25 February 2011

[Say NO to Valentine] Untung ada Valentine

Sumber gambar: sini

 

Bobbi DePorter mengatakan, “Sebelum Anda melakukan hampir segalanya dalam hidup Anda, baik secara sadar maupun tidak, Anda akan bertanya pada diri Anda tentang pertanyaan penting ini, ‘Apa manfaatnya bagiku?’.

 

Mulai dari pekerjaan sehari-hari yang paling sederhana hingga monumental yang mengubah hidup, segala sesuatu harus menjanjikan manfaat pribadi atau Anda tidak mempunyai motivasi untuk melakukannya. (mengutip dari: http://www.anneahira.com/metode-belajar.htm)

 

Bobbi DePorter adalah trainer sekaligus penulis buku Quantum Learning –salah satu bukunya.

 

AMBAK (Apa Manfaat Bagiku?) atau WIIFM (What's In It For Me?) dalam bahasa aslinya. Semakin kita mengetahui manfaat yang kita akan terima dari melakukan sesuatu aktifitas, atau semakin banyak keuntungan yang kita dapatkan dari aktifitas tertentu –realistik saja, salah satu alasan penggerak utamanya yaitu uang- maka kita akan semakin bersemangat melakukannya.

 

Kenapa sih tampaknya media, industri, bisnis bergerak begitu kencang dan bersuara begitu lantang mempromosikan Valentine day alias hari Kasih Sayang? Ya salah satunya alasan utamanya adalah uang.

 

Berdasarkan survey perhimpunan penjual retail, 47,5% konsumen Amerika bertukar coklat valentine di tahun 2011 – menambahkan sekitar 1 milyar dolar total penjualan.

 

Sekitar 75% semilyar itu berasal dari penjualan coklat, yang diasosiasikan dengan keromantisan semenjak abad 15-16 lalu yang dimulai dari kerajaan Aztec Meksiko.

 

Kaisar Aztec, Moctezuma I, 15 abad lalu meyakini bahwa memakan coklat secara teratur telah membuat dirinya menjadi lebih bertenaga melayani selirnya.

 

Sebanyak 8 milyar coklat berbentuk hati telah dibuat semenjak tahun 2009 –jumlah yang cukup jika dijejerkan mulai dari Roma Italia ke Valentine, Arizona, Amerika dan bolak-balik 20 kali. (mengutip dari: http://news.nationalgeographic.com/news/2011/02/110214-valentines-day-gifts-cards-history-facts/)

 

Kita tergerus oleh perayaan-perayaan semacam ini. Terperdaya oleh media, iklan dan gencarnya pemasaran yang dilakukan untuk mengajak konsumen semacam kita untuk mengeluarkan uang –yang sekali lagi, menjadi AMBAK mereka begitu antusias meramaikan Valentine Day.

 

Padahal kalau kita mau telusuri asal mula hari Valentine, kita akan mendapati sejarah yang bertentangan dengan norma keislaman,

 

Professor Noel Lenski dari Universitas Coloradi mengatakan bahwa hari kasih sayang bermula dari festival tahunan Romawi, dimana para pria telanjang memegang cambuk kulit kambing atau anjing, mencambuk bokong gadis-gadis muda dengan harapan meningkatkan kesuburan mereka.

 

Perayaan ini berlangsung setiap tahun, disebut dengan Lupercalia, dirayakan setiap 15 Februari dan menjadi populer tersebar merata sampai 15 abad setelah masehi –setidaknya 150 tahun setelah Constantine menyatakan Kristen sebagai agama resmi kerajaan Romawi.

 

Karena telah populer, orang-orang Kristen berusaha menghentikannya. Akhirnya menyatakan bahwa festival ini adalah perayaan/festival umat Kristen. Pihak gereja mengaitkan festival itu dengan legenda Santo Valentine.

 

Berdasarkan legenda, ketika abad ke-3 setelah masehi, Kaisar Romawi Claudius II, hendak memperkuat tentaranya, sehingga dia melarang para pemuda untuk menikah. Valentine, dikatakan, melawan larangan itu, dan menikahkan orang-orang secara diam-diam.

 

Karena penentangannya, Valentine akhirnya dieksekusi tahun 270 setelah masehi –tanggal 14 Februari, sehingga kemudian legenda ini berjalan terus. (mengutip dari:http://news.nationalgeographic.com/news/2011/02/110214-valentines-day-gifts-cards-history-facts/)

 

Keterkaitan antara perayaan hari kasih sayang ini dengan agama lain seharusnya bisa memberikan batasan tersendiri bagi umat muslim. Karena dalam interaksi keagamaan, berlaku prinsip “lakum diinikum waliyadin” –untukmu agamamu, untukku agamaku. Silakan anda melaksanakan ibadah agama anda (kami tidak akan ikutan), dan biarkan kami melaksanakan agama kami –non muslim tidak perlu ikutan juga. Sebuah prinsip toleransi yang juga sangat tegas.

