10 May 2008

Stres di Tempat Kerja

Lingkungan pekerjaan berubah dengan pesat. Pada saat ini, stres kerja menjadi ancaman yang serius bagi kesehatan pekerja dan pada akhirnya mengancam kesehatan suatu organisasi/perusahaan. Tulisan ini dibuat untuk menyediakan pengetahuan untuk mengurangi ancaman tersebut. Dengan menitikberatkan mengenai penyebab stres dan langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk mencegahnya.

Beberapa survei mengenai persepsi pekerja atas stres kerja telah dilakukan untuk mengukur besarnya masalah ini. Survei yang dilakukan oleh Northwestern National Life menyatakan bahwa 25% pekerja mengaku mengalami stres yang sangat parah.

Sedang survei dari Families and Work Institute menyetakan bahwa 25% pekerja sering dan sangat sering dibuat stres oleh pekerjaannya.

Universitas Yale mengumumkan bahwa 29% pekerja melaporkan bahwa mereka merasa sedikit atau sangat stres di tempat kerja.

 

Stres kerja adalah…

Stres kerja bisa didefinisikan sebagai suatu respon fisik dan mental yang terjadi saat permintaan/persyaratan kerja tidak sesuai dengan kemampuan, sumber daya, maupun kebutuhan pekerja. Stres kerja bisa menjurus menjadi status kesehatan yang memburuk atau bahkan kecelakaan.

Definisi stres kerja terkadang menjadi rancu dengan tantangan, namun kedua konsep tersebut tidaklah sama. Tantangan bisa menyemangati kita secara mental dan fisik. Tantangan memotivasi kita untuk belajar kemampuan baru dan menguasai pekerjaan kita. Saat tantangan tersebut tercapai, kita akan merasa tenang dan puas. Sehingga, tantangan merupakan komponen yang penting untuk kesehatan dan pekerjaan yang produktif.

Namun dalam situasi yang berbeda, tantangan bisa berubah menjadi tuntutan pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan, rasa tenang berubah menjadi rasa lelah, dan rasa puas berubah menjadi rasa stres. Dan dalam waktu sekejab, tahapan ini mengarah kepada rasa sakit, kecelakaan, dan kegagalan kerja.

 

Stres Kerja terjadi saat permintaan/persyaratan kerja tidak sesuai dengan kemampuan, sumber daya, maupunpun kebutuhan pekerja

 

Apa Penyebabnya?

Hampir semua orang setuju bahwa stres kerja merupakan hasil dari interaksi pekerja dengan kondisi kerja. Perbedaan berbagai macam pihak terutama saat melihat perbedaan prioritas antara karakteristik pekerja dengan kondisi kerja sebagai penyebab utama stres kerja. Perbedaan sudut pandang tersebut merupakan hal yang esensial karena terkait dengan pendekatan untuk mencegah stres kerja.

Menurut sebuah logika berpikir, perbedaan karakteristik individu seperti kepribadian dan gaya coping (menyesuaikan dengan stres) merupakan hal penting dalam memprediksi munculnya stres sebagai akibat dari suatu pekerjaan-atau dengan kata lain, suatu hal yang dapat menimbulkan stres bagi orang tertentu belum tentu menimbulkan stres bagi orang lain.

Sudut pandang ini mengarah kepada strategi pencegahan yang menfokuskan pada pekerja dan cara untuk membantu mereka coping dengan tuntutan pekerjaan.

Meskipun perbedaan individu merupakan hal penting yang tidak dapat diabaikan, bukti ilmiah telah menunjukan bahwa kondisi kerja tertentu memang membuat stres bagi kebanyakan orang. Kelebihan beban kerja dan perbedaan harapan merupakan sebuah contoh yang nyata. Bukti tersebut merupakan argumen nyata yang menekankan bahwa kondisi kerja merupakan faktor penting penyebab stres kerja, dan penyesuaian kerja merupakan strategi utama pencegahannya.

 

Pendekatan NIOSH mengenai stres kerja

Berdasarkan pengalaman dan riset, NIOSH menyatakan bahwa kondisi kerja memainkan peranan yang penting dalam menyebabkan stres, meskipun pengaruh dari faktor individu tidak dapat diabaikan begitu saja.

Menurut pandangan NIOSH, paparan dari kondisi kerja yang penuh stres (disebut juga stresor kerja) mempunyai pengaruh yang langsung terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja. Namun, seperti yang terlihat pada gambar dibawah, individu ataupun faktor lain bisa mempengaruhi untuk memperbesar ataupun mengurangi pengaruh ini.

Beberapa contoh faktor individu dan situasi yang bisa mengurangi efek stres kerja adalah sebagai berikut:

·        Keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga atau kehidupan pribadi

·        Dukungan lingkungan dan rekan kerja

·        Cara pandang yang positif dan tenang

 

  

Kondisi kerja yang dapat menimbulkan stres

·        Disain kerja. Beban kerja yang berat, istirahat yang tidak teratur, jam/shift kerja yang panjang; tugas yang rutin dan sangat sibuk yang bermakna tidak  terlalu penting, tidak memaksimalkan kemampuan pekerja, dan sedikit wewenang yang dimiliki.

·        Gaya manajemen. Kurangnya keterlibatan pekerja dalam mengambil keputusan, buruknya komunikasi, dan kurangnya kebijakan yang bersifat kekeluargaan.

·        Hubungan interpersonal (antar sesama), buruknya lingkungan sosial dan kurangnya dukungan atau bantuan dari rekan kerja dan supervisor.

·        Peran pekerjaan. Konflik atau pengharapan kerja yang tidak jelas, terlalu banyak tanggung jawab, dan terlalu banyak posisi (multi posisi)

·        Pertimbangan karir. Ketidakamanan kerja dan kurangnya peluang untuk berkembang, promosi, perubahan mendadak dimana pekerja kurang mempersiapkannya.

