30 April 2008

About TOEFL, TOEIC & IELTS

TOEFL Equivalency Table

Do you find all of the different English language test scores confusing?  Do you have trouble comparing a TOEIC score to a TOEFL score?  Well, that's understandable because there are a number of different language tests and they all have different systems.  Even the TOEFL Paper Based Test, TOEFL Computer Based Test (TOEFL CBT), and TOEFL Internet Based Test (TOEFL iBT) all have different scoring schemes.  

The table below shows comparisons between various test scores and level systems (like TOEIC, TOEFL and IELTS).  Use this table to compare your own score with the approximate equivalent score of another test.

TOEIC

TOEFL
Paper

TOEFL
CBT

TOEFL
IBT

IELTS

0 - 250

0 - 310

0 - 30

0 - 8

0 – 1

310 - 343

33 - 60

9 - 18

1 - 1.5

255 - 400

347 - 393

63 - 90

19 - 29

2 - 2.5

397 - 433

93 - 120

30 - 40

3 - 3.5

405 - 600

437 - 473

123 - 150

41 - 52

4

477 - 510

153 - 180

53 - 64

4.5 – 5

605 - 780

513 - 547

183 - 210

65 - 78

5.5 – 6

550 - 587

213 - 240

79 - 95

6.5 – 7

785 - 900

590 - 637

243 - 270

96 - 110

7.5 – 8

905 - 990

640 - 677

273 - 300

111 - 120

8.5 – 9

Top Score

Top Score

Top Score

Top Score

Top Level

990

677

300

120

9

 

What is TOEFL?

The Test Of English as a Foreign Language (or TOEFL , pronounced "toe-full") evaluates the potential success of an individual to use and understand standard American English at a college level. It is required for non-native applicants at many US and other English-speaking colleges and universities. The TOEFL is the product of the Educational Testing Service (ETS), which is contracted by the private, non-profit firm, the College Board to administer the test in institutions in the US; they also produce the SAT.

Where Can I Take the TOEFL TEST?

The test is usually taken on a computer in a test center, although paper versions are available where it is not possible to take it this way. TOEFL is administered worldwide.

What is the TOEFL CBT?

The Computer Based Test for TOEFL called the CBT , is an adaptive test; meaning that your next question's difficulty level depends on the correctness of your response to the current question. This helps TOEFL to grade the person's knowledge on the English language; by assuming him/her to be of an average capability at the beginning of the test, and with the responses received at the every question the program decides to give you a tougher or easier question based on whether your question was answered correctly or not. The CBT follows computer adaptive test strategy for the Listening and Structure section alone. The reading comprehension and Essay writing are not computer adaptive.

What Does the TOEFL Test Include?

The test consists of four sections:

  • Section I: Listening Comprehension
  • Section II: Structure and Written Expression
  • Section III: Reading Comprehension and Vocabulary
  • Section IV: Essay Writing

What is TOEIC?

Test of English for International Communication (TOEIC) measures the ability of non-native English-speaking people to use English in everyday work activities. The Toeic was developed by ETS (Educational Testing Service) in the United States following a request from the Japanese Ministry of Foreign Trade and Industry (MITI). There are an estimated 3 million test takers per year.

What Does the TOEIC Test Include?

The TOEIC test is a two-hour multiple-choice test that consists of 200 questions that are divided into two parts: 100 questions in listening comprehension, and 100 questions in reading comprehension.

What Do TOEIC Scores Mean?

Each candidate receives independent marks for written and oral comprehension on a scale from 5 to 495 points. The total score adds up to a scale from 10 and 990 points. The TOEIC certificate exists in five colours, corresponding to achieved results: orange (10-215), brown (220-465), green (470-725), blue (730-855) and gold (860-990).

What is IELTS?  IELTS Test

International English Language Testing System ( IELTS ) is a test of English language proficiency. It is jointly managed by the University of Cambridge ESOL Examinations, the British Council and IDP Education Australia.

IELTS Modules

Candidates may choose either the Academic Module or the General Training Module:

  • The Academic Module is intended for those wishing to enrol in universities and other institutions of higher education.
  • The General Training Module is intended for those planning to undertake non-academic training or to gain work experience, or for immigration purposes.

Where is IELTS Accepted?

IELTS is accepted by most Australian, British, Canadian, Irish, New Zealand and South African academic institutions, by many academic institutions in the United States, and also by various professional organisations.

IELTS Features

The IELTS incorporates the following features:

  • A variety of accents and writing styles are presented in text materials in order to minimise linguistic bias. The test focuses on "International English", which includes British English, American English and other varieties.
  • IELTS tests the ability to speak, read, listen and write in English.
  • Two test formats can be chosen from - Academic and General Training.
  • Band scores are used for each language sub-skill (Speaking, Listening, Reading and Writing). The Band Scale ranges from 1 ("Non User") to 9 ("Expert User").

Sumber: http://secure.vec.bc.ca/toefl-equivalency-table.cfm; http://secure.vec.bc.ca/whatistoefl.cfm; http://secure.vec.bc.ca/whatistoeic.cfm; http://secure.vec.bc.ca/whatisielts.cfm

Jadi Tambah Item ^_^

Gara-gara di lokasi kemaren... jadi tambah item deh :D

Kebanyakan di lapangan, panas2an euy :D

*itu yang rekan2 kerja saya bilang :toe:

Istikharah (Mohon Pilihan)

Dari Jabir r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. mengajarkan kepada kita cara melakukan shalat istikharah - yakni mohon pilihan kepada Allah, mana yang terbaik antara dua perkara atau beberapa perkara - dalam segala macam urusan, sebagaimana beliau s.a.w. mengajarkan surat dari al-Quran. Beliau s.a.w. bersabda:

"Jikalau seseorang dari engkau semua berkehendak pada sesuatu perkara, maka hendaklah shalat dua rakaat yang tidak termasuk shalat fardhu, kemudian ucapkanlah - yang artinya: Ya Allah, saya mohon pilihan kepadaMu dengan ilmuMu dan saya mohon ditakdirkan - untuk mendapatkan yang terbaik antara dua atau beberapa perkara - dengan kekuasaanMu, juga saya mohon kepadaMu akan keutamaanMu yang agung, karena sesungguhnya Engkau adalah Maha Kuasa sedang saya tidak kuasa apa-apa, juga Engkau adalah Maha Mengetahui sedang saya tidak mengetahui dan Engkau adalah Maha Mengetahui segala sesuatu yang ghaib.