 

Juga dikatakan bahwa,

 

Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk mereka." Riwayat Abu Dawud. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.

 

Hal itu semua seharusnya bisa menjadikan kita menjadi konsumen yang lebih cerdas dan juga seorang muslim yang lebih terjaga –dengan menjauhi/tidak ikut-ikutan merayakan hari kasih sayang.

 

Apakah Islam tidak Mengenal Kasih Sayang?

 

Dalam konteks yang luas, kita memang diharuskan menyayangi semua makhluk hidup, termasuk hewan dan tumbuhan. Maka dari itu ada banyak hadits yang menyatakan demikian,

 

Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis. (HR. Bukhari)

 

Nabi Saw melarang mengadu domba antara hewan-hewan ternak. (HR. Abu Dawud)

 

Dalam konteks yang sangat sempit, ketertarikan kepada lawan jenis juga merupakan hal yang diakomodir di dalam Islam, karena setiap orang pasti memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya. Rasa itu sebenarnya sangat manusiawi.

 

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik” (QS. Ali Imran : 14)

 

Dalam suatu hadits shahih diceritakan kisah seseorang wanita yang bernama Barirah yang mana suaminya yang bernama Mughits selalu mengikutinya dari belakang setelah mereka bercerai, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abbas,

 

“Wahai Abbas, tidakkah engkau takjub terhadap cintanya Mughits kepada Barirah dan kebencian Barirah kepada Mughits ?” (HR. al Bukhari).

 

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah kemudian menjelaskan dalam Mukhtashar Raudhatul Muhibbin (hal. 82) bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak melarang tumbuhnya cinta Mughits yang membara dalam keadaan seperti itu. Sebab, cinta merupakan sesuatu yang tidak bisa dibendung dan ia bukan merupakan inisiatif diri sendiri.

 

Seorang laki-laki berkata kepada Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, “Wahai Amirul Mukminin, aku telah melihat seorang wanita lalu aku pun sangat cinta kepadanya”. Lalu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk dibendung” (Mukhtashar Raudhatul Muhibbin hal. 81)

 

Namun demikian cinta ini dapat menjadi bumerang bagi para pelakunya jika disertai dengan hawa nafsunya atau juga akibat godaan syaithan yang memang selalu ingin mengelincirkan manusia, sehingga pelakunya melakukan amal-amal yang buruk bergelimangan dosa seperti zina dan lainnya.

(mengutip dari: http://groups.yahoo.com/group/assunnah/message/29735)

 

Maka dari itu, Rasulullah SAW mengajurkan menikahkan orang-orang yang saling mencintai,

 

Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda,“Lam yura lil mutahabbiina mitslun nikaahi” yang artinya “Tidak ada yang bisa dilihat (lebih indah) oleh orang-orang yang saling mencintai seperti halnya pernikahan” (HR. Ibnu Majah no. 1647 dan al Hakim dalam al Mustadrak 2/147, dishahihkan oleh al Hakim dan disepakati oleh adz Dzahabi. Al Bushiri dalam Mishbah az Zujajah 2/94 mengatakan bahwa isnad hadits ini shahih dan para perawinya tsiqat)

 

Bagaimana kalau belum siap menikah? Jawabannya diberikan langsung oleh Rasulullah SAW,

 

Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu." (Muttafaq Alaihi)

 

Cinta kepada Allah dan Rasulullah

 

Karena masih dalam bulan Rabiul Awal, yang mana Rasulullah lahir di bulan ini, maka saya ingin mengarahkan rasa cinta kita kepada Allah dan baginda Rasulullah Muhammad SAW.

 

Cinta kepada Allah adalah sebuah keharusan. Rasa cinta ini harus ditempatkan di atas segala-galanya.

 

Kita mencintai seseorang dikarenakan beberapa alasan. Mungkin karena dia baik sama kita, mencintai kita, menghormati, menghargai, mampu membuat kita bahagia, karena dia menarik (cantik/tampan), karena dia kaya, punya kedudukan yang tinggi, karir yang cemerlang, karisma yang kuat, sikap, sifat dan perilaku yang menawan, dst.

 

Kalau memang itu semua alasan-alasannya, maka sudah sepatutnya kita mencintai Allah SWT. Karena Ia amat mencintai kita, hamba-hambaNya, menginginkan kebaikan bagi kita, melimpahkan karunia/rezeki, mencukupi segala kebutuhan/keperluan, maha mendengar doa dan menjawabnya, menjadi penjaga dan penolong, pelindung, maha indah, maha sempurna dengan segala sifat di balik nama-nama indahNya.

(mengutip dari: http://genkeis.multiply.com/journal/item/551/Kau_Tercipta_Untukku)

 

Selanjutnya yaitu cinta kepada Rasulullah SAW. Sebab keimanan kita tidak akan sempurna tanpa rasa cinta kepada beliau,

 

“Tidaklah beriman seseorang di antara kamu, sehingga aku lebih dicintainya daripada hartanya, anaknya, dan semua manusia.“ (HR Muttafa‘alaihi)

 

Bukti Cinta yang Dituntut di Era Modernitas

 

Meskipun Rasulullah SAW tidak hidup bersama-sama kita, bukan berarti kita bisa mengaku-ngaku saja cinta kepadanya. Perlu ada bukti dari setiap ucapan, perlu ada wujud dari setiap perkataan.

