30 December 2012

The World Future Leader

Sarah El Hurriyah: intelektual muslim, calon pemimpin dunia (insya Allah).

"Ya Allah, jadikanlah ia sebagai wanita yang:
- Solihah
- Cerdas
- Sehat
- Cantik
- Sukses, dan
- Bahagia"
(amin)

26 December 2012

Qurrata A'yun (Penyejuk Mata)

Ada penjelasan yang bagus sekali tentang ayat berikut 

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al furqaan: 74)

Di youtube, ustadz Nouman Ali Khan (dalam bahasa Inggris) menjelaskannya dengan indah sekali, bisa dilihat di:


Saya buatkan rekapannya berikut, silakan dilihat videonya langsung kalau yang mau.

Qurrata A'yun (Penyejuk Mata)

Ada kata ekpresi yang sangat kuat di dalam Al-Quran yang dipergunakan, yaitu qurrata a'yun. Kata ini juga dipergunakan di dalam hadits.

Untuk memudahkan kita mengerti apa artinya dengan mendalam, mari kita perhatikan terlebih dahulu penggunaan kata ini di dalam Arab kuno.

Ada 2 kalimat yaitu: 'mata menjadi dingin' dan 'mata menjadi hangat'

Ketika seseorang meneteskan air mata kesedihan, mengalami kemalangan dan berada dalam depresi, maka ketika orang arab melihatnya, mereka berkata "matanya menjadi hangat"

Salah satu bentuk ucapan kutukan yang paling parah dalam Arab kuno yaitu 'semoga menjadikanlah matanya hangat' yang berarti semoga dia mengalami malangan yang paling buruk dalam hidupnya. Kebalikan dari ini yaitu 'semoga matanya menjadi sejuk' yang berarti untuk semua kemalangan, kesedihan, penderitaan menjadi hilang dan semoga kamu merasakan kedamaian yang menenangkan.

Contoh penjelasan lain 'mata menjadi hangat' dan 'mata menjadi dingin' adalah sebagai berikut:

Misalkan di bandara ada dua pasang ibu dan anaknya, yang satu sedang melepaskan karena akan terbang, sedang yang satunya sedang menyambut anaknya, kedua ibu tersebut menangis.

Ibu satunya mengeluarkan air mata yang 'dingin' dan yang satunya mengeluarkan air mata yang 'hangat'.

Ibu yang menyambut kedatangan ibunya, mengeluarkan air mata bahagia, dia menangis karena sudah bertahun-tahun tidak pernah bertemu anaknya, maka 'matanya menjadi dingin'. Sedang ibu yang satunya melepas keberangkatan anaknya, maka 'matanya menjadi hangat' karena itu adalah tangisan kesedihan.

Contoh penjelasan lain, ketika penyair arab, yang juga seorang pembunuh akan membunuh seseorang (membalaskan dendam kaumnya) sedang dia menunggunya di balik bukit pasir, dia bersyair "mata kaumku akan senantiasa hangat, kecuali setelah belatiku menjadi hangat oleh darahnya" yang berarti jika si penyair itu sudah membunuh  orang tersebut, maka mata kaumnya akan menjadi sejuk, dan kemarahan, rasa penghinaan, dan rasa frustasi kaumnya akan hilang setelah terbunuhnya orang tersebut. Itulah yang ingin dia lakukan, membuat 'mata kaumnya menjadi dingin'. Jadi melepaskan rasa kemarahan, kesakitan.

Dalam konteks lain, yang merupakan contoh yang indah, yaitu ketika orang Arab dalam perjalanan, dan dia terjebak oleh badai gurun. Allah menciptakan unta dengan luar biasa sekali, sehingga mata untanya memiliki saringan yang akan menangkap pasir sehingga mata terlindung dari terpaan pasir. Sedang si pengelana tidak bisa menutup matanya, sebab kalau dia menutup matanya, dia akan tersesat. Sampai akhirnya dia menemukan gua sebagai tempat berlindung, lalu dia berkata 'mataku telah menjadi dingin'. Karena itu, 'mataku menjadi dingin' bisa diartikan dengan 'menemukan perlindungan dari badai'.

Doa yang saya (Nouman Ali Khan) sukai dalam Al-Quran ada di surat 25 (Al-Furqan) ayat 74.



وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا 

"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." [
waalladziina yaquuluuna rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wadzurriyyaatinaa qurrata a'yunin waij'alnaa lilmuttaqiina imaamaan] (QS. Al-Furqān 25:74)

Allah SWT menyuruh kita berkata "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) [qurrata a'yun], dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."

aatinaa = berikan kami hadiah yang indah, spesial, lana = khusus bagi kami.
hadiah khusus itu berupa = istri dan anak yang 'menyejukkan mata'
dzurriyyaatinaa = generasi penerus di masa mendatang

Doa itu berarti meminta agar diberikanlah 'mata yang sejuk' melalui istri dan anak-anak kami.

Doa ini menjadi kesukaan saya karena beberapa alasan:

Pertama, saya sudah menikah.

Kedua, kita semua harus menghargai doa ini, karena krisis yang ada di dunia kita saat ini. Institusi paling dasar yaitu keluarga kita sedang "diserang". Bahkan kita kaum muslim pun tidak kebal terhadap serangan ini. 'Badai' dalam konteks 'mencari kesejukan mata dari badai' diatas, bukan berada di luar rumah, tapi ada di dalam rumah kita. Dan kita harus keluar dari rumah supaya selama dari badai tersebut, badai berupa stres, teriakan, jeritan, penghinaan, pertengkaran antar suami-istri, adik-kakak tidak saling berbicara, orang tua tidak berbicara pada anaknya, krisis dalam rumah tangga.

Keluarga telah menjadi tempat kemarahan, kesedihan, penderitaan, yang orang-orang berusaha untuk keluar daripadanya.

Maka doa ini menjadi indah sekali, agar membuat rumah kita menjadi tempat perlindungan/naungan. Kita menderita karena badai yang ada di luar, dan tempat perlindungan kita ada di balik pintu rumah, ada di pasangan hidup dan anak-anak kita. Ketika kita melihat mereka, rasa cemas kita lenyap.

Penjelasan mengenai konteks ini secara lebih jauh lagi pada penggunaan konteks ini dalam Al-Quran adalah sebagai berikut.

Ikatan terbesar yang ada adalah pada ibu dan anak. Ketika sudah memiliki anak, naluri ibu akan selalu mengutamakan anaknya. Ibu-ibu bahkan akan sulit jika harus jauh dari anaknya, bahkan bisa jadi sangat khawatir ketika terlambat menjemput ke sekolah, terlambat menjemput di bandara.

Pada kisah Nabi Musa AS, kita perhatikan bagaimana kekhawatiran ibunya ketika harus melepas Musa di sungai yang nampak seakan melepasnya pada kematian, karena di belakangnya juga lebih menakutkan (pasukan Firaun yang membunuhi bayi-bayi laki-laki).

Ibu Musa berada pada situasi yang sangat sulit, tidak tahu bakalan kondisi anaknya seperti apa, dan kondisi anaknya sekarang dalam bahaya.

Di sisi lain, ada wanita lain yang juga berada dalam badai, yaitu istri Firaun, yang berada dalam kekerasan psikologis dengan suaminya Firaun, yang tidak bisa melepaskan diri darinya, karena dialah pemerintah dan polisi.

Maka perhatikanlah ketika istri Firaun menemukan Musa, dia berkata

"(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu". [qurratu 'aynin lii] (QS. Al-Qashash:9)

Berarti, dia akan menjadi tempat berlindungku dari badai, dia akan satu-satunya kegembiraanku, karena aku berada dalam kesedihan. Di ayat ini, istri Firaun mempergunakan kata walaka (dan bagimu), tidak mempergunakan kata 'bagi kita' karena dia tidak mengikat dirinya dengan Firaun.

Satu contoh lagi mengenai 'mata yang dingin' agar semakin memperjelas keutamaan doa ini.

Bayangkan perasaan bahagia/emosi seorang ibu yang dipertemukan dengan anaknya lagi yang sudah hilang, bagaimana perasaan bahagianya. Maka seperti itu pulalah perasan ibu kandung Musa ketika dipertemukan kembali dengan Musa,

"Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidak berduka cita." [faradadnaahu ilaa ummihi kay taqarra 'aynuhaa walaa tahzana] (QS. Al-Qashash:9)

Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, agar 'matanya menjadi sejuk'

Allah mempergunakan kata 'matanya menjadi sejuk'' untuk mengekspresikan kebahagiaan yang luar biasa ini.