·        Kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan fisik yang berbahaya atau tidak nyaman seperti kebisingan, polusi udara, maupun masalah ergonomi.

 

Stres Kerja dan Kesehatan: Hasil-Hasil Penelitian

Dalam 20 tahun terakhir, banyak penelitian yang berusaha mencari tahu hubungan antara stres kerja dengan berbagai jenis penyakit. Gangguan tidur, mood, rasa kesal, sakit kepala, sakit perut, gangguan pada hubungan keluarga dan teman merupakan contoh-contoh masalah akibat stres yang sering dilihat pada penelitian-penelitian tersebut. Tanda awal dari stres kerja tersebut biasanya dapat dengan mudah kita kenali, namun stres kerja pada penyakit  kronis menjadi lebih sulit untuk dilihat karena membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang dan bisa dipengaruhi faktor lain selain stres kerja.

Meskipn demikian, bukti-bukti sedang terakumulasi untuk menunjukan bahwa stres memegang peranan yang signifikan pada beberapa masalah kesehatan yang kronis-terutama penyakit jantung, kelainan tulang, dan kelainan psikologis.

 

·        Penyakit jantung dan pembuluh darah. Banyak penelitian menyatakan bahwa pekerjaan dimana pekerja memiliki sedikit kendali atas proses kerja telah meningkatkan resiko penyakit jantung.

·        Kelainan tulang. Berdasarkan penelitian dari NIOSH dan organisasi lain, diyakini bahwa stres kerja meningkatkan resiko kelainan tulang belakang.

·        Kelainan psikologis. Beberapa penelitian menyatakan bahwa masalah kesehatan mental (seperti depresi dan kelelahan) pada beberapa pekerjaan dipengaruhi oleh stres kerja.

·        Kecelakaan kerja. Meskipun memerlukan beberapa penelitian lanjutan, ada semacam dugaan bahwa kondisi stres kerja menggangu praktik kerja yang aman dan membuat kecelakaan akibat kerja.

·        Bunuh diri, kanker, luka, dan fungsi imun (pertahanan tubuh) yang rusak. Beberapa penelitian menyatakan hubungan antara stres kerja dengan beberapa masalah kesehatan. Meskipun demikian, dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memastikan kesimpulan yang pasti.

 

Apa Yang Bisa Kita Lakukan Dalam Menangani Stres Kerja?

Program Manajemen stres. Pelatihan manajemen stres dan program konseling karyawan bisa meningkatkan kemampuan pekerja untuk coping dengan situasi kerja yang rumit. Hampir setengah dari perusahaan besar di Amerika Serikat menyediakan beberapa jenis pelatihan manajemen stres bagi karyawannya. Pelatihan manajemen stres mengajarkan pekerja mengenai sifat dan sumber stres, pengaruh stres bagi kesehatan, dan kemampuan individu untuk mengurangi stres-contohnya, manajemen waktu atau latihan penenangan. Program konseling karyawan menyediakan konsultasi bagi karyawan terhadap masalah kerja maupun masalah pribadi. Pelatihan manajemen stres bisa secara signifikan mengurangi tanda akibat stres, seperti kecemasan dan gangguan tidur; keuntungan lainnya adalah program ini tidak mahal serta dapat dengan mudah diterapkan. Meskipun demikian, program manajemen stres memiliki kekurangan seperti efek pengurangan tanda akibat stres bersifat jangka pendek; terkadang penyebab utama stres kerja seringkali terabaikan karena lebih fokus kepada karyawandan bukan lingkungannya.

Perubahan organisasi. Dengan mendatangkan ahli untuk  merumuskan cara terbaik untuk meningkatkan kondisi kerja, cara ini merupakan cara yang paling efektif karena melibatkan identifikasi terhadap aspek stresor pekerjaan (contohnya, beban kerja dan konflik pengharapan) dan cara untuk mengurangi atau menghilangkan stresor yang telah teridentifikasi. Keuntungan dari pendekatan ini adalah bisa secara langsung mengatasi penyebab utama stres kerja. Namun, para manager seringkali merasa tidak nyaman dengan pendekatan ini karena bisa merubah rutinitas pekerjaan dan jadwal produksi, atau struktur organisasi.

Kombinasi antara perubahan organisasi dan manajemen stres merupakan cara yang terbaik dalam mencegah stres kerja.

 

Mencegah stres di tempat kerja: sebuah pendekatan yang komprehensif

 

 

Sumber Bacaan (disadur dan disarikan dari buku):

National Institute for Occupational Safety and Health, Stres at Work.

 

 

Penulis:

Syamsul Arifin, SKM

Safety Professional

Alumni Departemen K3 FKM UI angkatan 2001

syamsul.arifin@yahoo.com

5 comments:

  1. terima kasih bang, atas artikelnya.

    ada tips stres ketika tugas akhir atau skripsi g? boleh share ne

    ReplyDelete
  2. wah tentang teknik coping dan stressnya ada di coretan saya tuh... jadi biar lebih dalam... titlenya "Stress"

    Pembaca :
    S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni
    Alumni orang stress.... hehehehe

    ReplyDelete
  3. @dhiansatri
    sama2 :)
    wah, klo tips yang itu kurang tahu... tetap optimis, positif thinking dan semangat ya ngerjain skripsinya :)
    insya Allah bisa ^_^

    @lussy
    wow.. terima kasih atas tambahan info bahan bacaannya :)

    ReplyDelete
  4. ada salam dari pak ridwan.. Dosen HPS

    Hakam
    mahasiswa K3 FKMUI
    dearhakam@windowslive.com

    ReplyDelete
  5. wah terima kasih artikel nya ...sangat membantu

    ReplyDelete