25 December 2010

Hak-Hak Anak

Ada artikel bagus mengenai hak-hak anak. Bisa dibaca selengkapnya di sini. Point-pointnya yaitu:

1. Hak pangan
2. Hak sandang
3. Hak tempat tinggal
4. Hak pelayanan kesehatan
5. Hak pendidikan dan mengembangkan diri
6. Hak mendapat perlindungan: perlindungan fisik, perlindungan emosional, perlindungan seksual, perlindungan dari penelantaran
7. Hak bermain
8. Hak berpartisipasi
*Baca deh, lumayan bagus artikelnya ;)

Beberapa komentar saya atas artikel itu:

saya suka beberapa kutipan ini...



Quote 1. HAK PANGAN
Minimal anak diberi makanan bergizi 3 kali sehari, bukan sekadar makan atau jajan junk food hanya lantaran orang tua tak mau repot masak.
Hak makan, jangan sampe gara2 kedua ortu kerja, anak jadi makan "seadanya" mulu... kudu makan yg bergizi dan bervariasi.Quote

Kalau ngga bisa masak sendiri, sewa orang buat masak makanan yang sehat, atau minimal ada pengasuh (baik ortu/mertua) yang bisa mengawasi dan memberi makan sehat


Quote 3. HAK TEMPAT TINGGAL
Idealnya, anak lelaki dan perempuan dipisah kamar tidurnya. Minimal, untuk mengajarkan nilai-nilai privasi. Jika tak memungkinkan, entah dari ruang atau lahan maupun kemampuan ekonomi, minimal pisahkan tempat tidurnya saja, deh.Quote

Hak tempat tinggal dan tidur ini terkait banget sama hadits nabi:

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat ketika mereka berumur sepuluh tahun serta pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka.” (HR Abu Dawud)


Quote 5. HAK PENDIDIKAN DAN MENGEMBANGKAN DIRI

Orang tua pun harus memperhatikan keinginan, minat, dan bakat anak dalam menentukan sekolah.

Kalau tidak, jelas merupakan pelanggaran karena setiap anak berhak mengembangkan diri sesuai potensinya. Misal, orang tua yang berprofesi dokter lantas menuntut anaknya juga dokter. Jika hanya sebatas mengarahkan dan si anak akhirnya pun suka, ya, enggak apa-apa. Orang tua juga perlu mewaspadai ambisi pribadinya yang tak kesampaian di masa lalu, karena biasanya anaklah yang dijadikan sasaran. Misal, orang tua bercita-cita jadi atlet renang tapi enggak kesampaian, maka anaknya sejak dini sudah dikursuskan renang padahal si anak minatnya di bidang tarik suara. Nah, itu, kan, enggak betul.Quote

Anak jangan jadi sasaran ambisi pribadi ortu *like this


Quote 6. HAK MENDAPAT PERLINDUNGAN

* Perlindungan Emosional Jangan memaki-maki anak, menjulukinya dengan sebutan-sebutan negatif, ataupun ungkapan verbal lain yang bersifat melecehkan.

* Perlindungan Seksual
1) ajarkan cara-cara menolak perlakuan buruk terhadap tubuhnya, termasuk sentuhan-sentuhan pada daerah-daerah tertentu seperti alat kelamin dan payudara;
2) jangan biarkan ia keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang, minimal ditutup rapat dengan handuk;
3) jelaskan batas nyaman-tak nyaman dan aman-tak aman, misal, hanya boleh cium tangan dan pipi tapi lainnya tidak;
4) jelaskan pula perbedaan ciuman dan pelukan sebagai ungkapan kasih sayang, persahabatan, ekspresi kebanggaan, atau justru nafsu;
5) biasakan tidur di kamar dengan gorden tertutup rapat dan pintu terkunci, ajarkan mengenakan piyama atau selimut yang tak memungkinkannya mengumbar paha atau dada;
6) ajarkan untuk menyebut alat kelaminnya dengan nama yang benar, penis untuk lelaki dan vagina untuk perempuan.Quote

Perlindungan seksual dan pengajaran-pengajaran ini mungkin bisa juga meminimalisir korban kekerasan seksual yg terjadi pada anak-anak.