Ya Allah, jikalau Engkau mengetahui bahwa perkara ini memang baik untuk agamaku, kehidupanku dan akibat perkaraku - atau beliau s.a.w. menyabdakan: baik untuk urusanku sekarang dan urusanku di kemudian hari, maka takdirkanlah itu untukku dan permudahkanlah mendapatkannya padaku, selanjutnya berilah keberkahan padaku dalam urusan itu. Tetapi jikalau Engkau mengetahui bahwa perkara ini adalah buruk untuk agamaku, kehidupanku dan akibat perkaraku - atau beliau s.a.w. menyabdakan: baik untuk urusanku sekarang dan urusanku di kemudian hari, maka belokkanlah itu dari diriku dan belokkanlah aku daripadanya, lalu takdirkanlah mana-mana yang baik untukku di mana saja adanya kebaikan itu dan seterusnya berikanlah keridhaan padaku dengan melakukan yang baik tadi."

Beliau s.a.w. bersabda: "Dan orang yang melakukan istikharah itu supaya menyebutkan apa yang menjadi hajat keperluannya." (Riwayat Bukhari)


[Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih, Imam Nawawi]

Meminta Nasehat dan Do'a dari Sahabat

Mohon Dirinya Seseorang Sahabat Dan Memberikan Wasiat Padanya Ketika Hendak Berpisah Dengannya Karena Bepergian Atau Lain-lainnya. Mendoakannya Serta Meminta Doa Daripadanya (Supaya Didoakan Olehnya)


Allah Ta'ala berfirman:
"Dan dengan itu pula - yakni supaya menjadi orang yang bulat-bulat menyerahkan diri kepada Allah - Ibrahim berwasiat kepada anak-anaknya dan juga Ya'qub. Ujar mereka: "Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu semua maka janganlah engkau semua mati, melainkan engkau semua menetapi Agama Islam. Adakah engkau semua hadhir ketika Ya'qub didatangi oleh kematian, ketika ia mengatakan kepada anak-anaknya: "Apakah yang engkau semua sembah sepeninggalku nanti?" Mereka menjawab: "Kita semua menyembah Tuhanmu dan Tuhannya nenek moyangmu. yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishaq yakni Tuhan yang Maha Esa dan kita semua menjadi pemeluk Agama Islam - yakni menyerahkan diri bulat-bulat kepada Tuhan." (al-Baqarah: 132-133)

Adapun Hadis-hadisnya, di antaranya ialah Hadis Zaid bin Arqam r.a. Rasulullah s.a.w., katanya: "Rasulullah s.a.w. pernah berdiri berkhutbah kepada kita, beliau bertahmid serta memuji kepada Allah, lalu menasihati dan memberi peringatan, kemudian bersabda: "Amma ba'du, ingatlah wahai sekalian manusia, bahwasanya saya ini adalah seorang manusia, hampir sekali saya didatangi oleh utusan Tuhanku - yakni malakulmaut, kemudian saya harus mengabulkan kehendakNya - yakni diwafatkan. Saya meninggalkan dua benda berat- agung - yaitu pertama Kitabullah yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Maka ambillah - amalkanlah - dengan berpedoman kepada Kitabullah itu dan peganglah ia erat-erat." Jadi Rasulullah s.a.w. memerintahkan untuk berpegang teguh serta mencintai benar-benar kepada Kitabullah itu. Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Dan juga ahli baitku -keluargaku. Saya memperingatkan kepadamu semua untuk bertaqwa kepada Allah dalam memuliakan ahli baitku itu."

Diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Dari Abu Sulaiman yaitu Malik bin al-Huwairits r.a., katanya: "Kita semua mendatangi Rasulullah s.a.w. dan kita semua adalah para pemuda yang hampir berdekatan saja usianya. Kita semua bermukim di sisi beliau s.a.w. selama duapuluh malam -untuk belajar ilmu pengetahuan agama. Rasulullah s.a.w. adalah seorang yang kasih sayang serta lemah-lembut. Beliau mengira bahwa kita semua telah rindu kepada keluarga kita, lalu bertanya kepada kita tentang siapa-siapa dari keluarga kita itu yang kita tinggalkan. Kitapun memberitahukannya tentang hal itu. Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Kembalilah kini kepada keluargamu masing-masing, berdiamlah di dalam lingkungan mereka, berilah mereka pelajaran, perintahlah mereka - melakukan ketaatan, juga bersembahyanglah engkau semua shalat ini pada waktu begini dan shalat ini pada waktu begini - yakni shalat lima waktu. Jikalau waktu shalat sudah tiba, maka hendaklah seseorang di antara engkau semua itu membunyikan azan dan hendaklah menjadi imammu semua itu orang yang tertua dari engkau semua." (Muttafaq 'alaih)

Imam Bukhari menambahkan dalam riwayatnya:
"Rasulullah juga bersabda lagi: "Dan bersembahyanglah engkau semua itu sebagaimana engkau semua melihat cara saya bersembahyang." Ucapannya: Rahiman rafiqan, diriwayatkan dengan fa' dan qaf -sebagaimana di atas, juga diriwayatkan dengan dua qaf - lalu berbunyi raqiqan yang artinya halus perasaannya.

