Oleh: Syamsul Arifin
“Tak pernah terbayang dalam benakku tuk bertemu dia lagi”, begitu tulisan yang terbaca di status Yahoo Messenger (YM) seorang sahabat, ku ajukan sebuah pertanyaan, “habis ketemu siapa tuh..?”, ku duga pasti ini mengenai kisah cinta, dan betul saja, maka mengalirlah kisah kasih yang tak sampai.
Pernahkan anda mencintai seorang lawan jenis sedemikian hebatnya, sampai-sampai merasa bahwa inilah cinta sejati anda? Pernahkah anda merasakan bahwa ada seseorang yang sedemikian menariknya dan merasa bahwa ia adalah orang yang paling tepat tuk bersama-sama mengarungi hidup? Dan pernahkan pula anda merasa bahwa ternyata, cinta anda bertepuk sebelah tangan, harapan-harapan anda pupus terhempas realita, dan kesedihan anda begitu menguasai jiwa?
Malam-malam terlewati disertai air mata yang mengalir, hari-hari dilalui dengan kehampaan yang menyelimuti, dan anda hidup di dunia bagaikan sesosok mahluk tanpa nyawa yang sembari menekan rasa sakit di dalam hati akibat cinta yang tak seindah harapan.
Patah hati memang telah lama menjadi sumber inspirasi. Entah telah berapa banyak karya-karya sastra yang dibangun berdasarkan pengalaman pahit cinta ini. Lagu-lagu tercipta dengan indah ketika sang pengarang sedang merasakan kepedihan patah hati; puisi-puisi terlantun menyedihkan bertebaran menemani sang penyair yang sedang dirundung kesedihan patah hati; novel maupun cerpen mengalir menuturkan pedihnya patah hati.
Sadari saudaraku, bahwa sesungguhnya tak pantas kita merasa patah hati. Hati seorang muslim itu terlalu lembut tuk bisa patah. Hanya meraka yang memiliki hati yang keraslah yang mungkin merasakan patah hati. Hanya mereka yang menempuh jalan yang berlikulah yang pantas tuk patah hati. Mereka yang telah berusaha menapaki jalan lurus, tidak seharusnya dan tidak boleh merasa patah hati.
Ketika kita telah mengajukan lamaran dan mengajak seseorang tuk menikah dan ditolak, maka tidak perlu ia merasa patah hati. Toh ia telah menjalankan suatu ibadah, membuktikan niatan suci dalam hati, dan berusaha menjalani sunnah dengan menikah, dan menjaganya dari cara-cara yang tidak diridhoiNya.
Ada pelajaran yang sangat berharga dari Bilal bin Rabah, muadzin kecintaan Rasulullah SAW tentang meminang. Ketika ia bersama Abu Ruwaihah menghadap Kabilah Khaulan, Bilal mengemukakan: “Saya ini Bilal, dan ini saudaraku. Kami datang untuk meminang. Dahulu kami berada dalam kesesatan kemudian Allah memberi petunjuk. Dahulu kami budak-budak belian, kemudian Allah memerdekakan…,” kata Bilal. Kemudian ia melanjutkan, “Jika pinangan kami Anda terima, kami panjatkan ucapan Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah. Dan kalau Anda menolak, maka kami mengucapkan Allahu Akbar. Allah Maha Besar.”
Bukankah sebagai seorang muslim, ketika ia telah meniatkan suatu kebaikan maka Allah kan mencatatnya sebagai suatu amalan, apalagi kalau dia telah menjalankannya. Terlepas dari apapun hasilnya.
Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Rasulullah SAW. bersabda, "Sesungguhnya Allah mencatat segala hasanat (kebaikan) dan sayyiat (kejahatan) kemudian menjelaskan keduanya maka barangsiapa yang berniat akan melakukan kebaikan lalu dikerjakannya maka akan dicatat untuknya sepuluh hasanat mungkin ditambah hingga tujuh ratus kali lipat atau lebih dari itu. Dan apabila ia berniat akan melakukan sayyiat (kejahatan) lalu tidak dikerjakannya maka Allah mencatat baginya satu hasanat dan jika niat itu dilaksanakannya maka ditulis baginya satu sayyiat." (HR. Bukhari - Muslim)
Setiap orang berhak tuk menerima atau menolak pinangan, baik laki-laki maupun perempuan. Dan sudah seharusnya kita bisa berbesar hati dan bersikap dewasa dalam menerima segala keputusan. Apalagi keputusan menikah yang merupakan salah satu hal yang sangat besar.
Allah swt berfirman,
Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-istri. Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. (QS. An-Nisaa': 21)
Kalimat “mitsaqon ghalidza” atau “perjanjian yang kokoh” yang digunakan, sama persis seperti yang digunakan pada ayat,
Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka: "Masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud", dan Kami perintahkan (pula), kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu", dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh. (QS. An-Nisaa': 154)
Maka dari itu, jika pertimbangan yang mesti dilakukan terlalu hati-hati, dan keputusan yang harus diambil merupakan keputusan yang mungkin terasa berat (diterima sebagian pihak), maka haraplah maklum.
Toh, itu semua kita jalani atas landasan cinta kepada Allah. Bukankah itu semua kita jalani atas niatan karena Allah semata, demi meraih ridhoNya, tuk mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Maka dari itu, tiada alasan bagi kita tuk merasa patah hati.
Sungguh Allah sangat menyayangi hamba-hambanya yang beriman,
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisaa': 29)
Dan sungguh Allah adalah zat yang maha mengetahui lagi maha bijaksana. Dan sudah barang tentu, Ia kan memberikan kita, pilihan yang terbaik menurutNya.
Semoga kita bisa bercermin dari kisah nabi Yusuf AS, ketika beliau dihadapkan pada cobaan besar dan ujian yang berat, bukan hanya sehari maupun dua hari, namun tahunan, dengan pilihan-pilihan yang serba terbatas. Dengarkanlah bagaimana perkataan beliau,
Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Yusuf: 100)
Ingat satu hal, “Pejuang Cinta Takkan Pernah Kalah”, karena orientasi cinta yang ada di dirinya adalah orientasi cinta yang menembus awan dunia dan bermuara pada cinta kepada Rabbnya. Semoga kita bisa menjadi “Pejuang Cinta Sejati”… Amin
---
Jakarta, 28 Januari 2008
Untuk yang pernah bersedih karena “cintanya telah menang”, bergembiralah merayakan cinta, dan sambutlah (cari, -red) cinta yang telah Allah siapkan untukmu ^-^
tQ for inspiring me pin.... weiii yg mau ultah.... ;)
ReplyDeleteterima kasih telah diingatkan. Ayo, semangat!!! :-)
ReplyDeletejadi inget kisah seorang teman...
ReplyDeletesetuju banget nih, jadi terinspirasi buat nulis blog. aku pinjam kata2nya ya!! Tq
ReplyDeleteAlhamdulillah, blom pernah patah hati :D
ReplyDeleteKak, alin langsug ucap ultah saja ya. (walau belum waktunya. Siapa tahu nanti aline mati, gimana?)
"Selamat Ulang Tahun, Kak Ipin!" plok,plok, plok. :)
.................................................
ReplyDelete“Pejuang Cinta Takkan Pernah Kalah” ( kalah pejuang d Katakan Cinta :D )
ReplyDeletesetujuuuuuuuu .....
nyarinya gimana pin? di pasar kira2 ada ngga yaa?? ;D
ReplyDeletehmmm....ini wacana kelas berat ya pin...;)
Hmm.... dan juga ternyata kalo gitu,
ReplyDeletePatah hati juga bisa jadi sumber rezeki ... :D
Perasaan yang manusiawi. Tapi memang, biasanya kalo cintanya bener2 karena Allah pastinya ikhlas & ga ampe patah hati segala. Toh semua milik-Nya. Bisa jadi bahan eveluasi nih
ReplyDeletemaksudnya hati yang lembut itu yang elastis gitu? jadi ga bisa patah, hehe :D
ReplyDeleteseringnya manusia "sok tahu" padahal Allah yang Maha Mengetahui.
