19 September 2015

Inspirator yang Terinspirasi

Rabu 9 September 2015 lalu, saya ikut meramaikan event Kelas Inspirasi Balikpapan #3. Awalnya, tahu dan minat ikut acara ini karena ada teman MP FB (Hendy Lazuardy Hendrawan) yang posting publikasi acara itu. Akhirnya, memberanikan diri ikutan meski jatah cuti tinggal 2 hari lagi  (dari 25 hari jatah cuti setahun), dan 1 hari-nya juga sudah ada plot acara juga. Bismilah, klik link pendaftaran dan pilih mau jadi inspirator di kegiatan Kelas Inspirasi.

Saya suka acara semacam ini, ke sekolah, sharing, dan berbagi dengan orang lain, dalam hal ini, ke murid-murid Sekolah Dasar.

Ketika sesi briefing (Sabtu, 29 Agustus), saya tidak bisa ikutan briefingnya karena sedang wisuda S2 di UI Depok, padahal di saat itulah, dibagi penjelasan dan pengelompokkan tim -satu SD biasanya terdiri dari 6-10 inspirator, 2 fasilitator dan 2-3 dokumentator- sudah pasrah, ketika di reminder untuk menghadiri sesi briefing, saya balas kalau saya tidak bisa hadir, dan mengharapkan ada briefing susulan atau sesi khusus atau mengiklaskan diri tidak jadi ikutan KI karena tidak ikutan briefingnya. Alhamdulillah, tetap diizinkan ikut, dan dimasukkan ke kelompok 2, di SD 021, Balikpapan Timur.


Menariknya, SD 021 letakkan di dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah kota. Dan ketika ketemuan dengan tim, sedikit disharing kalau kebanyakan muridnya biasa membantu orangtuanya memulung selepas sekolah.

Di hari H, 9 September itu, kami rolling, bergantian, ada 4 kelas, saya kebagian kelas 1-2-3-dan 4. Dulu waktu kuliah di FKM, sebetulnya memberikan penjelasan (penyuluhan kesehatan) ke anak SD, orangtua baik ibu-ibu maupun bapak-bapak, bahkan orang jompo dan tuna grahita, pernah saya lakoni, makanya Kelas Inspirasi ini juga sebetulnya mengingatkan masa lalu.

Ketika hari H pelaksanaan kelas inspirasi, seru abis lah pokoknya.

 

 

 

 


Di sana, saya menjelaskan tentang industri migas secara umum: dari mana asalnya, di proses seperti apa di tengah laut (kebetulan, dari pantai Balikpapan, samar-samar bisa dilihat platform produksi), dan pengilangan serta produk jadinya. Saya bawa sample minyak mentah dan bensin, buat perbandingan mereka.

Kemudian saya jelaskan apa-apa saja profesi yang ada di sana, mulai dari teknisi listrik, mekanik, crane operator, penyelam, pilot helikopter, koki, dokter/perawat, dll termasuk juga ahli K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang ada di platform produksi migas lepas pantai, sebagai gambaran variasi profesi. Karena saya memakai APD (Alat Pelindung Diri) lengkap ketika menjelaskan, mulai dari pakai coverall, helm, kacamata, safety shoe, dan safety gloves, saya jelaskan apa saja itu dan minta salah satu-atau dua mencoba seraya menjelaskan.

Yang berani maju, bertanya, atau menjawab, saya kasih pin khusus berbentuk bintang, home made, dibuatin istri dari kertas origami.

Saya sharing juga apa saja tips yang diperlukan kalau mau sukses bekerja. Diantaranya: belajar giat (agar mereka semangat mencapai pendidikan lanjutan, kalau perlu sampai kuliah di UI juga), berbaik kepada orangtua -agar diberkahi mereka, dan jadi pemberani dalam berusaha-mencoba.

Belajar giat saya perlebar bukan hanya belajar di sekolah, tapi juga belajar di rumah-dengan orang lain-belajar di perpustakaan. Saya motivasi mereka, siapa yang mau lanjut lulus sekolah SMP, SMA, bahkan saya tanya siapa yang mau kuliah di pulau Jawa. Menariknya, ketika siapa yang mau lulus SD, SMP, SMA, mereka antusias angkat tangan, ketika tentang kuliah, sebagian menurunkan tangannya. Saya semangati mereka, bahwa jangan takut, kalau memang kondisi keluarga bukan orang kaya, ada berbagai macam jalan, bisa dapat beasiswa, selama mereka mau dan mau berusaha -ini nyambung juga dengan doa dari orangtua.

Berbuat baik kepada orangtua saya sebutkan sengaja, karena memang doa orang tua itu bisa jadi diijabah Allah. Makanya saya tanya, siapa yang tadi pagi salim (cium tangan) orangtua -yang belum saya minta mereka besoknya cium tangan 2x, dan yang membantu orangtuanya di rumah. Macam-macam jawabnya, ada yang membantu mencuci piring, baju, bahkan ada yang membantu di kebun dst. Disini saya terinspirasi. Waktu saya SD, mungkin saya tidak sampai segitunya membantu orangtua, tapi mereka sudah membantu dengan aktifitas fisik yang menurut saya hebat -untuk ukuran anak kecil.

Terakhir saya katakan jadi pemberani, selama kita jujur, halal, apa saja yang kita lakukan, kita harus berani. Berani berusaha, berani bermimpi, dan berani bekerja.

Ramai lah pokoknya acara ini, dan sungguh berkesan.

Ada 2 anak yang ketika diminta menuliskan cita-citanya menulis, ingin jadi seperti saya. Semoga dia menjadi lebih baik dari saya *amin, karena memang anak-anak itu lebih baik dari saya.

Dari sini, saya banyak bersyukur, atas perjalanan hidup yang telah mengantarkan saya ke tempat saya sekarang, dan jujur saja, bukan mereka yang pada dasarnya termotivasi oleh cerita-yel-yel atau sharing dari kami para inspirator, tapi saya pribadi -dan mungkin teman-teman inspirator lainnya, terinspirasi juga oleh daya tahan, semangat, dan kesungguhan mereka menggapai cita-citanya.




Semoga Allah memberkahi apa yang telah kami lakukan, dan semoga Allah memberkahi anak-anak penerus bangsa ini *amin.


---000---

Balikpapan, 19 September 2015
Syamsul Arifin

2 comments:

  1. Kereeen! Cerita tentang KI emang selalu menarik untuk disimak...
    Salam dari KI Batam untuk KI Balikpapan!

    ReplyDelete