Dari Umar bin al-Khaththabab r.a.,katanya: "Saya meminta izin kepada Nabi s.a.w. untuk melakukan umrah lalu beliau s.a.w. bersabda: "Jangan engkau lupa untuk mendoakan kita, hai saudaraku." Beliau telah mengucapkan sesuatu kalimat yang saya tidak merasa senang memperoleh seisi dunia ini sebagai gantinya -maksudnya bahwa kalimat yang disabdakan oleh beliau s.a.w. kepada Umar r.a. yakni meminta didoakan dalam umrahnya nanti, dianggap amat besar nilainya melebihi nilai dunia dan seisinya.

Dalam riwayat lain disebutkan: "Nabi s.a.w. bersabda: "Sertakanlah kita, hai saudaraku dalam doamu itu!"

Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

Dari Salim bin Abdullah bin Umar bahwasanya Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berkata kepada seseorang ketika ia hendak bepergian: "Mendekatlah padaku sehingga saya dapat mengamanatkan sesuatu padamu sebagaimana Rasulullah s.a.w. mengamanatkan sesuatu pada kita - kalau kita hendak pergi. Beliau s.a.w. bersabda: "Saya menyerahkan kepada Allah akan agama dan amanat saudara serta semua akhir amalan saudara."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

Dari Abdullah bin Yazid al-Khathmi as-Shahabi r,a., katanya: "Rasulullah s.a.w.itu apabila hendak mengucapkan selamat jalan pada sepasukan tentera, beliau bersabda: "Saya menyerahkan kepada Allah akan agamamu semua, amanatmu serta semua akhir amalanmu."

Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan lain-lain dengan isnad shahih.

Dari Anas r.a., katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah, saya hendak bepergian, maka berilah bekal kepada saya." Beliau s.a.w. bersabda: "Semoga Allah memberikan bekal ketaqwaan padamu." Orang itu berkata lagi: "Tambahkanlah-doa-untukku!" Beliau s.a.w. bersabda: "Dan semoga Allah memberi pengampunan padamu." Ia berkata lagi: "Tambahkanlah untukku!" Beliau s.a.w. bersabda pula: "Juga semoga Allah memberikan kemudahan padamu untuk memperoleh kebaikan di mana saja engkau berada."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.


[Riyadhus Shalihin – Taman Orang-orang Shalih, Imam Nawawi]

28 April 2008

Catatan Kecil Kajian myQuran – Riska, Peranan Internet dalam Da’wah Islam

27 April 2008 di Masjid Agung Sunda Kelapa

Pengisi: Ustadz Ahmad Sarwat Lc, Pengasuh Rubrik Ustadz Menjawab di Situs Eramuslim dan Ustadz Agus Nizami, Ketua Mifta (Muslim IT Association)


Internet bisa menjadi suatu hal yang bermanfaat positif dan juga negatif, tergantung dari bagaimana kita mau mengisinya. Internet ini seharusnya bisa kita jadikan alat yang menghasilkan dalam da’wah.

Geral Wilder telah membuktikannya dengan film Fitna-nya. Dengan mengambil potongan-potongan film dan memodifikasinya dia telah mengguncang dunia. Tinggal bagaimana kita sebagai umat Islam, mau atau tidak dalam mempergunakan internet agar dapat menghasilkan suatu hal yang positif.

Berda’wah merupakan sebuah kewajiban yang bersifat umum bagi umat, ia tidak berada pada pundak segelintir orang tuk menjalankannya.

“Sampaikan dariku walau satu ayat”

Kelemahan para da’i Indonesia karena kebanyakan tidak memiliki latar belakang pendidikan syariah, dan juga, banyak ulama-ulama di Indonesia yang hanya menjadi “singa-singa podium”, sedang kurang perhatian terhadap aspek tulis menulis.

Situs-situs penyedia buku-buku keislaman seperti kitab-kitab hadits, esiklopedia Islam, buku ulama-ulama masyur salaf maupun khalaf (dalam bahasa Arab) bisa didownload secara gratis.

Karenanya kita seharusnya dapat memainkan peran-peran da’wah sesuai dengan keadaan tiap individu.

Beberapa contoh da’wah via internet (dan juga teknologi informasi) yang dapat dilakukan seperti melalui perangkat lunak/software Islami, website, blogs, milis, Instant Mesenger, video streming, dll

Dan kesemua itu tidak perlu dilakukan dengan susah payah, selain menulis sendiri, kita juga bisa mencari dan menulis ulang (atau copy-paste) tulisan-tulisan yang beredar luas di internet.

Da’wah ini pun bisa berupa tulisan yang menyentuh kemanusiaan tanpa perlu harus bertabur dalil ayat maupun hadits, seperti artikel humanis yang berbicara mengenai adab, akhlak, kebaikan universal, dalam implementasi harian.


***
Keterangan foto (dari kiri-kanan): Pa Agus Nizami, Syamsul Arifin, Ustadz Ahmad Sarwat Lc

[cerpen] Membangun Mimpi

Oleh: Syamsul Arifin

"Memang hanya engkau yang bisa mengerti aku, Sardi. Makasih ya sudah mau mendengarkan ceritaku", ujarnya sembari menghapus air mata dari pipinya yang putih.
Matahari terlihat indah saat terbenam di pantai. Langit beralih dari warna merah kepada warna kelabu.

"Aku mau bermalam di hotel pantai hari ini. Yuk", sembari bangkit dan menepuk-nepuk pasir yang menempel di roknya, ia mengajaku ke hotel dengan pemandangan terbaik yang mengarah pantai ini.

"Kami pesan satu kamar dengan double bed", katanya kepada resepsionis hotel. Ia menyerahkan kartu kreditnya untuk membayar uang jaminan.

Aduh.., bisa rumit nih, ujarku dalam hati.

"Kenapa tidak pesan satu kamar aja non. Biar nanti saya tidur di mobil saja", aku berkata kepadanya saat kami berada di lift.
"Udah, ngga apa-apa kan?" jawabnya, "kamu malu dan ngga seneng ya kalo sekamar sama saya?"

