06 January 2010

[flash fiction] Terpaksa Mencintaimu

Aku terpaksa mencintaimu.

Dipaksa oleh keadaan, kondisi, atau entah apapun itu, yang berada di luar kendali diriku.

Keterpaksaan memang selalu menyakitkan, awalnya. Dan katanya, keterpaksaan akan melegakan di akhirnya, ketika kita sudah mulai terbiasa, (mestinya).

Tapi kenapa, hal itu tidak berlaku buat aku?

Keterpaksaan ini semakin lama semakin menyiksaku, menyakitiku, menggerogotiku dari dalam, perlahan-lahan. Entah sampai kapan aku akan bisa terus bertahan dengan kondisi seperti ini. Kurasa aku sudah tidak sanggup lagi!

Aku dipaksa untuk mencintaimu. Dipaksa oleh kebodohanku sendiri. Dipaksa oleh kebutaanku terhadap kenyataan, bahwa kamu bukan orang yang baik. Kamu memang tidak pernah menjadi orang yang baik. Dan sepertinya, kamu tidak akan pernah bisa menjadi baik.

Kenapa aku baru bisa "melihat" hal ini sekarang? Di saat semuanya sudah terlanjur terjadi...

 

---000---

Balikpapan, 6 Januari 2010
Syamsul Arifin
*cuma fiksi doang kok, serius deh!

Inspirasi: ngobrol ringan sama istri, tentang (beberapa) perempuan2 yang suka sama pria “nakal”, padahal udah jelas cowo itu ngga bener, ngga setia, agamanya kurang lurus, tapi masih aja, si perempuan keukueh cinta mati dan percaya bahwa cinta si cowo itu hanya buat dia. Beugh! Mantab bener dah tuh cowo :D
Gambar diambil dari: sini
Artikel terkait: The 7 Reasons Why Women Love Bad Boys

7 comments:

  1. @halaqahbyu
    hehehe, makasih apresiasinya ya ;)

    ---
    sebelum terlambat dan menyesal karena dapat yang "kurang baik", mending dipikir benar2, supaya tidak "terpaksa" menyandang status palsu (kekasih-pasangan yang mencintai), karena kalau sudah menikah akan berat konsekuensinya ;)

    ReplyDelete
  2. Yups..benul bgt..pernah berada di posisi tsb...Alhamdulillah Allah masih sayang n mengingatkan...

    ReplyDelete
  3. korban jg nieh... apa yg hrs q lakukan ...

    ReplyDelete
  4. @rafa
    wah... bagus deh klo begitu ;)

    @amourorhodthanyours
    korban..? bisa jadi anda sendiri yang membuatnya menjadi terjadi :)
    karena segala keputusan itu ada di tangan kita sendiri, kitalah yang menentukannya

    cara standar: coba jernihkan perasaan, jangan sampai terbawa perasaan, lihat fakta/kenyataan secara obyektif, bersikap bijaksana, pikirkan baik2, dan tentukan yang terbaik...

    ReplyDelete
  5. Yup...Alhamdulillah...caranya yah kurang lebih gt lah...trus mohon diberi yg terbaik..mantapkan hati n insyaAllah semua dibukakan jalannya n dimudahkan...harus berani intinya sech..jgn mw terperangkap pada hal yg harusnya bisa kita cegah... :-)o

    ReplyDelete
  6. wow, keren banget nih kak...^^

    ReplyDelete