menyibukkan diri kecuali untuk hal-hal yang diwajibkan Allah kepadanya. Muslim yang melaksanakannya, insya Allah, akan menerima pahala dariNya dan terpuji di hadapan manusia.

Sebagian aktivis yang menggebu-gebu mengatakan, "Sesungguhnya jihad yang dilakukan oleh para da'i harus difokuskan pada upaya mendirikan negara Islam yang menerapkan hukum Allah dan menjalankan seluruh aspek kehidupan atas dasar Islam. Negara tersebut harus benar-benar menerapkan Islam dan menyiarkannya ke luar negeri."

"Bila negara Islam telah berdiri, maka negara akan menguasai seluruh hajat dan tuntutan masyarakat, menyelenggarakan pendidikan bagi seluruh penduduk, memberikan lapangan pekerjaan kepada orang-orang yang menganggur, memelihara dan menjamin para dhu'afa, mencukupi segala kebutuhan masyarakat, menyuplai obat-obatan kepada orang-orang yang menderita sakit, menyadarkan orang-orang yang zalim, dan membangun kekuatan kelompok mustadh'afin. Maka kita harus mewujudkan berdirinya negara ini. Tidak membuang-buang waktu untuk memulai langkah perdana, membangun sisi-sisi tertentu, dan menggarap dasar-dasarnya," tegas mereka.

Menanggapi pernyataan tersebut, penulis ingin menjelaskan bahwa mendirikan negara Islam yang menerapkan syari'at Allah, mengumpulkan dan mempersatukan umat di bawah panji Islam itu fardhu hukumnya. Kita wajib mengusahakannya dan wajib pula bagi para da'i untuk melakukan sesuatu sedapat mungkin dalam rangka mencapainya dengan menerapkan metode-metode yang paling ideal dan melalui jalan-jalan yang paling utama. Kita harus menggalang potensi yang masih berserakan, latihan berpikir yang tertib, menyingkirkan berbagai kendala, merangkak menelusuri jalan menuju tercapainya maksud tersebut, dan mempersiapkan pendapat umum dalam skala nasional dan internasional untuk menerima ide pendirian negara Islam.

Hal ini tentu membutuhkan waktu yang amat panjang, kesabaran yang baik, hingga tercukupinya syarat-syarat yang diperlukan, lenyapnya tantangan-tantangan, dan kematangan hasil dari proses perjuangan. Dalam upaya mewujudkan cita-cita mulia itu, sebaiknya setiap muslim menyibukkan diri pada hal-hal yang dapat dilakukan dan ditekuni. Misalnya membina keluarga dan membangun masyarakat. Dan ingatlah, Allah tidak membebani seseorang melebihi batas kemampuannya. Doktrin ini dapat dijadikan pelajaran dalam berjuang karena banyaknya cobaan dan rintangan dalam memimpin dan mempengaruhi masyarakat.

Seorang muslim tidak sepatutnya menolak mengobati orang yang sakit padahal dia mampu melakukan pengobatan dengan alasan menunggu berdirinya negara Islam. Tidak dibenarkan pula seorang muslim membiarkan orang-orang fakir, janda, dan lemah padahal dia sanggup membantu mereka dengan memungut zakat dari orang kaya, dengan alasan santunan itu akan dilaksanakan setelah negara Islam berdiri melalui solidaritas sosial yang menyeluruh.

Tidak sepantasnya seorang muslim melihat orang-orang di sekelilingnya saling bermusuhan dan membunuh, sedangkan dia diam saja sambil menunggu berdirinya negara Islam. Melihat berbagai permasalahan itu, seorang muslim harus mengadakan perbaikan di antara mereka secara wajar dan adil serta memerangi kelompok yang enggan diajak berdamai.