Bagaimana mungkin saya bisa tidak seneng bisa sekamar dengan wanita bak artis seperti Nia Ramadani. Rambut hitam panjang, tubuh yang indah semampai, dan wajah putih bening yang ia miliki menjadi daya tarik yang luar biasa bagi setiap pria.

Haduuuh, udah hampir sama kayak kisah Nabi Yusuf nih, batinku bergemuruh. Apa yang mesti kulakukan ya...
Inilah salah satu bagian dari tugas seorang intelegen yang paling tidak aku suka.

Kunci pintu kamar sebentar lagi akan dibuka. Aku berdoa dalam hati sebagaimana doa yang dilantunkan Nabi Yusuf AS, "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."(*)

Seketika pintu kamar terbuka. Alarm kebakaran hotel berbunyi nyaring. Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing.... kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing.... kriiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing
Rupanya ada kebakaran. Aku bergesa mengarahkan nona Va menuju tangga darurat yang di ujung lorong. Asap mulai mengepul. pekat. Lampu mati. Untungnya tanda "emergency exit" masih bisa terlihat, ia menyala dalam gelap.

"Sial, dia terkunci", nona Va mengumpat ketika mendorong pintu berwarna merah itu dengan tangannya.
"Biar sini aku dobrak", aku mengambil ancang-ancang dan jarak beberapa langkah ke belakang.
Beberapa tamu hotel di lantai yang sama sudah mulai keluar kamar dengan panik dan kebingungan.

Dubrak... tabrakan bahuku ke pintu itu belum membuahkan hasil. Aku mencoba sekali lagi.
Dubrak..., pintu sedikit terbuka. Aku mengambil langkah mundur yang lebih jauh.
Dubrak, pintu berhasil terbuka, namun naas, aku terlalu kuat mendorongnya, pintu yang langsung mengarah ke tangga itu membuatku masuk kedalam dan kehilangan keseimbangan, aku terjatuh di tangga itu. Berguling-guling.

"Astagfirullah hal adzim", ternyata hanya mimpi. Aku terjatuh dari tempat tidurku.
Ini pasti gara-gara tadi malam lupa baca doa tidur karena kecapekan setelah nontoh film Mission Imposibble tadi malam. Akting Tom Cruise yang mirip tetanggaku si Ipin itu memang benar-benar memikat, jadi tidak bisa berhenti nonton dan sampai-sampai terbawa ke mimpi.

Aku beranjak sambil mematikan jam weker yang memang ku stel untuk membangunkan shalat malam. Pukul 3.40, jarum jam menunjuk.

Dalam keadaan mata setengah terpejam, aku mengarah ke kamar mandi tuk berwudhu.

Ku gelar sajadah di samping tempat tidur. Sebelum memulai takbir, kubaca sebuah kertas A4 yang sengaja kutempel di dinding.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.(**)

Seketika itu, hilang rasa kantukku. Aku memulai dengan dua rakaat yang ringkas.

Jam menunjukkan pukul 4.30. Sebelum melanjutkan dengan witir, ku tengadahkan tangan sembari memohon kepadaNya.

"Ya Rabb, hamba memohon kepadaMu kebaikan seluruhnya, kebaikan yang hamba ketahui maupun kebaikan yang hamba tidak ketahui, dan hamba berlindung kepadaMu dari keburukan seluruhnya, keburukan yang hamba ketahui maupun keburukan yang hamba tidak ketahui. Sesungguhnya engkau telah mengetahui bahwa hamba telah memutuskan untuk pindah ke Lembang membantu Uwa yang telah renta, dan hendak meneruskan kuliah. Hamba memohon kepadaMu, mudahkanlah urusan hamba. Penuhilah segala kebutuhan dan hajat hamba, dan berikanlah yang terbaik untuk hamba. Sesungguhnya Engkau maha mendengar lagi maha mengabulkan doa.

Ya Rabb, sesungguhnya engkaupun mengetahui gejolak hati ini. Jika ia memang jodohku, dekatkan dan mudahkanlah, dan sungguh Engkau mengetahui rasa yang terselip dalam dada. Hamba berlindung kepadamu, dari doa yang hamba tidak mengetahui hakikatnya", amin, lirih ku ucap.

Bayanganku beralih dari ladang Uwa dan kuliah di Bandung dengan sosok seorang akhwat yang telah lama ku kenal. Astagfirullah...


(*) QS. Yusuf: 33
(**) QS. As-Sajdah: 15 -16

---000---

Jakarta, 28 April 2008
"Untuk sebuah cinta yang harus selalu bergelora..."
*maaf yaw, klo tema cerpennya jadi agak2 melow ginih :hihi: %peace%

**cerpen ini sebetulnya merupakan lanjutan dari cerpen bersambung saya bareng teman2 di Sekolah Kehidupan :) ini adalah part V yang merupakan bagian saya %peaace% jadi maaf ya klo agak2 nge-gantung ginih :)
Teman2 MP-ku, ada yang mau melanjutin? ^_^

19 April 2008

Semberah, Kaltim

Lagi susah update MP :toe:
Lagi di Semberah, Muara Badak, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur nih, ada tugas lapangan.
Mulai hari minggu, 6 April 2008, nanti minta pulang seminggu lagi ah :D

Untuk para penggemarku, maaf ya belum bisa menemui kalian2 %peace%

*posting dari hp

11 April 2008

Tak Cukup Hanya Cinta

Dapet dari sebuah milis:

"Sendirian aja dhek Lia? Masnya mana?", sebuah pertanyaan tiba-tiba mengejutkan aku yang sedang mencari-cari sandal sepulang kajian tafsir Qur'an di Mesjid komplek perumahanku sore ini.

Rupanya Mbak Artha tetangga satu blok yang tinggal tidak jauh dari rumahku.

