1. Hak pangan
2. Hak sandang
3. Hak tempat tinggal
4. Hak pelayanan kesehatan
5. Hak pendidikan dan mengembangkan diri
6. Hak mendapat perlindungan: perlindungan fisik, perlindungan emosional, perlindungan seksual, perlindungan dari penelantaran
7. Hak bermain
8. Hak berpartisipasi
*Baca deh, lumayan bagus artikelnya ;)
Beberapa komentar saya atas artikel itu:
saya suka beberapa kutipan ini...
Kalau ngga bisa masak sendiri, sewa orang buat masak makanan yang sehat, atau minimal ada pengasuh (baik ortu/mertua) yang bisa mengawasi dan memberi makan sehat
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat ketika mereka berumur sepuluh tahun serta pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka.” (HR Abu Dawud)
Nambahin sedikit yang ini:
Pada suatu kesempatan, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab kehadiran seorang tamu lelaki yang mengadukan kenakalan anaknya, “Anakku ini sangat bandel.” tuturnya kesal. Amirul Mukminin berkata, “Hai Fulan, apakah kamu tidak takut kepada Allah karena berani melawan ayahmu dan tidak memenuhi hak ayahmu?” Anak yang pintar ini menyela. “Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya kewajiban memenuhi hak anak?”
Umar ra menjawab, “Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik, jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik. Ketiga, mendidik mereka dengan al-Qur’an.”
Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak tersebut menjawab, “Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun diberi nama “Kelelawar Jantan”, sedang dia juga mengabaikan pendidikan Islam padaku. Bahkan walau satu ayatpun aku tidak pernah diajari olehnya. Lalu Umar menoleh kepada ayahnya seraya berkata, “Kau telah berbuat durhaka kepada anakmu, sebelum ia berani kepadamu….
Umar ra menjawab, “Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik, jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik. Ketiga, mendidik mereka dengan al-Qur’an.”
Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak tersebut menjawab, “Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun diberi nama “Kelelawar Jantan”, sedang dia juga mengabaikan pendidikan Islam padaku. Bahkan walau satu ayatpun aku tidak pernah diajari olehnya. Lalu Umar menoleh kepada ayahnya seraya berkata, “Kau telah berbuat durhaka kepada anakmu, sebelum ia berani kepadamu….
1. Dari uraian kutipan cerita Umar diatas, jika kita sebagai seorang suami/ayah tidak bisa menyediakan pengajaran yang optimal, maka setidaknya ada dukungan pengajaran dari istri yang shalehah, sebab bisa jadi sang ibunya lebih memiliki waktu yang banyak dengan si anak
2. Konsisten mengajarkan kebaikan melalui teladan yang baik. Mencontohkan cara-cara pelaksanaan ibadah dan amal ma'ruf lainnya, tidak hanya memerintahkan anak saja sedang diri sendiri tidak menjalankan
3. Bersemangat juga mempelajari agama agar si anak termotivasi untuk mempelajarinya. Mempergunakan cara-cara dan metode yang sesuai dengan perkembangan usia anak
4. Menyediakan pengajaran tambahan melalui lembaga yang terpercaya. Mengupah guru yang memiliki kompetensi khusus untuk mengajari agama. Jika untuk kesuksesan dunia, kita tidak ragu mengeluarkan uang lebih untuk biaya sekolah, buku, les, privat, maka seharusnya kita lebih tidak ragu dan lebih royal untuk kesuksesan akhirat anak kita
Ada tambahan lainnya..?
---000---
Balikpapan, 25 Desember 2010
Syamsul Arifin
Gambar diambil di sini
nah bagaimana dengan hak kebebasannya apakah perlu???
ReplyDeletekebebasan macam apa yang kamu maksudkan..? :)
ReplyDeletekebebasan yang tidak mengekang anak
ReplyDeletebaca artikel yang saya tunjukin itu dulu deh, baru nanti bisa ngeh dengan penjelasan2 detailnya :)
ReplyDeletemantabbb. :)
ReplyDeletekadang orangtua tak memperhatikan hak-hak tersebut
ReplyDelete@lembarkertas, iya, si penulis artikel itu cukup detail juga nulisnya :)
ReplyDelete@latansaide, ya, kan ngga ada sekolahan buat jadi ortu yg hebat, jadinya trial-error dan banyak yg berdasarkan yg diketahui ajah...