Sepatutnya seorang muslim melawan kejahatan sedapat mungkin, demikian juga dalam hal mengerjakan kebaikan. Ia tidak boleh berpangku tangan. Hendaknya ia mengerjakan kebajikan dalam kapasitas kemampuannya, meskipun sekecil atom. Allah SWT berfirman,

"Bertakwalah kepada Allah semampu kamu " (at-Taghabun: 16)

Negara Islam yang dicita-citakan ini dapat dimisalkan sebagai pohon zaitun dan kurma yang hasilnya baru dapat dipetik beberapa tahun yang akan datang. Apakah pemilik kebun akan berhenti bekerja dan menanti kurma dan zaitunnya berbuah? Tentu tidak. Ia dapat menanam tanaman-tanaman yang cepat menghasilkan. Apalagi tanaman-tanaman tersebut dapat menyuburkan tanah, mengisi waktu, dan memberikan kesibukan yang bermanfaat. Di sisi lain, pohon zaitun dan kurma yang telah ditanam juga membutuhkan perawatan hingga masa panen tiba.

 

Sumber: Kebangkitan Islam dalam Perbincangan Para Pakar (As-Shahwatul Islamiyah Ru'yatu Nuqadiyatu Minal Daakhili). Penerbit Gema Insani Press

http://media.isnet.org/islam/Bangkit/Qardhawi6.html

18 December 2007

Beramallah Selagi Masih Muda

Masa muda memang masa yang indah, penuh kenangan, dan memberikan nuansa yang berbeda dalam diri kita. Kita lebih mudah bernostalgia dengan masa muda kita, (mungkin) merasa lebih bahagia dan senang dengan masa muda kita, dan (terkadang) lebih gampang membanggakan diri ketika muda.

 

Sudah banyak sekali artikel maupun referensi yang menyatakan mengenai keutamaan masa muda, dan dapat kita temui dengan mudah artikel-artikel maupun tulisan yang membeberkan mengenai keistimewaan masa muda.

 

Salah satu argumen yang sering diutarakan dalam berbagai tulisan tersebut adalah hadits berikut.

 

Takkan bergeser kedua kaki manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskan; tentang masa mudanya, untuk apa dipergunakan; tentang hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan; dan tentang ilmunya, apa yang sudah diperbuat dengannya. " (HR. Tirmidzi)

 

Jika kita melihat sekilas hadits diatas, kesan yang pertama kali kita dapatkan mungkin akan sangat membebani diri kita. Peringatan yang keras agar kita berhati-hati dalam menghabiskan umur ketika muda.

 

Namun, kalau kita mau sedikit mengambil sudut pandang yang berbeda, apalagi kalau kita sekarang merasa masih muda, maka kita bisa melihat bahwasanya, masa muda seseorang itu memiliki keutamaan dibandingkan dengan masa-masa lain dalam kehidupan seorang anak manusia.

 

Kalau dalam bahasa penilaian ilmiah, mungkin pembobotan masa muda dibandingkan dengan masa lain menjadi lebih berat.

 

Sebagai sebuah ilustrasi, kita menghadapi ujian, dan soal ujian yang harus kita kerjakan terdiri dari beberapa bentuk: ada format pilihan ganda; mencongak/mencocokan; mengisi beberapa “titik-titik yang kosong” dengan pilihan kata/istilah yang tersedia pada sebuah esai; jawaban singkat; bahkan ada yang memerlukan jawaban esai yang sedikit panjang. Nah, mungkin saja, jawaban esai dari soal yang kita kerjakan diberikan bobot yang lebih besar dibandingkan pilihan ganda, kira-kira begitulah ilustrasi yang bisa kita berikan dalam memandang masa muda dibandingkan masa-masa lain dalam kehidupan kita.

 

Sebuah kebaikan yang dibuat oleh seorang pemuda, tentu akan bernilai berbeda dari pada yang dilakukan oleh orang yang tua maupun anak-anak (dengan memandang aspek lain dalam kondisi yang sama, -red).

 

Karena seorang anak-anak mungkin melakukan ibadah karena terdorong oleh faktor-faktor lain yang menarik hatinya, seperti ada hadiah yang ingin diraih, “paksaan” dari orang tua, maupun ketertarikan yang terkadang tidak berhubungan dengan ibadah, semisal karena teman-teman semuanya beramal sehingga tidak ingin tertinggal sendirian, karena ada seseorang yang ingin didekati, ataupun karena bagian dari peraturan yang harus ia jalankan, seperti ketika disekolah ataupun lain-lainnya.

 

Dan amalan seorang pemuda juga berbeda dengan orang tua, apalagi kalau orang tersebut sudah renta. Maklumlah dia mau beribadah, mungkin karena di sisinya sudah tercium aroma sang malaikat pencabut nyawa.