Dia rajin datang ke majelis taklim di komplek ini bahkan beliaulah orang pertama yang aku kenal disini, Mbak Artha juga yang memperkenalkanku dengan majelis taklim khusus Ibu-ibu dikomplek ini.

Hanya saja kesibukan kami masing-membuat kami jarang bertemu, hanya seminggu sekali saat ngaji seperti ini atau saat ada acara-acara di mesjid.

Mungkin karena sama-sama perantau asal Jawa, kami jadi lebih cepat akrab.

"Kebetulan Mas Adi sedang dinas keluar kota mbak, Jadi Saya pergi sendiri", jawabku sambil memakai sandal yang baru saja kutemukan diantara tumpukan sandal-sendal yang lain.

"Seneng ya dhek bisa datang ke pengajian bareng suami, kadang mbak kepingin banget ditemenin Mas Bimo menghadiri majelis-majelis taklim", raut muka Mbak Artha tampak sedikit berubah seperti orang yang kecewa.

Dia mulai bersemangat bercerita, mungkin lebih tepatnya mengeluarkan uneg-uneg.

Sebenarnya aku sedikit risih juga karena semua yang Mbak Artha ceritakan menyangkut kehidupan rumahtangganya bersama Mas Bimo. Tapi ndak papa aku dengerin aja, masak orang mau curhat kok dilarang, semoga saja aku bisa memetik pelajaran dari apa yang dituturkan Mbak Artha padaku.

Aku dan Mas Adi kan menikah belum genap setahun, baru 10 bulan, jadi harus banyak belajar dari pengalaman pasangan lain yang sudah mengecap asam manis pernikahan termasuk Mbak Artha yang katanya sudah menikah dengan Mas Bimo hampir 6 tahun lamanya.

"Dhek Lia, ndak buru-buru kan? Ndak keberatan kalo kita ngobrol-ngobrol dulu", tiba-tiba mbak Artha mengagetkanku. " Nggak papa mbak, kebetulan saya juga lagi free nih, lagian kan kita dah lama nggak ngobrol-ngobrol" , jawabku sambil menuju salah satu bangku di halaman TPA yang masih satu komplek dengan Mesjid.

Dengan suara yang pelan namun tegas mbak Artha mulai bercerita.

Tentang kehidupan rumah tangganya yang dilalui hampir 6 tahun bersama Mas Bimo yang smakin lama makin hambar dan kehilangan arah.

"Aku dan mas Bimo kenal sejak kuliah bahkan menjalani proses pacaran selama hampir 3 tahun sebelum memutuskan untuk menikah. Kami sama-sama berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja dalam hal agama", mbak Artha mulai bertutur.

"Bahkan, boleh dibilang sangat longgar. Kami pun juga tidak termasuk mahasiswa yang agamis. Bahasa kerennya, kami adalah mahasiswa gaul, tapi cukup berprestasi.

Walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin tidak meninggalkan sholat.

Intinya ibadah-ibadah yang wajib pasti kami jalankan, ya mungkin sekedar gugur kewajiban saja. Mas Bimo orang yang sabar, pengertian, bisa ngemong dan yang penting dia begitu mencintaiku .

Proses pacaran yang kami jalani mulai tidak sehat, banyak bisikan-bisikan syetan yang mengarah ke perbuatan zina.

Nggak ada pilihan lain, aku dan mas Bimo harus segera menikah karena dorongan syahwat itu begitu besar. Berdasar inilah akhirnya aku menerima ajakan mas Bimo untuk menikah".

"Mbak nggak minta petunjuk Alloh melalui shalat istikharah?" , tanyaku penasaran.

"Itulah dhek, mungkin aku ini hamba yang sombong,untuk urusan besar seperti nikah ini aku sama sekali tidak melibatkan Alloh. Jadi kalo emang akhirnya menjadi seperti ini ....itu semua memang akibat perbuatanku sendiri"

"Pentingnya ilmu tentang pernikahan dan tujuan menikah menggapai sakinah dan mawaddah baru aku sadari setelah rajin mengikuti kajian-kajian guna meng-upgrade diri ini.

Sejujurnya aku akui, sama sekali tidak ada kreteria agama saat memilih mas Bimo dulu.

Yang penting mas Bimo orang yang baik, udah mapan, sabar dan sangat mencintaiku.

Soal agama, yang penting menjalankan sholat dan puasa itu sudah cukup.

Toh nanti bisa dipelajari bersama-sama itu pikirku dulu.

Lagian aku kan juga bukan akhwat dhek, aku cuma wanita biasa, mana mungkin pasang target untuk mendapatkan ikhwan atau laki-laki yang pemahaman agamanya baik", papar mbak Artha sambil tersenyum getir.

Aku perbaiki posisi dudukku, aku pikir ini pengalaman yang menarik.

Rasa penasaran dan sedikit nggak percaya karena Mbak Artha yang aku kenal sekarang adalah tipikal wanita sholehah, berhijab rapi, tutur kata lembut, tilawahnya bagus dan semangatnya luar biasa. Benar-benar jauh dari profil yang di ceritakan tadi.

Ternyata benar kata pepatah, bahwa pengalaman adalah guru yang paling berharga.

Mungkin bertolak dari minimnya pengetahuan agama, akhirnya mbak Artha berusaha keras untuk meng-up grade diri.

Dan subahanalloh ... hasilnya sungguh menakjubkan.

Mbak Artha mekar laksana bunga yang sedang tumbuh di musim semi....tapi siapa sangka ternyata indahnya bunga itu tak lain karena kotoran-kotoran hewan yang menjadi pupuk disepanjang kehidupannya.

Rupanya harapan mbak Artha untuk bisa menimba ilmu agama bersama-sama sang suami tinggal impian. Mas Bimo yang diharapkan bisa menjadi katalisator dan penyemangat ternyata hanya jalan ditempat.

