09 February 2012

Mencoba Hal Baru

Sekedar share tentang seorang teman di kantor.

Beberapa bulan lalu, sehabis pulang dari lapangan selama 2 minggu + ambil cuti 4 hari. Saya tidak menemukan bapak WLY (-inisial). *biar terkesan kayak cerita kriminal :D

Tanya-tanya, ternyata bapak itu sudah MPP alias Masa Persiapan Pensiun -3 bulan sebelum pensiun sudah ngga perlu masuk kerja lagi, tapi tetap dapet gaji yang sama.

Wah, saya heran, padahal kayaknya bapak itu ngga terlalu tua *masih suka bercanda-bercanda, dan yang bikin heran, kayaknya bapak WLY juga baru pindah dari bisnis unit Sumatra Operation ke Kalimantan *klo ga salah*.

Wah.., luar biasa ya.., udah mau pensiun, tapi tetap terima aja tantangan untuk pindah daerah kerja.
Bayangan saya, mungkin kalau yang udah mau pensiun, ya tinggal nikmatin bulan-bulan terakhir bekerja bersama teman-teman yang udah lama. Tapi beliau berbeda.

Memang beliau terkesan supel, teman di kantor juga banyak.

Jadi tambah pelajaran buat saya pribadi, untuk jangan pernah takut menghadapi perubahan -sampai tua sekalipun. Mencoba-menjelajah tempat baru.

Beberapa waktu laga sempet ngobrol sama ekspat, bagaimana kita berbicara tentang peluang kerja di tempat orang. Si ekspat yang pengalaman 30+ tahun kerja ini bilang "ngapain (kamu) ke luar negeri, dapat uangnya juga nutupin kebutuhan belanja ajah, disana mahal, belum lagi kondisi di luar -misal di artik yang suhunya ekstrim sampa 0 derajat", dia sih enjoy di Jakarta. Tapi saya tetap pengen coba, siapa tau nanti ada penugasan kerja di luar negeri -insya Allah saya akan coba. Pengen punya pengalaman baru aja, tambah wawasan yang bisa 'membuka mata', -disamping siapa tau aja jadi mempercepat karir ;)

Tapi memang mencoba hal baru atau rotasi/pindah/merantau ke tempat baru bukan tanpa tantangan.

Pasti ada banyak hal yang dikorbankan, yang paling utama yaitu jauh dari keluarga (ortu-adik-kakak-saudara, dll). Pastinya ada pengorbanan untuk keluar dari zona nyaman. *tapi kami mah udah terlanjur juga kok merantau jauh dari keluarga -baik keluarga saya maupun keluarga Ridha.

Intinya, merantau, mengambil peluang/opportunity, pasti ada konsekuensinya, tapi bisa jadi itu adalah pintu menuju kesuksesan.

Tentunya bukan sembarang nekat ajah, harus juga diperhitungkan (calculated risk).
Dan butuh juga perbekalan, diantaranya, mungkin:
  1. Jadilah pribadi yang supel (tidak takut bertemu dengan orang baru), adaptif/mudah beradaptasi, menyukai perubahan
  2. Miliki rencana. Jangan cuma sembarangan memasuki pintu baru tanpa kita punya perencanaan tentang keluarga *yang utama dan karir yang mau ditempuh
  3. Mengulang postingan disini, miliki keyakinan, dimanapun kaki kita menapak, disitu masih juga termasuk di teretorial bumi (milik) Allah, jadi ngga perlu khawatir dan jadi istiqomah dimanapun kita berada.
*ada yang mau nambahin bekal diatas lagi..? :)



---000---

Balikpapan, 9 Februari 2012
Syamsul Arifin
*gambar diambil dari sini

3 comments: