11 January 2008

Saya Tidak Merayakan Tahun Baru Masehi (Maupun Tahun Baru Hijriyah)

“Barang siapa menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan kaum itu” (Ahmad dan Abu Dawud, shahih)

 

Check out tulisan saya yang berjudul “Apa yang Harus Dirayakan, Kenapa Harus Gembira? Tahun Baru?“, mengenai opini saya terhadap tahun baru masehi.

 

Demikian juga saya beranggapan dengan tahun baru hijriyah. Malas sekali saya mengikuti acara tertentu yang diadakah khusus untuk menyemarakkan tahun baru hijriyah.

 

Karena dalam pendapat pribadi saya, dengan melakukan perayaan tertentu ketika tahun baru hijriyah, kita berarti sama juga/tidak berbeda dengan telah mengikuti/menyerupai perayaan tahun baru masehi, hanya saja dengan format yang berbeda.

 

Mengikuti/menyerupai/meniru/berkiblat pada suatu perayaan yang tidak ada landasan syariatnya dalam agama.

 

Namun, ada catatan yang bisa dibuat, jika hal tersebut kita lakukan untuk membuat kaum muslimin yang umum lebih mendekat pada keislaman.

 

Moment tahun baru hijriah (mungkin) bisa dijadikan semacam pengingat bagi kaum muslimin mengenai sirah Rasulullah saw, romantisme sejarah dan perjuangan kaum muslimin di awal perjuangan islam.  Sehingga semoga bisa menimbulkan kesadaran yang lebih dalam beragama.

 

Menumbuhkan semangat perubahan terkait perubahan tahun dan permaknaan kata hijrah. Agar tidak terus menerus larut dalam kelalaian, asyik dalam kemaksiatan, dan sadar dari kehilangan orientasi dalam aktivitas yang selama ini dilakukan.

 

Bagaimanapun juga, semoga dalam setiap hari kita selalu ada perubahan dalam kebaikan yang raih/capai/lakukan. Semoga. Insya Allah.

17 comments:

  1. "Karena dalam pendapat pribadi saya, dengan melakukan perayaan tertentu ketika tahun baru hijriyah, kita berarti sama juga/tidak berbeda dengan telah mengikuti/menyerupai perayaan tahun baru masehi, hanya saja dengan format yang berbeda"

    kalo menurut indah....ga juga ah kak... kan kita juga merayakannya dengan cara yg berbeda...ga seperti mereka yg merayakan di tahun baru masehi (yang kesannya berfoya-foya). asal kegiatan yg dilakukan tidak melenceng dari nilai2 agama...malah menurut indah bisa jadi sarana untuk syiar...
    but, emang sih....setiap orang kan punya pandangan yg berbeda-beda....

    ReplyDelete
  2. :)

    Saya juga ikutan kok tahun baru hijriyah kemarin ada acara di Masjid UI (mabit)
    Ada ust Muzammil Yusuf (yang ini ketinggalah sesinya, karena datang telat :D ), DR Hidayat Nurwahid, dan DR Muslih Abdul Karim
    *rame banget dah acara (dan peserta)nya...

    Klo pas tahun baru masehi, ada acara DPRa Pamulang Barat ---> bakar2 ikan euy :D makan duren, dan rambutan ^-^ melimpah banget euy :D

    *tapi cuma sampe jam 11, karena sebetulnya bukan acara tahun baru, buat penguatan menyambut pemilihan bupati Tangerang sekaligus penguatan kader aja :D

    ReplyDelete
  3. hmhmhmhmh, setiap orang punya pandangan yang berbeda

    ReplyDelete
  4. memangnya dah ga makan berapa hari nih :D

    ReplyDelete
  5. @indah and nandri
    klo dalam konteks muamalah, saya mah fine2 aja :)
    apalagi klo bisa menguatkan keimanan dan keislaman kita (serta kaum muslimin secara umum)

    tapi klo melihat keumuman hadits, jadi khawatir, klo kita akhirnya tidak punya identitas yang unik dan berbeda. meskipun dengan format acara yang berbeda, tapi kan konsep dasarnya sama, yaitu perayaan pergantian tahun :)

    @desi
    bukan karena makannya yang kebanyakan, tapi emang karena makanannya yang melimpah ruah :D
    banyak yang bawa bekal juga waktu pulang :hihi:
    Menunya: nasi uduk, ikan bakar, semur jengkol (:D makanan rakyat euy :D ), duren (banyak banget), rambutan (banyak juga, satu karung besar, dan baru dipetik lagi :D )

    ReplyDelete
  6. emang aq setiap tahun ga pernah ikutan yang kaya begituan tuh......:hehe:

    tapi kalo ngirimin kartu ucapan elektronik boleh kan ....