Hafalan Juz Amma-nya belum bertambah, tilawah Al Qur'an-nya masih belum ada perbaikan masih belum lancar. Sementara kesibukannya sebagai Brand Manager di salah satu perusahaan Telco milik asing, makin menyita waktu dan perhatiannya.

Masih syukur bisa mengahabiskan weekend bersama Mbak Artha dan Raihan anak semata wayang mereka, kadang weekend pun mas Bimo harus ke kantor atau meeting dan lain-lain.

Tidak ada waktu untuk menghadiri majelis taklim, tadarus bersama.. bahkan sholat berjama'ah pun nyaris tidak pernah mereka lakukan.

*Aku jadi teringat khutbah pernikahanku dengan Mas Adi, waktu itu sang ustad berkata :*

*"Rumah tangga yang didalam-nya ditegakkan sholat berjama'ah antara anggota keluarga serta sering dikumandangkan ayat-ayat Allloh akan didapati kedamaian & ketenangan didalamnya"*

"Dhek....", suara mbak Artha membuyarkan lamunanku.

"Iya mbak, saya masih denger kok. Saya hanya berpikir ini semua bisa menjadi ladang amal buat mbak Artha", jawabku sigap supaya nggak terlihat kalau emang lagi ngelamun.

"Pada awalnya aku juga berpikir seperti itu dhek. Aku berharap Mas Bimo juga memiliki keinginan yang sama dengan ku untuk memperdalam pengetahuan kami terhadap Islam.

Aku cukup gembira ketika mas Bimo menyambut ajakanku untuk sama-sama belajar.

Namun dalam perjalanannya, smangat yang kami miliki berbeda.

Mas Bimo seolah jalan ditempat. Sempat miris hati ini ketika suatu saat aku meminta beliau menjadi imam dalam sholat magrib. Bacaan suratnya masih yang itu-itu juga dan masih terbata-bata. Aku baru tau bahwa dia belum pernah khatam Qur'an.

Harusnya kan suami itu imam dalam keluarga ya dhek?", mata mbak Artha mulai berkaca-kaca.

"Apa harapanku terlalu tinggi terhadap suamiku ?

Bukankah harusnya suami itu adalah Qowwam, pemimpin bagi istrinya.

Lalu bagaimana jika sang pemimpin saja belum memiliki bekal yang cukup untuk menjadi seorang pemimpin ?", suara mbak Artha mulai bergetar.

"Terkadang aku ingin sekali tadarus bersama suami, tapi itu semua nggak mungkin terjadi selama suamiku tidak mau belajar lagi membaca Al-qur'an.

Aku juga merindukan sholat berjama'ah dimana suami menjadi imamnya sementara kami istri dan anak menjadi makmumnya. Apa keinginanku ini berlebihan dhek?", tampak bulir bening mulai mengalir dipipi mbak Artha.

Aku diam saja ...krn sedang berempathy dgn khusyu ...

"Berbagai cara sudah ku coba, supaya Mas Bimo bersemangat memperbaiki diri terutama dalam hal ibadah. Tentunya dengan sangat hati-hati supaya tidak menyinggung perasaannya dan supaya tidak berkesan menggurui.

Aku mulai rajin mengikuti kajian-kajian keislaman, mencoba sekuat tenaga untuk sholat 5 waktu tepat pada waktunya dan tilawah qur'an setelah sholat subuh.

Bahkan berusaha bangun malam menunaikan tahajud serta menjalankan sholat dhuha dipagi hari.

Semuanya itu kulakukan, dengan harapan mas Bimo pun akan menirunya. Aku berharap sekali dia terpacu dan semangat, melihat istrinya bersemangat" , papar mbak Artha dengan suara yang agak tinggi.

"Tapi sampai detik ini semuanya belum membuahkan hasil. Aku seperti orang yang berjalan sendirian.

Tertatih, jatuh bangun berusaha menggapai cinta Alloh.

" Aku butuh orang yang bisa membimbingku menuju surga. Dan harusnya orang itu adalah Mas Bimo, suamiku ! "

Kurangkul pundaknya, sambil berbisik "sabar ya mbak, mudah-mudahan semua harapanmu akan segera terwujud". Mbak Artha tampak agak tenang dan mulai melanjutkan ceritanya.

"Dari segi materi materi apa yang Mas Bimo berikan sudah lebih dari cukup, overall Mas Bimo suami yang baik dan bertanggung jawab. Bahtera rumah tangga kami belum pernah diterpa badai besar, semuanya berjalan lancar.

Sampai disuatu saat mbak mulai menyadari sepertinya bahtera kami telah kehilangan arah dan tujuan. Kami hanya mengikuti arus kehidupan yang smakin lama smakin membawa kami kearah yang tidak jelas. Kami sibuk dengan aktifitas kami masing-masing.

Kehangatan, kemesraan, ungkapan sayang yang dulu paling aku kagumi dari Mas Bimo .....sedikit demi sedikit terkikis di telan waktu dan kesibukannya.

Dan yang lebih parahnya lagi, unsur religi sama sekali tak pernah di sentuh Mas Bimo sebagai kepala keluarga.

Fungsi Qowam sebagai pemimpin dalam menggapai cinta hakiki dari Sang Pemilik Cinta, terabaikan. Mungkin karena memang bekalnya yang kurang.

Sungguh, harapan menggapai sakinah dan mawaddah serta rahmah semakin hari kian jauh dari pandangan.

Rumah tangga kami bagai tanpa ruh dan kering", suara mbak Artha mulai bergetar kembali.

Aku jadi speachless nggak tau musti berkata apa ......

Ternyata ketenangan rumah tangga mbak Artha, menyimpan suatu bara yang setiap saat bisa membakar hangus semuanya.

Hanya karena satu hal, yaitu alpanya sentuhan spritual dalam berumahtangga. *

Atau mungkin juga adanya ketidaksamaan visi atau tujuan saat awal menikah dulu.

Bukankan tujuan kita menikah adalah ibadah untuk menyempurnakan setengah agama ?

