Ada seorang lelaki jomblo yang mau mencomblangi seorang perempuan dengan temannya (seorang laki-laki juga juga masih jomblo).
Tahukan kamu apa persepsi yang terbentuk di kepalaku...?
Bahwa sang perempuan tersebut tidak cukup pantas untuk jadi istri bagi lelaki yang jadi makcomblang tersebut!
Sebab, kalau memang sang perempuan tersebut merupakan perempuan yang baik, shalihah, dan pantas tuk dijadikan istri, maka sudah seharusnya, lelaki single itu meminta dia terlebih dahulu untuk bersedia dinikahi olehnya, daripada "melemparkannya" ke temannya yang lain.
Dalam pandangan saya, NGGA ADA ITSAR dalam urusan pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu bentuk ibadah, maka sudah seharusnya, kaidah yang bermain disana adalah kaidah "berlomba-lomba dalam kebaikan", bahasa kasarnya, dulu-duluan, kompetisi. Rebut-rebutan wanita shalihah.
*jadi inget penjelasan akh Abizechaabizecha mengenai kaidah "fastabiqul khairat" dalam urusan ibadah. Udah lama beliau ngga posting lagi... kangen...*
So, the first impression that i got from "seorang jomblo yang mencomblangi orang lain" adalah bahwa orang yang dia comblangin itu NGGA PANTAS buat dirinya, karena (sekali lagi saya tegaskan), kalau memang dia pantas tuk jadi istri yang baik, kenapa ngga dia duluan yang minta orang tersebut tuk jadi istrinya.
Ada sebuah hadits menarik yang diriwayatkan oleh Anas, suatu ketika beliau menyampaikan hadits nabi, mengenai seorang wanita yang menawarkan dirinya tuk dinikahi nabi, (sebuah hadits yang cukup panjang, yang dikisahkan disana wanita tersebut hanya dilihat dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, kemudian tidak diberikan jawaban oleh Rasulullah saw, salah seorang sahabat kemudian mengambil kesempatan itu, dan minta dinikahkan kalau Rasulullah tidak berminat dengannya, lalu kemudian cerita berlanjut ke tentang maharnya, yang ia merasa kesulitan, dst)
Ketika menceritakan hadist tersebut, anak Anas Ra, mencela wanita tersebut, kurang lebih perkataannya adalah "betapa sedikitnya perasaan malunya, idih… idiih”. Anas berkata, “dia lebih baik dari pada engkau, dia menginginkan Nabi SAW. Lalu menawarkan dirinya kepada beliau"
(baca cerita dan analisa lengkap hadits ini di buku "Kebebasan Wanita", jilid ke 3)
Salah satu hikmah yang bisa saya ambil dari cerita tesebut adalah bahwa wanita yang menawarkan dirinya ke Rasulullah merupakan wanita yang baik, karena dia tahu mengenai kebaikan pada diri Rasulullah, dan coba mengharap sedikit bagian dari kebaikan tersebut. Kalau kita kaitkan dengan cerita saya diawal, maka, seharusnya, kalau sang lelaki single tersebut tahu bahwa wanita yang mau dia combalangi merupakan perempuan baik-baik, seharusnya dia lebih duluan minta dia tuk jadi istrinya. (penekanan alasan ulang).
Kalau di hadits tadi, sang wanita tersebut (yang masih single) malah menjodohkan Rasulullah dengan wanita lain, tentu cerita antara Anas dan putri akan menjadi berbeda. Bahkan kalau kita bayangkan kejadiannya seperti itu, tentu akan sangat aneh sekali.
Sebab itu pula, ada sedikit kaidah (tidak tertulis) yang berlaku dalam dunia per-makcomblang-an berupa "sebaiknya seorang perantara itu adalah orang yang sudah menikah". Dan saya sungguh sangat sepakat sekali dengan kalimat tersebut. Biar lebih obyektif, tidak ada konflik kepentingan, dan lebih terjaga. Kata "sebaiknya" itupun menurut saya merupakan penghalusan dari kata "Harusnya". Dalam kondisi-kondisi tertentu saja, baru kaidah ini bisa disesuaikan.
Pernikahan adalah sebuah urusan yang besar (menurut saya), maka dari itu di Al Quran pernikahan disebutkan dengan kata Mitsaqon Ghalidza, perjanjian yang teguh, sebuah kata yang sama digunakan untuk mengambil perjanjian kepada bani Israel dengan mengangkat bukit Thursina di diatas kepala mereka.
Dengan konsep bahwa menikah adalah separuh agama. Untuk urusan yang sebesar itu, maka mengapa orang yang agamanya belum lengkap, malah mencoba melengkapi agama orang lain?
Entah pemahaman lelaki tersebut yang salah, belum mengerti, sok mengerti, atau dia merasa memiliki "hal-hal" (lebih tampan, lebih mapan, lebih cerdas, dan kelebihan lainnya) yang membuatnya "diatas" orang lain. Entahlah!
Dan terakhir, penutup sarkastik dari saya, "hey, kalau lu aja sendirinya masih jomblo, ngapain ngurusin ke-jomblo-an orang, mine your own jomblo-ness bung. Nikah dulu sanah, baru deh bantuin nikah-nikahin orang!"
Postingan ini terlalu ekstrim, terlalu berlebihan, terlalu lebai, kalo kata beberapa orang. Ya mungkin saja benar, toh ini cuma pemikiran seorang ipin.
*untuk contoh kasus, bisa diubah, kalau wanita yang masih jomblo coba2 jadi makcomblang, sama saja!!!