 

Buktikan rasa cinta kita kepada Allah dan Rasulullah SAW dengan mempelajari al-Quran dan sunnahnya, memahami kandungannya, mentadaburi sejarahnya, dan mengamalankannya –sebisa kita- dalam kehidupan sehari-hari. (mengutip dari:http://genkeis.multiply.com/journal/item/457/Mati_Terbunuh_Karena_Cinta)

 

Alih-alih tertipu oleh Valentine day, mendingan kita sama-sama tumbuhkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena pastinya, rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya akan menyelamatkan kita di dunia dan akhirat *insya Allah.

 

Hadits riwayat Anas bin Malik RA: Bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah SAW: "Kapankah kiamat itu tiba?" Rasulullah SAW bersabda: "Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya?" Lelaki itu menjawab: "Cinta Allah dan Rasul-Nya." Rasulullah SAW bersabda: "Kamu akan bersama orang yang kamu cintai" (HR Muttafa‘alaihi)

 

 

 

---000---

 

Balikpapan, 25 Februari 2011

Syamsul Arifin

*dibuat untuk mengikuti Writing Competition: Say NO to Valentine (http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150089297907634)

 

  

================================

 

REVISI : Writing Competition: Say NO to Valentine

by Ria Fariana on Tuesday, February 8, 2011 at 7:00pm

 

REVISI :

 

Writing Competition: Say NO to Valentine

 

Lomba ini diadakan berawal dari keresahan saya melihat banyaknya lomba menulis dengan tema Valentine. Jadi bisa dibilang, ini adalah lomba dadakan. Hadiah yang semula tak banyak menjadi lumayan oke karena ada beberapa donatur yg baik hati menyumbang berupa uang tunai dan buku-buku. Kalimat yang semula bernada ragu, saat ini menjadi yakin yaitu naskah yang menang dan tidak menang tapi layak baca dan keren, akan diterbitkan berupa buku antologi, insya Allah. Karena itu ayo tulis karya terbaikmu bagi lomba ini ya.

 

Hadiah bagi pemenang:

 

Juara 1: uang tunai Rp. 200.000,00 + 1 buku

Juara 2: uang tunai Rp. 150.000,00 + 1 buku

Juara 3: uang tunai Rp. 100.000,00 + 1 buku

Harapan 1: 2 buku (Cewek Smart, let's talk about sex, AIDS & Valentine + 1 judul lain)

Harapan 2: 2 buku (Cewek Smart, let's talk about sex, AIDS & Valentine + 1 judul lain)

Harapan 3: 2 buku (Cewek Smart, let's talk about sex, AIDS & Valentine + 1 judul lain)

 

Harapannya, peserta menulis bukan hanya memburu hadiah semata, tapi menulis karena peduli generasi yaitu agar tidak latah ikut-ikutan apa pun termasuk lomba menulis dengan tema Valentine meskipun hadiahnya bisa bikin ngiler.

 

 Syarat & Ketentuan:

 - Kategori: 1. Short stories/ cerpen bisa berupa fiksi maupun non-fiksi.

                   2. Tulisan berupa artikel juga sangat boleh.

 - Maksimal 12 halaman A4, Times New Roman 12, spasi bebas.

 - Tidak ada minimal halaman ditentukan

 - Short stories/ cerpen/artikel dikirim ke email riafariana@yahoo.com dan dimuat di catatan FB, tag minimal 25 temanmu ya termasuk saya, biar dakwah ini sampai ke semua orang. Sertakan pengumuman ini di bawah karyamu, jangan lupa:)

 - Format judul/subject: [Say NO to Valentine] kategori, judul , nama.

 - Format isi email: Cantumkan nama lengkap, no HP, email, akun FB.

 - Batas akhir pengiriman naskah 28 Februari 2011 pukul 24.00

 - Pengumuman pemenang insya Allah 5 hari setelah deadline.

 - Tolong info ini dicopy-paste di bawah naskah dan tag teman2 yg lain supaya makin banyak yg ikut ya. Makasih:)

 

 Tolong disebarkan ke teman-teman yang lain agar semakin banyak teman yang sadar bahwa kita bisa SAY NO to Valentine. Selamat berkarya ^_^

 

Salam

 

Ria Fariana

4 comments:

  1. di indo palentin lebih heboh drpada dimari... capcay deeehh

    ReplyDelete
  2. @anotherion, sip jg ^_^
    @asty, ow.., gitu ya..? walah..., emang indo market yg menggiurkan banget.., karena apanya ya?

    ReplyDelete
  3. karena masih terfigur sama yg versi barat :D

    ReplyDelete