Idealnya, setelah menikah ....keimanan, ibadah kita makin meningkat.

Karena ada suami yang akan menjadi murobbi atau mentor bagi istri, atau kalaupun sebaliknya jika istri yang lebih berilmu tidaklah masalah jika istri yang menjadi mentor bagi suami.

Yang penting tujuan menyempurnakan dien guna menggapai sakinah dan mawaddah melalui cinta dan rahmah makin hari makin terwujud.

* * *

Itulah sebabnya mengapa kreteria agama lebih diutamakan daripada fisik, harta dan keturunan.

**

Ternyata cinta saja tak cukup untuk bekal menikah, begitupun dengan harta.

*

Pernikahan merupakan hubungan secara emosional yang harus ditumbuhkan dengan sangat hati-hati, penuh kepedulian dan saling mengisi.

Bahkan puncak kenikmatan sebuah pernikahan bukanlah dicapai melalui penyatuan fisik saja ...melainkan melalui penyatuan emosional dan spiritual.

Pernikahan adalah sarana pembelajaran yang terus menerus. Baik untuk mempelajari karakter pasangan ataupun untuk meng-upgrade diri masing-masing.

"Dhek Lia....", Mbak Artha membuyarkan lamunanku.

"Makasih ya dhek dah mau jadi kuping buat mbak", mbak Artha menggenggam tanganku sambil tersenyum.

"Mbak yakin dhek Lia bisa dipercaya, do'akan supaya aku diberikan jalan yang terbaik sama Alloh".

Aku pun tersenyum, "Insyaalloh mbak, makasih juga udah mau sharing masalah ini dengan saya. Banyak hikmah yang bisa saya dapat dari cerita mbak.

Saya masih harus banyak belajar soal kehidupan berumah tangga mbak. Jazakillah".

Tak terasa hampir 2 jam kami ngobrol di teras TPA.

Kumandang adzan dhuhur, mengakhiri obrolan kami.

Sambil menuju tempat wudhu mesjid untuk sholat dhuhur berja'maah kusempatkan mengirim sms ke mas Adi.

"Mas aku kangen ...kangen sholat bareng...kangen tadarus bareng ....cepet pulang ya Mas. Uhibbukafillahi Ta'ala" .



Bunda Naila
Regards,


*klo cerita yang diatas, saya tidak tahu, fiksi atau nyata. Tapi klo lanjutannya ini, sudah pasti fiksi Yiiihaaaa!
Enjoy Sip, mantap!

And the story continues....


Oleh: Syamsul Arifin

Sesampainya di rumah, kulihat pintu pagarku tidak terkunci, padahal sewaktu tadi kutinggalkan tuk menghadiri pengajian, ku pastikan bahwa gembok pagar terkunci dengan baik, maklum, selain aku dan mas Adi, tidak ada orang lagi di rumah.

Ada sedikit kekhawatiran menyelinap dalam hati, jangan-jangan...

Segera kutepis perasaan itu. La haula wala quwwata illa billah, kubaca dalam hati. Hari masih siang, dan tetanggapun dekat kok. Kalau aku teriak, pasti terdengar jelas, lagipula aku kan memiliki suara yang lumayan kuat, mungkin lebih tepat berisik kali ya Yiiihaaaa! terbukti, setiap arisan warga, suaraku selalu didengar dengan baik Yiiihaaaa!

Ku lihat sepatu hitam di depan pintu. Wah, mas Adi pulang ngga ngasih kabar. Pasti dia ingin buat kejutan. Kali ini rasa khawatir itu berbalik menjadi gembira. Aku setengah berlari, dan tergesa-gesa membuka pagar rumah, dan menerobos memasuki rumah.

Ketika kulihat seorang pria tinggi berkemeja putih terlihat di ruang tamu, sepertinya dia baru masuk rumah. Langsung ku peluk dia dari belakang. Mas Adi yang membawa koper dan setangkai bunga krisan, sedikit terkejut.

"Yah.., mau dikagetin, malah ngagetin duluan..", ujarnya sambil membalikkan badan.
"Huuu.., makanya, jangan suka iseng sama orang", aku bergelayutan manja, sambil mencubit hidungnya.

"Mau minum apa mas?", tanyaku sambil menuju ke dapur dan menciumi harum bunga krisan yang baru saja kuambil dari tangannya.

"Minta tolong bikinin es teh manis ya dik", katanya sembari meletakkan koper di kamar.
"Siap bos", sahutku lantang.

Aku sibuk di dapur, mas Adi telah selesai menaruh koper dan menuju ruang tamu sambil melihat-lihat koran tadi pagi yang kubeli.

Es teh manis dengan gelas berukuran jumbo ku bawa mendekati mas Adi yang sedang duduk serius membolak-balik halaman koran.

"Makasih", katanya sambil menerima gelas tersebut, dan melanjutkan bacaan korannya.

Aku tatap lekat-lekat wajah suamiku. Alhamdulillah aku diberikan suami yang shalih dan bertanggung jawab. Mas Adi menengok kearahku.

"Kenapa, kok ngeliatinnya sampe segitunya? Kagum ya sama salah satu ciptaan Allah yang menakjubkan?", dia tersenyum.
Iiiih.., ternyata narsisnya ngga sembuh-sembuh juga meskipun sudah menikah.

"Mas, kenal mas Bimo kan? Suaminya mba Artha", aku memulai pembicaraan.

"Iya, tahu, yang jadi brand manajer itu kan? Kenapa dengannya?", jawabnya.

"Iya, tadi istrinya curhat denganku selepas pengajian. Dia ingin suaminya bisa menjadi lebih baik. Apa yang bisa kita lakukan mas?", kataku lebih lanjut.

Mas Adi tersenyum dan menatapku. Ia membalikkan badannya mengarah kepadaku, seperti biasa, ia ingin agar segala perhatian tertuju kepadaku kalau aku sedang ingin ngobrol serius.