Maka dari itu, kita meminta Allah agar Ia memberikan kita 'mata yang sejuk' lewat pasangan dan anak-anak kita.

Jika hendak menikah, mintalah lebih jauh lagi, bukan hanya hendak menikah, tapi menikah dengan seseorang yang bisa menjadi 'penyejuk mata', saya menjadi 'penyejuk mata' bagi mereka dan mereka akan menjadi 'penyejuk mata' bagi saya.

Bahkan Allah SWT menggiring doa ini lebih jauh lagi, waij'alnaa lilmuttaqiina imaamaan, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang (anak-cucu kami) yang  shaleh, takut, bertakwa, kepada Allah. 

Kalau ini diucapkan, kita telah menetapkan diri kita menjadi contoh bagi generasi kita (anak-cucu) di masa mendatang. Jika tidak bisa berlaku sebagai suami yang baik, istri yang baik atau anak yang baik, maka kita yang akan bertanggungjawab pada generasi di masa mendatang karena telah membuat tren/contoh yang tidak baik ini.

Maka doa di ayat ini adalah doa yang cerdas, agar kita bisa menjadi 'penyejuk mata' bukan hanya bagi keluarga kita saat ini, tapi bagi penerus di masa mendatang agar mereka menjadi orang-orang yang bertakwa pula.

Karena di akhirat nanti, kita tentu ingin agar dibantu doa oleh anak-cucu yang shaleh, yang bisa mengangkat diri kita ke surga.

Berdoalah dengan tulus, semoga Allah menganugerahkan kita, istri dan anak yang 'menyejuk mata' dan menjadikan kita sebagai pemimpin bagi orang-orang (anak-cucu) yang bertakwa. *amin O0




---000---

Balikpapan, 26 Desember 2012
Syamsul Arifin

25 December 2012

Kamu (Tidak) Bisa Menjadi Apa pun yang Kamu Inginkan

You can (not) be anything that you want to be.

Ada mantra yang kurang tepat yang diajarkan pada anak-anak, yaitu 'mereka bisa menjadi apapun yang mereka inginkan'.

Meski manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya, dan dibekali dengan 'hardware' yang ± sama, tapi tidak semua orang memiliki keunggulan, minat, kesukaan atau passion yang sama.

Kalau jargon "you can be anything that you want to be" benar, mungkin akan lebih banyak kepala negara dan direktur perusahaan daripada office boy di dunia ini.

Sudah banyak tips yang menjelaskan, "kalau mau sukses, kerjakan apa yang kau sukai, atau setidaknya sukai apa yang kau kerjakan".

Dan sepertinya masih banyak yang tidak percaya, terutama orang tua yang masih konservatif (bahkan mungkin saya sendiri), yang belum bisa percaya bahwa ada banyak profesi lain semisal olah ragawan, pemilik toko, musisi, penulis, dan semisalnya bisa lebih sukses daripada pegawai negeri sipil atau karyawan swasta, dsb.

Seperti halnya multiple intelligence. Tidak semua orang pandai di semua aspek intelegensia. Ada beberapa orang yang menonjol di aspek tertentu.



Di buku The Richest Man in Town (RMIT), kesamaan para milyader adalah ketika mereka bisa menemukan bisnis yang tepat bagi dirinya.

Penulis buku RMIT tersebut bahkan tidak segan bersebrangan pendapat dengan W Clement Stone dan Andrew Carnegie yang mempercayain konsep "you can be what you want to be", karena dia telah mewawancarai seratus orang terkaya di America dan menulis salah satu dari 12 kaidah ini: find your perfect pitch (temukan nada sempurna anda).

Contoh milyader ini semisal Clay Mathile, yang pada awalnya menjadi pemain basket di kampusnya buat mendapat beasiswa, dia dipuji pelatihnya, tapi di akhir kisah ternyata beasiswanya dialihkan ke mahasiswa lain. Dia menyadari bola basket bukan nada sempurnya, sehingga setelah lulus, dia berbisnis di perusahaan makanan hewan peliharaan, sampai akhirnya dia mengambil alih kepemilikannya, dan mengembangkan menjadi perusahaan besar bernilai 2,3 juta dolar ketika dijualnya ke P&G.

