02 January 2008

Haji, Kelahiran Baru Bagi Seorang Muslim… Apakah Bisa Menjadi Kelahiran Baru Bagi Umat Islam?!

Risalah dari Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Al-Ikhwan Al-Muslimin, 13-12-07

Penterjemah: Abu Ahmad

عنْ أَبِي هُرِيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ- صلى الله عليه وسلم-: “‏مَنْ أَتَى هَذَا ‏الْبَيْتَ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَمَا وَلَدَتْهُ أُمُّهُ”.

Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang mengunjungi rumah ini dan tidak mencampurinya dengan perkataan kotor dan perbuatan fasik, maka akan kembali seperti baru dilahirkan dari rahim ibunya”.

Bismillah, al-hamdulillah, wassholatu wasslam ala Rasulillah saw wa man walahu, selanjutnya…

Bagi seseorang yang merenungkan syiar-syirar Islam maka akan ditemukan di dalamnya sarana pembersih jiwa; ibadah wudhu, shalat lima waktu, shalat Jum’at dan puasa Ramadhan, akan dapat menggugurkan dosa-dosa jika menjauhi perbuatan dosa besar, sebagaimana ibadah haji juga dapat membersihkan seseorang dari dosa-dosa, seakan mendapat kelahiran baru, karena itu orang yang berhaji mendapatkan kebahagiaan: “Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira”. (Yunus: 58)

Jika haji memberikan kebahagiaan bagi orang yang berhaji namun syaitan merasa sedih saat melihat rahmat Allah SWT yang diturunkan pada hari Arafah, Rasulullah saw bersabda:

مَا رُئِيَ الشَّيْطَانُ يَوْمًا هُوَ فِيهِ أَصْغَرُ وَلَا أَدْحَرُ وَلَا أَحْقَرُ وَلَا أَغْيَظُ مِنْهُ فِي يَوْمِ عَرَفَةَ وَمَا ذَاكَ إِلَّا لِمَا رَأَى مِنْ تَنَزُّلِ الرَّحْمَةِ وَتَجَاوُزِ اللَّهِ عَنْ الذُّنُوبِ الْعِظَامِ

Tidaklah terlihat syaitan pada suatu hari yang di dalamnya merasa lebih kecil, lebih sedih, lebih hina dan lebih marah darinya selain pada hari Arafah, hal tersebut dikarenakan turunnya rahmat Allah dan dihapusnya dosa-dosa besar. (Muwattho’ Imam Malik)

Haji, jalan menuju kelahiran umat

Sesungguhnya kebangkitan umat Islam dari keterpurukan dan kemerdekaannya dari penjajah asing tidak akan terwujud kecuali dengan memperbaiki sistem pemerintah yang diktator yang sudah begitu melekat di dalam dada mereka, sebagaimana hal tersebut tidak akan terwujud kecuali dengan memperkokoh aqidah, syariat dan akhlak yang memilki keistimewaan dan sejarah tersendiri. Semua itu tercermin pada ibadah haji, yang di dalamnya mengingatkan bahwa kita adalah umat yang memiliki hubungan yang erat dengan nabi Ibrahim, Ismail dan nabi Muhammad saw, Allah berfirman: “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau”. (AL-Baqoroh: 128).

Umat Islam harus memiliki cita-cita yang luas sehingga dapat menghilangkan perasaan putus asa dan kehinaan, mendorongnya untuk bekerja, berjihad dan berkorban. Haji menjadikan umat dari kematian menjadi hidup kembali, memiliki himmah (semangat), cita-cita dan azam, cukuplah bagi kita tauladan dari siti Hajar dan anaknya Ismail saat menghidupkan umat ditengah padang pasir yang tidak ada tanaman dan air, Nabi Ibrahim berkata: “Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati.” (Ibrahim: 37)

Ketaatan dan kesucian memberikan orang yang beriman kekuatan dan membuat syaitan semakin tidak berdaya, Karena itu para hujjaj berduyun-duyun dari Arafah menuju Mina untuk mencelanya dan melemparinya beberapa kali dengan batu, sehingga terwujud ibadah yang sempurna karena Allah, dan terbebas dari kekuasaan para iblis “Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaan-Nya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaan-Nya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah”. (An-Nahl:99-100)

Inilah yang harus kita persiapkan guna menghadapi musuh-musuh kita; memperbaharui iman, membersihkan diri dari dosa-dosa, mentaati Allah dengan penuh keikhlasan, bertawakkal hanya kepada Allah, takut hanya kepada-Nya dan tidak takut kepada seorangpun selain kepada-Nya: “(yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung”.” (Ali Imran: 173)

Persatuan merupakan rahasia kekuatan dalam menghadapi musuh

Wahai umat Islam di seluruh dunia… marilah kita bersatu dalam menghadapi musuh yang beragam jenis dan bentuk, mereka telah bersekutu untuk memerangi kita, dan bagi kita dalam perjalanan ibadah haji oleh para hujjaj memberikan pelajaran dan nasihat…mereka berjalan dalam satu gelombang menuju Arafat, berharap mendapatkan limpahan rahmat yang dapat melahirkan kesucian dan kekuatan persatuan guna mengusir musuh yang tercela. Musuh-musuh Islam sangat memahami akan bahaya persatuan, sehingga mereka membuat makar siang dan malam untuk memecah belah umat, syiar mereka adalah: “pecahkan lalu tutup kembali”. Allah telah memberikan peringatan kepada kita akan hal tersebut, Allah berfirman: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.” (Al-Anfal: 46)

Dengan berkorban akan menghasilkan kebangkitan umat

Jihad dan berkorban adalah pondasi kebangkitan umat, tidak ada kehidupan bagi umat tanpa jihad, dan tidak ada jihad tanpa berkorban, dan bagi kita adalah tauladan yang terdapat pada diri nabi Ibrahim AS, Allah berfirman: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar’” (As-shofat: 102). Seorang bapak meletakkan pisau di atas leher anaknya, dan anaknya menyerahkan dirinya kepada Tuhannya, kepada bapaknya dan pisau, sementara Istri beliau menerima perintah Allah dengan tulus ikhlas, lisan mereka seakan berkata: “Aku menerima karena Allah Tuhan Semesta Alam”.

Dengan demikian mengingatkan kita pada kaum muslimin dan muslimat di Palestina, yang dihidupkan melalui sunnah ini saat menyerahkan orang tua dan anak-anak mereka untuk menggapai syahadah… hanya kepada Allah mereka menyerahkan urusan!! Betapa besar ganjaran dan balasan pahala untuk mereka!!

Musuh-musuh tidak akan ikhlas memberikan bantuan kepada kita

Dalam memberikan akan kemerdekaannya, harus lebih dahulu mengenal musuh-musuhnya, sebagaimana ia mengenal syaitan lalu mengusirnya, dan umat meyakini bahwa musuh-musuhnya tidak akan ikhlas memberikan nasihat atau bantuan kepadanya, tidak mengajaknya kecuali untuk menjauhi umat dari agamanya, karena – bagi mereka - agama merupakan sumber kekuatan dan jalan menuju kebebasan dan kemerdekaan, sebagaimana syaitan ingin memperdaya seorang muslim sehingga dapat menjerumuskannya ke dalam api neraka, menjauhkan mereka dari surga, dan tersebut telah dilakukannya berpuluh-puluh tahun lamanya: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (Ali Imron: 100)

