24 April 2010

Manajemen Stres ala Syamsul Arifin

Ada dua kategori stres, stres yang baik dan stres yang buruk.

1.    Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun).
2.    Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak).

Pada tahap tertentu, stres atau tekanan malah justru menjadi suatu hal yang bagus, karena membuat kita dapat melakukan pencapaian tertentu. Tekanan di tempat kerja, tekanan oleh atasan, tekanan pada target-target yang telah ditetapkan, pada tahapan tertentu membuat kita menjadi terpacu untuk dapat menaklukkannya, untuk dapat sukses berhasil menutup target yang telah ditetapkan.

Namun jika kapasitas kita tidak sanggup menghadapi stres tersebut, berbagai macam hal negatif akan mendera. Pesimis, murung, sedih, bahkan sampai menjadi sakit.

Paul J. Rosch, M.D., F.A.C.P. Presiden American Institute of Stress Clinical Professor of Medicine and Psychiatry, New York Medical College Honorary Vice-President, International Stress Management Association, mengatakan bahwa para peneliti mengalami kesulitan untuk mendefinisikan stres, karena sangat subyektif dan terkait dengan sensasi yang berbeda antar tiap individu. Stres, katanya pula, tidak selalu harus menjadi distress (stres yang buruk). Kondisi seperti menaiki wahana roller coster yang menimbulkan rasa cemas dan ketakutan bagi beberapa orang, terbukti memberikan kesenangan bagi beberapa orang yang lain. Menang dalam perlombaan atau pemilu bisa jadi merupakan kondisi yang lebih menimbulkan stres ketimbang kalah, namun ini adalah stres yang baik. (http://www.stress.org/)

Peningkatan Kemampuan Diri

Coba ingat-ingat lagi masa-masa sewaktu SD dulu. Mungkin ada beberapa diantara kita yang pernah stres menghadapi mata pelajaran tertentu. Matematika atau olah-raga –tergantung diri kita-, bisa menjadi momok yang menakutkan sehingga membuat malas/bahkan tidak mau berangkat ke sekolah lagi.

Tapi coba lihat diri kita sekarang. Tentunya jika disajikan ujian-ujian pelajaran anak-anak SD, akan kita “habisi” soal-soal tersebut, terkesan mudah sekali.

Kondisi dimana kemampuan kita tidak cukup memadai untuk menghadapi persoalan di hadapan menyebabkan stres. Karenanya dibutuhkan kemampuan yang cukup untuk dapat mengelola stres dengan baik. Coping.

Asah terus kompetensi di bidang yang kita geluti. Ikuti perkembangan, terobosan, dan invosi terkini, untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan. Ikuti forum atau perhimpunan dengan topik yang sesuai, bertemu orang yang lebih ahli-lebih berpengalaman, sharing pengetahuan-pengalaman, memperluas sudut pandang.

Hiburan

Jogging, berwisata, berkebun, mengurusi hewan peliharaan, berbelanja, nonton film komedi, pijat, mempergunakan aromatherapy dll bisa jadi merupakan alternatif pilihan untuk mengurangi tingkat stres. Tergantung kesenangan masing-masing.

Namun kesemua itu hanya untuk mengurangi efek stres pada tubuh dan mental. Hal yang seharusnya kita lakukan adalah mengidentifikasi sumber stres yang terjadi dan mencari cara untuk menghindari atau mengurangi pengaruhnya.

Beberapa dari kita mungkin menghindari stres dengan menimbulkan stres baru, seperti perilaku merokok, minum minuman keras atau menggunakan narkoba untuk menghilangkan stres yang justru pada hakikatnya malah akan menimbulkan stres yang lebih parah. Jangan dicoba cara-cara ini!

Berdoa

Kedekatan kita pada Allah. Shalat, berdoa, membaca Quran, merupakan tambahan cara untuk menghadapi stres. Keyakinan bahwa ada zat yang memiliki kekuasaan tak terbatas, yang maha pengasih lagi maha penyayang terhadap hamba-hamba yang beriman; keyakinan bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan dan setiap musibah yang terjadi hanya akan membawakan kebaikan bisa memberikan kenyamanan tersendiri.

Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya). (QS. An-Naml: 62)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyiraah: 5-6)



---000---

Balikpapan, 24 April 2010
Syamsul Arifin


*picture were taken from: here

2 comments:

  1. bagus bagus bagus...
    Ditiap tahap tertentu,setiap orang punya tugas perkembangan masing2,saat dia bisa melewati tiap2 tugas perkembangannya,insyaallah dia akan mudah melakukan coping..

    ReplyDelete