13 March 2010

Apakah Kita Benar-benar Mencintai Nabi?

Beberapa waktu lalu, 26 Februari 2010, kalender nasional Indonesia berwarna merah, menandakan hari libur nasional, bertepatan dengan hari Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul awal tahun hijriyah. Di berbagai tempat, digelar berbagai macam kegiatan, umumnya adalah ceramah, pengajian, atau tabligh akbar.

Terlepas dari kontroversi tentang perayaan maulid Nabi. Mencintai Nabi Muhammad SAW adalah sebuah keharusan bagi setiap orang yang mengaku beriman.

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Nabi saw. bersabda: Seorang hamba (dalam hadis Abdul Warits, seorang laki-laki) tidak beriman sebelum aku lebih dicintainya dari keluarganya, hartanya dan semua orang. (Shahih Muslim)

Kita berkewajiban untuk lebih mencintai Rasulullah SAW ketimbang mencintai keluarga, anak, orang-tua dan semua manusia.

Namun tidak jarang, orang-orang yang mengaku mencintai Nabi, ternyata malah jauh dari sosok orang yang mereka cintai. Datang maulid Nabi, tapi tidak melaksanakan shalat lima waktu, apalagi dengan bentuk berjamaah sebagaimana beliau menekankan. Mengaku mencintai Nabi, tapi tidak mencerminkan akhlak-akhlak dan perilaku yang beliau perankan. Mengaku cinta, padahal hanya sebatas lip service dan kepura-puraan belaka, ceremonial saja! Naudzubillah, semoga kita dijauhkan dari sifat yang demikian *amin

Menurut saya pribadi, bentuk kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad SAW haruslah tercermin dari dua hal: mempelajari sunnahnya dan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Jauh sudah jarak antara kita dengan sang kekasih Muhammad SAW. Namun kita masih bisa tetap terhubung dengan beliau melalui goresan tinta para ulama, di dalam buku pelajaran, sirah/sejarah, catatan hadits, dst.

Pertanyaannya adalah, sudah seberapa banyak kita mempelajari sunnah Nabi, mengenal kehidupannya, membaca perkataan, perbuatan, perintah dan larangannya.

Parameternya sederhana saja, sudah berapa banyak bahan bacaan tentang sunnah di rumah kita? Apakah ada buku tentang sejarah Nabi? Apakah ada kitab tentang hadits-hadits? Seberapa banyak jika dibandingkan dengan bahan bacaan umum lainnya? Tentunya bukan hanya dimiliki, tapi dibaca, dipelajari, ditelaah dan direnungkan dalam hati.

Point selanjutnya yaitu pengamalan terhadap sunnah Nabi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Sunnah Nabi itu sangatlah luas, bukan hanya sebentuk ibadah saja seperti shalat maupun puasa tambahan di luar yang telah diwajibkan, tapi juga sunnah Nabi dalam bentuk muamalah.

Sudahkah kita bermuka ceria ketika bertemu sahabat/saudara kita? Mendahulukan yang kanan dalam segala hal (semisal memakai sepatu, makan dengan mempergunakan tangan kanan, dll)? Bahkan menjalankan anjuran-anjurannya semisal berbuat baik kepada orangtua, mencintai anak yatim, dan lain sebagainya.

Mari kita buat list, dalam satu hari, ada berapa banyak tindak-tanduk kita yang merupakan cerminan perbuatan Rasulullah SAW? Apakah banyak, sedikit, atau bahkan tidak ada sama sekali?

Pengamalan tentu membutuhkan ilmu. Amal yang tanpa ilmu hanya akan mendatangkan kesia-siaan, lebih banyak salahnya ketimbang benarnya, lebih banyak ngasalnya ketimbang ketepatan amal yang memang mencontoh Rasulullah. Alih-alih mendatangkan manfaat/kebaikan bagi pelakunya, dia malah akan membawa lebih banyak keburukan/mudharat.

Kecintaan kita pada Rasulullah SAW di masa ini tercermin dari dua hal itu: seberapa besar kita mempelajari sunnah, dan seberapa banyak kita mengamalkannya.

Tidak perlu banyak bicara, buktikan saja cintamu kepada Rasulullah dengan ketekunan mempelajari agama kita, dan keistiqomahan diri dalam mengamalkan kebaikan yang dicontohkan.



---000---

Balikpapan, 13 Maret 2010
Syamsul Arifin

8 comments:

  1. makasiy ka ipin, ud ngingetin..

    ReplyDelete
  2. @nisachem & mour4
    sama2 :) *buat pengingat diri sendiri juga kok ini*

    ReplyDelete
  3. Nice reminder Brother,
    Namun Indikator kita mencintai Nabi bukan pada sebanyak apa referensi bacaan yg kita punya, tapi pemahaman yang tercermin dalam perbuatan kita sehari-hari. karen abanyak sekali orang yang sekedar "mengetahui" tanpa memahami, sehingga tidak dapat mengamalkan.

    IMHO

    ReplyDelete
  4. @jaraway
    good2x ^_^

    @ichamary
    yups2x..., you got that right :)

    ReplyDelete
  5. cinta itu bukti..
    Yuk
    Buktikan cintamu!!!
    6_6

    ReplyDelete
  6. well apa yang kita lakukan (kegiatan positip dan bermanfaat tentunya) aja bisa bernilai ibadah ... hehe
    wah dari kita bangung sampai tidur saja ada sunnah beliau tuh bang ...
    wallahualam

    ReplyDelete