Eh, setuju juga tuh sama dikdik, apapun keadaan manusia—ga hanya patah hati—bisa menjadi sumber inspirasi, apalagi kalo buat nulis... hehe
btw, tulisan ini terinspirasi dari mengobati hatimu yang pernah "patah", ya? :D
nop.iseng.com
%peace% (ngikut-ngikut gaya ipin ;p)
@wiex & ijosword
ReplyDeletesama2, senang bisa bermanfaat :)
@indah
inget kisah teman ya... semoga berakhir/berjalan bahagia ^-^
@nilaz
boleh ^-^
@alin
wew... masih lama banget kali ultahnya :D
@virlina
???
@zanza
nyari dipasar? mungkin ada :)
just keep looking for it in every place :)
@dik2
:D ya2x... tapi semoga rezeki kita ngga didapat lewat jalan itu ya :D
@novi
yups... hati yang lembut seperti agar2 atau sponge, yang tidak bisa dipatahkan :D
hehehe... kamu mah emang dah sotoy juga dari sananya kok :P
@euisry
hmmmm.... semoga bisa jadi bahan evaluasi kita bersama :)
ehm ehm yang 3 bulan lagi :) semoga dipertemukan dengan jodoh yang sholiha dan yang terbaik dari Allah SWT, amin.
ReplyDeleteTFS pin, smoga dikuatkan hati diberikan kesabaran
ReplyDeleteAmin... ^-^
Takkan pernah patah karena seseorang, karena cinta sejati hanya kepada ALLAH
ReplyDelete<<<< insya allah
@aisyahragil
ReplyDelete:) amin
@chicbee
sama2 ^-^
semoga hati mendapat cinta sejati :)
@edwea
amiin, semoga :)
hm... jadi inget tulisannya Pak Anis Matta i Tarbawi deh! sayap yang tak pernah patah...
ReplyDeletethanx a lot
seudih sih sebenarnya kak...but, seperti kata dikau...tak pantas merasa patah hati hanya karena seorang manusia...(ya kan??)
ReplyDeleteso....smangaaat....smangat....!!!! ^_^
@vina
ReplyDeleteemang, judul ini terinspirasi sama tulisan beliau juga :)
*ada juga kok di blogs ini, tags "copas"
@indah
yayaya ^_^
semangat ya :)
makasiyh sharingnya....
ReplyDeletengat satu hal, “Pejuang Cinta Takkan Pernah Kalah”, karena orientasi cinta yang ada di dirinya adalah orientasi cinta yang menembus awan dunia dan bermuara pada cinta kepada Rabbnya. Semoga kita bisa menjadi “Pejuang Cinta Sejati”… Amin
ReplyDeleteikut mengaminkan brur
Patah Hati..?
ReplyDeleteKetika aku tidak bisa mendapatkan apa yang kuinginkan darimu, apakah sekarang aku sudah boleh untuk patah hati..?
Ketika kenyataan tak seindah harapan yang kudamba, apakah sudah cukup alasan untuk patah hatiku..?
Ketika rasa dalam dada tidak bisa tersalurkan kepada dia yang namanya terukir jauh dalam dadaku, apakah sudah bisa membuatku patah hati..?
Kecewa, sedih, sangatlah wajar kurasakan saat ini
Menangis, boleh saja, tiada yang melarangnya
Namun patah hati, sepertinya tidak boleh terjadi
Hatiku terlalu lembut untuk bisa dipatahkan
Hanya mereka yang berhati keras yang hatinya bisa dipatahkan
Aku tidak patah hati
Tidak akan pernah (lagi)
03112008
-ipin4u-
"hati selembut jelly seperti milikku dan milikmu, tidak akan pernah bisa dipatahkan oleh siapapun, apapun, dan kapanpun..." ^_^
tetap semangats ;)
@batokelapa
sama2 :)
@aa cakep
amin ^_^