01 April 2008

Seni Menata Rasa Kecewa

Oleh: Syamsul Arifin

 

Beberapa waktu yang lalu, saya pernah mengikuti acara kajian bedah buku Tarbiyah Politik Hasan Al Banna karangan Syeikh DR Yusuf Qardhawi.

 

Saya menemui bahwa pemateri yang seharusnya hadir pada saat itu tidak bisa hadir, dan karena saya harus menghadiri suatu acara yang juga penting pada hari itu, maka saya putuskan tidak mengikuti acara sampai selesai. Padahal saya sangat ingin mendengar bedah buku karangan penulis kesukaan saya, dibedah oleh seorang yang sangat mungkin memiliki kompetensi yang besar.

 

Dalam perjalanan, ada sedikit rasa kecewa yang menelusup dalam dada. Fiuuh..

 

Namun, ku renungi dan ku mendapati beberapa hal berikut yang boleh jadi bisa digunakan tuk mengatasi terpaan rasa kecewa dalam kehidupan kita. Dalam hubungan bersama keluarga, di kantor, di masyarakat, dan dimanapun kita berada.

 

Dalam menyikapi rasa kecewa, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar ia tidak menjadi berlebihan, bersifat negatif, dan boleh jadi bisa jadi hal yang menguntungkan.

 

Pertama, gantungkan harapan hanya pada Allah.

 

Mengantungkan harapan hanya kepada Allah semata, dengan mengikhlaskan/meluruskan niat amalan hanya kepada Zat yang maha menepati harapan. Dan tempat dari point pertama ini berada di awal perbuatan, selama perbuatan, dan pada akhir segala perbuatan.

 

The higher your expectation is, the more pain you’ll get”, semakin besar rasa pengharapanmu, maka akan semakin besar pula rasa sakit yang akan kau dapat. Dan jika kita menggantungkan pengharapan kepada mahluk yang bernama manusia, maka bersiap-siaplah untuk mengalami rasa kecewa, sebab manusia adalah tempatnya khilaf/salah.

 

Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (QS. Al Ikhlas: 2)

 

Kedua, syukuri apa yang ada.

 

Kita memang tidak pernah bisa mendapatkan setiap hal yang kita inginkan, namun kita akan selalu bisa mensyukuri setiap hal yang kita dapatkan. Dengan bersyukur, kita telah menjadi pribadi yang bermental positif, karena yakin bahwa Allah pasti memberi hal yang terbaik.

 

Bukankah Allah teramat sayang kepada hamba-hambaNya, dan bukankah ia pasti kan memberikan segala yang terbaik untuk hamba-hambaNya? Dan bukankah kita yakin bahwa Allah maha menepati janji?

 

Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisaa': 29)

 

Dengan bersyukur, kita bisa melihat kebaikan dari segala sesuatu. Karena bisa jadi, hal yang menurut kita mengecewakan merupakan suatu hal yang terbaik untuk kita. Dan belum tentu, apa yang kita harapkan, merupakan hal yang baik bagi kita.

 

Ketiga, bersabar

 

Jika hal yang menimpa diri kita berupa musibah yang akhirnya akan menggoreskan kekecewaan dalam diri, maka sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk bersabar.

 

"Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya merupakan kebaikan, dan hal ini tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika dia mendapat kegembiraan, maka dia bersyukur dan itu merupakan kebaikan baginya, dan jika mendapat kesusahan, maka dia bersabar dan ini merupakan kebaikan baginya." (HR. Muslim)

 

Sabar bukan berarti hal yang pasif saja, sabar juga bersifat proaktif. Karena sabar terdiri dari tiga hal, sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam mengerjakan kebaikan, dan sabar dalam menahan diri dari mengerjakan perbuatan maksiat.

 

Jangan pernah menangisi nasi yang telah menjadi bubur, namun berilah ia bumbu, kecap, kacang, dan kerupuk, agar bisa menjadi bubur yang lezat.