 

Sedangkan ketika seorang pemuda beramal, maka ia sungguh sangat luar biasa. Dimasa-masa mudalah semangat tuk melakukan pemberontakan itu sangat besar, upaya pencarian jati diri, ingin lepas dari pengaruh orang lain (seperti orang tua), dan sedang merasa benar sendiri.

 

Maka dari itu, (bisa jadi) amalan-amalan yang kita lakukan selagi masih muda, bisa bernilai sangat besar. Dan mungkin dapat kita banggakan ketika Allah mempertanyakan masa muda kita.

 

“Wahai fulan/ah, untuk apa engkau habiskan masa mudamu?”, maka jika kita mempergunakan masa muda kita dengan sebaik-baiknya, kita bisa saja menjawabnya dengan sedikit berbangga hati, “Ya Allah, seseungguhnya saya menghabiskan masa mudaku dengan menuntut ilmu (belajar), suatu hal yang diwajibkan olehMu dan dianjurkan oleh utusanMu; saya mendirikan rukun Islam dengan baik, dan konsisten dalam mengamalkannya; dan saya pun telah menjaga diri saya sebaik-baiknya dari fitnah zaman masa mudaku”

 

Sungguh luar biasa, suatu jawaban yang Insya Allah bisa membuat Tuhan kita tersenyum dan bangga, serta sangatlah mungkin kan mengantarkan kita melalui gerbang syurga.

 

Jadi, kepada para pemuda, saya wasiatkan satu hal ini saja, beramallah sebanyak-banyaknya, selagi kita masih muda.

 

Ibnu Abbas رضي الله Ø¹Ù†Ù‡ berkata: Aku pernah di belakang Rasulullah  ØµÙ„ÛŒ الله عليه وسلم pada suatu hari dan beliau bersabda: "Wahai anak muda, peliharalah (ajaran) Allah, niscaya Dia akan memelihara engkau dan peliharalah (ajaran) Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah."(Riwayat Tirmidzi. Ia berkata: Hadits ini shahih)

 

 

Syamsul Arifin

17 December 2007

*sebuah pesan tuk sang diri yang sedang bertahan dalam masa muda*

Bayan DSP PKS: Tentang Anjuran Meningkatkan Ibadah pada Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah dan Shalat Idul Adha

Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang mulia, salah satu dari bulan haram (suci) dimana amal ibadah di bulan ini pahalanya dilipatgandakan. Dan bulan ini juga merupakan bulan pelaksanaan ibadah haji. Jutaan umat Islam berkumpul di tanah suci untuk menunaikan panggilan Allah melaksanakan rukun Islam yang kelima. Kemuliaan bulan Dzulhijjah, khususnya pada sepuluh hari pertama telah diabadikan dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

 

 “Demi fajar, Dan malam yang sepuluh, Dan yang genap dan yang ganjil, Dan malam bila berlalu” (QS Al-Fajr 1-4)

 

Allah SWT. bersumpah dengan lima makhluk-Nya, bersumpah dengan waktu fajar, malam yang sepuluh, yang genap, yang ganjil dan malam ketika berlalu. Dan para ulama tafsir seperti, Ibnu Abbas ra, Ibnu Zubair ra, Mujahid ra, As-Sudy ra, Al-Kalby ra. menafsirkan maksud malam yang sepuluh adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Allah bersumpah dengan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah karena keutamaan beribadah pada hari tersebut, sebagaimana hadits Rasul saw, :

 

Dari Ibnu Abbas ra berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Tiada hari dimana amal shalih lebih dicintai Allah melebihi hari-hari ini –yaitu sepuluh hari pertama Dzulhijjjah.“ Sahabat bertanya, ”Ya Rasulallah saw, tidak juga jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah?“ Rasul saw. menjawab, ”Tidak juga dengan jihad, kecuali seorang yang berjihad dengan jiwa dan hartanya serta tidak kembali (gugur sebagai syahid).” (HR Bukhari)

 

AMAL SHALIH DI SEPULUH HARI PERTAMA DZULHIJJAH

 

1. Takbir, Tahlil dan Tahmid

 

 “Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang.” (QS Al-Baqarah)

 

Jumhur ulama sepakat bahwa beberapa hari berbilang adalah hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

 

Imam Al-Bukhari memasukan hari Tasyriq pada hari sepuluh pertama Dzulhijjah, dan memiliki keutamaan yang sama sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani memberikan komentar dalam kitabnya Fathul Bari: pertama, bahwa kemuliaan hari Tasyriq mengiringi kemuliaan Ayyamul ‘Asyr; kedua, keduanya terkait dengan amal ibadah haji; ketiga, bahwa sebagian hari Tasyriq adalah sebagian hari ‘Ayyamul ‘Asyr yaitu hari raya Idul Adha.

