Beberapa waktu lalu saya mendapat sharing cerita, yang terlalu sayang kalau tidak saya share juga dengan anda semua.
Inti ceritanya kurang lebih seperti berikut:
Ada seorang PNS di dept Pajak yang baik. Suatu ketika dia diajak oleh atasannya untuk jalan-jalan. Selepas jalan-jalan, sang atasan memberikannya amplop (berisi uang).
Dia bertanya, ini untuk apa? Dijawab atasannya, “sudah terima saja.”
Akhirnya dia pun menerimanya.
Begitu terus sampai beberapa kali PNS tersebut menerima amplop (yang berisi uang) dari atasannya. Dia memberikan amplop-amplop yang tidak jelas itu kepada istrinya. Diterima juga oleh istrinya.
Suatu ketika, barulah sang atasan menunjukkan niat jahatnya.
Ternyata, sang pegawai itu diminta untuk merubah data-data pajak seseorang. Wah, ternyata dia disuruh melakukan manipulasi pajak!
Awalnya dia menolak, -ngga perlu dijelasin alasannya kenapa kan?- tapi kemudian bos itu mengeluarkan “kartu truf”nya. Kalau tidak mau, silakan kembalikan uang-uang yang dulu aku berikan!
Sedihlah dia… menangis, karena baru tersadar bahwa amplop-amplop (uang) yang selama ini ia terima merupakan uang haram, yang bisa “mengotori” daging keluarganya.
Di rumah, ia ceritakan masalah ini kepada istrinya –sambil meminta maaf dan menangis-nangis- kemudian istrinya masuk ke kamar, membuka lemari, mengambil kantung plastik (besar) berisikan amplop-amplop yang pernah diterima suaminya –dalam kondisi belum terbuka.
“Ini, semua kembalikan sama dia”
Keesokan harinya, si pegawai tersebut mengembalikan semua amplop-amplop yang telah ia terima di meja bosnya.
Singkat cerita, si pegawai ini dimutasi ke tempat lain. Tapi di masa sekarang ini (yang ketat pengawasan KPK), orang-orang seperti pegawai yang baik ini, pasti dibutuhkan, dan orang-orang seperti bos yang tidak baik ini, pasti tidak akan bertahan lama.
*selesai cerita*
Kebaikan dan kebenaran pasti akan menang, walau bagaimanapun kondisinya –meski terkadang ada waktu yang harus dinanti. Gusti Allah mboten sare (Allah tidak tidur), Dia tahu –maha mengetahui, dan Dia membalas perbuatan baik, dan meneguhkan para penegak kebaikan.
*
Disamping itu, saya ingin coba merasakan kebahagiaan yang si pegawai itu rasakan ketika mengetahui, ternyata sang istri tidak mempergunakan sedikit-pun uang tidak jelas yang diterima suaminya. Betapa ia mau dan mampu menjaga makanan yang masuk ke perut anggota keluarganya, menjadi hanya makanan-makanan yang halal dan baik –yang bisa mendatangkan keberkahan.
Menjaga diri dari menerima uang yang didapat dari hasil perbuatan curang, bohong, manipulasi, korupsi, dst.
Sepertinya ia merasa bahagia –lega- mempunya seseorang yang bisa menguatkan langkah kakinya menapaki tanah dunia menuju gerbang surga –insya Allah.
Semoga kita semua bisa seperti itu juga. Menjadi suami yang bekerja keras, mendapatkan banyak harta yang halal lagi barokah –yang wanita menjadi istri yang menjaga makanan dan mendukung suami mencari rezeki yang baik *amin.
---000---
Balikpapan, 8 Juni 2010
Syamsul Arifin
nice... very...very nice...
ReplyDeleteAmiin
ReplyDeletenice..TFS :)
aminn :)
ReplyDeletesubhanallah,...
ReplyDeleteindahnya pny istri spt itu
amien ya Rabb
ReplyDeleteAlhamdulillah...
ReplyDeletesemoga ini menginspirasi....kita semua....
DIA yang menciptakan kita, dan DIA Maha Mengetahui..
ReplyDelete-_-b