Namun di antara umat ada menyerahkan harga diri mereka kepada musuh, menutup telinga dari mendengar nasihat orang-orang yang jujur yang berasal dari keturunan mereka sendiri, guna mengajak mereka untuk mencari kekuatan dan kemerdekaan di dunia, dan kemenangan dan kenikmatan di akhirat. Apakah yang terjadi setelah Negara-negara Arab mau berdamai dan bersekutu dengan musuh zionis, padahal mereka telah membunuh, memblokade, memenjarakan, merampas dan mendirikan tembok pemisah, sementara para pejabat dan pemimpin kita diam seribu bahasa?! Dengan kondisi tersebut memotivasi zionis melebarkan sayap kedzaliman mereka, memberikan saran kepada pemimpin Negara Arab untuk ikut berpartisipaasi dalam muktamar “Annapolis” dengan tujuan mengokohkan partisipasi Arab dalam menjaga keamanan zionis dan memerangi teroris !! Dan memerangi apa yang dinamakan dengan “musuh bersama” seperti “Al-Ikhwan Al-Muslimun”, dan dua gerakan “Hamas dan Jihad”, berusaha meletakkannya dalam satu keranjang dengan gerakan “Al-Qaidah”!! Tidaklah dibalik itu mereka menginginkan yang lain kecuali menyulut api peperangan sesama kaum muslimin?!

Tidakkah Anda heran terhadap apa yang mereka lakukan terhadap Iran dan Israel yang melakukan kekacauan?! Boleh jadi dimasa yang akan datang akan banyak yang mengatakan: “Jangan takut dengan senjata nuklir di Israel; karena tidak akan mengancam keamanan negara tetangganya, disisi lain merupakan nuklir Iran sangat berbahaya!!”

Karena itu mereka menggunakan senjata untuk menghantam kita dengan mengeluarkan dana bermilyar-milyar dollar tanpa ada alasan yang jelas, dilain pihak melakukan pendudukan atas bumi kita, sekalipun mereka tidak berada di bumi kita namun mereka punya andil dalam transaksi jual beli senjata.

Bukankah umat Islam lebih utama dan lebih berhak menerima harta tersebut agar dapat keluar dari kemiskinan, kebodohan dan penyakit?! Sangat sedikit sekali harta tersebut memberikan kehidupan yang layak bagi saudara kita yang terkepung di bumi Palestina, gerak mereka yang terbatas, bahkan nyawa mereka terancam dihadapan para penguasa Arab dan umat Islam – yang loyal kepada barat - serta dunia internasional secara keseluruhan.

Padahal mereka sadar bahwa melakukan kesepakatan dengan musuh tidak akan mampu mewujudkan kemenangan bahkan akibatnya adalah kerugian. “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi. Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah Sebaik-baik penolong”. (Ali Imron: 149-150)

Bersabarlah wahai saudaraku yang merdeka… saat-saat kemerdekaan telah dekat!!

Dengan penuh rasa hormat dan penghargaan kami sampaikan kepada para ikhwan yang sedang meringkuk di dalam penjara; mereka yang sedang menghadapi persidangan di pengadilan militer yang bukan merupakan pertama kali bagi mereka dan tidak akan pernah berakhir, pengadilan yang hanya merupakan dagelan dan drama murahan terhadap penduduk yang tidak berdosa dan suci seperti air hujan. Kebencian mereka terhadap umat Islam tidaklah ada kecuali ucapan yang selalu kita dengungkan “Tuhan Kami adalah Allah”, tidak ada dosa bagi mereka kecuali karena mereka berusaha merampas sumber daya alam dan kekayaan para penduduknya, berusaha menyebarkan virus kejahatan dan kerusakan melalui kelompok khusus yang rela menjual negeri dan merampas kekayaannya serta menyerahkannya sebagai hadiah kepada pihak asing layaknya menghidangkan makanan yang berada diatas pinggan yang terbuat dari perak.