Pemilik merk terkenal, Hartley Peavey, punya hasrat yang besar dalam bermain gitar, dan ingin menjadi gitaris terkenal, namun ia sadar setelah 8 tahun berlatih, dia bukanlah pemain gitar yang hebat.  Tapi dia mengetahui bahwa ia mahir dalam merakit peralatan. Karena dia tidak bisa menjadi pemain gitar yang terbaik di dunia, dia beralih ke minatnya, merakit amplifier yang membuat permainan musisi terkenal menjadi lebih baik. Kini ia mempunyai lebih dari 2 ribu jenis produk dan menjadi orang terkaya di Meridian, Mississipi.




Peavey menemukan salah satu prinsip penting kesuksesan para RMIT yang tidak dapat disangkal: mengenal diri sendiri. Anda harus memiliki keberanian untuk menilai secara jujur bakat dan kemampuan unik anda, kemudian mengombinasikan keduanya dengan hasrat dan minat pribadi anda. Latihan ini tidak semudah kelihatannya. Mengenal kekuatan kita yang sebenarnya berarti mengenal kekurangan kita -termasuk melepas beberapa mimpi yang tak terjangkau atau tidak menguntungkan. (halaman 52 buku The Richest Man in Town, W Randall Jones)
Katanya pula, "anda hanya bisa benar-benar berhasil, dalam bidang yang memang anda cintai. Jangan jadikan uang sebagai tujuan anda. Sebagai gantinya, kerjalah hal-hal yang anda sukai, dan kerjakan dengan baik hingga orang-orang tak bisa melepaskan pandangan mereka dari anda". (Maya Angelou)


Gambar diambil dari: sini, sini

---000---

Balikpapan, 25 Desember 2012
Syamsul Arifin

Dapet Buku euy :D

Alhamdulillah, tadi malam (24 Desember 2012) habis ikutan mabit DPC PKS Balikpapan Tengah di Masjid Jabal Rahmah, kompleks Gn Dubs Pertamina.

Ada dua acara kajiannya, yang pertama ba'da Isya diisi oleh Ustadz Gunawarman, yang kedua ba'da Subuh diisi oleh Ustadz Syukri Wahid.

Pas acara kajiannya ada kuis yang bagi-bagi buku. Di kajian pertama, pertanyaannya rada susah (makanya ngga jawab) "apa yang antum sudah lakukan untuk membina sakinah di keluarga?" *pertanyaan yang menohok dan membuat refleksi.

Di kajian kedua, tentang kabar dunia Islam internasional (tentang konstelasi terkini politik dunia, terutama di Palestina dan Mesir), ikut nanya tentang Suriah dan temen ada yang nanya juga tentang Malaysia. Alhamdulillah ga pake pertanyaan2, langsung dapet buku di akhirnya :D

Judul: Membentangkan Ketakutan, Jejak Berdarah Perang Gloal Melawan Terorisme. Penulis: Shofwan al Banna.


Resensi Buku "The Richest Man in Town"


"The Richest Man in Town" karya W Randal Jones adalah buku yang bagus, inspiring, dan mencerahkan.

Penulis mewawancarai penduduk terkaya di seratus kota kecil dan besar di Amerika, yang merupakan para pengusaha/CEO perusahaan. Secara umum, mereka adalah milyader yang mengawali sukses dari bawah, pekerja keras dan pekerja cerdas.

Jones, meresumekan hasil wawancara dan risetnya ke dalam 12 kaidah yang mempertemukan kesamaan para RMIT (Richest Man in Town) dalam usaha mereka membangun pundi kekayaan mereka.

Aturan pertama diawali dengan "jika anda menjadikan uang satu-satunya tujuan, anda tidak akan mendapatkannya".

Luar biasa bukan?

Buku yang terkesan materialistik ini, ternyata memberikan lebih dari sekedar menjadikan mata kita "hijau" (mata duitan), menjadi benar-benar kaya secara keduniawian dan juga secara spiritual.

Baca saja kaidah #8 "Berpeganglah pada nilai-nilai moral" dan tambahan tips di bagian III buku ini, gaya hidup #8: "Tuhan dan Uang" dan #10: "Berikan sebaik yang anda dapatkan". Disitu dibahas bagaimana para RMIT tersebut mengalokasikan porsi amal dalam kehidupan mereka.