Quote * Perlindungan Dari Penelantaran Sementara di kalangan masyarakat berada, penelantaran terjadi dalam bentuk, misal, membiarkan bayi bermain sendiri di boksnya, tak disapa, apalagi diajak bermain. Bahkan, saat disuapi pun disambi dengan keasyikan membaca atau menonton TV.Quote
atau keasyikan internetan


Quote 8. HAK BERPARTISIPASI

Orang tua harus belajar menghargai pilihan anak, sekalipun pilihannya keliru/salah. Namanya juga anak, kan, sedang dalam proses belajar. Tugas orang tualah untuk mengarahkannya. Jadi, jangan pernah mendudukkan anak sebagai objek, melainkan subyek. Quote



Nambahin sedikit yang ini:

Quote 5. HAK PENDIDIKAN DAN MENGEMBANGKAN DIRI Quote

Pada suatu kesempatan, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab kehadiran seorang tamu lelaki yang mengadukan kenakalan anaknya, “Anakku ini sangat bandel.” tuturnya kesal. Amirul Mukminin berkata, “Hai Fulan, apakah kamu tidak takut kepada Allah karena berani melawan ayahmu dan tidak memenuhi hak ayahmu?” Anak yang pintar ini menyela. “Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya kewajiban memenuhi hak anak?”

Umar ra menjawab, “Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik, jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik. Ketiga, mendidik mereka dengan al-Qur’an.”


Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak tersebut menjawab, “Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun diberi nama “Kelelawar Jantan”, sedang dia juga mengabaikan pendidikan Islam padaku. Bahkan walau satu ayatpun aku tidak pernah diajari olehnya. Lalu Umar menoleh kepada ayahnya seraya berkata, “Kau telah berbuat durhaka kepada anakmu, sebelum ia berani kepadamu….

Seorang anak berhak mendapatkan pengajaran agama dari orangtua. Jika tidak bisa mengajarkannya sendiri dikarenakan beberapa kendala seperti keterbatasan waktu, minimnya ilmu, dll, maka bisa dilakukan beberapa tips berikut:

1. Dari uraian kutipan cerita Umar diatas, jika kita sebagai seorang suami/ayah tidak bisa menyediakan pengajaran yang optimal, maka setidaknya ada dukungan pengajaran dari istri yang shalehah, sebab bisa jadi sang ibunya lebih memiliki waktu yang banyak dengan si anak

2. Konsisten mengajarkan kebaikan melalui teladan yang baik. Mencontohkan cara-cara pelaksanaan ibadah dan amal ma'ruf lainnya, tidak hanya memerintahkan anak saja sedang diri sendiri tidak menjalankan

3. Bersemangat juga mempelajari agama agar si anak termotivasi untuk mempelajarinya. Mempergunakan cara-cara dan metode yang sesuai dengan perkembangan usia anak

4. Menyediakan pengajaran tambahan melalui lembaga yang terpercaya. Mengupah guru yang memiliki kompetensi khusus untuk mengajari agama. Jika untuk kesuksesan dunia, kita tidak ragu mengeluarkan uang lebih untuk biaya sekolah, buku, les, privat, maka seharusnya kita lebih tidak ragu dan lebih royal untuk kesuksesan akhirat anak kita

Ada tambahan lainnya..?




---000---

Balikpapan, 25 Desember 2010
Syamsul Arifin

Gambar diambil di sini

7 comments:

  1. nah bagaimana dengan hak kebebasannya apakah perlu???

    ReplyDelete
  2. kebebasan macam apa yang kamu maksudkan..? :)

    ReplyDelete
  3. kebebasan yang tidak mengekang anak

    ReplyDelete
  4. baca artikel yang saya tunjukin itu dulu deh, baru nanti bisa ngeh dengan penjelasan2 detailnya :)

    ReplyDelete
  5. kadang orangtua tak memperhatikan hak-hak tersebut

    ReplyDelete
  6. @lembarkertas, iya, si penulis artikel itu cukup detail juga nulisnya :)
    @latansaide, ya, kan ngga ada sekolahan buat jadi ortu yg hebat, jadinya trial-error dan banyak yg berdasarkan yg diketahui ajah...

    ReplyDelete