Pin..
ReplyDeletebisa jadi karena si makcomblang yg jomblo udah punya serep, bahwa ada yg lebih sholeha lagi, hanya saja untuk mendapatkannya si makcomblang ini harus meningkatkan kualitas dirinya lagi biar ketika datang melamar alasan untuk menolak jadi kecil :D
Spokat..
ReplyDeleteMemang ga ada Itsar dalam ibadah. Tp bisa jadi si pakcomblang memakai azas "sayang temen, sayang temen"
yah klw nanti nya jd ma pakcomblang mang dah jodoh nya (coz ga bakal tertukar untk urusan yg satu ini).
^_^
klo yang nyomblangin lagi proses gimana? dalam arti, mikirnya yang nyomblangin, "ya skalian aja jalan...mumpung ada temen yang nyari, dan ada yang bersedia...ya diajuin deh temennya" :D
ReplyDelete*contoh kasus aje
Setuju dgn pemikiran ini...
ReplyDeleteLebih 'ahsan',
Lebih 'terjaga',
Lebih 'terhormat'...
Kalaupun ingin jadi makcomblang atau mencomblangi, silahkan saja tapi urusan ini selanjutnya sebaiknya diserahkan kpd yang sudah menikah...tanpa ada campur tangan yang jomblo...
Bukan masalah tertukar atau tidak, tapi ada amanah yang dipegang dan bukan kedua tangan saja yg memegangnya, tapi mulut dan semua panca indera bertanggungjawab dlm 'proses'nya....
(Jd serius neh...tp gpp, sekali2)
hmm.. menurut saya ada benarnya juga postingan ini, tapi juga ada variable2 lain :D
ReplyDeleteTumben2an nih Ipin rada-rada esmossssay ;P
ReplyDeleteada apa nih bung?? *tuing tuing
Ada baiknya kita tidak terlalu berprasangka bgituh. "Lo sendiri masih jomblo, nikah dulu sono baru nyomblangin orang"<= ini juga menurutku ga melulu seperti itu. Bisa jadi karena dia merasa belum siap utk menikah dan ada temannya yg lebih siap kenapa engga? katanya berlomba2 dalam kebaikan? ya emang menjodohkan orang lain itu tidak menjadi kebaikan? Kalau yg kita comblangin akhirnya jadi, itu akan menjadi pahala besar kan ya? (denger2 sih gt. Ipin pasti lebih tau lah ;)). Atau barangkali, karena memang antara ikhwan (comblang) dan akhwat (yg dicomblangin) ada penghalang utk menikah, misalnya mereka saudara atau masing2 merasa tidak saling cocok?
Toh (setau saya nih...;P ) ngga ada ketentuan yg bisa nyomblangin tu hanya yg sudah menikah. Lebih ahsan, lebih terjaga itu so pasti, saya juga setuju banget, cuma kan bukan suatu keharusan. Ada kondisi ketika syarat itu tidak bisa terpenuhi kan?. ;)
wallohu a`lam bishowab....;)
makanya pin, nikah dulu sanaaaahhh..
ReplyDelete*ntah hapa pun maksutnya nulis yang beginian
Ada kasus nih om..Tapi icha ga tau ya ini disebut pembelaan apa tidak.
ReplyDeleteAda temen icha,dia 3tahun lebih tua dari icha,ikhwan ya.Dia pegang binaan yang usia mereka (binaannya) sepantaran dengan icha.Nah...
Binaannya itu sekarang salah satunya sedang proses.
Cha sih sempet ngledekin dia,
"kakak lucu ya,dirinya sendiri aja belum nikah,kok binaannya diizinin duluan."
truz dia jawab.
"kewajiban saya cha.Mreka kan anak-anak saya.Kalau sudah waktunya dan mereka siap,kenapa tidak.Jangan sampai status sy menghalangi langkah mereka."
kalau kayak gini gimana?
lg dicomblangin ma jomblo ya mas ipin?
ReplyDelete:D
*pingsan dipukul mas ipin*
TFS mas ipin...
ReplyDeletetidak salah..
ReplyDeletebisa jadi sang pembinanya lagi banyak tanggunan adik adiknya sehingga ia ingin memfokuskan rezekinnya untuk keluarganya dulu, kalau udah menikahkan agak repot, atau karena masih sekolah, atau karena ingin menyenangkan orang tua seperti menaikkan haji orang tua dan masih banyak lagi, berprasangka baik aja, asal jangan dikira karena pembinanya homo ya :D
Yupz...satuju sama kak ipin....
ReplyDeleteteman indah juga pernah memaparkan hal seperti ini....
cie....
ReplyDeletelagi di comblangin, nih ceritanya
pengalaman pribadikah? :D
ReplyDeletesbenernya yang ng-post ni sebagai mak comblang@ apa yang mw dicomblangin he2 kidding...
ReplyDeletepertanyaan bagus...hehehe
ReplyDeletegitu yak?*mode lugu onMake Your Comment Here
ReplyDeleteMakcomblang biasanya keren
ReplyDeleteKayak diriku
Wah gitu ya...
ReplyDeleteKok alasanny serem bgt ya..:-|
G digubris ipin, pertanyaan temen2 yg lain
ReplyDeleteHehehe, sm kek waktu di myq
G digubris ipin, pertanyaan dan pernyataan temen2 yg lain
ReplyDeleteHehehe, sm kek waktu di myq
Menarik bgt tulisannya. TFS.
ReplyDeleteDibukukan saja pak...
ReplyDelete