    ReplyDelete
  7. Aku ada acara tapi lebih ke silaturahim, review tahun lalu, and bikin target taun depan..
    Tentang romantisme (napak tilas), mudah2an ga cuma berhenti di rindu and romannya aja ya tapi berlanjut ke langkah. aamiin
    '_^

    ReplyDelete
  8. “Barang siapa menyerupai suatu kaum, berarti ia termasuk golongan kaum itu” (Ahmad dan Abu Dawud, shahih)

    Setuju!! Tapi wadow aku sudah terlanjur ikut2an iki piye??

    ReplyDelete
  9. menurut saya itu adalah pilihan selama ngga berlebihan... kompleks dirumah saya merayakan dan menurut saya sah2 saja... ni saya posting disini http://yukevirlianti.multiply.com/journal/item/228/Pawai_Izza...Pawai_Tahun_baru_Islam?replies_read=2

    ReplyDelete
  10. iya mba, ga pa2 kok, kan buat menyemarakkan syiar keislaman di lingkungan kita ^-^
    semoga bisa membuat kaum muslimin semakin dekat dengan Islam :)

    @inti bumi
    selama kita tidak pernah menganggap itu merupakan salah satu bentuk ibadah, dan hanya sekedar membuat kompetisi syiar
    menurut saya, tidaklah mengapa (dalam kacamata muamalah-pergaulan antar manusia)
    *pendapat pribadi

    ReplyDelete
  11. @kriyaseni
    ow gitu ya ^-^ yups, semoga ada langkah2 perbaikan

    @edweena
    hmmm.... tanya sama yang lebih ahli aja yaw :)

    @novi
    :)

    ReplyDelete
  12. Assalamualaikum wr.wb. Kak Ipin, apa kabar? :)
    Bagi Aline Kak, menyambut tahun baru Hijjriyah gak ada salahnya. Yang penting tahu tata cara penyambutan tahun baru Islam ini. Ya... seperti Aline, menyambut tahun baru Hijjriyah sambil menulis cerpen tahun baru. Hehehe! Gak nyambung... :P

    Jangan pernah menyambut tahun baru dgn berfoya2...! Menyambut dengan istiqomah, merenung dan mengingat perjuangan Nabi atau mencontohi semangatnya dan kegemilangannya. Begitu kali. :D

    ReplyDelete
  13. wa'alaikum salam alin :)
    alhamdulillah baik :)
    kemana aja..? dah lama ngga keliatan? ^-^
    *kayak selama ini pernah ngeliat dirimu aja :D
    *maksudnya, dah lama ngga pernah liat postinganmu %peace%

    iya2 ^-^, perbuatan/hal2 yang bermanfaat jika diniatkan karena Allah bisa mendapat pahala kok :)
    cek di ibrah2/pelajaran2 yang bisa diambil dari hadits arba'ain no.1 (yang ada penjelasan/syarah-nya) ^-^

    btw, dimana lin cerpennya..? kok tadi saya kunjungin blogsnya ngga ada :)

    ReplyDelete
  14. Cerpen? Sabar Kak ya! :) masih di buku. Belu di update. :D
    Orang sabar disayang Tuhan. Hehehe! v

    ReplyDelete
  15. wah...aku udah bayangin mas Ipin mendekam dikamar seorang diri, terus merenungi diri...ternyata :-D bawa makanan pulang..hahaha...itu buat dibagiin teman sekos???
    btw kok headshotnya ganti siyh...cakepan yang kemaren lo...culun ^_^ piss

    ReplyDelete
  16. @alin
    :) udah dibaca cerpennya :)
    bagus :topOK:

    @nikinput
    wew :D saya mah ngga ngebawa makanan, tapi teman2 yang lain ^-^
    dan tentang headshot, yang mana aja tetap cakep kok (saya) :D
    *mode narsis ON %peace%

    ReplyDelete