 

Dan sungguh, kesabaran hanya akan menambahkan pahala kebaikan pada diri kita.

 

''Seorang hamba yang ditimpa musibah, lalu mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, llahumma'jurni fi mushibati wa ahlif li khairan minha (sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nyalah kita dikembalikan. Ya Allah, berilah aku ganjaran dalam musibahku ini dan berilah ganti kepadaku dengan yang lebih baik darinya), niscaya Allah akan memberi ganjaran padanya dalam musibahnya dan akan menggantikan dengan yang lebih baik darinya.'' (HR Muslim).

 

Keempat, tawakal

 

Tawakal merupakan perpaduan yang indah antara kepasrahan diri dengan ikhtiar/usaha yang optimal.

 

Setelah kita ikhitiar dengan optimal, maka seharusnya kita bertawakal atas segala hasil yang kita kan dapatkan. Toh, manusia hanya dituntut tuk berusaha atau berproses dan tidak berorientasi pada hasilnya, sebab hasil di dunia itu sudah ditentukan dan hasil di akhiratlah, balasan yang terbaik itu didapat.

 

Dalam riwayat Imam Al-Qudha'i disebutkan bahwa Amr bin Umayah Radhiyallahu 'anhu berkata, 'Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah!, Apakah aku ikat dahulu unta (tunggangan)-ku lalu aku bertawakkal kepada Allah, atau aku lepaskan begitu saja lalu aku bertawakkal? 'Beliau menjawab, 'Ikatlah kendaraan (unta)-mu lalu bertawakkallah". (Musnad Asy-Syihab, Qayyidha wa Tawakkal, no. 633, 1/368)

 

 

Semoga dengan mempraktekan keempat hal tersebut, tiada lagi kata kecewa dalam hati kita, karena kita telah berharap hanya kepada Allah, berusaha dengan optimal, mensyukuri segala hasil usaha, dan bersabar atas apa yang menimpa. Insya Allah.

 

 

 ---

Jakarta, 1 April 2008

15 comments:

  1. yup..!! gantungkan harapan hanya pada Allah....
    TFS yah kak... ^_^

    ReplyDelete
  2. jazakallahu khair,,, benefit sekali buat kita

    ReplyDelete
  3. Makasih..
    Agar lebih menarik, kita pelajari hal-hal yang membuat kecewa dan buat plan agar kecewa itu tidak kembali, kemudian share dengan orang-orang terkait...

    ReplyDelete
  4. nice artikel.. thanks.. ^__^

    ReplyDelete
  5. Mengutip salah satu syair nasyid: "Orang yang kuat jiwa dan berhati besar, takkan pernah kecewa dalam perjuangan"

    ReplyDelete
  6. yup..sabarm syukur, dan tawakal kunci kehidupan yang indah :)

    ReplyDelete
  7. Tks for the article.
    ya nih nani kalo dah kecewa, duuh rasanya pengen marah2 aja :(

    ReplyDelete
  8. asw..........

    bro, minta ijin tulisannya ana pake buat tazkirah ya.....bingung nyari bahan makanya nyari2 di MP ^_^

    (boleh kok ambil aja) hahaha jawab ndiri .............maksa banget ^_^

    ReplyDelete
  9. sama2 :)

    yang mau copy, silakan
    monggo, silakan :)

    ReplyDelete
  10. dulu pernah ada yg ngasih link.. tapi ilang.. mo minta nyomot ya bozz.. biar gak usah bingung nyari lagi.. hehehe
    *lg BT (butuh tausiah) neh... heheheh* TFS :)

    ReplyDelete
  11. @aa
    boleh ^_^

    @tewe
    silakan ^_^, semoga rasa BTnya sedikit terpenuhi :)

    ReplyDelete
  12. heuheuheu... bener banget mas, kalo sedang kecewa, inget 4 hal itu. SFS (Syukron for Sharing) ^^

    ReplyDelete