Jika kamu mencari buku motivasi komprehensif yang meringkas potret seratus orang-orang kaya berjuang dan merintis usahanya, buku ini bisa menyediakannya lebih dari itu. Karena ada kiat-kiat sukses dari orang-orang yang sudah menapaki jalan tersebut dan terbukti berhasil, dan ada sisi-sisi lain dari sekedar memandang kekayaan/uang sebagai target pencapaian kesuksesan.

Seperti yang penulis tuliskan di bagian kesimpulan "..mereka berusaha untuk sukses, dan kekayaan mereka hanya hasil sampingan yang mengikuti kesuksesan tesebut, sekedar barometer kesuksesan mereka."



---000---

Balikpapan, 12 Des 2012
Syamsul Arifin

18 December 2012

SuperKeeper

Bercita-cita jadi manager perusahaan yang hebat, jadi tertarik untuk beli buku tentang talent management -mengelola sumber daya manusia.

Bagi saya pribadi, seorang manager yang hebat itu bukan karena dirinya yang super (bisa segalanya, multitasking, ngerti detail teknis, dsb) -walaupun hal itu menjadi nilai tambah seorang pemimpin- tapi kesuksesan seorang manager yang hebat adalah karena dia didukung oleh para bawahan yang super. Dia menjadi unggul karena mampu mengelola/menggerakkan timnya menuju kesuksesan.

Walaupun belum tuntas bacanya meski sudah dibeli dari bulan Juni 2012, lewat buku "The Handbook of Best Practices on Talent Management"nya Lance A Berger & Dorothy R Berger terbitan Sekolah Tinggi Manajemen PPM (dalam bahasa Indonesia), minimal saya jadi ngeh mengenai pemetaan SDM dalam sebuah organisasi/perusahaan (besar).


Ada 4 tipe karyawan:

  1. Superkeeper: karyawan yang mampu menghasilkan kinerja unggul, yang memberi inspirasi kepada karyawan lainnya untuk menghasilkan kinerja unggul juga. Mereka adalah karyawan yang membentuk dan mewujudkan komptensi inti organisasi. Mereka adalah para model peran/role model keberhasilkan. Biasanya jumlah Superkeeper antara 3% sampai dengan 5% dari seluruh SDM di suatu organisasi
  2. Keeper: mereka yang berhasil mencapai kinerja yang melebihi dari yang diharapkan, mampu membantu karyawan lainnya dalam meningkatkan kinerja dan melebihi harapan dalam mewujudkan komptensi inti perusahaan. Biasanya, karyawan yang diklasifikasikan sebagai para Keeper jumlahnya antara 20% sampai dengan 25%dari seluruh karyawan di suatu organisasi.
  3. Solid Citizen: merupakan kelompok karyawan yang jumlahnya berkisar 70% dari seluruh SDM. Mereka adalah para karyawan yang mampu mencapai kinerja sesuai harapan, membantu kelancaran pekerjaan karyawan lainnya, dan sesuai dengan harapan dalam mewujudkan komptensi organisasi.
  4. Misfit: kelompok ini terdiri dari para karyawan yang tidak mampu mencapai kinerja sesuai dengan yang diharapkan organisasi, kerja sama, dan/atau tidak sesuai dengan komptensi organisasi.
Dari sedikit bacaan di buku ini, baru saya mengerti, bagaimana pola pengembangan dan penilaian SDM di perusahaan tempat saya bekerja sekarang.

Di perusahaan ini, ada beberapa program pengembangan karyawan, yang saya ketahui adalah International Assignment berupa kerja sekitar 3 tahunan di perusahaan lain namun masih tetap dalam satu korporasi di luar negeri (bisa Amerika, Australia, Timur Tengah, Afrika, dll) atau magang selama 6-9 bulan di grup korporate di Amerika sana.

Nah, di buku talent management itu, memang disebutkan bahwa suatu organisasi harus melakukan investasi pada karyawan/mengalokasikan sumberdaya (balas jasa, pelatihan, dll) berdasarkan urutan kontribusinya.

Selagi saya masih anak buah/bawahan, saya harus bisa memperlihatkan kinerja terbaik saya, memberikan kontribusi yang maksimal untuk mencapai kesuksesan departemen.Diantaranya dengan bersikap pro-aktif, kreatif, komunikatif, membawa nilai positif/tambahan bagi tim. Sukur-sukur bisa dilihat sebagai salah seorang SuperKeeper yang pada akhirnya akan memegang posisi kunci di perusahaan (saat ini ataupun di perusahaan yang lain) *amin.