Kepada para ikhwah semuanya kami sampaikan: Bersabarlah.. kalian adalah harapan yang memberikan pencerahan dalam tubuh umat ini, kebaikan yang selalu dinantikan dan diharapkan, generasi yang mampu menyelamatkan orang-orang yang telah gelap mata terhadap silaunya kehidupan dunia ini… Kepada para ikhwah semua kami sampaikan: “Kami merasa terhadap hati yang telah mengeras, hati yang jika ada di dalamnya sisa kemanusiaan, atau sebesar atom kasih sayang, maka akan membuat lembut dan meneteskan air mata ketika melihat anak-anak kalian terpisah dari kalian, istri-istri yang banting tulang siang dan malam setelah anggota keluarganya ditangkap, harta dirampas, lembaga-lembaga bantuan ditutup operasinya dan perusahaan-perusahaan sosial yang dapat meringankan beban kalian yang dapat memberikan kenikmatan darinya terhadap ribuan anak-anak bangsa yang diliputi ketakutan!!”

Adapun terhadap ikhwan kami di Palestina yang berada di penjara-penjara para penjajah dan di penjara Gaza yang besar, yang sedang memegang bara api, kami kirimkan salam kebanggaan, dan yang memiliki keteguhan jiwa dihadapan para peserta muktamar perdamaian, menyebarkan perasaan takut di hati para musuh dengan kesabaran dan jihad, dan pengorbanan dan jiwa syahadah yang tiada henti.

Dan untuk saudara-saudara kami yang berada di penjara di seluruh dunia: di Iraq, di Tunisia, di Afganistan, di Pakistan, di Guantanamo dan di tempat-tempat lainnya… untuk mereka semua kami sampaikan: “Bahwa saat-saat kemerdekaan telah dekat, kehancuran musuh telah datang, dan kemenangan Allah telah tiba”. Disaat sebagian mereka berkata: “Kapan pertolongan Allah datang?! ketahuilah bahwa sesungguhnya pertolongan Allah sudah dekat”. (Al-Baqoroh: 214)

Kabahagiaan kami adalah terbebasnya umat dari dikte pihak asing dan dari kedzaliman dan kekejaman orang-orang saudara satu negara dan satu agama sebagai orang-orang terdekat.

Kami menyampaikan selamat kepada kaum muslimin di seluruh penjuru dunia; baik di barat maupun di timur dalam perayaan Idul Adha yang penuh dengan keberkahan, berharap kepada Allah, semoga Dzat yang Maha Kuasa mengembalikan mereka semua kepada keluarga, mengembalikan ketenangan dan keamanan seperti semula, mengembalikan negeri mereka yang selalu menyebarkan kebahagiaan di setiap rumah… kami sampaikan bahwa kebahagiaan kami tidak akan sempurna kecuali kami dapatkan kembali kemerdekaan dari musuh-musuh yang selalu mendikte dan menguasai sebagian umat Islam dan para pemimpin mereka, merdeka dari kedzaliman para penguasa yang kejam yang selalu menyebarkan ketakutan di setiap tempat, melakukan kerusakan, menghinakan para penduduknya, dan menggiring orang-orang yang tidak bersalah dan berdosa ke dalam penjara. Tidak akan sempurna kebahagiaan kami kecuali terbebasnya saudara-saudara kami dari penjara dan mendapatkan kemerdekaannya.

Sungguh, kebahagiaan kami tidak akan sempurna kecuali terlahirnya umat Islam yang baru yang kelak akan menjadi guru di seluruh dunia, sehingga dapat menghilangkan kekejaman dan kedzaliman, menyebarkan keadilan dan persamaan, rahmat dan kasih sayang kepada seluruh manusia tanpa ada perbedaan warna, jenis dan akidah… “Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang. (sebagai) janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjinya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar-Ruum: 4-6)

Salawat dan salam atas nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga dan para sahabat, dan segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam. []

Sumber: http://www.al-ikhwan.net/index.php/risalah-ikhwan/2008/haji-kelahiran-baru-bagi-seorang-muslim-apakah-bisa-menjadi-kelahiran-baru-bagi-umat-islam/

No comments:

Post a Comment