 

Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Tiada hari-hari dimana amal shalih paling utama di sisi Allah dan paling dicintai-Nya melebihi sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Perbanyaklah pada hari itu dengan Tahlil, Takbir dan Tahmid.” (HR Ahmad dan Al-Baihaqi)

 

Berkata imam al-Bukhari, ”Ibnu Umar ra. dan Abu Hurairah ra pada hari sepuluh pertama Dzulhijjah pergi ke pasar bertakbir dan manusia mengikuti takbir keduanya.”

 

2. Puasa sunnah, khususnya puasa sunnah ‘Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah

 

Dari Abu Qatadah ra berkata, Rasulullah saw. ditanya tentang puasa hari ‘Arafah.Rasul saw menjawab, ”Menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR Muslim)

 

3. Memperbanyak amal ibadah, karena pahalanya dilipatgandakan, seperti shalat, dzikir, takbir, tahlil, tahmid, shalawat, puasa infak dll.

 

Dari Jabir ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, ”Sebaik-baiknya hari dunia adalah sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” Ditanya, “Apakah jihad di jalan Allah tidak sebaik itu?” Rasul saw. menjawab, ”Tidak akan sama jika dibandingkan dengan jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang menaburkan wajahnya dengan debu (gugur sebagai syahid).” (HR Al-Bazzar dengan sanad yang hasan dan Abu Ya’la dengan sanad yang shahih)

 

4. Shalat ‘Idul Adha pada Hari Nahr (10 Dzulhijjah)

 

Allah Ta’ala berfirman:

 

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.” (QS al-Kautsar 2)

 

Di antara makna perintah shalat disini adalah shalat Idul Adha. Berkata Ar-Rabi’, “Jika engkau selesai shalat di hari Idul Adha, maka berkurbanlah.” Rasulullah bersabda:

 

Dari Abu Said berkata, “Rasulullah saw. keluar di hari Idul Fitri dan Idul Adha ke musholla. Yang pertama dilakukan adalah shalat, kemudian menghadap manusia –sedang mereka tetap pada shafnya- Rasul saw berkhutbah memberi nasehat dan menyuruh mereka.” (Muttafaqun ‘alaihi)

 

Dari Ummi ‘Athiyah berkata, ”Kami diperintahkan agar wanita yang bersih dan yang sedang haidh keluar pada dua Hari Raya, hadir menyaksikan kebaikan dan khutbah umat Islam dan orang yang berhaidh harus menjauhi musholla.” (Muttafaq ‘alaihi)

 

Dalam menetapkan shalat Idul Adha (Hari Nahar) DSP mengacu pada semangat kebersamaan dengan seluruh komponen umat Islam di Indonesia dan merujuk pada Keputusan Fatwa MUI No. 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah serta ketetapan/sidang itsbat Depag RI bersama ormas Islam.

 

5. Takbir dan berkurban di hari Tasyriq

 

“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang.” (QS Al-Baqarah)

 

Pada hari Tasyriq juga masih disunnahkan untuk berkurban. Rasulullah saw. bersabda,

 

“Seluruh hari Tasyriq adalah hari penyembelihan (kurban).” (HR Ahmad)

 

Demikian Bayan Dewan Syariah Pusat Partai Keadilan Sejahtera sebagai panduan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, semoga Allah memberikan keberkahan kepada kita semua.

 

Jakarta, 24 Dzulqa’dah 1428 H / 5 Desember 2007 M

 

DEWAN SYARIAH PUSAT

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

 

KH. DR. SURAHMAN HIDAYAT, MA

KETUA

 

Sumber: www.pk-sejahtera.org