"Hmmm.., hal yang hampir sama juga diungkapkan mas Bimo. Dia dulu juga pernah share topik yang sama. Bagaimana sebetulnya ia ingin bisa menjadi imam yang baik di keluarganya, dan ia pun sebetulnya sangat malu kepada istrinya yang bersemangat dalam beribadah".

"Namun kondisinya sekarang sangat sulit, perusahaannya sedang mencoba membangun merk yang baru saja diluncurkan sehingga ia perlu bekerja ekstra di akhir pekan, yang terkadang ia pun tidak menghendakinya"

"Dan tahukah kau lia, bahwa ia sangat bersyukur bisa mendapatkan istri yang shalihah seperti mba Artha". lanjut mas Adi

Hening sesaat.

"Insya Allah, nanti kita atur strategi, bagaimana supaya target da'wah fardiyah kita yang baru, yaitu kepada mba Artha dan Mas Bimo ini, bisa menjadi insan yang lebih baik. OK? Tentunya kitapun harus pula lebih baik juga." Mas Adi menambahkan.

Aku mengangguk pelan dan yakin. Ada secercah harapan di hatiku.

"Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hambaMu yang shaleh secara pribadi, dan shaleh secara sosial.... amiiiin" kulantunkan doa dalam hati...



--------
Kota Tepian, 11 April 2008
Kisah fiksi belaka. Yiiihaaaa!
*latihan nulis pake sudut pandang akhwat yaw Peace ahhh! maaf klo tidak berkenan *tuing!*

05 April 2008

[puisi] Cermin

"Cermin-cermin, siapa yang paling tampan di dunia ini?"
Cermin itu menyahut... "tentu engkau tuan muda ku"
"Cermin.., apakah engkau berdusta kepadaku..?"
"Aku tidak mengatakan selain kebenaran, dan tidak berani mengatakan kedustaan", ia menjawab
Hening sejenak
Aku mengambil sebuah pot bunga berisi setangkai bunga matahari yang berwarna kuning keemasan di atas meja bundar kecil yang terbuat dari kayu berukiran
Mengenggamnya, dan merasakannya dinginnya air setengah penuh yang ada di dalamnya
Melemparnya tepat pada tengah cermin dengan sekuat tenaga
Hingga ia pecah berkeping-keping
Prang.... suarangnya terdengar keras menggema seisi ruangan
Aku membalikkan badan... berlalu sambil menunduk pelan
Nyala lilin kecil dalam ruanganan menemaniku melangkah
Malam itu... sendirian...

03 April 2008

Beban di Dada...

Huff... kenapa pas dengar dia konfirmasi berita itu, dada saya jadi terasa lebih berat ya...

hmmmmm...... emang dia siapanya (saya)..?
n emang saya siapanya (dia)..?
trus.. emang saya (dan dia) mau kemana..?

huff...

emangnya saya kenal (dia)..?
n emangnya dia kenal (saya)..?
trus klo udah kenal kenapa...?

huff...

apakah ini benar...? ataukan cuma tipu daya..?
perlukah berusaha..? atau diam saja menantinya..?
membuat signal..? atau menunggu signal..?
ataukan ngga nangkep signal yang ada..?

cuma tidak suka..? mungkin itu aja..?
ngga mungkin bisa? ataukah masih mungkin bisa?
khayalan yang nyata..? ataukah mimpi yang mungkin jadi nyata..?

pilihan-pilihan yang rumit....

Udah ah, nikmatin aja dulu masa-masa ini... masa dimana penuh kewajiban dan tanggung jawab :D fufufufu... %peace% 

Emoticon di MyQuran

Ikon-ikon yang ada di forum myQuran.org. Ngga bisa di pake di YM, tapi bisa dipake di MP.

Caranya:

1. Klik kanan ikon yang mau kita gunakan, pilih "properties", lalu copy alamat URL-nya.

2. Pada komentar/tempat yang kita ingin pasangkan, gunakan kode <IMG SRC="alamat URL ikon">

Ganti "alamat URL ikon" dengan alamat yang telah kita copy tadi

Selamat mencoba   

Oh ya, sebelah kanan emoticon tersebut adalah kode untuk memunculkan ikon tersebut di forum myQuran

 

Senyum manis :)                     Daa.. :dada:               marah :marah:                Melettttttt :p 

Kedip-kedipin ;)                       Yiiihaaaa! :D                        Top Abizzz :topOK:               Ngakak ;D

Grrrrrrrr!!! >:(                      Sedih deh :(                         Bikin shock!  :o                         Cool 8-) 

Huh ???                    siul siul :siul:                   Putar mata ::)                      bercanda :bercanda:  

Pilu.. :-[                       Aneh :-\                          Hiks.. :'(                      Waduh waduh :toktok: 

*tuing!* ^-^                       Sip, mantap! O0                       Tersipu :malu:                     Peace ahhh! %peace%

Awas yah! :awas:                Gubraks! :toe:                      Ngikik.. :hihi:                      Hmmm :hmmm:

Mewek.. :mewe:               Ehmmm :ehm:                     Senyum simpul :jaim:                      Watawww :wataw: 

Yie.. hahaha >:D                      Weks! :-X                         Yiihaaa!:yihaa:                  Yess! :iyes:

Yak Yik :yakyik:             Huaam.. ngantuk.. bobo :ngantuk:            Zzz.. Zzz..:bobo:                       Meletin  :-P

Ngetawain  :ktawain:         kasih bunga :bungain:                Ne ne nee..  :nenene:              Tembakkk :tembakin:

mondar mandir sedih :mandir:            Usapin gancu. :usapi:                  Woro woro.. :woroworo:           Minum Eskrim :eskrim: 

Ngemil makanan:ngemil:           Ngemil  :ngemil2:          Ngapalin :apalan:               Baca Koran :koran:

Biar gak kena piruss..  :tutupmulut: